Anda di halaman 1dari 33

STEP 7

1. Bagaimana embriologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?


2. Bagaimana anatomi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?
3. Bagaimana histologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?
4. Bagaimana fisiologi hepar, lien, vesica fellea, pankreas?
5. Apa hubungan dari hepar, lien, vesica fellea, pankreas?

HEPAR

1. anatomi hepar

1
(www.medicineNet.com)

- Hepar letaknya pada regio regio hypocondria sinistra, epigastrica dan hypocondria dextra.

- 2 lobus : lobus dextra dan sinistra

- 2 facies : facies diafragmatica dan facies visceral

 facies diafragmatica
bentuk convex, menghadap dan mengikuti lekungan diaphragma.Facies mempunyai bagian-
bagian :

 pars superior : mempunyai cekungan dangkal yaitu impresio cardiaca dan sebagian besar
area nuda hepatis
 pars posterior : terdapat bangunan-bangunan antara lain lobus caudatus yg etrdapat
diantara lobus hepatis dextra dan sinistra, lobus quadratus, sulcus vena cava diantara
kedua lobus tersebut (lobus hepatis dextra dan sinistra)
 pars anterior : terdapat perlekatan lig.falciformis hepatis yg memisahkan lobus hepatis
dextra dan sinistra
 pars dexter : merupakan permukaan lobus dextra yg menempel pd costa-costa terbawah

2
(www.medicineNet.com)

- ligamentum ligamentum pd hepar:


 ligamentum falciforme  ligamentum triangulare dextra dan ligamentum triangulare
sinistra
 ligamentum teres hepatis  obsturasi dari vena umbilicalis
 ligamentum venosum  obsturai dari ductus venosum
 facies visceral
bentuk datar dan menghadap ke arah caudodextra agak ke ventral.Facies ini berhadapan dg
organ-organ viscera di caudalnya dan menimbulkan jejak yg berupa impressio impressio.

- impressio impressio pd hepar :


 lobus dextra : impressio colica, impressio duodenalis, impressio renalis, impressio
suprarenalis
 lobus sinistra : impressio gastrica. Impressio oesophagus
 lobus quadratus : impressio duodenalis

3
(www.medicineNet.com)

- pembagian lobus hepar posterior

secara strukturil

hepar dibatasi fissura sagitalis sinistra ,shg :

lobus caudatus dan lobus quadratus termasuk lobus dextra

fissura sagitalis sinistra diisi oleh Lig.venosum Arantii dan ligamentum teres hepatis

secara fisiologis

hepar dibatasi oleh fossa sagitalis dextra, shg :

lobus caudatus dan lobus quadratus termasuk lobus sinistra

fossa sagitalis dextra diisi oleh fossa vena cava dan fossa vesicae fallea

4
terdapat pula celah transversal yg terbentang pd pertengahan fissura sagitalis sinistra dan fossa sagitalis
dextra, celah tersebut memisahkan lobus caudatus di posterior dan lobus quadratus di anteriornya.Celah
transversal tersebut adalah porta hepatis.

 Porta hepatis terisi oleh : vena porta


Arteri hepatis comunis

Arteri hepatica propia

Ductus chysticus

 Trias porta terisi oleh : vena porta hepatica


Arteri hepaticus

Ductus choledochus

Unit fungsional hepar adalah lobules hati, yang berbentuk silindris dngan panjang beberapa mm dan
berdiameter 0,8 sampai 2 mm. hati manusia berisi 50.000 – 100.000 lobulus hati.

Lobules hati terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengarah ke vena hepatica kemudian ke
vena cava. Lobulus sendiri terbentuk dari banyak sel hepar yang memancar dari vena sentralis seperti
jeruji roda. Masing2 lempeng hepar tebalnya 1 sampai 2 sel, dan diantara 2 sel yang berdekatan terdapat
kanalikuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di dalam septum fibrosa yang memisahkan
lobules hati yang berdekatan.

Juga di dalam septum terdapat venula porta kecil yang menerima darah terutama dari vena saluran
pencernaan ke vena porta. Dari venula ini darah mengalir melalui sinusoid hepar gepeng dan bercabang
yang terletak di antara lempeng2 hepar dan kemudian ke vena sentralis. Dengan demikian, sel hepar
terpapar terus menerus dari darah vena sentralis.

Selain vena porta, terdapat jga arteriol hepatica di dalam septum interlobularis. Arteriol ini menyuplai
darah arteri ke jaringan septum diantara septum yang berdekatan dan banyak pula arteriol kecil yang
mengalir langsung ke sinusoid hati.

Selain sel2 hepar, sinusoid vena dilapisi oleh :

1. Sel endotel khusus

2. Sel kuppfer besar, yang merupakan makrofag jaringan, yang mampu mengfagositosis
bakteri dan benda asing lain dalam darah sinus hepatis.

Lapisan endotel sinusoid mempunyai pori yang sangat besar, beberapa diantaranya mempunyai diameter
hingga 1 mikrometer. Di bawah lapisan ini, terletak diantara sel endotel dan sel hepar, terdapat suatu
ruangan yang sangat sempit yang dinamakan ruang disse. Jutaan rung disse kemudian menghubungkan
pembuluh limfe di dalam septum interlobaris. Oelh karena itu kelebihan cairan disini dikeluarkn melalui

5
aliran limfatik. Karena besarnya pori2 di ruang disse, zat di dalam plasma bergerak bebas ke dalam ruang
disse. Bahkan banyak protein plasma berdifusi disini.

( Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall )

2. histologi hepar
Hepar terdiri atas satuan heksasonal disebut lobulus hati. Di pusat setiap lobulus terdapat
vena sentralis yang dikelilingi lempeng2 sel hati yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan
ikat disini membentuk triad porta / daerah porta tempat cabang arteri hepatika, cabang vena porta dan
cabang duktus biliaris. Darah arteri dan darah vena mula – mula bercampur di sinusoid hepar saat
mengalir ke arah vena sentral. Dari sini darah memasuki sirkulasi umum melalui vena hepatika.

Sinusoid hepar adalah saluran darah yang berliku – liku dan melebar, dengan diameter tidak
teratur, dilapisi sel endotel bertingkat tidak utuh, yang dipisahkan dari hepatosit di bawahnya oleh
ruang perisinusoidal. Pada dinding sinusoid terdapat makrofag tetap yaitu sel Kupffer. Sel Kupffer
adalah fagosit hati khusus yang berasal dari monosit drah yang berfungsi untuk memfagositosis
benda2 renik dan debris selular yang mengalir ke sinusoid.

Hepatosit menyekresikan empedu ke dalam saluran2 halus disebut kanalikuli biliaris yang
terletak diantara hepatosit. Kanalikuli ini mengumpul di tepi setiap lobulus di daerah porta sebagai
ductus biliaris. Ductus biliaris kemudian menjadi ductus hepatikus yang lebih besar yang membawa
empedu keluar dari hepar. Di dalam lobulus hati, empedu mengalir dalam kanalikuli biliaris ke ductus
biliaris pada daerah porta dan darah dalam sinusoid mengalir ke vena sentralis. Jadi, empedu dan
darah tidak bercampur.

(Atlas Histologi di Fiore)

Hepar dibagi oleh suatu jaringan ikat ( septum interlobular ) menjadi lobulus-lobulus.
Lobulus berbentuk poligonal. Pada bagian tertentu dari septum terdapat suatu daerah
yang disebut trigonum kiernan= portal triad yang merupakan pertemuan 3 lobulus yaitu a.
Interlobularis, v. Interlobularis, duktus biliaris dan pembuluh limfe.
Terdapat vena centralis.
Diantara vena centralis terdapat hepatosit yang tersusun secara radier. Hepatosit
berbentuk poligonal, ukurannya bermacam-macam, nulkeus besar, bulat, kadang berinti
dua.
Didalam hepatosit terdapat sinosoid yang dilapisi endotel secara tidak lengkap dan
terdapat sel lain pada sinosoid seperti, makrofag, sel kupffer, kadang eritrosit dan
leukosit.
Histologi Dasar

6
secara umum hepar dibagi oleh suatu jaringan ikat menjadi lobulus lobulus. Lobulus berbentuk
polygonal. Pada bagian tertentu dari septum terdapat celah portal yang berisi pembuluh darah,
pembuluh limfe dan saluran empedu

Lobulus hepar :

Pada pembesaran rendah terlihat vena sentralis dan septum interlobular (perifer). Di antaranya
terdapat hepatosit yang tersusun radier. Pada pembesaran kuat akan terlihat vena sentralis yang
dilapisi endotel. Di dalam lobulus terdapat lempeng yang terdiri dari hepatosit. Lempeng kadang
bercabang dan beranastomosis kecuali lamina pada daerah perifer lobulus. Di antara lamina
terdapat sinusoid yang mengikuti percabangan dan beranastomosis dari lamina. Sinusoid dilapisi
endotel secara tidak lengkap dan terdapat sel sel lain pada sinusoid, seperti makrofag, sel kupfer,
kadang eritrosit dan leukosit. Sinusoid akan bermuara ke vena centralis.

7
KC= kupffer cell, Si=sinusoid

3. fisiologi hepar
Fungsi keterangan
Pembentukan dan ekskresi empedu
Metabolisme garam empedu Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi
lemak serta vitamin larut-lemak didalam usus
Metabolisme pigmen empedu Bilirubin (pigmen empedu utama) merupakan hasil akhir
metabolisme pemecahan eritrosit yang sudah tua, proses
konjugasi berlangsung dalam hati dan diekskresikan
kedalam empedu
Metabolisme karbohidrat Hati berperanan penting dalam mempertahankan kadar
Glikogenesis glukosa darah normal dan menyediakan energi untuk
Glikogenolisis tubuh. Karbohidrat disimpan dalam hati sebagai glikogen
Glikoneogenesis
Metabolisme protein Protein serum yang disintesis oleh hati adalah albumin
Sintesis protein serta globulin alfa dan beta (gama globulin tidak)
Faktor pembekuan darah yang disintesis oleh hati adalah
fibrinogen, protrombin, dan faktor pembekuan
V,VII,IX,dan X. Vitamin K merupakan kofaktor yang
penting dalam sintesis semua faktor ini kecuali faktor V
Urea dibentuk semata-mata dalam hati dari amoniak
(NH3), yang kemudian diekskresi dalam urine dan feses.
Pembentukan urea NH3 dibentuk adari deaminasi asam amino dan kerja
bakteri usus terhadap asam amino
Penyimpanan protein (asam
amino)
Metabolisme lemak Hidrolisi trigliserida, kolesterol, fosfolipid, dan
Ketogenesis lipoprotein (diabsorbsi dari usus) menjadi asam lebak
Sintesis kolesterol dan gliserol
Penimbunan lemak Hati memegang peranan utama dalam sintesis kolesterol,
sebagian besar diekskresi dalam empedu sebagai

8
kolesterol atau asam kolat
Penimbunan vitamin dan mineral Vitamin larut lemak (A,D,E,K) disimpan dalam hati, juga
vitamin B12, tembaga dan besi
Metabolisme steroid Hati menginaktifkan dan menyekresi
aldosteron,glukokortikoid,estrogen,progesteron, dan
testosteron
detoksifikasi Hati bertanggungjawab atas biotranformasi zat2
berbahaya yang kemudian diekskresi oleh ginjal
Gudang darah dan filtrasi Sinusoid hati merupakan depot darah yang mengalir
kembali dari vena kava (gagal jantung kanan), kerja
fagositik sel kupffer membuang bakteri dan debris dari
darah
Price, Sylvia A. Patofisiologi edisi 6. Jakarta : EGC

-Fungsi sintesis:hati merupakan sumber albumin plasma;banyak globulin plasma;mencakup alfa-


antitripsin;dan banyak protein pada kaskade koagulasi

-Fungsi ekskretorik:banyak bahan di eskresi hati didalam empedu.komponen utama empedu


adalah bilirubin.kolesterol,urobilinogen dan asam empedujuga dijumpai didalam empedu

-Fungsi metabolic:hati berperan utama di dalammetabolisme lemak,karbohidrat,protein,serta


didalam detoksifikasi;mendetoksifikasi senyawa nitrogen beracun yang berasal dari usus serta
berbagai obat dan bahan kimia

4. embriologi hepar
Perkembangan hati mulai tampak pada embrio berukuran 2,5 mm, yaitu kira-kira pada
minggu keempat, sebagai pertumbuhan entodrem bagian ventral fore-gut, cranial daripada yolc
sac dan caudal daripada jantung, dekat pada tempat bertumbuhnya duodenum. Pertumbuhan itu
dinamai hepatic diverticulum atau hepatic rudiment.

Bagian caudal pertumbuhan itu berkembang menjadi vesica felea dan duktus cystikus.
Bagian cranial berkembang menjadi ductus coledokus dan ductus hepaticus. Sinusoid, pembuluh
darah, trigonum Kiernan dibuat oleh jaringan mesoderm septum transversum.

Bagian Patologi Anatomi. FKUI.

9
5. metabolisme bilirubin
Destruksi SDM  Biliverdin  Bilirubin Unconjugated, berikatan dng albumin  Vena
Lienalis  Vena porta  Hepatosit  Konjugasi dengan bantuan glukoronil transferase
menjadi Bilirubin conjugated  Duktus hepatikus  Duktus cysticus  Vesica Fellea 
Ductus Choledoccus  Pankreas  Duodenum Pars Descenden  Urobilinogen  Usus
 Sterkobilinogen  Sterkobilin  Feses

Destruksi SDM  Biliverdin  Bilirubin Unconjugated, berikatan dng albumin  Vena


Lienalis  Vena porta  Hepatosit  Konjugasi dengan bantuan glukoronil transferase
menjadi Bilirubin conjugated  Duktus hepatikus  Duktus cysticus  Vesica Fellea 
Ductus Choledoccus bergabung dng Duktus Wirsungi (Pankreas)  Duodenum Pars
Descenden  Urobilinogen  mell proses oksidasi  Ginjal  Urobilin  urine

- Bilirubin unconjugated bersifat tidak larut dalam air, dapat berdifusi ke jaringan, dan
berikatan dng albumin
- Bilirubin Conjugated bersifat larut dalam air, non toksik
- Di hepar terjadi 3 proses : ambilan, konjugasi, dan ekskresi

Metabolisme bilirubin

10
Eritrosit

Globin Heme
LIEN

Fe Protoporfilin

Biliverdin

Biliverdin reductase

Bilirubin tak terkonjugasi

Bilirubin tak terkonjugasi


DARAH
+

Albumin

Albumin

Bilirubin + asam glukuronat

Bilirubin terkonjugasi

HEPAR
Kanalikuli biliaris

Ductus biliaris

Ductus hepatica dex & sin Ductus hepaticus comunis

Ductus pancreaticus wirsungi

11
Ductus cysticus ductus coledocus papila duodeni mayor

Vesica fellea duodenum pars decendens

Urobilinogen

V Porta
di absorbsi
DARAH USUS
V interlobularis Sterkobilinogen

Oksidasi

Sinusoid Sterkobilin

V sentralis Warna Feses

V hepatica VCI Atrium dex Aorta Abdominal

A. renalis

Urobilinogen GINJAL
Oksidasi

Urobilin

Warna Urin

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall, 1997

12
6. patologi metabolisme bilirubin
* Ikterus

Etiologi :

meningkatnya pemecahan sel darah merah dan pelepasan bilirubin yang cepat
kedalam sel darah merah
sumbatan duktus biliaris atau kerusakan sel hati sehingga jumlah bilirubin tidak
dapat diekskresikan ke dalam saluran pencernaan.
Tipe ikterus

o Ikterus hemolitik
Pada ikterus hemolitik fungsi ekskresi hati hanya terganggu sedikit, tetapi sel darah
merah dihemolisis dengan cepat dan sel hati tidak dapat mengekskresi secepat
pembentukannya. Oleh karena itu konsenterasi plasma bilirubin bebas meningkat diatas

13
normal. Juga kecepatan pembentukan urobilinogen dalam usus sangat meningkat, dan
sebagian besar urobilinogen diabsorbsi kedalam darah dan akhirnya diekskresikan ke
dalam urin.

o Ikterus obsrtuktivus
Ikterus obstruktif disebabkan oleh obstruksi duktus biliaris ( yang sering terjadi bila
sebuah batu empedu atau kanker menutupi duktus coledocus ) atau kerusakan sel hati
( yang terjadi pada hepatitis ), kecepatan pembentukan bilirubin adalah normal, tapi
bilirubin yang dibentuk tidak dapat melewati darah melalui usus.

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Guton dan Hall.Edisi 9

Ikterus,dapat dibedakan 3 tipe:

1. ikterus prehepatik:pembentukan bilirubin ditingkatkan(ex: dengan peningkatan hemolisis0sampai


suatu tingkat tertentu dimana kapasitas hati untuk membentuk bilirubin konjugasi
berlebihan.kemacetan nya adalah pada glukoronil transferase,sehingga pada pasien ini bilirubin
tak terkonjugasi meningkat dalam plasma
2. ikterus intrahepatik,akibat dari:
- kerusakan sel hati;misalnya,oleh racun atau peradangan (hepatitis) sehingga transport dan
konjugasi bilirubin terganggu
- tidak tersedianya atau defisiensi dari glukoronil transferase atau imaturitas system glukoronil
pada waktu lahir,yang mungkin diperburuk oleh ikterus yang mungkin disebabkan oleh ikterus
yang mungkin disebabkan oleh kecepatan hemolisis yang tinggi pada waktu lahir
- penghambatan glukoronil transferase,missal nya oleh steroid
- suatu gangguan bawaan sejak lahir atau penghambatan (misalnya oleh obat2n atau steroid)dan
sekresi bilirubin kedalam kanalikuli empedu
3. ikterus pascahepatik:sumbatan duktus koledokus oleh batu atau tumor mengakibatkan refluks
bilirubin konjugasi kedalam aliran darah

KANTUNG EMPEDU

anatomi kantung empedu

14
15
(Interactive Atlas of Clinical Anatomy, Frank N. Netter, MD)

Histologi kantung empedu


Dinding kantong empedu terdiri dari lapisan mukosa dengan epitel silindris selapis dan lamina propria,
selapis otot polos, selapis jaringan ikat perimuskuler yang berkembang baik dan membrane serosa.

Sel epitel banyak mengandung mitokondria, permukaan apical banyak mengandung mikrovili.
Dekat duktus sistikus epitelnya berlekuk lekuk dalam lamina propria membentuk kelenjar tubulo asinar
yang berfungsi menghasilkan sebagian besar mucus dalam empedu.

Lapisan muskuler hanya tipis dan sebagian besar otot polosnya tersusun sekitar lingkaran
kandung empedu. Lapisan jaringan ikat tebal mengikat permukaan superior kandung empedu pada hati.
Permukaan berlawanan ditutupi oleh lapisan serosa yaitu peritoneum

16
Vesica fellea

(Atlas histology di fiore dengan korelasi fungsional)

17
Ptnjk prakt histo + interactive atlas histo lipincott williams

7. fisiologi kantung empedu,


Menyimpan, memekatkandengan cara menyerap kandungan air yang ada di dalam cairan
empedu, dan mengeluarkan empedu dari kantng empedu. Mekanisme ini tergantung dari
aktifitas transfor aktif natriu dalam epitel

8. fisiologi empedu
empedu melakukan dua fungsi penting

1. empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, karena
asam empedu melakukan 2 hal : (1) asam empedu membantu mengemulsikan partikel
partikel lemak yang besar dalam makanan menjadi banyak bentuk partikel kecil yang
dapat diserang oleh enzim lipase yang disekresikan getah pancreas (2) asam empedu
membantu transport dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan
melalui membrane mukosa intestinal
2. empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan
yang penting dari darah. Meliputi bilirubin dan kelebihan kolesterol

9. komposisi cairan empedu

Empedu hati Empedu kandung empedu


Air 97,5 gr/dl 92 gr/dl
Garam empedu 1,1 gr/dl 6 gr/dl
Bilirubin 0,04 gr/dl 0,3 gr/dl
Kolesterol 0,1 gr/dl 0,3-0,9 gr/dl
Asam asam lemak 0,12 gr/dl 0,3 sampai 1,2 gr/dl
Lesitin 0,04 gr/dl 0,3 gr/dl
Na+ 145mEq/l 130 mEq/l
K+ 5 mEq/l 12 mEq/l
Ca+ 5 mEq/l 23 mEq/l

18
Cl- 100 mEq/l 25 mEq/l
HCO3- 28 mEq/l 10 mEq/l
guyton

10. mekanisme kontraksi


Sebagian dibawah control refleks dan sebagian dibawah control hormonal
CCK(kolesistokinin),disamping lemak,kuning telur dan MgSO4 sangat efektif merangsang
pelepasan empedu dari kandung empedu melalui CCK.sekretin dan garam empedu dalam darah
sebaliknya merangsang pembentukan empedu dalam hati.

PANKREAS

11. anatomi pancreas


Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas.
Strukturnya lunak, berlobulus dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakan
peritoneum. Pancreas menyilang transpyloricum. Pancreas dapat dibagi dalam caput, collum,
corpus dan cauda.

Caput pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung
duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria dan vena mesenterica superior serta
dinamakan processus uncinatus.

Collum pancreatic merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menguhubungkan


caput dan corpus pancreatic. Collum pancreatic terletak di depan pangkal vena porta hepatic dan
tempat dipercabangkannya arteri mesenterica superior dari aorta

19
Corpus pancreatic berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada

20
21
(Interactive Atlas of Clinical Anatomy, Frank N. Netter, MD

Pancreas merupakan suatu organ yang berada di region epigastrika dan kuadran kiri atas. Terdiri dari
3 bagian yaitu caput, corpus dan cauda. Caput pancreas berbentuk pipih dengan facies anterior dan
facies posterior. Pada bagian yang berbatasan dengan corpus membentuk procssus uncinatus.
Diantara processus uncinatus dan corpus terdapat incisura pankreatica yang ditempati oleh vasa
mesenterica superior. Truncus coeliacus terletak pada margo superior pankreatis dan vasa lienalis
(cabang truncus coeliacus) terbentang sepanjang margo tersebut. Vasa lienalis tersebut setelah sampai
dihilus lienalis akan mempercabangkan vasa lienalis, gastrica breves dan gastroepiploica sinistra.
Pankreas memiliki duktus untuk sekresi enzim2 pencernaan yaitu duktus pankreatikus wirsungi dan
kadan2 ada duktus pankreatikus santorini. Duktus pankreatikus mayor memiliki m. sphincter ductus
pancratici untuk mengatur keluarnya kelenjar.

INNERVASI : saraf simpatis torachal 6-10 dan parasimpatis dari truncus vagalis.

VASKULARISASI : a. pancreaticoduodenale superior (cabang dari truncus coeliacus)

a. pancreaticoduodenale inferior ( cabang dari a mesenterica sup)

rr. pancreatici a. lienalis

Anatomi klinik. Snell

22
12. histologi pancreas
pancreas merupakan kelenjar endokrin dan eksokrin. Bagian eksokrin pancreas adalah kelenjar asinar
kompleks sedangkan bagian endokrinnya adalah sel2 langerhans. Asinus eksokrin pancreas terdiri
dari sel2 yang sangat terpolarisasi dan memiliki inti bulat serta merupakan sel penghasil protein khas.

Pulau2 langerhans, terdiridari sel alfa yang menghasilkan glukagon, sel beta yang menghasilkan
insulin dan sel delta yang menghasilkan somatostatin.

Selain air dan ion, pancreas eksokrin manusia mengeluarkan enzim dan proenzim berikut :
tripsinogen, kemotripsinogen, karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease, triasilgliserol
lipase, fosfolipase A2, elastase dan amylase

Histology dasar.

Kelenjar pancreas merupakan kelenjar ganda, terdiri atas bagian eksokrin yang terpulas lebih gelap dan
bagian endokrin yang terpulas lebih pucat. Bagian endokrin disebut juga pulau langerhans. Pulau
Langerhans dikelilingi sebuah simpai jaringan ikat tipis yang memisahkannya dari sel sel pancreas lain.
Pulau langerhans sangat vascular dengan banyak pembuluh darah kapiler.

Bagian eksokrin adalah bagian terbesar pancreas yang merupakan kelenjar tubuloasinar
kompleks. Setiap asinus sekresi eksokrin terdiri atas kelompok sel berbentuk pyramid, tersusun
mengelilingi lumen kecil. Di pusat asini sekretoris terlihat satu sel atau lebij sel sentroasinar yang
terpulas pucat yang merupakan sel pelapis terminal system duktus ekskretorius. Duktus eksretorius
terkecil dalam pancreas adalah duktus interkalaris yang dilapisi sel epitel kuboid

23
CA = CentroAcinar

CT = Connective Tissue

24
Petunjuk praktikum histology 2008 + interactive color atlas of histology

13. fisiologi pancreas


terdapat 3 rangsangan dasar yang penting dalam menyebabkan sekresi pankreatik:

- asetilkolin, yang dilepaskan oleh nervus vagus parasimpatis demikian juga dari
saraf2 kolinergik di dalam system saraf enteric
- kolesistokinin, yang disekresikan oleh mukosa duodenum dan jejunum bagian
atas ketika makanan masuk ke dalam usus halus
- sekretin, yang disekresikan oleh mukosa duodenum dan jejunum yang sama
ketika makanan yang sangat asam masuk ke usus halus.
Asetilkolin dan kolesistokinin menyebabkan pancreas mensekresi enzim2 pencernaan dengan
jumlah cairan yang relative sedikit sedangkan sekretin merangsang sekresi larutan natrium
bikarbonat .

Sekresi pankreatik terjadi dalam 3 fase yaitu:

- fase sefalik: sinyal2 saraf menyebabkan asetilkolin dilepaskan oleh ujung2 n.


vagus dalam pancreas. Hal ini menyebabkan sejumlah enzim dilepaskan ke dalam duktus
pankreatikus
- fase gastric: rangsangan saraf terhadap sekresi enzim berlangsung terus
menghasilkan lagi 5-10% dari enzim yang disekresikan sesudah makan. Walaupun demikian
hanya sejumlah kecil yang masuk ke dalam duodenum karena kurangnya cairan.
- Fase intestinal: sesudah kimus masuk ke dalam usus halus, sekresi pancreas
menjadi sangat banyak, terutama sebagai respon terhadap hormone sekretin.
Fisiologi Guyton & Hall

 Tripsinogen : diubah menjadi tripsin aktif oleh enterokinase.Dalam bentuk aktif,tripsin


mengubah peptone dan protein menjadi asam amino.
 Amilase : Mengubah zat pati,baik yang masak dan tidak masak menjadi maltosa.
 Lipase : Mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah empedu
mengemulsi lemak yang meningkatkan area permukaan.

25
 Glukagon : Meningkatkan gula darah.Merangsang pengubahan glikogen menjadi
glukosa (meningkatkan gula darah)
 Insulin : Menurunkan gula darah dengan merangsang pengubahan glukosa
menjadi glukogen untuk disimpan dan meningkatkan ambilan glukosa selular.
pankreas merupakan kelenjar campuran yang mengnadung jaringan eksokrin dan endokrin.
Pankreas Sebagai kelenjar eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen
yaitu sekresi enzimatik poten dan sekresi alkali encer yang kaya akan natrium bikarbonat. Enzim-
enzim pankreas secara aktif disekresikan secara aktif oleh sel asinus. Komponen natrium bikarbonat
encer disekresikan secara aktif oleh duktus yang melapisi bagian awal duktus pankreatikus. Ketiga
enzim tersebut, adalah:

Enzim proteolitik pankreas yang berperan dalam pencernaan protein tripsinogen,


kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase

Amylase pankreas yang berperan pada pencernaan karbohidrat dengan cara serupa
dean amylase liur

Lipase pankreas, satu-satunya enzim yang penting dalam pencernaan lemak.

Pankreas selain mensekresi insulin, glukagon dan somatostatin, juga mensekresi enzim – enzim
pencernaan dan sejumlah besar larutan natrium bikarbonat disekresi oleh kedua duktulus kecil dan
duktus lebih besar yang berasal dari asini..

Sekresi enzim – enzim pancreas untuk mencernakan 3 jenis makanan utama : protein, karbohidrat
dan lemak. Sekresi ini juga mengandung sejumlah besar ion bekarbonat untuk menetralkan asam kimus
yang dikeluarkan dari lambung ke dalam duodenum.

Enzim pencernaan pancreas untuk mencerna lemak adalah lipase pancreas yang mampu
menghidrolisis lemak netral dan monogliserida; kolesterol esterase yang menyebabkan hidrolisis ester
kolestrol dan fosfolipase yang memecah asam lemak dari fosfolipid.

Enzim pencernaan pancreas untuk karbohidrat adalah amylase pancreas yang akan menghidrolisis
serat, glikogen dan sebagian besar karbohidrat lain kecuali selulosa untuk membentuk disakarida dan
beberapa trisakarida

Enzim pencernaan pancreas untuk protein adalah tripsin, kemotripsin dan karboksipolipeptidase.
Tripsin dan kemotripsin memisahkan seluruh dan sebagian protein yang dicerna menjadi peptide
berbagai ukuran tetapi tidak menyebabkan pelepasan asam asam amino bentuk tunggal. Sebaliknya
karboksipolipeptidase akan memecahkan beberapa peptide menjadi asam-asam amino bentuk tunggal.

26
Fisiologi kedokteran, guyton

LIEN
Anatomi :

Lien berasal dari diferensiasi jaringan mesenkimal mesogastrium dorsal. Berat rata-rata pada

manusia dewasa berkisar 75-100 gram, biasanya sedikit mengecil setelah berumur 60 tahun sepanjang

tidak disertai adanya patologi lainnya, ukuran dan bentuk bervariasi, panjang ± 10-11cm, lebar + 6-7 cm,

tebal + 3-4 cm.

27
Lien terletak di kuadran kiri atas dorsal di abdomen pada permukaan bawah diafragma,

terlindung oleh iga ke IX, X, dan XI. Lien terpancang ditempatnya oleh lipatan peritoneum yang

diperkuat oleh beberapa ligamentum suspensorium yaitu :

a. Ligamentum splenoprenika posterior.

b. Ligamentum gastrosplenika, berisi vasa gastrika brevis

c. Ligamentum splenokolika terdiri dari bagian lateral omentum majus

d. Ligamentum splenorenal.

Lien merupakan organ paling vaskuler, dialiri darah sekitar 350 L per hari dan berisi kira-

kira 1 unit darah pada saat tertentu. Vaskularisasinya meliputi arteri lienalis, variasi cabang pankreas dan

beberapa cabang dari gaster (vasa Brevis). Arteri lienalis merupakan cabang terbesar dari trunkus

celiakus. Biasanya menjadi 5-6 cabang pada hilus sebelum memasuki lien. Pada 85 % kasus, arteri

lienalis bercabang menjadi 2 yaitu ke superior dan inferior sebelum memasuki hilus. Sehingga hemi

splenektomi bisa dilakukan pada keadaan tersebut.Vena lienalis bergabung dengan vena mesenterika

superior membentuk vena porta. Lien asesoria ditemukan pada 30 % kasus. Paling sering terletak di hilus

lien, sekitar arteri lienalis, ligamentum splenokolika, ligamentum gastrosplenika, ligamentum splenorenal,

dan omentum majus. Bahkan mungkin ditemukan pada pelvis wanita, pada regio presakral atau

berdekatan dengan ovarium kiri dan pada scrotum sejajar dengan testis kiri.

28
Gambar 1. Anatomi Lien

Secara fisik, lien banyak berhubungan dengan organ vital abdomen yaitu, diafragma kiri di

superior, kaudal pankreas di medial, lambung di anteromedial, ginjal kiri dan kelenjar adrenal di

posteromedial, dan fleksura splenikus di inferior.

LIEN

Fungsi lien dibagi menjadi 5 kategori :

a. Filter sel darah merah

b. Produksi opsonin-tufsin dan properdin

c. Produksi Imunoglobulin M

d. Produksi hematopoesis in utero

e. Regulasi T dan B limfosit

Pada janin usia 5-8 bulan lien berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan putih,

dan tidak berfungsi pada saat dewasa. Selain itu, lien berfungsi menyaring darah, artinya sel yang tidak

29
normal, diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit tua ditahan dan dirusak oleh sistem

retikuloendotelium disana.

Lien juga merupakan organ pertahanan utama ketika tubuh terinvasi oleh bakteri melalui darah

dan tubuh belum atau sedikit memiliki antibodi. Kemampuan ini akibat adanya mikrosirkulasi yang unik

pada lien. Sirkulasi ini memungkinkan aliran yang lambat sehingga lien punya waktu untuk memfagosit

bakteri, sekalipun opsonisasinya buruk. Antigen partikulat dibersihkan dengan cara yang mirip oleh efek

filter ini dan antigen ini merangsang respon anti bodi. Sel darah merah juga dieliminasi dengan cara yang

sama saat melewati lien.

Lien dapat secara selektif membersihkan bagian-bagian sel darah merah, dapat membersihkan

sisa sel darah merah normal. Sel darah merah tua akan kehilangan aktifitas enzimnya dan lien yang

mengenali kondisi ini akan menangkap dan menghancurkannya. Pada asplenia kadar tufsin ada dibawah

normal. Tufsin adalah sebuah tetra peptida yang melingkupi sel – sel darah putih dan merangsang

fagositosis dari bakteri dan sel-sel darah tua. Properdin adalah komponen penting dari jalur alternatif

aktivasi komplemen, bila kadarnya dibawah normal akan mengganggu proses opsonisasi bakteri yang

berkapsul seperti meningokokkus, dan pneumokokkus.

http://www.scribd.com/doc/185718226/Anatomi-Dan-Fisiologi-Lien-docx#download

LIEN

Histologi :
Limpa dibungkus sebuah simpai jaringan ikat padat yang menjulurkan trabekula jaringan ikat ke bagian
dalam limpa.Trabekula utama memasuki limpa di hilus dan bercabang - cabang menyusup seluruh
organ.Pada trabekula, terdapat di arteri trabekularis dan vena trabekularis.Trabekula yang terpotong
melintang tampak bulat atau nodular.
Limpa ditandai dengan sejumlah agregat limfonodulus; noduli ini membentuk pulpa alba organ.
Limfonoduli mengandung pusat germinal, jumlahnya secara progresif berkurang bersama dengan
penambahn umur.Arteri sentralis melewati setiap limfonodulus; namun arteri ini umumnya tidak terletak
di pusat.Arteri sentralis adalah cabang dari arteri trabekularis yang mendapat selubung jaringan limfatik
saat meninggalkan trabekula. Selubung ini juga membentuk limfonodulus yang kemudian membentuk
pulpa alba limpa.

30
Di sekitar limfonodulus dan trabekula terdapat anyaman sel merata yang membentuk bagian terbesar
organ dan secara kolektif membentuk pulpa rubra atau pulpa limpa. Sediaan segar pulpa rubra tampak
merah karena jarinngan vaskularnya, PUlpa rubra juga mengandung arteri pulpa, sinus venosus dan korda
limpa (Billroth); hal ini tampak sebagai untaian difusi jaringan limfatik di antara sinus venosus. Korda
limpa membentuk anyaman longgar jaringan ikat reticular yang biasanya tertutup jaringan padat lain
Dwarala Repya K.
Sumber :Atlas Histologi de Fiore.

Di R. E. S Eritrosit Tua Umur 120 hari

Hemoglobin
Heme Okigenase

Heme Globin
Heme Oksigenase

4 inti pyrol Fe Asam Amino


Biliverdin reduktase
Biliverdin dibawa transferrin u/ sintesis
protein

B1 + Albumin
B 1 tidak larut air
butuh kendaraan
Transport
u/ menuju ke
Plasma
Hepatosit melalui
Ke Sel Hepar aliran darah

31
B 1 tidak larut air
butuh kendaraan
u/ menuju ke
Hepatosit melalui
aliran darah
B1 + Albumin

Di Hepar
Ke Sel Hepar

B1 + Protein Y
Glukoronil Transferase

Bilirubin Glukoronida + Protein Z

B2

Di Usus Halus dibantu kerja Ikut sirkulasi darah


bakteri
Urobilinogen direabsorbsi di mukosa usus
Mewarnai
Feces
Usus Besar Ginjal
Oksidasi
Oksidasi Mewarnai
sterkobilin Sterkobilinogen Urobilin Urin

Fungsi hati sebagai metabolisme protein


 Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino.
 Dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam
amino.
Deaminasi asam amino dibutuhkan sebelum asam amino dapat dipergunakan
untuk energy atau diubah menjadi karbohidrat atau lemak. Sejumlah kecil
deaminasi dapat terjadi di jaringan tubuh lain, terutama di ginjal, tetapi hal ini
tidak penting di bandingkan deaminasi asam amino di dalam hati.

 Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan


non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin
dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi urea.Urea merupakan end
product metabolisme protein.

32
∂ - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum
tulang β – globulin hanya dibentuk di dalam hati.albumin mengandung ± 584
asam amino dengan BM 66.000.

Fungsi hati yang penting dalam metabolisme protein adalah:


1. Deaminasi asam amino
2. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh
3. Pembentukan protein plasma
4. Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa lain dari asam amino

Pembentukan ureum oleh hati mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh.


Sejumlah besar amonia dibentuk melalui proses deaminasi, dan jumlahnya masih
ditambah oleh pembentukan bakteri di dalam usus secara kontinu dan kemudian
diabsorbsi ke dalam darah.
Oleh karena itu, bila hati tidak membentuk ureum, knsentrasi amino plasma
meningkat dengan cepat dan menimbulkan koma hepatic dan kematian.
Penurunan aliran darah yang besar melalui hati yang kadangkala terjadi bila
timbul pintasan antara vena cava, dapat menyebabkan jumlah amonia yang
berlebihan dalam darah, suatu keadaan yang sangat toksik
Sel hati menghasilkan kira-kira 90% dari semua protein plasma. Sisa gamma
globulin adalah antibodi yang dibentuk terutama oleh sel plasma dalam jaringan
limfe tubuh. Hati mungkin dapat membentuk protein plasma pada kecepatan
maksimum 15 sampai 50 gram/hari oleh karena itu, bahkan jika tubuh kehilangan
sebanyak separuh protein plasma, jumlah ini dapat digantikan dalam waktu 1 atau
2 minggu.
Hal ini menarik terutama bahwa kehilangan protein plasma menimbulkan mitosis
sel hati yang cepat dan pertumbuhan hati menjadi lebih besar; pengaruh ini
digandakan oleh kecepatan pengeluaran protein plasma sampai konsentrasi
plasma kembali normal.

Diantara fungsi hati yang paling penting adalh kemampuan hati untuk membentuk
asam amino tertentu dan juga membentuk senyawa kimia lain yang penting dari
asam amino. Misalnya, yang disebut asam amino nonesensial dapat disintesis
semuanya dalam hati.

33

Anda mungkin juga menyukai