Anda di halaman 1dari 34

BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem hepatobilier adalah sistem yang mengatur pengeluaran atau sekresi

cairan empedu yang berasal dari hati dan kandung empedu untuk disekresikan ke

dalam usus halus untuk pencernaan lemak dalam makanan. Fungsi hati adalah

pembentukan dan ekskresi empedu. Hati mengekresikan empedu sebanyak satu

liter perhari ke dalam usus halus. Unsur utama empedu adalah air, elektrolit,

garam empedu. 1

Empedu disekresikan oleh sel-sel hepar, disimpan dan dipekatkan di dalam

vesika biliaris,kemudian dikeluarkan ke dalam duodenum. Ductus biliaris

hepatis terdiri atas ductus hepatis destra dan sinistra, ductus hepatis comunis,

ductus choledochus, vesica biliaris dan ductus cysticus.1

Gambar 1.1 Hepatobilier

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hepar

2.1.1 Anatomi Hepar

Hepar merupakan organ terbesar dalam rongga perut, hepar bertekstur lunak

dan lentur serta terletak pada bagian superior dari cavitas abdominalis tepat

dibawah diaphragma yaitu regio hipokondrium kanan, meluas sampai regio

epigastrium kanan. 1

Gambar 2.1 Proyeksi Hepar

Sebagian besar hepar terletak dibawah arcus costalis dexter dan diaphragma

setengah bagian kanan memisahkan hepar dari pleura, paru-paru, perikardium,

dan jantung. Hepar terbentang ke kiri untuk mencapai diaphragma setengah

bagian kiri. Permukaan atas hepar yang cembung melengkung dibawah kubah

diaphragma.1

2
Permukaan posteroinferior, atau viceralis membentuk cetakan vicera yang

letaknya berdekatan karena itu bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan

ini berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus, gaster, duodenum,

fleksura coli dextra, ren dexter dan glandula suprarenalis dextra, dan vesika

biliaris.1

Gambar 2.2 Topografi Hepatobilier

Hepar dibagi menjadi 4 lobus, yaitu lobus dexter yang besar dan lobus

sinister yang kecil oleh perlekatan peritoneum oleh ligamentum falciforme.

Lobus dekter terbagi lagi menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh

adanya vesica biliaris, fissura untuk ligamentum teres hepatis vena cava inferior

dan fissura untuk ligamentum venosum. Penelitian menunjukkan bahwa pada

kenyataannya lobus quadratus dan lobus caudatus merupakan bagian fungsional

3
lobus hepatis sinister. Jadi cabang dextra dan sinitra arteria hepatica dan vena

porta, dan ductus hepaticus dexter dan sinister masing-masing mengurus lobus

dekter dan sinister (termasuk lobus quadratus dan lobus caudatus). Jelaslah

bahwa ada sedikit tumpang tindih.1

Gambar 2.3 Permukaan Hepar di Lihat dari Dorsal

Portal hepatis atau hilus hepatis terdapat pada permukaan posteroinferior

dan terletak di antara lobus caudatus dan lobus quadratus. Batas ujung bebas

mentum minus melakat pada pinggir portal hepatis. Pada tempat ini, terdapat

ductus hepaticus dekter dan sinister, cabang dektra dan sinitra arteria hepatica,

vena porta, dan serabut-serabut saraf simpatik dan parasimpatik, disini juga

terdapat beberapa kelenjar limfe hepar. Kelenjar ini menampung cairan limfe

hepar dan kandung empedu, dan mengirimkan serabut eferennya ke nodi

lymphoideus coeliaci.1

4
Seluruh hepar dikekilingi oleh capsula fibrosa, hanya sebagian ditutupi oleh

peritoneum. Hepar tersusun oleh lobulus-lobulus hepatis. Vena centralis pada

masing-masing lobulus bermuara ke venae hepaticae. Di dalam ruangan di

antara lobulus-lobulus terdapat canalis hepatis, yang berisi cabang-cabang arteria

hepatica, vena porta, dan sebuah cabang dari ductus choledochus (triad hepatis).

Darah arteri dan vena berjalan di antara sel-sel hepar melalui sinusoid dan

dialirkan ke vena sentral.1

Batas-Batas Penting Pada Hepar

 Ke anterior : Diapragma, arcus costalis dexter dan sinister, pleura dektra

dan sinistra, serta margo inferior pulmo dexter dan sinister processus

xiphoideus, dan dinding anterior abdomen pada angulus subcostalis

 Ke posterior : Diphragma, ren dexter, flexura coli dextra, duodenum,

vesica biliaris, vena cava inferior, oesophagus dan fundus gastricus. 1

Gambar 2.4. Hepar pada Proyeksi Dinding Perut Depan

5
2.1.2 Facies Hepatis

Facies hepatis terdiri dari facies diaphragmatica dan facies visceralis hepatis.

Facies diaphragmatica (sisi yang berhadapan dengan diaphragma) pada facies

anteriornya (sisi depan facies diaphragmatica) terdiri dari margo anterior

hepatis dan perlekatan ligamentum falciforme hepatis, sedangkan pada facies

superiornya (sisi atas facies diaphragmatica) terdapat impressio

cardiaca dan pars affixa hepatis (bare area).

Facies visceralis hepatis (sisi yang menghadap organ intraperitoneal)

memiliki facies posterior yang pada facies itu terdapat pars affixa hepatis, fossa

vena cavae, impressio suprarenalis, ligamentum hepatogastricum, impressio

oesophagea. Pada facies inferiornya terdapat impressio colica, impressio renalis,

impressio duodenalis, fossa vesicae felleae, dan fossa venae umbilicalis.

Gambar 2.5. Hepar

6
2.1.3 Segmen Hepar

Penggambaran segmen didasarkan pada fakta bahwa disetiap segmen

tersebut di suplai oleh cabang arteri hepatis, vena porta, drainase empedu dan

drainase limfatik.

Gambar 2.6 : Pembagian Segmen Hepar

Lobus sinistra terdiri dari segmen I,II,III dan IV dan segmen V,VI,VII, dan

VIII mengisi lobus kanan. Lobus kanan lebih jauh lagi dapat di bagi menjadi

sektor anterior dan posterior. Sektor posterior dekstra dektra dibentuk oleh

segment VI dan VII dan anterior dekstra dibentuk oleh segmen V dan VIII.

Segmen kiri juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian, segmen IV sesuia

7
dengan sektor medial kiri dan segmen II dan III sesuai dengan sektor lateral kiri.

Segmen I sesuai lobus caudatus dan segmen IV sesuai dengan lobus quadratus.

Gambar 2.7: Segmental Hepar

Segmen I adalah lobus kaudatus yang berada di posterior sekitar IVC yang

berbeda dengan 7 segmen lainnya, ini mungkin menerima suplai dari dekstra

dan vena portal sinistra dan dikeringkan langsung ke IVC oleh satu ataau lebih

pembuluh darah hati kecil.1

Sisa segmen (II sampai VIII) diberi nomor dengan kecepatan searah jarum

jam mulai lebih tinggi dari pada hemiliver kiri.

Segmen II dan III berada di sebelah sinistra vena hepatik sinistra dan

ligamentum falciform dengan II superior dan III lebih rendah dari bidang portal.

8
Segmen IV terletak antara pembuluh hepatik sinistra dan medial, dan dibagi

menjadi IVa (superior) dan IVb (inferior).1

Segmen V ke VII membentuk hemiliver kanan dan lebih mudah untuk

mengambarkan : segmen V terletak dibawah bidang portal antara urat hepatic

tengah dan kanan. Segmen VI terletak di bawah bidang portal di sebelah kanan

vena. Segitiga VII berada diatas bidang portal di sebelah kanan vena. Segitiga

VIII terletak diatas bidang portal antara pembuluh hepatic media dan dekstra.1

Setiap vena hepatic menyebabkan beberapa segmen berdekatan, yang

dibatasi oleh vena hati.

Gambar 2.8 : Segmental Hepar

9
2.1.3 Ligamentum Hepatis

Ligamenta falciforme, yang merupakan lipatan ganda peritoneum, berjalan

ke atas dari umbilicus ke hepar. Ligamentum ini mempunyai pinggir bebas

berbentuk bulan sabit dan mengandung ligamentus teres hepatis yang merupakan

sisi vena umbilicalis. Ligamentum falciforme berjalan ke permukaan anterior

dan kemudian ke perukaan superior hepar dan akhirnya membelah menjadi dua

lapis. Lapisan kanan membentuk lapisan atas ligamentum coronarium, lapisan

kiri membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum. Bagian kanan

ligamentum coronarium dikenal ligamentum triangular dextrum. Perlu diketahui

bahwa lapisan peritoneum yang membentuk ligamentum coronarium terpisah sat

dengan yang lain meninggalkan sebuah daerah yang tidak diliputi peritoneum.

Daerah ini disebut area nuda hepatis.1

10
Gambar 2.9 : Hepar dilihat dari ventral dan dorsal

Ligamentum teres hepatis berjalan ke dalam fissura yang terdapat pada

facies vesceralis hepatis dan bergabung dengan cabang sinistra vena porta

hepatis. Ligamentum venosus (ligamentum of arantius), suatu pita fibrosa yang

merupakan sisa ductus venosus, melekat pada cabang sinistra vena porta dan

berjalan ke atas di dalam fissura pada permukaan viseral hepatis dan di atas

melekat pada vena cava inferior. Pada janin darah yang kaya oksigen di bawa ke

hear melalui vena umbilical (ligamentum teres hepatis). Sebagian besar darah

yang tidak melewati hepar masuk ke dalam ductus venosus (ligamentum

venosum) dan bersatu dengan vena cava inferior. Pada waktu lahir, vena

umbilicalis dan ductus venosus menutup dan menjadi pita fibrosa. Omentum

minus berasal dari pinggir porta hepatis dan fissura yang dilalui ligamentum

venisom, dan berjalan ke bawah menuju curvatura minor gaster.

11
2.1.3. Vaskularisasi Hepar.

Arteri

Arteri hepatica propria, cabang arteria coeliaca (truncus coeliacus), berkhir

dengan bercabang menjadi ramus dexter dan sinister yang masuk ke dalam

portal hepatis.1

Vena

Vena porta berakhir dengan bercabang menjadi cabang dexter dan sinister

yang masuk portal hepatis dibelakang arteri. Venae hepaticae (tiga buah atau

lebih) muncul dari permukaan posterior hepatis dan bermuara ke dalam vena

cava inferior. 1

Gambar 2.10 ; Vaskularisasi Hepar

12
Sirkulasi Darah Melalui Hepar

Pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke hepar adalah arteria

hepatica propria (30%) dan vena porta (70%). Arteria hepatica propria

membawa darah yang kaya oksigen ke hepar dan vena porta membawa darah

yang kaya akan hasil metabolisme pencernaan yang sudah diabsorbsi dari tractus

gastrointestinal. Darah arteri dan vena dialirkan ke vena centralis masing-masing

lobulus hepatis melalui sinusoid hati. Vena centralis mengalirkan darah ke vena

hepatica dextra dan sinistra dan vena-vena yang meninggalkan permukaan

posterior hepar dan bermuara langsung ke dalam vena cava inferior.1

2.1.4. Innervasi Hepar

Saraf simpatik dan parasimpatik membentuk pleksus coeliacus. Truncus

vagalis anterior mencabangkan banyak ramus heaticus yang berjalan langsung

ke hepar.1

Persarafan pada hepar dibagi menjadi dua yaitu bagian parenkim dan

permukaan hepar. Pada bagian parenkim, persarafan dikelola oleh N. Hepaticus

yang berasal dari plexus hepatikus. Mendapatkan persarafan simpatis dan

parasimpatis dari N.X. sedangkan pada bagian permukaannya mendapatkan

persarafan dari nervi intercostales bawah.1

13
Gambar 2.11 : Innervasi Hepar

2.1.5 Aliran Limfe

Hepar menghasilkan banyak cairan limfe sekitar sepertiga sampai setengah

dari jumlah seluruh cairan limfe tubuh. Pembuluh limfe meninggalkan hepar dan

masuk ke dalam sejumlah kelenjar limfe yang ada di dalam porta hepatis.

Pembuluh eferen berjalan ke nodi coeliaci. Beberapa pembuluh limfe berjalan

dari area nuda hepatis melalui diaphragma ke nodi lymphoidei mediastinales

posteriores.1

14
Gambar 2.12 Aliran Limfe pada Hepar

2.1.6 Fisiologi Hepar

Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, Merupakan

sumber energi sebanyak 20%, menggunakan 20-25% O2 darah.

Fungsi Hati :

1. Menghasilkan Empedu

Hepar menghasilkan empedu setiap harinya. Empedu penting dalam proses

absorpsi dari lemak pada usus halus. Setelah digunakan untuk membantu

absorpsi lemak, empedu akan di reabsorpsi di ileum dan kembali lagi ke hepar.

15
Empedu dapat digunakan kembali setelah mengalami konjugasi dan juga

sebagian dari empedu tadi akan diubah menjadi bilirubin. 2

Produksi empedu setiap hari ± 600 – 1000 cc, Selain dari empedu, hati juga

membentuk asam empedu dari bahan kolesterol, sehingga empedu merupakan

rute utama eliminasi kolesterol oleh hati. Bilirubin dibuat dari pemecahan Hb

oleh jaringan RES di berbagai tempat, terutama di sumsum tulang dan limpa. 2

Empedu di bentuk di membran kanalikuli hepatosit. Sebagian juga pada

duktulus-duktulus empedu dan di sekresi oleh proses aktif yang secara relatif

tidak bergantung pada aliran darah. Empedu terdiri dari larutan ion-ion

anorganik dan organik. Komponen organik utama empedu adalah asam empedu

terkonjugasi, kolesterol, fosfolipid, pigmen empedu dan protein. Dalam keadaan

normal 600-1000 ml empedu di produksi perhari. Tekanan sekresi empedu

sekitar 10 – 20 cm dengan tekanan sekresi maksimal 30 – 35 cm pada keadaan

obstruksi biliaris total. 2

Empedu disekresi dalam dua tahap oleh hepar :

1) Bagian awal disekresikan oleh sel-sel hepatosit ; sekresi awal ini

mengandung sejumlah besar asam empedu dan kolesterol, kemudian empedu

disekresikan kedalam kanalikuli biliaris yang terletak diantara sel-sel hati.

2) Kemudian, empedu mengalir ke perifer menuju septa interlobularis, tempat

kanalikuli mengosongkan empedu ke dalam duktus biliaris terminal dan

kemudian mencapai duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis. Dari sini

empedu langsung dikosongkan menuju ke duodenum atau dialihkan melalui

16
duktus sistikus ke dalam kandung empedu. Empedu melakukan dua fungsi

penting : pertama, empedu berperan penting dalam pencernaan dan absorbsi

lemak. Kedua, empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan

beberapa produk buangan penting dari darah, hal ini terutama meliputi

bilirubin, dan kelebihan kolesterol yang dibentuk oleh sel-sel hepar.2

Gambar 2.13 Aliran pembuluh pada hepar

Langkah pembentukan bilirubin:


-
Proses pemecahan pembukaan dari cincin tetrapyrole menjadi biliverdin –

iron–globin (terjadi dalam jaringan RES).


-
Besi/ iron – globin akan dipisahkan Unconjugated Bilirubin (terjadi dlm

jaringan RES). Komponen ini (Unconjugated bilirubin) tidak larut dalam air

dan tidak memberikan reaksi Van der Berg kecuali bila sebelumnya

ditambah bahan yang dapat melarutkannya. Selanjutnya akan dibawa masuk

17
ke dalam sel-sel liver dan dalam perjalanannya di dalam darah akan diikat

dengan albumin dan α – globulin.


-
Biliverdin direduksi larut dalam air dan memberikan reaksi Van der Berg

yang langsung yang disebut juga Bilirubin Direct. Bilirubin diglukuronide

dan bilirubin sulfat. Kedua bahan ini disebut Conjugated Bilirubin.


-
Sampai ke dalam sel-sel liver, bilirubin tersebut akan mengalami

konjugasi dengan glukuronidase+sulfat


-
Conjugated bilirubin disekresi ke dalam canaliculi billier dan dibawa ke

ductus bilier, msk ke dlm usus halus. Di usus halus, oleh flora usus akan

diubah menjadi mesobilirubinogen dan sterkobilirubinogen,

urobilinogen. Kebanyakan dari urobilinogen akan diekskresi melalui faeces

di mana sebagian akan direduksi menjadi urobilin yang berwarna,

sedangkan 1/3 – ½ dari urobilinogen akan diresorpsi kembali melalui

v.porta dan dibawa ke liver (Siklus Entero Hepatik). 2

2. Metabolime Lemak

Metabolisme lemak yang terjadi di hepar adalah metabolisme kolesterol,

trigliserida, fosfolipid dan lipoprotein menjadi asam lemak dan gliserol. 2

Hati dapat membentuk, mensintesis lemak & katabolisis asam lemak

Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :

Senyawa 4 karbon – Keton Bodies

Senyawa 2 karbon–Active Acetate (dipecah mjd asam lemak dan gliserol)

Pembentukan cholesterol

18
Pembentukan dan pemecahan fosfolipid

Hati pembentuk utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol

standar pemeriksaan metabolisme lipid Serum Cholesterol.

Gambar 2.14 : Pembentukan dan pemecahan fosfolipid

3. Metabolisme Karbohidrat

Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling

berkaitan 1 sama lain yang disebut Metabolic Pool.

Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi

glikogen, mekanisme ini disebut Glikogenesis. Glikogen di dalam hati dipecahka

n menjadi glukosa disebut Glikogenolisis. Selanjutnya hati mengubah glukosa

melalui Heksosa Monophosphat Shunt dan terbentuklah Pentosa yang bertujuan

menghasilkan energi, Biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP,

Membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C) yaitu piruvic acid (asam piruvat

19
diperlukan dalam siklus krebs). Selain itu, hepar memiliki fungsi untuk

mempertahankan kadar glukosa darah selalu dalam kondisi normal. Hepar juga

menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen. 2

Gambar 2.15 : Metabolisme Karbohidrat

4. Metabolisme protein

Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino.

Proses deaminasi, hati mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.

Proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan non nitrogen.

Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan ∂

globulin dan organ utama produksi urea. Urea merupakan end product

metabolism protein. ∂ – globulin selain dibentuk di hati, juga dibentuk di limpa

& sumsum tulang β – globulin HANYA dibentuk di dalam hati albumin

mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000

20
Gambar 2.16 : Metabolisme protein

Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan

dengan koagulasi darah. Misalnya: fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X.

Benda asing menusuk kena pembuluh darah yang beraksi adalah faktor

ekstrinsik. Bila ada hub dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor

intrinsic. Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan

factor XIII. Vit K dibutuhkan utk pembentukan protrombin dan beberapa faktor

koagulasi.

21
5. Metabolisme Vitamin

Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K

6. Detoksikasi

Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, misalnya proses oksidasi, reduksi,

metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat

racun, obat over dosis (juga racun).

Bila terdapat zat toksik, maka akan terjadi trasnformasi zat-zat berbahaya

dan akhirnya akan diekskresi lewat ginjal. Proses yang dialami adalah proses

oksidasi, reduksi, hidrolisis dan konjugasi. Pertama adalah jalur oksidasi yang

memerlukan enzim sitokrom P-450. Selanjutnya akan mengalami proses

konjugasi glukoronide, sulfat ataupun glutation yang semuanya merupakan zat

yang hidrofilik. Zat-zat tersebut akan mengalami transport protein lokal di

membran sel hepatosit melalui plasma, yang akhirnya akan diekskresi melalui

ginjal atau melalui saluran pencernaan. 2

Fungsi hepar yang lain adalah sebagai tempat penyimpanan vitamin A, D,

E, K, dan vitamin B12. Sedangkan mineral yang disimpan di hepar antara lain

tembaga dan besi. 2

7. Fagositosis dan Imunitas

Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan

melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂

globulin sbg imun livers mechanism.

8. Fungsi hemodinamik

22
Hati menerima ± 25% dari cardiac output. Jantung mengeluarkan darah

(Stroke Volume). Cardiac output = Stroke Volume x Frekuensi (1 menit).

Aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/ menit.

Menerima darah dari a.hepatica ± 25% dan di dalam v.porta 75%.

Tekanan darah vena porta ± 10 mmHg. Tekanan a.hepatica = tekanan darah

arteri sistemik. Tekanan darah sinusoid (kapiler-kapiler, endotel mudah

ditembus oleh sel dengan molekul besar) ± 8,5 mmHg sedangkan v.hepatica 6,5

mmHg. Tekanan darah vena cava inferior di level diaphragma ± 5 mmHg.

O2 yg terkandung di dlm v.porta lebih tinggi dari O2 di dalam vena biasa.

Aliran darah hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan

hormonal. Aliran darah berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari,

shock. Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.

2.2 Vesica Billiaris

2.2.1 Lokasi dan Deskripsi

Vesica biliaris adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak
pada permukaan bawah hepar. Vesica biliaris mempunyai kemampuan
menampung empedu sebanyak 30-50 ml dan menyimpannya, serta memekatkan
empedu dengan cara mengabsorbsi air. 1

23
Vesica biliaris dibagi menjadi fundus, corpus, dan collum
1. Fundus Vesica Biliaris
Berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah margo inferior hepar,
penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior
abdomen setinggi ujung cartilago costalis IX dextra.

2. Corpus Vesica Biliaris


Terletak dan berhubungan dengan facies visceralis (permukaan bawah)
hepar, dan arahnya keatas, belakang, dan kiri

Gambar 2.17 Vesica Biliaris


3. Collum Vesica Biliaris
Melanjutkan diri sebagai ductus cysticus yang berbelok ke dalam omentum
minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus communis untuk
membentuk ductus choledocus.1

24
Gambar 2.18 Anatomi Vesica Biliaris

2.2.2 Batas-Batas Vesica Biliaris


Anterior : Dinding anterior abdomen dan facies viceralis hepar
Posterior : Colon tranversum serta pars superior dan descendens duodenum

Gambar 2.18 Batas-batas Vesica Biliaris

25
2.2.3 Perdarahan dan Limfe
 Arteriae : Arteria Cystica, cabang arteria hepatica dextra
 Vena : Vena cystica mengalirkan darah langsung ke vena porta
 Limfe : Cairan limfe mengalir ke nodus cysticus yang terletak dekat
collum vesicae biliaris, lalu berjalan ke nodi hepatici dengan berjalan
sepanjang arteri hepatica communis dan kemudian ke nodi coelici. 1

Gambar 2.19 Anatomi Vesica Biliaris

Gambar 2.20 Anatomi Vesica Biliaris

26
2.2.4 Persarafan
Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus coeliacus. Vesica
biliaris berkonraksi sebagai respons terhadap hormon kolesistokinin yang
dihasilkan oleh tunica mucosa duodenum karena masuknya makanan berlemak
dari gaster.1

2.2.5 Ductus Cysticus


Ductus cysticus menghubungakan collum vesicae biliaris dengan ductus
hepaticus communis untuk membentuk ductus choledocus. Tunica mucosa
ductus cysticus menonjol untuk membentuk plica spiralis yang melanjutkan diri
dengan plica yang sama pada collum vesicae biliaris. Plica ini umumnya dikenal
sebagai valvula spiralis. Fungsi valvula spiralis adalah untuk mempertahankan
lumen terbuka secara konstan.1

Gambar 2.18 Anatomi Vesica Biliaris

27
Gambar 2.18 Anatomi Vesica Biliaris
s
2.2.6 Fisiologi Kantung Empedu

Empedu melakukan dua fungsi penting, yaitu :


1. Berperan dalam pencernaan dan absorpsi lemak, Pencernaan lemak
disebabkan oleh asam empedu melakukan dua hal
a. Asam empedu membantu mengemulsi paryikel- partikel lemak yang
besar menjadi kecil, sehingga lipase bisa mencerna lemak
b. Asam empedu membantu mengabsorpsi produk akhir lemak yang
telah dicerna oleh membran mukosa intestinal. 2
2. Sebagai alat untuk mengeksresi beberapa produk buangan yang penting
dari darah, seperti bilirubin dan kelebihan kolesterol.2

28
Empedu disekresi dalam dua tahap :
1 Pada awalnya disekresi oleh sel – sel hepatosit yang mengandung sejumlah
besar asam empedu, kolesterol, dan zat organik lainnya. Empedu ini
disekresi ke dalam kanilikulus biliaris kecil yang terletak diantara sel – sel
hati
2 Empedu mengalir di dalam kanalikulus biliaris menuju septa interlobularis,
tempat kanalikulus mengosongkan empedu ke dalam duktus biliaris
terminal dan kemudian secara progresif ke dalam duktus yang lebih besar
dan akhirnya mencapai duktus hepatikus dan duktus biliaris komunis, lalu
empedu di kelluarkan ke dalam duodenum atau dialihkan dalam hitungan
menit sampai jam melalui duktus sistikus ke dalam kantung empedu.2

Gambar 2.19 Fisiologi Kandung Empedu

Empedu disekresikan secara terus menerus oleh ahti, namun sebagian besar
normalnya disimmpan dalam kantung empedu sampai diperlukan dalam
duodenum. Volume yang dapat ditampung kantung empedu yaitu 30 – 60 ml.
Meskipun demikian sekresi empedu dalam 12 jam dapat disimpan karena air,
natrium, klorida, dan kebanyakan elektrolit kecil lainnya secara terus menerus
diabsorbsi melalui muosa kantung empedu, memekatkan sisa zat – zat empedu
yang mengandung garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin.2

29
Tabel Komposisi Empedu
Empedu Hati Empedu Kantung
Empedu
Air 97.5 g/dl 92 g/dl
Garam Empedu 1.1 g/dl 6 g/dl

Bilirubin 0.04 g/dl 0.3 g/dl


Kolestrol 0.1 g/dl 0.3 – 0.9 g/dl
Asam Lemak 0.12 g/dl 0.3 – 1.2 g/dl
Lesitin 0.04 g/dl 0.3 g/dl
Na+ 145 mEq/L 130 mEq/L
K+ 5 mEq/L 12 mEq/L
Ca2+ 5 mEq/L 23 mEq/L
Cl- 100 mEq/L 25 mEq/L
HCO3 28 mEq/L 10 mEq/L

2.3 Vena Porta (Vena Porta Hepatis)

2.3.1 Lokasi Dan Deskripsi

Vena yang penting ni mengalirkan darah dari pars abdominalis tractus

gastrointestinalis, mulai dari sepertiga bagian bawahoesophagus sampai

setengah bagian atas canalis analis. Vena porta juga mengalirkan dari lien

pancreas, dan vesica felea. Vena porta masuk ke hepar dan bercabang-cabang

membentuk sinusoid, tempat darah kemudian mengalir masuk ke venae

hepaticae, yang akan bermuara ke vena kava inferior. Panjang vena porta sekitar

5 cm dan dibentuk dibelakang collum pancreatis oleh gabungan vena mesentrica

30
superior dan vena lienalis. Pembuluh ini berjalan ke atas dan kanan, di belakang

pars superior duodeni, dan masuk ke dalam omentum minus . kemudian vena

porta berjalan ke atas di depan foramen epiploicum menuju ke porta hepatis,

tempat vena ini bercabang dua menjadi ramus dexter dan siniter. 2

Sirkulasi mulai sebagai plexus kapiler di dalam organ-organ yang

darahnya dialirkan keluar dan berakhir dengan bermuara ke dalam sinusoid

hepatis.2

Gambar 2.20 Aliran Porta Vein

2.3.2 Vena-Vena yang Bermuara ke Vena Porta

Vena-vena yang bermuara ke vena porta adalah vena lienalis, vena

mesenterica superior, vena gastrica sinistra, vena gastrica dextra dan vena

cystica.1

31
Vena lienalis

Vena ini meninggalkan hilum lienalis dan berjalan ke kenan di dalam

ligamentum lienorenale di sebelah caudal arteria lienalis. Vena lienalis

bergabung dengan vena mesentrica superior di belakang collum pencreatis

untuk membentuk vena porta. Vena lienalis menerima darah dari vena

gatrica brevis, vena gastroomentalis sinitra, vena mesenterica inferior, dan

vena pancreatica.1

Vena mesenterica inferior

Vena ini berjalan ke atas pada dinding posterior abdomen dan bergabung

dengan vena lienalis di belakang corpus pancreatis. Vena ini menerima

darah dari venae rectales superiores, venae sigmoidieae, dan vena colica

sinistra.1

Vena mesenterica superior

Vena ini berjalan ke atas di dalam radix mesenterii intestinum tenue pada

sisi kanan arteria mesenterica superior. Vena ini berjalan di depan pars

horizontalis duodeni dan bergabung dengan vena lienalis di belakang

collum pancreatis. Vena ini menerima darah dari venae jejunales, venae

ileales , vena ileocolica, vena colica dextra, vena colica media, vena

pancreaticoduodenalis inferior, dan vena gastroomentalis dextra.1

Vena gastrica sinistra

Vena ini mengalirkan darah dari bagian kiri curvatura minor dan bagian

distal oesophagus. Vena ini bermuara langsung ke dalam vena porta.1

32
Vena gastrica dextra

Vena ini mengalirkan darah dari bagian kanan curvatura minor dan

bermuara langsung ke vena porta.

Vena cystica

Vena ini mengalirkan darah dari vesica biliaris langsung ke hepar atau

bergabung dengan vena porta.1

Gambar 2.21 Vein Porta

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Snell,Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran;

alih bahasa Liliana Sugiharto; Ed 6. EGC : Jakarta.

2. Nurachmah, Elly.Rida Angriani. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi.

Jakarta: SalembaGuyton & Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Medika.

34

Anda mungkin juga menyukai