PEMBIMBING
Dr. Fetria Faisal, Sp.A
Nama : An. O
Umur : 3 bulan
MR : 163218
• Ceftriaxone 2x350 mg
• Ranitidin 2x10 mg
• Dexamethason 3x 3 mg
pHtc : 7,432
pCO2 tc : 20,6
HCO3- : 14
FOLLOW UP
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
Kamis/15 Februari S/- Penurunan Kesadaran (+) Non medikamentosa :
- Demam (-) •O2 2 liter permenit
2018 - Kejang 1 kali •Diet NGT
DH : - BAB (+) ,1 kali, konsistensi lunak , darah •Miringkan kanan kiri
(-), lendir (-)
RH : - BAK (+) via kateter Medikamentosa :
diuresis 3cc/kgBB/jam ( balance +) •IVFD KAEN 3B + KCL (10)
O/ •Meropenem 3x 280 mg IV (1)
VS : •Dexamethason 4x1 mg (2)
KU : Lemah •Manitol 20% 10 ml + aquadest
Kes : Stupor ( PCS : E2V1M5 ) 10 ml drip ½ jam tiap 8 jam
Nd : 120x/i •Inhalasi ventolin 4x1 respul
Nf : 24 x/i , SpO2 : 98 % •Fenitoin 2x18 mg (IV)
T : 36,2°C
BB : 7,3 Kg Rencana :
SG : Konsul Bedah
• Kepala : UUB ø 2cm, datar USG Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Cek PT/ APTT
Reflex pupil (+/+) , isokor
2mm/2mm
• Leher : Kaku kuduk (+)
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
• Thorax
Pulmo : A: Bronkovesikular, ronki (+/+)
wheezing (-/-)
Cor : Dalam batas normal
Hasil Labor :
PT : 15,6 “
APTT : 29,1 “ ()
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
A/
• Diagnosis utama :
Susp.Meningoensefalitis
• Diagnosis banding : Perdarahan
Intrakranial
•Diagnosis sekunder : susp Ileus obstrukstif
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
Kamis/ 15 Februari S: Demam (-) Terapi:
2018
Kejang 1 kali
Follow Up
BAB lunak 1 kali
Non medikamentosa
Miringkan kanan kiri
BAK (+) via kateter, diuresis ± Diet
3cc/kgBB/jam Medikamentosa
O: E2V1M5 O2 2 liter permenit
Frekwensi nadi 120kali/menit KAEN 3B + KCL (10)
Frekwensi nafas 24 kali/menit Meropenem 3x 280 mg IV (1)
Saturasi O2 98% Dexamethason 4x1 mg (2)
UUB ø 2cm, datar Manitol 20% 10 ml + aquadest
Pupil isokor (2mm/2mm) 10 ml drip ½ jam tiap 8 jam
Kaku kuduk (+) Inhalasi ventolin 4x1 respul
Reflek fisiologis meningkat tipe spastis Fenitoin 2x18 mg (IV)
Thorak : Jantung : Dalam batas normal Rencana :
Paru-paru: Dalam batas normal Konsul Bedah
Abdomen : Buncit, lemas, metalic sound USG Kepala
(+) Cek PT/ APTT
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 “
PT 15,6 “
APTT 29,1 “
A: Meningoensefalitis DD/ perdarahan
Intrakranial
Ileus obstrukstif
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
Jum’at/ 16 Februari 2018 S : jam 11.00 WIB lapor hasil labor Infus Ganti D5 % 400cc :
( Hari Libur) O : Hasil cek ulang elektrolit tanggal NaCl 0,3 % 100 cc :KCL 10
15/2/2018 mEq 30 cc/ jam
Natrium : 132 mEq (N) Rencana :
Kalium : 4,5 mEq (N) Cek labor elektrolit hari
Chlorida : 96 mEq (turun) Minggu
NGT tutup , beri ASI 5 cc/ 3
jam
Hari / Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
Sabtu/ 17 Februari 2018 S: Demam (-) Konsul dr. Fetria jam 8.45
Kejang (-) aff Manitol
BAB (+)
BAK (+) via kateter, diuresis ± 2,6cc/kgBB/jam
Konsul dr. Fetria 12.49
O: E2V1M5 Konsul Anestesi
Frekwensi nadi 151 kali/menit CVC,intubasi, ventilator
Frekwensi nafas 26 kali/menit Informed consent
Saturasi O2 94% Terapi Lain Lanjut
UUB ø 2cm, datar Pukul 13.20 Pasien PAP
Pupil isokor (2mm/2mm)
Kaku kuduk (+)
Reflek fisiologis meningkat tipe spastis
Thorak : Jantung : Dalam batas normal
Paru-paru: Dalam batasnormal
Abdomen : Buncit, lemas
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 “
Hasil konsultasi bedah :
Tidak ada tanda-tanda ileus obstruktif,
Terapi sesuai IKA
A : Meningoensefalitis DD/ perdarahan
Intrakranial
ANATOMI MENINGEN
Sirkulasi liquor cerebrospinal
Meningitis adalah sebuah
MENINGITIS inflamasi dari membran
pelindung yang menutupi otak
dan medula spinalis yang
dikenal sebagai meningens yang
dapat disebabkan oleh
beberapa etiologi.
ETIOLOGI
VIRUS
Bakteri JAMUR
MENINGITIS
Bakteri: Jamur : Virus :
Pneumococcus • Cryptococcus
Meningococcus neoformans • Enterovirus
Haemophilus • Coccidioides • Mumps
influenza immitris
• Herpes virus
• Candida (jarang)
Staphylococcus • Arbovirus
• Histoplasma
Escherichia coli (terutama pada • Kasus yang sangat
kasus jarang: LMCV
immunocompromi (lymphocytic
Mycobacterium se)
tuberculosis choriomeningitis
virus)
EPIDEMIOLOGI
meningitis bakteri
Bakteri
Bakteri
menimbulkan
menembus
peradangan pada
rintangan
selaput otak
mukosa
(meningen)
Bakteri
Bakteri memperbanyak
memperbanyak diri dalam aliran
diri dalam cairan darah dan
serebrospinal menimbulkan
bakteriemia.
Bakteri masuk ke
dalam cairan
serebrospinal
PATOFISIOLOGI
Respon inflamasi di
Kerusakan Eksudat menyebar di piamater, arachnoid,
seluruh saraf cranial cairan cerebrospinal,
neurologis dan saraf spinal
dan ventrikuler
Manifestasi klinik
tampak
Demam mengantuk
Iritable Disorientasi
Apatis rangsangan Kelumpuhan
Tidur terganggu meningeal ( + ) tanda peningkatan
Nyeri Kepala kejang tekanan intrakranial
Malaise Defisit neurologis Suhu >>
Anoreksia fokal Pernafasan irreguler
Obstipasi Paresis Nervus Koma lebih dalam
Mual dan Kranial
Muntah Gerakan
Kel Neurologis (-) Involunter (tremor)
DIAGNOSIS
Brudzunski I
Brudzunski II
Laseque Sign
Brudzinski
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Lumbal
Pungsi
CT - Scan
Foto Thorax
Uji Pewarnaan
BTA
Interpretasi Analisa Cairan
Serebrospinal
Indikasi Punksi Lumbal
• Untuk mengetahui tekanan dan mengambil sample
untuk pemeriksaan sel, kimia dan bakteriologi.
• Untuk membantu pengobatan melalui spinal,
pemberian antibiotika, anti tumor dan spinal
anestesi.
Kontraindikasi
Kontraindikasi mutlak pungsi lumbal :
• pada syok
• infeksi di daerah sekitar tempat pungsi
• Peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan terapi
• Menghilangkan infeksi dengan
menurunkan tanda-tanda dan gejala
• Mencegah kerusakan neurologik seperti
kejang, tuli, koma, dan kematian
Penatalaksanaan
1) Meningitis tuberkulosa :
a) Isoniazid 10 – 20 mg/kg/hari oral, dosis maksimal 300 mg /hari
b) Rifampisin 10 – 20 mg/kg/ hari oral, dosis maksimal 600
mg/hari
c) Pirazinamid 15 – 30 mg/kg/hari, dosis maksimal 2000 mg/hari
d) Etambutol 15 – 20 mg/kg/hari, dosis maksimal 1000 mg/hari
e) Streptomisin IM 20 – 30 mg/kg/hari dengan dosis maksimal 1
gram/hari
c. Pengobatan suportif :
1) Cairan intravena.
Monitoring
• Tekanan darah
• Glukosa
• Respirasi
• RR dan HR
• Volume output urin
a. cairan subdural
b. Hidrosefalus
c. edema otak
d. Abses otak
PROGNOSIS