Anda di halaman 1dari 12

KOMITE MEDIK

Permenkes no 755/ Menkes /Per


/1V/ 2011
DEFINISI
• Hospital bylaws = peraturan internal RS
• Aturan dasar yg mengatur tata cara
penyelenggaraan RS meliputi :
– Peraturan internal korporasi ( corporate
bylaws )  tata kelola korporasi ( corporate
governance )  hubungan pemilik , pengelola
dan komite medik
– Peraturan internal staf medis ( dokumen
kontrak / medical bylaws) tata kelola
pengendalian klinis ( clinical governance ) 
profesionalisme staf medis
Kondisi RS
• Pelayanan kompleks dan high risk 
diperlukan staf medis tata kelola klinis yg
baik  clinical governance
• Direktur bertanggung jawab  ps 46 UU
no 44 th 2009 ttg RS  menata
profesional self governance—> sehingga
Komite Medik dibawah direktur ( bukan
self governance lagi )
Komite medik
• Dibentuk Direktur ( non struktural ) , membantu dan
bertanggung jawab kpd Direktur , ( bukan kumpulan /
himpunan SMF )
• Tugas
1. mengendalikan / menegakkan : reputasi /mutu profesi ,
perilaku (etika – disiplin ) staf medis  kmdan buat
rekomendasi / laporan ke Direktur secara berkala
2. Menyusun peraturan internal staf medis
• Organisasi td : Ketua , mengusulkan sekretaris , dan
subkomite ( kredensial , mutu , etika – disiplin ) , bisa
dibantu pan ad hoc ( mitra bestari)
• Berhak mendapat insentif
• Pembinaan pengawasan  oleh Dewan pengawas RS
, perhimpunan / asosiasi perumah sakitan ,
perhimpunan / kolegium profesi
Staf medik – Komed - Direktur
• Staf medik  punya kewenangan ( licensing ) klinis =
Clinical privilage ( hak istimewa )
• Komite medis ( sub komite kredensial )  melakukan
kredensial / rekredensial ( penapisan ) clinical privilege
dari staf medik ,
• Kepala / Direktur RS- buat Surat Penugasan Klinis
/SPK (Clinical appointment ) dengan / tanpa
rekomendasi ( keadaan darurat ) ke Komite medik
• Komite medis ( sub komite Mutu ) melakukan Audit
medis
• Bisa melibatkan Mitra bestari ( peer group ) jika
diperlukan
Clinical privilege
• Untuk bidang spesialis yg sama  buat
daftar rincian kewenangan klinis (
delination of clinical privilege ) = buku
putih ( white paper ) , berdasarkan :
– Kompetensi keilmuan dan ketrampilan
– Kesehatan fisik , mental
– Perilaku ( behaviour )
– Pendidikan ( RS Pendidikan )
Masa berlaku 2 th
Clinical appointment
• SK Direktur ttg penugasan klinis
– memberi izin ( entering profession ) ,
– mempertahankan ( maintaining professionalism
– pencabutan izin ( expelling from the profession )
– memberi izin ( entering profession ) ,
– penangguhan / dibekukan ( suspension )
– diubah / dimodifikasi
– ditambah melalui mekanisme pembinaan/
pendampingan ( procturing )
– dikurangi
– pengembangan profesi ( continuing profesional
development )
• Konsultan tamu -surat penugasan klinis
sementara ( temporary clinical appointment )
Sub komite kredensial
• Menyusun jenis kewenangan klinis ( clinical
privilage ) sampai dengan delination of clinical
privilege ( rinciannya ) melalui verivikasi
kompetensi staf medis ( credentialing ) dng
mempertimbangkan kompetensi ( sertifikat ) ,
kesehatan fisik mental ( penyakit , usia ) agar
pasien terlindungi dari segala pelayanan medis (
the duty of due care )
• Rekomendasi  RS menentukan kebutuhan
dan penambahan staf medis lewat kajian
kompetensi calon staf medis
• Anggauta 3 orang
Subkomite Mutu profesi
• Komite medis ( sub komite Mutu ) melakukan Audit
medis
• Mencegah kejadian tidak diharapkan ( medical mishaps )
• Evaluasi kinerja profesi ( on going professional practic
evaluation ) maupun yg terfokus
• Kegiatan : Morning report , kasus sulit , ronde ruangan ,
kasus kematian , audit medis , jurnal reading
• Pelatihan singkat , pendidikan berkelanjutan , pendidikan
kewenangan tambahan
• Anggauta 3 org
Audit medik
• Tidak digunakan utk mencari ada atau tidaknya
kesalahan seorg staf medis dalam satu kasus
• No blaming culture , no naming , no blaming , no
shaming
• Peer group melakukan peer review ,
surveillance , assesment thdp SPM
• Hasil  penilaian kompetensi , kewenangan
klinis
• Jika ok kelalaian  bukan audit medis tapi
mekanisme disiplin profesi
Subkomite etika dan disiplin profesi
• Tolok ukur :
– pedoman pelayanan kedokteran di RS , prosedur
kerja pelayanan , daftar kewenangan klinis , white
paper , KEKI , buku penyelenggaraan praktik kedok
yg baik , pedoman pelanggaran disiplin kedok ,
pedoman pelayanan medik / klinik , SOP asuhan
medis
• Dasar dugaan :
– kompetensi klinis , pelanggaran disiplin profesi ,
penggunaan obat yg tidak sesuai dengan pelayanan
kedokteran , ketidak mampuan kerjasama
• Tindakan :
– Peringatan tertulis
– Reduksi kewenangan klinis
– Supervisi
– Pencabutan kewenangan ( sementara /
selamanya
– Pembinaan profesionalisme
• -- rekomendasi ke direktur

Anda mungkin juga menyukai