Anda di halaman 1dari 55

MENINGITIS

Gitta Delvanof Putri


Erina Khairinnas
Diani Nur Pathona
Ayuni Eka Putri
Rachmi Elizawati
Sugiarto

PEMBIMBING
Dr. Fetria Faisal, Sp.A

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Anak


Fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah
RSUD Solok
2018
ANALISA KASUS
IDENTITAS

Nama : An. O

Umur : 3 bulan

Alamat : Saok Laweh

MR : 163218

Tanggal masuk : 14 februari 2018


Keluhan Utama
Seorang anak datang ke rumah sakit kiriman
dari RSUD Sijunjung dengan diagnosa
Meningoensefalitis + ileus obstruksi.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Penurunan kesadaran ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan disertai kejang dikedua bagian tubuh. Mata mendelik
keatas, lebih dari 3x. Durasinya ± 3 menit. Pasien menangis
setelah kejang. Keluhan diawali perut kembung ± 3 hari sebelum
masuk RS. BAB (+) 1 kali tadi pagi.

• Pasien lahir normal dipuskesmas dan cukup bulan.

• Riwayat imunisasi ada.


• Pasien sudah mendapat terapi

• Ceftriaxone 2x350 mg

• Ranitidin 2x10 mg

• Dexamethason 3x 3 mg

• PCT drop 4x 0,8 cc


Riwayat Penyakit Dahulu
-Riwayat kejang sebelumnya disangkal
-Riwayat trauma kepala disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Kontak TB disangkal
• Keluhan yang sama disangkal
Riwayat Kebiasaan
• Tidak ditanyakan riwayat kebiasaannya.
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : lemah


• Kesadaran :somnolen
• GCS : 7 (E2M4V1)
• Frekuensi nadi : 155/menit
• Frekuensi nafas : 35/menit
• Suhu : 370 C
• Berat : 7,3 kg
•Status gizi : baik (- 2 SD sampai
dengan 2 SD
Kepala : Thoraks :
• Rambut : hitam
Pulmo I : retraksi ( SC, IC)
• Lingkar kepala : 40 cm (N) P : fremitus taktil sama kiri dan
• Ubun-ubun besar : tegang kanan
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), P : sonor
A : bronkovesikuler, ronki (+/+),
sklera ikterik (-/-),
wheezing (-/-)
refleks cahaya (+/+),pupil
Jantung : I : Ictus cordis tidak terlihat
isokor (2mm/2mm)
P : Ictus cordis tidak teraba
• hidung : hiperemis (+/+), P : redup
edema (-/-), sekret (+/+) A: Bunyi jantung I = II reguler,
murmur (-),
Leher : KGB tidak teraba
Abdomen :
Distensi, nyeri tekan (-) Bising usus (+)
meningkat
Ekstremitas : Akral hangat, CTR < 2
Rangsangan meningeal :
Kaku kuduk (+) brudzinski I (-)
Kernig sign (-) brudzinski II (-)
Refleks patologis :
Refleks babinsky (-/-)
Refleks Chadock (-/-)
Refleks openheim (-/-)
Refleks gordon (-/-)
DIAGNOSA :
• Suspek meningioensefalitis
Diagnosa Banding :
• Perdarahan Intrakranial
TINDAKAN/PENGOBATAN :
O2 1-2 L/menit
 Infus Kaen 1B 10 tpm
• Rumus Holiday:
• 10 kgbb pertama : 100 cc/kgbb/hari
• 10 kgbb kedua : 50 cc/kgbb/hari
• Selebihnya : 20 cc/kgbb/hari
Anak dengan BB 7,3 kg, kebutuhan cairannya :
• 7,3 kg x 100 cc = 730 cc
Jumlah tetesan per menit = jumlah kebutuhan cairan x 20 tetes

waktu ( jam ) x 60 menit

(730 cc x 20 tetes) : (24 jam x 60 menit ) = 14.600 : 1440 = 10,1Menurut penulis


terapi cairan yang tepat diberikan adalah IVFD KAEN 1B 10 tetes/menit
Pasien dikonsulkan ke dr. SpA
• Saran rujuk ke RSUP M.Djamil namun
keluarga menolak
• Rawat HCU pasang monitor
• Meropenem 3x280 mg IV
• Dexametason 4x1 mg IV
• Fenitoin loading 70 mg IV dalam NaCl 0,9%
50 cc drips 30 menit
• Fenitoin 2x18 mg IV
• Inhalasi ventolin 4x1
• Pasang NGT no.8 alirkan
Rencana tindakan selanjutnya :
- Rontgen abdomen 2 posisi,
- Rontgen thorax
- Cek darah rutin
- Cek PCT
- Cek eletrolit : Na, K, Cl, Calcium
- AGD
- GDR
- PT, APTT
Pemeriksaan penunjang
Darah Rutin • Calcium darah : 10,6 mg/dl
• Hb : 11,1 gr/dl • Natrium :140 mEq/L
• Ht : 34,5 % • Kalium : 4,4 mEq/L
• Leukosit : 20.090/uL • Chorida : 100 mEq/L
• Trombosit : 738.000 /uL Glukosa ad random : 161 mg%
PCT : 0,57 ng/ml
AGD : Lapor dr. Fetria :
pH : 7,417 Koreksi Bicnat 10 mEq/L
pCO2 : 21,5 dalam aquadest 30 ml
HCO3 : 14 drip dalam 4 jam
BE :-10,7
pO2 :165,8

pHtc : 7,432
pCO2 tc : 20,6
HCO3- : 14
FOLLOW UP
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
Kamis/15 Februari S/- Penurunan Kesadaran (+) Non medikamentosa :
- Demam (-) •O2 2 liter permenit
2018 - Kejang 1 kali •Diet  NGT
DH : - BAB (+) ,1 kali, konsistensi lunak , darah •Miringkan kanan kiri
(-), lendir (-)
RH : - BAK (+) via kateter  Medikamentosa :
diuresis 3cc/kgBB/jam ( balance +) •IVFD KAEN 3B + KCL (10)
O/ •Meropenem 3x 280 mg IV (1)
VS : •Dexamethason 4x1 mg (2)
KU : Lemah •Manitol 20% 10 ml + aquadest
Kes : Stupor ( PCS : E2V1M5 ) 10 ml drip ½ jam tiap 8 jam
Nd : 120x/i •Inhalasi ventolin 4x1 respul
Nf : 24 x/i , SpO2 : 98 % •Fenitoin 2x18 mg (IV)
T : 36,2°C
BB : 7,3 Kg Rencana :
SG : Konsul Bedah
• Kepala : UUB ø 2cm, datar USG Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Cek PT/ APTT
Reflex pupil (+/+) , isokor
2mm/2mm
• Leher : Kaku kuduk (+)
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

• Thorax
Pulmo : A: Bronkovesikular, ronki (+/+)
wheezing (-/-)
Cor : Dalam batas normal

• Abdomen : I : Buncit (+)


P : Lemas , Soepel (+)
P : Timpani (+)
A : Bising usus (+) metallic
sound
• Ekstremitas : Akral hangat (+), CRT < 2”
Reflex fisiologis :  /
Spastis (+)

Hasil Labor :
PT : 15,6 “
APTT : 29,1 “ ()
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
A/
• Diagnosis utama :
Susp.Meningoensefalitis
• Diagnosis banding : Perdarahan
Intrakranial
•Diagnosis sekunder : susp Ileus obstrukstif
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
Kamis/ 15 Februari S: Demam (-) Terapi:
2018
Kejang 1 kali
Follow Up
BAB lunak 1 kali
Non medikamentosa
Miringkan kanan kiri
BAK (+) via kateter, diuresis ± Diet
3cc/kgBB/jam Medikamentosa
O: E2V1M5 O2 2 liter permenit
Frekwensi nadi 120kali/menit KAEN 3B + KCL (10)
Frekwensi nafas 24 kali/menit Meropenem 3x 280 mg IV (1)
Saturasi O2 98% Dexamethason 4x1 mg (2)
UUB ø 2cm, datar Manitol 20% 10 ml + aquadest
Pupil isokor (2mm/2mm) 10 ml drip ½ jam tiap 8 jam
Kaku kuduk (+) Inhalasi ventolin 4x1 respul
Reflek fisiologis meningkat tipe spastis Fenitoin 2x18 mg (IV)
Thorak : Jantung : Dalam batas normal Rencana :
Paru-paru: Dalam batas normal Konsul Bedah
Abdomen : Buncit, lemas, metalic sound USG Kepala
(+) Cek PT/ APTT
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 “
PT 15,6 “
APTT 29,1 “
A: Meningoensefalitis DD/ perdarahan
Intrakranial
Ileus obstrukstif
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

Jum’at/ 16 Februari 2018 S : jam 11.00 WIB lapor hasil labor Infus Ganti  D5 % 400cc :
( Hari Libur) O : Hasil cek ulang elektrolit tanggal NaCl 0,3 % 100 cc :KCL 10
15/2/2018 mEq 30 cc/ jam
Natrium : 132 mEq (N) Rencana :
Kalium : 4,5 mEq (N) Cek labor elektrolit hari
Chlorida : 96 mEq (turun) Minggu
NGT tutup , beri ASI 5 cc/ 3
jam
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi

Sabtu/ 17 Februari 2018 S: Demam (-) Konsul dr. Fetria jam 8.45
Kejang (-) aff Manitol
BAB (+)
BAK (+) via kateter, diuresis ± 2,6cc/kgBB/jam
Konsul dr. Fetria 12.49 
O: E2V1M5 Konsul Anestesi 
Frekwensi nadi 151 kali/menit CVC,intubasi, ventilator
Frekwensi nafas 26 kali/menit Informed consent
Saturasi O2 94% Terapi Lain Lanjut
UUB ø 2cm, datar Pukul 13.20 Pasien PAP
Pupil isokor (2mm/2mm)
Kaku kuduk (+)
Reflek fisiologis meningkat tipe spastis
Thorak : Jantung : Dalam batas normal
Paru-paru: Dalam batasnormal
Abdomen : Buncit, lemas
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 “
Hasil konsultasi bedah :
Tidak ada tanda-tanda ileus obstruktif,
Terapi sesuai IKA
A : Meningoensefalitis DD/ perdarahan
Intrakranial
ANATOMI MENINGEN
Sirkulasi liquor cerebrospinal
Meningitis adalah sebuah
MENINGITIS inflamasi dari membran
pelindung yang menutupi otak
dan medula spinalis yang
dikenal sebagai meningens yang
dapat disebabkan oleh
beberapa etiologi.
ETIOLOGI

VIRUS

Bakteri JAMUR

MENINGITIS
Bakteri: Jamur : Virus :
Pneumococcus • Cryptococcus
Meningococcus neoformans • Enterovirus
Haemophilus • Coccidioides • Mumps
influenza immitris
• Herpes virus
• Candida (jarang)
Staphylococcus • Arbovirus
• Histoplasma
Escherichia coli (terutama pada • Kasus yang sangat
kasus jarang: LMCV
immunocompromi (lymphocytic
Mycobacterium se)
tuberculosis choriomeningitis
virus)
EPIDEMIOLOGI
meningitis bakteri

Usia 0-2 bulan : Group B


Streptococci, Escherichia coli
i

Usia 2 bulan – 5 tahun : Neisseria


meningitidis, Haemophilus influenzae,
Streptococcus pneumonia

Usia diatas 5 tahun : Neisseria


meningitidis, Streptococcus pneumonia
EPIDEMIOLOGI
meningitis tuberkulosis
Jarang pada usia < 3 bulan

dalam usia 5 tahun pertama

Tertinggi : 6 bulan – 2 tahun


EPIDEMIOLOGI
meningitis virus dan jamur

Gejala meningitis Virus dapat timbul hanya pada


1 dari 3000 kasus

Defisiensi imun : Cryptococcus


Patofisiologi
Bakteri melekat
pada sel epitel
mukosa
nasofaring
(kolonisasi)

Bakteri
Bakteri
menimbulkan
menembus
peradangan pada
rintangan
selaput otak
mukosa
(meningen)

Bakteri
Bakteri memperbanyak
memperbanyak diri dalam aliran
diri dalam cairan darah dan
serebrospinal menimbulkan
bakteriemia.

Bakteri masuk ke
dalam cairan
serebrospinal
PATOFISIOLOGI

Invasi ke susunan Bermigrasi ke


Agen penyebab saraf pusat melalui lapisan
aliran darah subarachnoid

Respon inflamasi di
Kerusakan Eksudat menyebar di piamater, arachnoid,
seluruh saraf cranial cairan cerebrospinal,
neurologis dan saraf spinal
dan ventrikuler
Manifestasi klinik

Gejala infeksi akut


Gejala kenaikan tekanan
Demam intrakranial
Muntah Muntah proyektil
Sakit kepala Nyeri kepala
Kesadaran menurun
anoreksia
Kejang-kejang
Gejala rangsangan Moaning cry /Tangisan
meningeal merintih (pada neonatus)
kaku kuduk Bulging fontanel /ubun-
Kernig ubun besar yang menonjol
Brudzinky I dan II positif dan tegang.
Manifestasi klinis pada bayi /
neonatus
Manifestasi klinis pada dewasa
Manifestasi Klinis Meningitis
Tuberkulosa
1. Stadium 2. Stadium 3. Stadium
Prodormal Transisi Terminal

tampak
Demam mengantuk
Iritable Disorientasi
Apatis rangsangan Kelumpuhan
Tidur terganggu meningeal ( + ) tanda peningkatan
Nyeri Kepala kejang tekanan intrakranial
Malaise Defisit neurologis Suhu >>
Anoreksia fokal Pernafasan irreguler
Obstipasi Paresis Nervus Koma lebih dalam
Mual dan Kranial
Muntah Gerakan
Kel Neurologis (-) Involunter (tremor)
DIAGNOSIS

Anamnesis : Ditemukan TRIAS meningitis Demam, nyeri kepala, Kaku kuduk

Pemeriksaan Fisik Kaku Kuduk (+)

Kernig Sign (+)

Brudzunski I

Brudzunski II

Laseque Sign
Brudzinski
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

LAB Pem. Darah lengkap, LED , gula darah dan elektrolit

Lumbal
Pungsi

CT - Scan

Foto Thorax

Uji Pewarnaan
BTA
Interpretasi Analisa Cairan
Serebrospinal
Indikasi Punksi Lumbal
• Untuk mengetahui tekanan dan mengambil sample
untuk pemeriksaan sel, kimia dan bakteriologi.
• Untuk membantu pengobatan melalui spinal,
pemberian antibiotika, anti tumor dan spinal
anestesi.

Kontraindikasi
Kontraindikasi mutlak pungsi lumbal :
• pada syok
• infeksi di daerah sekitar tempat pungsi
• Peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan terapi
• Menghilangkan infeksi dengan
menurunkan tanda-tanda dan gejala
• Mencegah kerusakan neurologik seperti
kejang, tuli, koma, dan kematian
Penatalaksanaan

1) Meningitis tuberkulosa :
a) Isoniazid 10 – 20 mg/kg/hari oral, dosis maksimal 300 mg /hari
b) Rifampisin 10 – 20 mg/kg/ hari oral, dosis maksimal 600
mg/hari
c) Pirazinamid 15 – 30 mg/kg/hari, dosis maksimal 2000 mg/hari
d) Etambutol 15 – 20 mg/kg/hari, dosis maksimal 1000 mg/hari
e) Streptomisin IM 20 – 30 mg/kg/hari dengan dosis maksimal 1
gram/hari

Kortikosteroid : Prednison 1 – 2 mg/kg/hr


2) Meningitis bacterial, umur < 3 bulan :
a) ampisilin 200 – 400 mg/kg/hari IV, dibagi dalam 4 dosis +
sefotaxim 200-300 mg/kgBB/hari, IV dibagi dalam 4 dosis atau
c) Ceftriakson 100 mg/kgBB/ hari IV dibagi dalam 2 dosis.

3) Meningitis bacterial, umur > 3 bulan :


a) Cefotaksim 200 – 300 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 3 – 4
dosis atau
b) Ceftriakson 100 mg/kgBB/hari IV dibagi 2 dosis, atau
c) Ampisilin 200 – 400 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis +
kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.

Deksametason 0,6 mg/kgBB//hari dibagi dalam 4 dosis selama


4 hari.
b. Pengobatan simtomatis :
1) Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4
– 0.6/mg/kg/dosis kemudian
2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
3) Turunkan panas :
a) Antipiretika : paracetamol 10 – 15 mg /kg/dosis.
b) Kompres

c. Pengobatan suportif :
1) Cairan intravena.
Monitoring
• Tekanan darah
• Glukosa
• Respirasi
• RR dan HR
• Volume output urin
a. cairan subdural

b. Hidrosefalus

c. edema otak

d. Abses otak
PROGNOSIS

Penderita meningitis dapat sembuh, baik


sembuh dengan cacat motorik atau mental atau
meninggal tergantung :
a. umur penderita.
b. Jenis kuman penyebab
c. Berat ringan infeksi
d. Lama sakit sebelum mendapat pengobatan.
e. Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang
diberikan
f. Adanya dan penanganan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai