Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
CURUG GOMBONG
Kondisi
Terbatasnya
Energi Listrik
+ Curug
Gombong

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga


Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Energi Di
Curug Gombong
1.2 RUMUSAN
MASALAH
• Bagaimana prinsip kerja PLTMH sebagai pembangkit listrik

skala kecil ?

• Komponen apa saja yang dibutuhkan untuk membangun

PLTMH di Curug Gombong ?

• Bagaimana analisis perhitungan pada perencanaan

pembangunan PLTMH di Curug Gombong ?


1.3 MAKSUD DAN
TUJUAN
• Menganalisa jumlah energi potensial yang dihasilkan dari terjunan air

di Curug Gombong

• Menganalisis perhitungan perencanaan pembangunan PLTMH

dengan menggunakan sumber energi terjunan air di Curug Gombong.

• Merancang referensi dasar untuk penelitian yang lebih dalam pada

jenjang lebih tinggi


1.4 RUANG LINGKUP
•Penelitian ini
hanya ditekankan
pada perhitungan
perencanaan
PLTMH saja.

•Pada perhitungan
•Tidak membahas perancangan
rancangan sipilnya hanya
anggaran biaya Ruang dibahas mengenai
realisasi perhitungan bak
perencanaan Lingkup pengendap pasir
PLTMH (sandtrap) dan pipa
pesat (penstock).

•Pada perhitungan
perancangan
mekanik dan
elektriknya hanya
dibahas mengenai
perhitungan turbin,
generator dan
transformator.
1.5 MANFAAT PKL

Bagi Masyarakat Desa


Bagi Akademi Bagi Penulis
Teknik Tirta Wiyata
• Gombong
Mempraktikan
Magelang di lapangan ilmu pengetahuan dan
teori – teori yang didapat selama kuliah di Akademi
Diharapkan dengan adanya perencanaan bangunan
Diharapkan
Teknikdapat
Tirta menjadi bahan acuan dan tolak
Wiyata Magelang.
• Sebagai
PLTMH dapat media
direalisasikan dan menjadi
untuk menambah sumber
pengetahuan,
ukur keberhasilan
pemahaman, proses belajar mengajar,
dan pengalaman penulisagar
tentang
energi listrik alternative desa untuk mensejahterakan
perencanaan analisis PLTMH .
• Sebagai
lulusan AKATIRTA
kehidupan dapat
masyarakat
media diandalkan
desa
untuk di dalam
Gombong
menambah dan dengan
relasi
mahasiswa fakultas lain .
membantu memajukan sector pariwisata desa
• Untukpekerjaan
persaingan memenuhi . tugas akhir
Gombong sebagai desa Agrowisata

.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR
TEORI
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro(PLTMH) Pembangkit listrik tenaga air skala piko pada
adalah pembangkit listrik berskala kecil (kurang dari prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan
200 kW), yang memanfaatkan tenaga(aliran) air jumlah debit air per detik yang ada pada aliran
sebagai sumber penghasil energy. PLTMH termasuk air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran
sumber energi terbarukan dan layak disebut clean air ini akan memutar poros turbin sehingga
energy karena ramah lingkungan. Dari segi teknologi, menghasilkan energi mekanik. Energi ini
PLTMH dipilih karena konstruksinya sederhana, selanjutnya menggerakkan generator dan
mudah dioperasikan , serta mudah dalam perawatan dan generator menghasilkan listrik. Sebuah skema
penyediaan suku cadang. Secara ekonomi, biaya operasi mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air
dan perawatannya relative murah, sedangkan biaya dan ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan
investasinya cukup bersaing dengan pembangkit listrik tenaga yang dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah
lainnya. PLTMH biasanya dibuat dalam skala desa di sebuah sistem konversi energi dari bentuk
daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan ketinggian dan aliran (energi potensial) kedalam
listrik dari PLN. Tenaga air yang digunakan dapat bentuk energi mekanik dan energi listrik (Doland
berupa aliran air pada system irigasi, sungai yang J, 1984)
dibendung atau air terjun (Ismono, 1999).
2.2 DASAR TEORI
2.2.1 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH)

Potensial Kinetik Mekanik Listrik


2.2.2 Komponen – Kompoen PLTMH
No Komponen Penjelasan
1 Bendung mengubah karakteristik aliran sungai , dengan mengizinkan air meluap melewati
bagian atasnya sehingga aliran air tetap ada dan dalam debit yang sama bahkan
sebelum sungai dibendung.

2 Saringan (Sand trap) berguna untuk menyaring kotoran–kotoran atau sampah yang terbawa

3 Pintu pengambilan air pintu yang dipasang diujung pipa dan hanya digunakan saat pipa pesat dikosongkan
(Intake) untuk melaksanakan pembersihan pipa atau perbaikan.

4 Pipa pesat (Penstok) mengalirkan air dari saluran penghantar atau kolam tandon menuju
turbin.mempunyai posisi kemiringan yang tajam dengan maksud agar diperoleh
kecepatan dan tekanan air yang tinggi untuk memutar turbin dengan perancangan
konstruksi yang tepat .

5 Katub utama (main value untuk membuka aliran air, menstart turbin atau menutup aliran (menghentikan
atau inlet value) turbin).

6 Power House Gedung Sentral merupakan tempat instalasi turbin air, generator, peralatan bantu,
ruang pemasangan, ruang pemeliharaan dan ruang kontrol.

7 Turbin menerima energi potensial air dan mengubahnya menjadi putaran (energi mekanis).
Putaran turbin dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik.

8 Generator pembangkit listrik AC (VA)


9 Penghubung Turbin Penghubung turbin dengan generator atau sistem transmisi energi mekanik ini dapat
digunakan sabuk atau puli, roda gerigi atau dihubungkan langsung pada porosnya.
Dengan Generator,
2.2.3 Analisis Perhitungan Pada
Perencanaan Pembangunan PLTMH
Menentukan Tinggi Jatuh Air

Kriteria Pemilihan Jenis Turbin

Perhitungan Debit Andalan (Low


Flow Analysis) Dengan Metode
FDC (Flow Duration Curve)

Daya Yang Dibangkitkan


2.2.3.1 Menentukan Tinggi Jatuh Air

Tinggi jatuh efektif (Heff) digambarkan pada gambar di


bawah ini. HL1 diperhitungkan dari = Hg – (HL2
Heffkehilangan tinggi
+ HL2 + HL3)
(headloss) dari intake sampai keHeff = Hg – HL2
headpond. (total headloss)
diperhitungkan dari kehilangan tinggi
Heff =(headloss) dari
(El. M.A headpond – El.
headpond sampai ke penstock. HL3 TWL) – (totaldari
dihitung kehilangan
headloss)
tinggi (headloss) dari turbin sampai ke tail race. Untuk
dengan:
menghitung tinggi jatuh efektif (Heff)
Heff dapat menggunakan
= tinggi jatuh efektif (m)
persamaan: HL1 = headloss dari intake –
Heff = Hg – (HL2 + HL2 + HL3) headpond (m)
Heff = Hg – (total headloss) HL2 = headloss dari headpond –
Heff = (El. M.A headpond – El. TWL) – (total
penstock (m)headloss)
dengan: HL3 = headloss dari turbin
Heff = tinggi jatuh efektif (m) sampai ke tail race (m)
HL1 = headloss dari intake – headpond (m) jatuh kotor (m)
Hg = tinggi
HL2 = headloss dari headpond – penstock (m)
HL3 = headloss dari turbin sampai ke tail race (m)
Hg = tinggi jatuh kotor (m)
2.2.3.2 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin
Jenis Turbin Variasi Head (m)
Kaplan dan Propeller 2 < H < 20

Francis 10 < H < 350


Pelton 50 < H < 1000
Crossflow 6 < H < 100
Turgo 50 < H < 250
(Dietzel, 1983)

Melihat Head Efektif yang sudah diukur


2.2.3.3 Perhitungan Debit Andalan
Analsis ketersediaan air adalah dengan membandingkan kebutuhan
air total termasuk kebutuhan air untuk PLTMH dengan ketersedian
air. Setelah dibandingkan akan didapat kelebihan atau defisit air
pada setiap bulannya, baik pada saat ini ataupun waktu yang akan
datang. Secara umum debit andalan dapat dinyatakan data aliran
sungai/curah hujan dengan debit andalan 80% dan 90% agar
PLTMH dapat berfungsi dengan baik termasuk pada musim kemarau
seperti bulan Juni, Agustus, dan September yang terjadi defisit air.
Analisis debit andalan bertujuan untuk mendapatkan potensi sumber
air yang berkaitan dengan rencana pembangunan PLTMH.
Perhitungan debit andalan dihitung berdasarkan analisis Flow
Duration Curve (FDC).
FDC (FLOW DURRATION CURVE)
Untuk menghitung nilai debit andalan sesuai dengan probabilitas keandalannya
dapat digunakan Kurva Durasi Aliran (Flow Duration Curve, FDC). Kurva durasi
aliran adalah suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara debit sungai
selama beberapa waktu tertentu dengan probabilitas keandalan, sehingga dari
kurva tersebut dapat diketahui besarnya debit air sungai sesuai dengan
probabilitas keandalannya.
Dalam studi ini dihitung besarnya debit andalan dengan tingkat keandalan 60%
dengan probabilitas tersebut dihitung dengan persamaan Weibull:
Pw = m / (n+1) x 100%
dengan:
Pw = probabilitas (%)
m = nomor urut data
n = jumlah data
2.2.3.4 Daya Yang Dibangkitkan
Keuntunga suatu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ditentukan dari
besar daya yang hasilkan dan jumlah energi yang dihasilkan tiap tahun. Dari hasil
analisa kurva durasi aliran (Flow Duration Curve, FDC) serta besarnya nilai tinggi
jatuh dari hasil analisa topografi melalui konsep desain rencana PLTMH Curug
Efisiensi keseluruhan PLTA menurut
Gombong. Perhitungan besarnya daya dan energi listrik dapat dihitung
menggunakan persamaan
(Subroto, berikut:
2002) didapatkan dari:
P = 9,81 x Q x Heef x ɳturbin x ɳgenerator
η = ηh x ηt x ηg
E = 9,81 x Q x Heef x ɳ x :n x 24
dimana
= P x n x 24
dengan: ηh = efisiensi hidrolik
P = daya yang dihasilkan (kW)turbin
ηt = efisiensi
E = energi (kWh)
Q = debit pembangkitηg = (m
efisiensi
3/det) generator

Heff = tinggi jatuh efektif (m)


ɳ = efisiensi turbin dan generator
n = jumlah hari operasional
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

• Wawancara
Wawancara
• Praktik Lapangan dilakukan dengan
• Pengamatan
• mengajukan
Studi
TeknikLiteratur (Observasi)
(Membaca)
pengumpulan data dilakukan
pertanyaan-pertanyaan atau
Studi
denganliteratur merupakan
melakukan kegiatan
Praktik kegiatan
Kerja
Observasi
diskusi dengan merupakan
pihak
mempelajari
Lapangan literatur
(PKL) dimasyarakat
atau referensi
lokasi bukudesa
secara
yang pengamatan
sesuaikhususnya
langsung,
Gombong, secara
agardengan
memperolehlangsung
perencanaan
dengan data pada
yang
kepala
perancangan
akurat PLTMH .
berdasarkan hasil pengamatan
desawilayah lokasi
untukhasil studi
mendapatkan perencanaan,
data acuan yaitu
maupun dari pengukuran secara
Desa
langsung
dalam Gombong
.
perencanaan Kecamatan
perancanganPecalungan
PLTMH
Kabupaten
di Curug Batang
Gombong . .
3.2 Sumber Data
3.2.1 Data Sekunder
3.2.2 Primer
No
No JenisData
Jenis Data FungsiFungsi MetodologiMetodologi
11 Petaluas
Data sungai / curug Gombong
penampang untuk
Sebagai datamenghitung
untuk debit
PengukuranDiambil dari aplikasi
Curug Gombong pada andalan
menghitung analisis langsung diGoogle
lokasi Earth .
2 titik
Databangunan
debit jamPLTMH. perancangan
– jaman pada PLTMH
untuk menghitung dengan metode
debit Menggunakan
outlet Curug Gombong andalan . konvensional
metode benda apung
2 Data kecepatan aliran Sebagai data untuk mean area .
pada sungai sebelum menghitung analisis method.
3 Data luasan DAS yang berasal untuk menghitung debit Diambil dari data
bendung, di Curug perancangan PLTMH
dari Sistem Informasi andalan . desa/kecamatan
Gombong yang ada di
Geografis. Pecalungan .
Desa Gombong ,
4 Data kemiringan
Kecamatan lereng.
Pecalungan untuk menghitung debit Diambil dari Dinas
Kabupaten Batang. andalan Komunikasi dan
3 Data beda tinggi dari Sebagai data untuk MenggunakanInformasi Kabupaten
lokasi bendung menuju menghitung analisis Batang .
metode theodolit
5 rumah kincir.
Data tata guna lahan perancangan PLTMH
untuk menghitung debit Diambil dari Dinas
4 Data tinggi muka air Sebagai data untuk
andalan MenggunakanKomunikasi dan
pada pipa menghitung analisis metode theodolit
Informasi Kabupaten
perancangan PLTMH Batang .
3.3 Metode Penelitian

Perhitungan Perhitungan
Pengumpula Perhitungan
Debit Debit
n Data Daya listrik
Terukur dengan FDC
3.5.1
3.5.2Lokasi
Waktu Kegiatan PKL
Pelaksanaan
Waktu
Praktik pelaksanaan kegiatan dilaksanakan
Kerja Lapangan Praktik Kerja di Curug
Lapangan
Gombong , dimulai saat kegiatan
Desa Gombong PKL Pecalungan
Kecamatan
dimulai.
Kabupaten Batang .
3.5.3 Rencana Kegiatan PKL
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan meliputi :
Minggu I : Persiapan PKL
Minggu II-X : Studi Literatur
Minggu III-VI : Praktik Kerja Lapangan
Minggu III-VI : Pengumpulan Data
Minggu VII-VIII : Inventaris dan Pengolahan Data
Minggu VIII-X : Analisis Perhitungan Data
Perencanaan
Minggu VI-X : Penyusunan Laporan
Minggu XI-XII : Ujian dan Revisi
Diagram Network Perencanaan PLTMH

5
2
5

Persiapan PKL Ujian Dan Revisi

0 1 Studi Literatur 10 12
0 1 5 6
0 1 8 minggu 10 12
1 minggu 2 minggu

Inventarisasi
Dan
Pengolahan
5 Data 7
3 4
5 2 minggu
7
DAFTAR PUSTAKA
• Patty, O. 1995. Tenaga Air. Erlangga. Jakarta.
• Arismunandar, Artono. 1991. Buku Pegangan Teknik Tenaga
Listrik I, PT. Pradnya Paramita. Jakarta
• Harto Br, S. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
• Kurniawan, A, dkk. 2009. Pedoman Studi Kelayakan Sipil.
Jakarta: Integrated Microhydro Development and Application
Program.
• Suharyono, H., 1997. Strategi Pemanfaatan Potensi Listrik
Tenaga Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mamberamo, Irian
Jaya, Dipresentasikan pada Seminar Energi Nasional V

Anda mungkin juga menyukai