Anda di halaman 1dari 10

HADIS DAN ILMU HADIS

Disusun Oleh :

Fani Dwi Mandasari 1601110239


Rajika Desta 1701110014

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2018
PENGERTIAN HADIS
Hadis atau al-hadits menurut bahasa al-jadid yang artinya
sesuatu yang baru –lawan dari al-Qadim (lama) – artinya
yang berarti menunjukkan kepada waktu yang dekat atau
waktu yang singkat seperti ( orang
yang baru masuk/memeluk agama islam). Hadis juga
sering di sebut al-khabar, yang berarti berita, yaitu sesuatu
yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang
kepada orang lain, sama maknanya dengan hadis.
Demikian pula dapat dilihat pada hadis berikut :
“ Hampir-hampir ada seorang diantara kamu yang akan
mengatakan “ini kitab Allah” apa yang halal di dalamnya
kami halal didalamnya kami halalkan dan apa yang haram
didalamnya kami haramkan. Ketahuilah barang siapa yang
sampai kepadanya suatu hadis dariku kemudian ia
mendustakannya, berarti ia telah mendustakan tiga pihak,
yakni Allah, Rasul, dan orang yang menyampaikan hadis
tersebut.
Menurut ahli hadis, pengertian hadits ialah :

“Segala perkataan Nabi, perbuatan, dan Ihwalnya.”


Yang dimaksud dengan “hal ihwal” ialah segala
yang diriwayatkandari Nabi SAW. Yang berkaitan
dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran,
dan kebiasaannya.
Ada juga yang memberikan pengertian lain :

Menurut ahli ushul jelas bahwa hadis adalah


segala sesuatu yang bersumber dari Nabi
SAW. Baik ucapan, perbuatan maupun
ketetapan yang berhubungan dengan hukum
atau ketentuan-ketentuan Allah yang di
syariatkan kepada manusia.
PENGERTIAN SUNNAH, KHABAR,
ATSAR DAN HADIS QUDSI
Pengertian Sunnah
Menurut bahasa sunnah berarti

“Jalan yang terpuji dan atau yang tercela.


Dalam hadis Rasulullah SAW disebutkan :

Sambungan kehalaman selanjutnya


Pengertian Khabar dan Atsar
Khabar menurut bahasa serupa dengan makna
hadits, yakni segala berita yang disampikan oleh
seseorang kepada orang lain. Sedang pengertian khabar
menurut istilah, antara satu ulama dengan ulama lainnya
berbeda pendapat. Menurut ulama ahli hadis sama artinya
dengan hadis, keduanya dapat dipakai untuk sesuatu
marfu’, mauquf’, dan maqthu’, mencakup segala yang
datang dari Nabi SAW., sahabat dan tabi’in, baik
perkataan, perbuatan maupun ketetapannya.
Ulama lain mengatakan bahwa khabar adalah
sesuatu yang datang selain dari Nabi SAW., sedang yang
datang dari Nabi SAW disebut hadis.
adapun atsar menurut pendekatan bahasa sama
pula artinya dengan khabar, hadis, dan sunnah.
Sedangkan atsar menurut istilah terjadi perbedaan
di antara pendapat para ulama. Sedangkan menurut istilah:

“Yaitu segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat, dan


boleh juga disandarkan pada perkataan Nabi SAW.”

Pengertian Hadis Qudsiy


Rasul SAW. Kadang menyampaikan kepada para
sahabat nasehat-nasehat dalam bentuk wahyu, akan tetapi
wahyu tersebut bukanlah bagian dari ayat Al-Quran. Itulah
yang biasa disebut dengan Hadis Qudsiy atau sering
disebut juga dengan hadis Ilahy atau Hadis Rabbany.
Yang dimaksud dengan Hadis Qudsy yaitu :

“ Setiap perkataan yang Rasul menyandarkan


perkataannya kepada Allah “Azza wa Jalla.”
Pengertian lain yang semakna dengan
pengertian diatas adalah :

Sambungan kehalaman selanjutnya


“Sesuatu yang dikhabarkan allah Ta’ala kepada Nabi-Nya
dengan melalui ilham atau impian yang kemudian Nabi
menyampaikan makna dari ilham tersebut dengan
ungkapan kata beliau sendiri.”
Jumlah hadis Qudsiy ini menurut Syiab Al-Din ibn
Hajar Al-Haytami dalam “kitab syarah Arba’in Al-
Nawawiyah”. Tidak cukup banyak, yaitu berjumlah lebih
dari seratus hadis.
Hadis Qudsiy ini biasanya bercirikan sebagai berikut
:
a.Ada redaksi hadis qala/ yaqulu Allahu
b.Ada redaksi fi ma’ rawa/yarwihi ‘anillahi tabaraka wa
ta’ala
c.Dengan redaksi lain yang semakna dengan redaksi di
atas, setelah selesai penyebutan rawi yang menjadi
sumber pertamanya, yakni sahabat.
Bila tidak ada tanda-tanda demikian,
biasanya termasuk hadis nabawi.

Dari Abi Dzarr, dari Nabi SAW., Allah SWT. Berfiman :


“Wahai hamba-hambaku, sungguh aku mengharamkan
kezaliman pada diri-Ku, (oelh karena itu) Aku
menjadikannya di antara kamu sekalian hal-hal yang
diharamkan, maka dari itu janganlah kalian pada berbuat
zalim….”(HR Muslim)

Anda mungkin juga menyukai