1 Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) • Pengukuran Sudut Vertikal Tujuan : a. Menentukan besarnya sudut tegak yang terbentuk antara 2 titik terhadap arah mendatar atau arah vertikal. b. Menentukan jarak mendatar antara 2 titik (Jarak Optis) c. Menentukan jarak tegak antara 2 titik (Beda Tinggi = Δh) Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) Sistem Dasar Pengukuran Sudut Vertikal 1. Sudut yang dihitung terhadap arah mendatar pada skala lingkaran vertikal yang disebut Sudut Miring (helling = h) Artinya : Bila teropong dalam keadaan mendatar, bacaan sudut vertikal = 0o Untuk jenis theodolit yang menggunakan helling sebagai sudut vertikal h : • Besarnya sudut miring dengan batasan -90o h 90º • h 0o bila target lebih tinggi dari pada teropong theodolit • h 0o bila lebih rendah dari pada teropong theodolit Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) 2. Sudut yang dihitung terhadap arah vertikal (tegak) pada skala lingkaran vertikal yang disebut Sudut Zenit (Z) Artinya : Bila teropong dalam keadaan mendatar, bacaan sudut vertikal = 90o Untuk jenis theodolit yang menggunakan zenit sebagai sudut vertikal Z : • Besarnya sudut zenit dengan batasan 0o, Z, 180o dan 180o Z 360º • Z 90o atau 270o Z 270º bila target bidik lebih tinggi dari pada teropong theodolit Hubungan antara sudut miring helling (h) dan sudut zenit (Z) adalah : h + Z = 90o Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) Keterangan : A, B = Nama titik / patok Dm = Jarak miring D = Jarak Datar Δh = Jarak vertikal / Beda tinggi Z = Sudut Zenit Ti = Tinggi alat P = Jarak vertikal / Garis mendatar terhadap bacaan tengah benang Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) Jarak Miring Jarak miring dengan sudut Zenit : Dm = (Ba – Bb) x 100.sin Z Jarak miring dengan sudut helling : Dm = (Ba – Bb) x 100.cos h
Jarak Datar Jarak datar dengan sudut Zenit : D = Dm x sin Z D = (Ba – Bb) x 100.sin2 Z Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) Jarak datar dengan sudut helling : D = Dm x cos h D = (Ba – Bb) x 100.cos2 h
Beda tinggi antara titik A dan titik B :
Δh = (P + Ti) – Bt P = D x Ctg Z P = D x 1/tan Z Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) • Sipat Datar Memanjang
Dilakukan apabila jarak antara dua buah titik
yang akan ditentukan beda tingginya terlalu jauh.
Jarak antara dua buah titik dibagi menjadi jarak-
jarak yang lebih pendek. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) Syarat pengukuran sipat datar memanjang • Banyaknya slag tiap seksi harus genap • Sebelum dan sesudah pengukuran harus dilakukan pemeriksaan garis bidik • Pengukuran beda tinggi dilakukan pergi-pulang • Masing-masing pengukuran tiap slag dilakukan “double stand” • Pengukuran satu seksi harus selesai dalam satu hari Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) Diusahakan tiap seksi memenuhi syarat jumlah jarak belakang sama dengan jumlah jarak muka Pembacaan selalu dilakukan ke rambu belakang baru ke rambu muka Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang, dan sebaliknya untuk slag berikutnya Selisih stand I dan stan II tidak boleh lebih dari 2 mm Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) Jarak antara rambu denganalat ukur dihitung secara optis, yaitu : Jarak belakang : Db = (Ba blk – Bb blk) Jarak muka Dm = (Ba mk – Bb mk) Rambu harus diletakkan tegak lurud di atas titik/pilar atau tatakan rambu Beda Tinggi dihitung dengan rumus Δh = Bt blk – Bt mk Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) • Sipat Datar Profil Sipat Datar Profil Memanjang Teknik Pengukuran : Pengukuran beda tinggi dilakukan pada setiap tempat yang mengalami perbedaan relief ketinggian dan pada titik/pilar tetap. Pengukuran jarak dilakukan dengan pita ukur/rantai ukur, setiap panjang 50 meter diberi tanda untuk keperluan profil melintang. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) Sipat Datar Profil Melintang Teknik Pengukuran : Pengukuran profil melintang dilakukan setiap jarak 50 m dan pada setiap titik/pilar yang dilewati. Pengukuran profil melintang berjarak 25 m ke sebelah kiri dan kanan sumbu profil memanjang, dimana pada setiap 5 m diukur ketinggiannya. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV) Sipat Datar Profil Melintang Teknik Pengukuran : Pada titik/pilar tetap yang membentuk sudut, profil melintangnya dibuat dalam arah membagi sudut sama besar. Bila jarak antara titik/pilar tetap kurang dari 50 m, maka pada sisi tersebut ujung dan pangkalnya dibuat profil melintangnya.