Anda di halaman 1dari 10

Magang Sapi Perah

KPBS PANGELENGAN

PPDH FK UNHAS 2018


MUHAMMAd FARID
Rincian Kegiatan
KPBS PANGALENGAN

Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Pelayanan Kegiatan Pelayanan


Inseminasi Buatan Pemeriksaan Penanganan
01 (IB) 02 Kebuntingan (PKB) 03 Gangguan
Reproduksi

Penanganan Penanganan Penyakit


Prepartus dan Penanganan
04 Postpartus 05 Interna 06 Kelahiran (Partus)
Alur Pelayanan

Kartu Anamnesa Tindakan


Lokasi dan dan Nota
Laporan
Pemeriksaan Treatmen

Petugas akan
memberikan nota
pelayanan
Petugas akan Petugas akan Petugas akan kepada peternak
Petugas akan
menerima kartu melakukan memberikan dan selagus
menuju ke lokasi
laporan peternak di anamnesa serta tindakan dan sebagai
peternak sesuai
Kotak TPK pemeriksann treatment sesuai pencatatan
dengan kartu
Merah = Sakit laporan sesuai dengan dengan hasil
Kuning = Lahiran gejala klinis pemeriksaan
Hijau = Birahi (diagnosa)
Kasus
Retensio Plasenta

Sinyaleman Anamnesa

Sapi perah dengan breed Friesian


Holstein milik pak Amir pada tanggal 24
Jenis Hewan : Sapi
April 2018 tepatnya pada jam 22.00 WIB
Ras : Friesian Holstein (FH) telah partus pertama kalinya, pedet yang
Umur : 3 thn dilahirkan jenis Friesian Holstein
Warna : Hitam Putih Pak Amir melaporkan bahwa setelah
Jenis Kelamin : Betina partus terlihat keluar leleran dari vulva
Berat badan : 300 kg bercampur dengan darah dari sapi ini
Tanda Khusus : Tidak Ada belum keluar masih terlihat menggantung
pada vulva sapi tersebut, kondisi ini
sudah berlangsung lebih dari 12 jam post
partus
Retensio Plasenta

Keadaan Umum Gelaja Klinis

Sapi kelihatan lesu/lethargi, Bulu


Perawatan hewan : Baik kelihatan kusam, Nafsu makan
Habitus/tingkah laku : Punggung lurus/jinak menurun, dan yang paling terlihat
Gizi : Baik jelas adalah masih adanya plasenta
Pertumbuhan badan : Baik yang menggantung pada vulva sapi
Sikap berdiri : Tegak pada ke-4 kaki, tersebut.
Suhu tubuh : 38,8 ˚C
Frekuensi nadi : 52 x/menit
Frekuensi napas : 76x/menit
Adaptasi lingkungan : Baik (dikandangkan)
Retensio Plasenta

Diagnosa Penanganan & Pengobatan

Manual removal : dilakukan dengan cara


melakukan palpasi intra uteri kemudian
Berdasarkan dari hasil anamnesa yang melpaskan pertautan antara kotiledon dan
didapat dari pemilik ternak dan di tunjang karankula, setelah semua pertautan antara
dari hasil pemeriksaan fisik pada ternak kotiledon dan karankula lepas plasenta
tersebut yang dimana adanya plasenta yang tersebut sudah dapat ditarik keluar
masih menggantung pada vulva induk dan
Pengobatan antibiotik yaitu cotrimoxazole
belum keluar satu hari setelah sapi tersebut sulfamethoxazole 800 mg + trimethoprim 160
partus menunjukkan sapi Pak Amir tersebut mg secara IU
mengalami Retensio Plasenta Vitol yang mengandung vitamin A,D, E yang
diberikan secara IM
Pembahasan
 Retensio sekundinae adalah suatu kondisi tertahannya plasenta
karena vili kotiledon fetus masih bertaut dengan kripta karunkula induk
dan gagal melepaskan diri antara keduanya 8-12 jam psot partus. Dalam
keadaan normal kotiledon fetus biasanya keluar 3 sampai 8 jam setelah
melahirkan.
 Etiologi :
Gangguan mekanis (hanya 0,3% kasusnya), yaitu selaput fetus yang
sudah terlepas dari dinding uterus, tetapi tidak dapat terlepas dan keluar
dari alat kelamin karena kanalis servikalis yang terlalu cepat menutup,
sehingga selaput fetus terjepit.

Gangguan pelepasan sekundinae yang berasal dari karankula induk.


(Sekitar 98%). Hal ini disebabkan karena induk kekurangan kekuatan
untuk mengeluarkan sekundinae setelah melahirkan,induk mengalami
perejanan yang cukup lama sampai pedet keluar. Akibat dari perejanan
tersebut, terjadi atoni uteri (uterus tidak berkontraksi).
Pengobatan
Metode pengobatan yang digunakan untuk kasus Retensio Sekundinae pada sapi perah
yaitu pengeluaran plasenta secara manual dan pemberian antibiotik intrauterin sistemik
dengan atau tanpa oksitosin dan PGF 2α
Pencegahan
1. Prinsip pencegahan adalah untuk mengoptimalkan sistem imun pada
periode peripartum melalui peningkatan manajemen konsumsi pakan.
retensio sekundinae dapat dikurangi dengan mencegah hipokalsemia
2. Nutrisi seimbang dari Ca dan P dalam diet, pemberian Selenium
intramuskular, dan injeksi vitamin A dengan suntikan β-karoten pada
periode prepartum harus dipertimbangkan untuk mengurangi kejadian
retensio sekundinae
3. faktor-faktor yang harus dihindari adalah tingginya body condition score
saat melahirkan, hipokalsemia, serta diet kekurangan vitamin A, D, E,
selenium, yodium, dan seng
Thank you

Anda mungkin juga menyukai