Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

HEMOROID INTERNA GRADE III

Oleh :
Fitriana

Pembimbing :
dr. Said fuadi, M. Ked (Surg), Sp. B

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
2018
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. Z
 Umur : 39 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Pedagang
 Agama : Islam
 Suku : Aceh
 Alamat : Dusun Ayeum Mata Pasi Ara Kec.
Woyla, Kab Aceh Barat

 Pendidikan : SMP /Sederajat


 Pekerjaan : Wiraswasta
 Status Perkawinan : Kawin
 No. RM : 83-96-92
 TM RS : 14 Februari 2018
ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 15
Februari 2018 di Ruang Rawat Inap Bedah.
Keluhan utama : benjolan di daerah anus ±
3 bulan
Keluhan Tambahan : BAB keras, nyeri saat
BAB, BAB darah (-), lendir (-).
Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan keluar benjolan di anus sejak ± 3 bulan,


benjolan keluar pada saat BAB dan tidak bisa masuk lagi kecuali dibantu
dengan menggunakan jari pasien. Sebelumnya benjolan ini selalu keluar
saat pasien BAB yang dirasakan pasien sudah sejak ±4 tahun yang lalu,
namun biasanya benjolan tersebut dapat masuk kembali secara
spontan setelah pasien selesai BAB.
Pasien mengatakan BAB satu kali sehari pada pagi hari. Setiap kali
BAB sering keras sehingga pasien harus mengedan lama-lama dan
disertai nyeri yang lumayan hebat. BAB bedarah disangkal oleh
pasien, lendir (-).
Selama keluhan 4 tahun ini, pasien pernah memeriksakan keluhan
benjolan pada anus ke dokter spesialis bedah saat 1 tahun yang
lalu. Dokter menganjurkan untuk dilakukan operasi namun pasien
menolaknya, pasien hanya mendiamkannya saja, karena pasien
berpikir penyakit ini tidak membahayakannya.

BAK pada pasien tidak ada perubahan, warna kuning jernih


dan tidak nyeri saat berkemih.

Perut kembung dan nyeri pada perut juga disangkal oleh pasien.
Pasien tidak merasakan adanya penurunan berat badan, nafsu
makan pasien juga tidak mengalami perubahan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Hipertensi DM disangkal oleh pasien.
 Pasien tidak mengetahui adanya alergi obat maupun makanan.

Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita
keluhan yang sama seperti pasien.

Riwayat Kebiasaan
 Pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak suka
mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Namun setelah
mengetahui mempunyai wasir sejak 4 tahun ini, pasien mulai gemar
mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Setiap kali makan
pasien selalu mengkonsumsi sayur dan buah. Pasien mengatakan
sangat jarang berolahraga, karena pasien tidak suka olahraga.
Aktivitas pasien sehari-hari hanya duduk menyetir mobil
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak sakit
sedang
Kesadaran : Kompos mentis
Vital Sign
•Tekanan Darah: 120/80 mmHg
•Frekuensi Napas: 20 x/menit
•Frekuensi Nadi: 78 x/menit
•Suhu : 37,2 0C

Kepala : Normosefali, rambut hitam,


tersebar merata, tidak mudah
dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sclera
ikterik -/-
Hidung : Normosepta, secret -/-,
hiperemis -/-
Telinga : Normotia, secret -/-
Mulut : Oral hygiene baik, faring
tidak hiperemis.
Leher : Trakea lurus di tengah.
PEMERIKSAAN THORAKS
PARU

•Inspeksi : pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis


•Palpasi : vocal fremitus teraba sama di kedua lapang paru.
•Perkusi : sonor di kedua lapang paru
•Auskultasi: suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

JANTUNG
•Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
•Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis
sinistra
•Perkusi :
•Batas jantung kanan :
• - ICS IV linea parasternalis dekstra
•- Batas jantung kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
•- Pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
•- Auskultasi : bunyi jantung I, II regular, murmur
(-), gallop (-)
Abdomen

• Inspeksi : Datar
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
• Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
• Auskultasi : Bising usus (+)

Ekstremitas

• Akral hangat, edema (-)

Satus Lokalis
Regio anus

• Inspeksi : Pada posisi jam 5 terdapat benjolan


berbentuk bulat berwarna kemerahan di sekitar
anus dengan ukuran ± 3 cm.

• Palpasi : Nyeri tekan (+), konsistensi kenyal,


mudah digerakkkan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
HB : 15,0 g/dL%
Eritrosit : 5,30 x 103/µl
Leukosit : 12,36 x 10 3/µl
trombosit : 298 X 103/µl
HT : 44,0 gt %
KGDS : 80 mg/dl
Faal hemostatis
CT (Slide test): 3/ menit
BT (Duke) : 3/menit

DIAGNOSIS
Hemoroid interna grade III

DIAGNOSIS BANDING
Polip anal
Kondiloma perianal
Tumor anorectum
PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa Medikamentosa

Perubahan Pola hidup :


Makan-makanan berserat
setiap hari, minum air putih IVFD RL 20 gtt/i
minum 8 gelas sehari, banyak
bergerak, banyak berjalan. Inj. Ceftriaxone 1 gr/12
jam
Inj. Ranitidin 1 A/ 12 jam
Inj. Ketorolac 1 A/ 12 jam

Perubahan pola defekasi :


Hindari mengedan yang
berlebih dan lama serta
segera ke kamar mandi saat
merasa akan buang air OPERATIF :
besar, jangan ditahan karena Hemoroidektomi
akan memperkeras feses
PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Bonam
Ad Sanationam : Bonam
Pendahuluan
Hemoroid timbul akibat kongesti
vena yang disebabkan gangguan
aliran balik dari vena hemoroidalis.
Kedua jenis hemoroid ini sangat
sering terjadi dan terdapat pada
sekitar 35% penduduk baik pria
maupun wanita.

Menurut data WHO, jumlah


penderita hemoroid di dunia
pada tahun 2008 mencapai
lebih dari 230 juta jiwa

Di Indonesia sendiri penderita


hemoroid terus bertambah.
Menurut data Depkes tahun
2008, prevalensi hemoroid di
Indonesia adalah 5,7 persen,
namun hanya 1,5 persen saja
yang terdiagnosa
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
ANOREKTAL

Kanalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan


invaginasi ectoderm, sedangkan rectum berasal dari entoderm.
Karena perbedaan asal anus dan rectum ini, maka perdarahan,
persarafan, serta penyaliran vena dan limfnya berbeda juga,
demikian pula epitel yang menutupinya. Rectum dilapisi oleh
mukosa glanduler usus sedangkan kanalis analis oleh anoderm
yang merupakan lanjutan epitel berlapis gepeng kulit luar.
Kanalis analis berukuran panjang sekitar 1,5 inci (4 cm)
dan berjalan ke bawah dan kebelakang dari ampulla
recti untuk membuka ke permukaan anus, kecuali saat
defikasi, dinding lateral canalis analis dipertahankan
saling berdekatan dengan musculus levator ani dan
musculus sphincter ani
Batas atas kanalis anus disebut garis anorektum,
garis mukokutan, linea pektinata atau linea
dentata. Di daerah ini terdapat kripta anus dan
muara kelenjar anus antara kolumna rectum. Infeksi
yang terjadi disini dapat menimbulkan abses
anorektum yang dapat membentuk fistel. Lekukan
antar sfingter sirkuler dapat diraba di dalam kanalis
analis sewaktu melakukan colok dubur, dan
menunjukkan batas antara sfingter interna dan
sfingter eksterna (garis Hilton).
Cincin sfingter anus
melingkari kanalis analis dan
terdiri dari sfingter intern dan
sfingter ekstern. M.sfingter
internus terdiri atas serabut
otot polos, sedangkan
m.sfingter eksternus terdiri
atas serabut otot lurik.
Batas-batas

Posterior : corpus anococcygeum, os coccygis


Anterior pada laki-laki : corpus perineal,
diafragma urogenitale, urethra pars
membranacea, dan bulbus penis.
Anterior pada perempuan : corpus perineal,
diafragma urogenitale, urethra pars
membranacea, dan bagian bawah vagina
Lateral : fossa ischiorectalis yang berisi lemak.
Sistem Arteri

Arteri rectalis superior


mendarahi setengah
bagian atas rectum,
dan arteri rectalis
inferior mendarahi
setengah bagian
bawah rectum

Arteri hemoroidalis
medialis merupakan
Arteri hemoroidalis
percabangan
superior adalah
anterior a.iliaka
kelanjutan
interna, sedangkan
langsung
a.hemoroidalis
a.mesenterika
inferior adalah
inferior.
cabang a.pudenda
interna.
Sistem Vena

Setengah bagian atas dialirkan oleh vena


rectalis superior ke vena mesentrica inferior ,
setengah bagian bawah di alirkan oleh vena
rectalis inferior ke sirkulasi sistemik.

Vena hemoroidalis superior berasal dari


pleksus hemoroidalis internus dan berjalan ke
arah kranial ke dalam vena mesenterika
inferior dan seterusnya melalui vena lienalis
ke vena porta.

Vena hemoroidalis inferior mengalirkan


darah ke dalam vena pudenda interna dan
ke dalam vena iliaka interna dan system
kava. Pembesaran vena hemoroidalis dapat
menimbulkan keluhan hemoroid
Penyaliran Limf

Pembuluh limf dari kanalis analis membentuk pleksus halus yang


menyalirkan isinya menuju ke kelenjar limf inguinal, selanjutnya
dari sini cairan limf terus mengalir sampai ke kelanjar limf iliaka.
Pembuluh limf dari rectum di atas garis anorektum berjalan
seiring dengan vena hemoroidalis superior dan melanjut ke
kelenjar limf mesenterika inferior dan aorta
Persarafan

 Tunica mucosa setengah bagian atas canalis analis peka


terhadap regangan dan disarafi oleh serabut-serabut yang
berjalan ke atas melalui plexus hypogastricus. Setengah bagian
bawah peka terhadap nyeri, suhu, dan raba dan disarafi oleh
nervus rectalis inferior
 Persarafan rectum terdiri atas system simpatik dan parasimpatik.
Serabut simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan dari
system parasakral yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal
ruas kedua, ketiga dan keempat, Persarafan parasimpatik (nervi
erigentes) berasal dari sacral kedua, ketiga dan keempat.
Kontinensia
 Kontinensia anus bergantung pada konsistensi feses
tekanan di dalam anus, tekanan dalam rectum, dan
sudut anorectal. Makin encer feses, makin sukar
menahannya di dalam usus. Tekanan pada suasana
istirahat di dalam anus berkisar antara 25-100 mmHg
dan di dalam rectum antara 5-20 mmHg. Jika sudut
antara rctum dan anus lebih dari 80 derajat, feses
sukar di pertahankan

Defekasi
 Pada suasana normal, rectum kosong. Pemindahan
feses dari kolon sigmoid ke dalam rectum kadang-
kadang dicetuskan oleh makan, terutama pada bayi.
Bila isi sigmoid masuk ke dalam rectum, dirasakan oleh
rectum dan menimbulkan keinginan defekasi. Rectum
mempunyai kemampuan khas untuk mengenal dan
memisahkan bahan padat, cair dan gas
HEMOROID

• hemorrhoid berasal dari kata haemorrhoides (Yunani)


yang berarti aliran darah (haem = darah, rhoos =
aliran) jadi dapat diartikan sebagai darah yang
Definisi
mengalir keluar.

• Usia puncak adalah 45-65 tahun. Pada populasi


yang berumur lebih dari 50 tahun diperkirakan 50%
Epidemi
menderita hemoroid secara minimal atau merata
ologi

• Kehamilan
• Berdiri atau duduk terlalu lama
Etiologi • Konstipasi dengan mengejan yang berkepanjangan
• Obesitas
Faktor Resiko

Anatomik

Endokrin Umur

Mekanis Keturunan

Pekerjaan
Klasifikasi

Hemoroid
eksterna
Hemoroid
interna
hemoroid interna juga dapat dibagi dalam 4
derajat.
 Derajat 1
 Derajat 2
 Derajat 3
 Derajat 4
Patofisiologi
 Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui
vena hemoroidalis mengalir dengan lancar
sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi
gangguan aliran darah balik yang melalui vena
hemoroidalis.

Etiologi Pelebaran vena


(varises)

Tekanan intra
abdominal prolaps

Aliran balik
vena
terganggu Trombosis

Tekanan di
vena
Manifestasi Klinis

 Iritasi dan benjolan perianal, serta gatal-gatal (pruritus ani)


 Rasa tidak nyaman di daerah anus dan nyeri yang semakin
di perberat oleh buang air besar (BAB)
 Prolaps hemorhoidalis
 Perdarahan rectal (hematochezia)
 Anemia .
Diagnosa
 Anamnesis
 Pemeriksaan
 Inspeksi
Px. fisik
 Palpasi (Pada pemeriksaan colok dubur)
 Darah rutin
 Anoskop
Px.
penunjang
 Proktosigmoidoskopi

Diagnosa banding
 karsinoma kolorektum
 Divertikel
 Polip
 colitis ulserosa
 Kondiloma perianal
 fisura anus
Penatalaksanaan

 Kebanyakan pasien hemoroid derajat pertama dan


kedua dapat ditolong dengan tindakan local yang
sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan
sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi.
 Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai
efek yang bermakna kecuali efek anestetik dan
astringen
 Hemoroid intern yang mengalami prolaps oleh karena
udem umumnya dapat dimasukkan kembali secara
perlahan disusul dengan istirahat baring dan kompres
local untuk mengurangi pembengkakan
 Skleroterapi
Ligasi dengan gelang karet
Bedah beku
Hemoroidektomi

Hemoroidopeksi Dengan
Stapler
Komplikasi
 Trombosis

 Strangulasi
 Anemia
 Infeksi

Prognosis

 Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid


simptomatis dapat dibuat menjadi asimptomatis.
 Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai