Anda di halaman 1dari 6

DI SUSUN OLEH :

FAHRI AKBARA
KHAIRUNNISA SIMANJUNTAK
M. HABIB AULIYA
REZA ANANDA W
RIZKY SARI SIR
SRI MARDIANA
A. Sejarah Tari Soran Bushi
Tari Soran Bushi adalah tarian tradisional asal jepang yang menceritakan tentang
seorang nelayan. Gerakan tarian menggambarkan gelombang Iaut, nelayan
menyeret jaring, menarik tali dsb. Tarian ini diajarkan di banyak sekolah di seluruh
Jepang sebagai bagian dari kurikulum. Selama dalam tarian dan Iagu itu ada kata-
kata: "Dokkoisho!" "Dokkoisho!" "Soran!" "Soran disebutkan. Kata-kata yang
digunakan di masa Ialu untuk menyemangati para nelayan selama bekerja. Bahkan
sekarang taran soran bushi menjadi kurikulum di sekolah-sekolah jepang. Awalnya
Soran Bushi hanylah Iagu tradisional yang dinyanyikan oleh para nelayan di pulau
Hokkaido, utara Jepang. Kemudian Iama- kelamaan terdapat gerakan tariannya
yang menggambarkan nelayan yang sedang memancing ikan di Iaut. Gerakan-
gerakan dari tarian Soran Bushi ini bias dibilang sangat cepat dan energik. Para
penari harus bisa bergerak secara Iincah dan kompak, karena ada gerakan di mana
para penari harus melakukannya secara bersamaan sembari berteriak secara
bersamaan pula. Keharmonisan gerakan dan seruan sangat penting dalam tarian
ini. Setiap gerakan dalam Tarian soran bushi memiliki maknanya masing-masing,
seperti 'sang nelayan sedang menarik jala, Ialu gerakan mengambil memiliki makna
sang nelayan mengambil ikan hasil buruannya ke keranjang ikan yang
digendongnya.
B. Perkembangan Tari Soran Bushi
Perkembangan tarian ini cukup pesat di daerah jepang sendiri maupun di luar
daerah bahkan Tari Soran Bushi ini sudah menjadi Salah satu kurikulum bagi semua
sekolah di Jepang. Beberapa kelompok dalam maupun Iuar Jepang meng-
aransemen tariannya menjadi Iebih gampang untuk dipelajari dan dipraktekkan,
tapi ada juga yang membuatnya menjadi Iebih unik.

C. Fungsi Tari
Fungsi tari ini ialah sebagai penyemangat para nelayan yang memancing di laut,
Ialu dibuat lah tariannya yang menggambarkan kegiatan para nelayan, seperti
mengangkat hasil pancingan, menarik jaring, dan menarik tali,juga
menggambarkan gelombang Iaut. Sehingga para pelaut bisa memperbanyak hasil
tangkapan laut mereka dan sebagai penghibur nelayan yang sedang melaut.
D. Musik Pengiring
Shamisen

Jika Koto agak mirip dengan Kecapi, maka Shamisen sedikit menyerupai Biola. Bagi Minasan yang hobi
sekali menonton film Jepang, maka tidak asing lagi dengan alat musik tradisional jepang ini karena sering
ditampilkan dalam cerita. Shamisen memiliki tiga tali senar dengan pendamping sebatang kayu yang
disebut ‘Batchi’. Alat musik tersebut acap kali ikut andil dalam berbagai acara tradisional di Jepang. Nada
yang dihasilkan Shamisen pun terbilang cukup unik.
Wadaiko

Wadaiko atau Taiko merupakan alat musik tradisional jepang yang konon dibawa dari Cina saat ajaran
Buddha masuk ke Jepang. Ada berbagai macam tipe dan bentuk dari Wadaiko. Mulai dari bulat pipih
seperti drum, lonjong panjang seperti gendang, hingga ke yang paling besar seperti beduk. Biasanya,
Wadaiko digunakan dalam festival-festival tahunan, upacara keagamaan yang sakral, dan semacamnya.
Dibanding Shamisen, Wadaiko lebih sering muncul dalam berbagai franchise hiburan asal Jepang, seperti
manga, anime, game, film, dan bahkan iklan televis
E. Kostum Tari Soran Bushi
Kostum yang digunakan pada tari ini seperti pakain tradisional Jepang (Kimono). Tetapi pakaian ini sedikit lebih
pendek dan bajunya tidak di ikat pada pinggang. Dan biasanya pada kepala penari dipakai ikat kepala layaknya para
nelayan Jepang.

Anda mungkin juga menyukai