Anda di halaman 1dari 29

TEORI DASAR

DIGITAL

Leterature :
(1) Frank D. Petruzella, Essentals of Electronics, Singapore,McGrraw-Hill Book Co, 1993, Chapter 41
(2) Ralph J. Smith, Circuit, Devices, and System, Fourth Edition, California, John Wiley & Sons, Inc.,
1992, Chapter 13 - 14

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1


ELEKTRONIKA DIGITAL
• Elektronika digital telah menyebabkan terjadinya peru-
bahan besar dalam industri, baik dalam industri elek-
tronika maupun industri-industri yang lain.
• Beberapa tahun silam, aplikasi elektronika digital
terbatas hanya pada sistem komputer.
• Belakangan ini penggunaan elektronika digital sema-
kin meluas, seperti misalnya mesin robot dikontrol
menggunakan rangkaian digital, pengendalian dan
pemonitoran fungsi mesin otomobil, peralatan musik,
kontrol panel (keyboard), dan banyak lagi penggunaan
yang lainnya.

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 2


Bentuk gelombang signal digital
• Rangkaian digital beroperasi hanya menggunakan signal dua
keadaan (two-state signal), yang pada umumnya dinyatakan
dengan dua level tegangan berbeda yaitu tinggi dan rendah (high
and low) masing-masing dengan simbol H dan L  gambar (a).

(a)

(b)

• Cara lain yang juga digunakan untuk menyatakan dua keadaan


tersebut adalah 0 dan 1 masing-masing sebagai pengganti level
L dan level H  gambar (a).
• Semua tegangan yang berada di atas level standar menyatakan
signal ON (1), dan tegangan di bawah level standar menyatakan
signal OFF (0)  gambar (b).
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 3
SISTEM BILANGAN BINER
• Dalam elektronika digital, bilangan biner digunakan sebagai
kode untuk menyatakan bilangan desimal, huruf alfabet, dan
beberapa jenis informasi yang lain.
• Sistem bilangan biner merupakan cara lain yang sederhana
untuk menyatakan bilangan, dimana hanya digunakan dua digit
yaitu 0 dan 1.
Count Decimal number Binary number
• Sistem biner dapat digu-
Zerq 0 0 nakan dengan rangkaian
One 1 1
digital karena prosesnya
hanya terdiri dari signal
Two 2 10

digital level high dan low


Three 3 11
Four 4 100
Five 5 101 saja.
Six 6 110 • Setiap posisi bilangan bi-
Seven 7 111 ner hanya dapat berupa
Eight 8 1000
angka 0 atau 1, dan posi-
Nine 9 1001
si berikutnya kemudian
ditempatkan di sebelah
Ten 10 1010
Eleven 11 1011
Twelve 12 1100 kiri. Dalam tabel ditun-
Thirteen 13 1101 jukkan bilangan biner
Fourteen 14 1110 untuk nilai desimal 1
Fifteen 15 1111 sampai dengan 15.
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 4
Pembobotan dalam sistem desimal
• Bobot dari bilangan desimal tergantung dari jumlah digit yang
membentuknya dan bobot posisi yang ditempati oleh setiap digit
bilangan tersebut.
• Dalam sistem bilangan desimal, bobot posisi pertama, dimulai
dari posisi yang paling kanan adalah 0; kedua 1; ketiga 2; dan
seterusnya hingga posisi yang terakhir.
• Setiap posisi berturut-turut dikalikan dengan 100, 101, 102, 103
(atau 1, 10, 100, 1000) dan seterusnya, dan jumlah hasil
perkalian merupakan bobot dari keseluruhan bilangan tersebut.
Decimal number

3 2 1 0
1 9 6 2
10

2 x 100 = 2 x 1= 2

6 x 101 = 6 x 10 = 60

9 x 102 = 9 x 100 = 900

1 x 103 = 1 x 1000 = 1000

1962

(Sum of products)
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 5
Konversi sistem biner ke sistem desimal
• Konversi bilangan biner ke bilangan desimal dapat dilakukan
dengan cara yang hampir sama.
• Setiap posisi berturut-turut dikalikan dengan 20, 21, 22, 23 , 24, 25,
26, 27 (atau 1, 4, 8, 16, 32, 64, 128) dan seterusnya, dan jumlah
hasil perkalian merupakan bobot dari keseluruhan bilangan
desimal hasil konversi dari bilangan biner tersebut.
Binary number

7 6 5 4 3 2 1 0
1 0 1 0 1 1 0 1
2

1 x 20 = 1 x 1 = 1

0 x 21 = 0 x 2 = 0

1 x 22 = 1 x 4 = 4

1 x 23 = 1 x 8 = 8

0 x 24 = 0 x 16 = 0

1 x 25 = 1 x 32 = 32

0 x 26 = 0 x 64 = 0

1 x 27 = 1 x 128 = 128

Decimal number 173

(Sum of products)
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 6
Bit, nibble, byte, dan word
• Satu angka biner tunggal disebut bit; dalam sistem digital,
seluruh informasi disajikan dengan sederetan bit-bit.
• Satu deretan dengan 4-bit disebut satu nibble; satu deretan 8-bit
disebut byte.
• Satu byte dapat mempresentasikan angka desimal dari 0 sampai
dengan 255 (disusun dalam 28 = 256 kombinasi yang berbeda).
MSB Bit LSB

0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1

Byte Byte

16 - bit word

• Kelompok bit-bit dalam deretan yang berurutan disebut word .


• Pada umumnya komputer menggunakan 8 atau 16 bit untuk
membentuk sebuah word ; gambar di atas word dibangun dari 2
byte.
• Least significant bit (LSB) adalah digit yang menunjukkan nilai
terendah dan most significant bit (MSB) adalah digit yang
menunjukkan nilai terbesar.
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 7
Data biner
• Saklar dapat digunakan untuk memasukkan data biner ke dalam
peralatan digital  Gambar berikut ini menunjukkan bilangan
biner 11000101, atau dalam bilangan desimal 197.

• Indikator sinar seperti LED kadang-kadang digunakan untuk


membaca atau mendisplaikan data biner dalam peralatan
digital.

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 8


Sistem bilangan heksadesimal
• Sistem biner memerlukan lebih banyak digit daripada sistem
desimal, sehingga susah untuk dibaca dan ditulis.
• Untuk mengatasi masalah ini, sistem bilangan yang lain
digunakan agar lebih mudah dan lebih efisien dikomunikasikan
dengan rangkaian digital.
• Sistem bilangan tersebut merupakan kelipatan dua dan
termasuk oktal, heksadesimal, desimal kode biner (binary code
decimal, BCD).
• Gambar berikut ini menunjukkan perbandingan antara sistem
bilangan heksadesimal, biner, desimal.
Hexadecimal Binary Decimal
• Heksadesimal terdiri dari
0
1
0
1
0
1 angka 0 sampai dengan 9
2 10 2 ditambah lagi dengan hu-
3
4
11
100
3
4
ruf A sampai dengan F.
5 101 5 • Sistem bilangan ini dapat
6
7
110
111
6
7
digunakan untuk menghi-
8 1000 8 tung dari 0 hingga 15 de-
9 1001 9 ngan satu digit karakter
tunggal.
A 1010 10
B 1011 11
C 1100 12
D 1101 13
E 1110 14
F 1111 15
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 9
Cara menuliskan bilangan heksadesimal
• 8-bit bilangan biner dapat dituliskan dalam heksadesimal
dengan membagi menjadi dua kelompok, dimana masing-masing
kelompok terdiri dari 4-bit bilangan biner.
• Masing-masing kelompok 4-bit menunjukkan bilangan 0 hingga
15 (0000 dan 1111).

Contoh
• Bilangan desimal 47 dalam sistem biner adalah 0010 1111, dan
dalam heksadesimal adalah 2F, dimana 2 = 0010 dan F = 1111
(lihat tabel).
Decimal
4 7
number

Equivalent
0 0 1 0 1 1 1 1 binary
number

Equivalent
hexadecimal 2 F
number

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 10


GERBANG LOGIKA
• Gerbang logika dapat didefinisikan sebagai peralatan yang
dapat menghasilkan suatu output hanya bila telah ditentukan
sebelumnya kondisi input yang ada.
• Dalam hal ini digunakan istilah gerbang karena menunjukkan
keadaan terbuka atau tertutup.

Gerbang AND
• Rangkaian saklar sederhana dalam
gambar di samping kiri menunjukkan
bahwa bateri hanya dapat mensuplai
lampu bila saklar A dan B dalam
keadaan ON (1).
• Gambar (A) dan (B) di bawah ber-
turut-turut menunjukkan simbol dan
tabel kebenaran (truth table) ger-
bang AND.

A. Standard AND-gate symbol


B. AND truth table
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 11
• Gambar (C) menunjukkan skematik rangkaian AND dan gambar
(D) menunjukkan chip IC gerbang AND dua-input.

C. Circuit schematic
D. Typical quad two-input AND gate IC chip

• Gerbang AND dapat memiliki lebih dari dua input.

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 12


Diagram waktu gerbang AND
• Bila input A dan input B merupakan
pulsa, maka bentuk pulsa outputnya
sesuai dengan kaidah tabel kebena-
rannya (truth table).

Gerbang OR
• Rangkaian saklar sederhana berikut ini menunjukkan bahwa
bateri dapat mensuplai lampu bila saklar A dan/atau saklar B
dalam keadaan ON (1).
• Gambar (A) dan (B) di bawah berturut-turut menunjukkan
simbol dan tabel kebenaran gerbang OR.

A. Standard OR-gate
symbol

B. OR truth table
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 13
• Gambar (C) menunjukkan skematik rangkaian OR dan gambar (D)
menunjukkan chip IC gerbang OR dua-input.

C. Circuit schematic D. Typical quad two-input OR gate IC chip

• Gambar (E) menunjukkan aplikasi gerbang dalam otomotif dan


gambar (F) menunjukkan diagram waktu bila input A dan B
berupa pulsa.

E. Typical automotive application F. Timing diagram


OTOMASI SISTEM PRODUKSI 14
Gerbang NOT
• Tidak seperti gerbang AND dan OR, gerbang NOT hanya memi-
liki satu input.
• Rangkaian saklar sederhana berikut ini menunjukkan bahwa
bateri dapat mensuplai lampu ( A = 1) bila saklar A dalam kea-
daan OFF (0), sedang bila saklar A dalam keadaan ON (1) arus
listrik yang melewati lampu sangat kecil sehingga tidak dapat
menyalakan lampu ( A = 0).

• Gambar (A) dan (B) di bawah berturut-turut menunjukkan


simbol dan tabel kebenaran gerbang NOT (INVERTER).

A. Standard INVERTER symbol


B. INVERTER truth table

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 15


• Gambar (C) menunjukkan skematik rangkaian NOT dan gambar
(D) menunjukkan chip IC gerbang NOT input tunggal.

C. Circuit schematic D. Typical INVERTER IC chip

• Gambar (E) menunjukkan bahwa dalam operasi gerbang NOT,


kondisi pulsa high (1) pada input dibalik menjadi kondisi low (0)
pada output dan sebaliknya kondisi pulsa low (0) pada input
dibalik menjadi kondisi high (1) pada output.

E. Pulsed operation
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 16
Gerbang NAND (NOT-AND)
• Gerbang NAND merupakan kombinasi gerbang AND dan INVER-
TER, gambar (A) menunjukkan simbol standar gerbang NAND
sedang gambar (B) merupakan gerbang NAND equivalen yang
dirangkai dari gerbang AND dan INVERTER.

A. Standard NAND-gate symbol

B. Equivalent NAND-gate wired C. NAND truth table D. Typical quad two-input NAND
using an AND-gate and INVERTER gate IC chip

• Tabel kebenaran gerbang NAND dalam gambar (C) menujukkan


nilai output yang berlawanan dengan nilai output tabel
kebenaran gerbang AND.
• Gambar (D) menunjukkan chip IC gerbang NAND dua-input.

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 17


• Gambar (E) menunjukkan skematik rangkaian NAND dan gambar
(F) menunjukkan diagram waktu bila input A dan B berupa pulsa.

E. Circuit schematic F. Timing diagram

Gerbang NOR (NOT-OR)


• Gerbang NOR merupakan kombinasi gerbang OR dan INVERTER,
gambar (A) menunjukkan simbol standar gerbang NOR sedang
gambar (B) merupakan gerbang NOR equivalen yang dirangkai
dari gerbang OR dan INVERTER.

B. Equivalent NOR-gate wired using


A. Standard NOR-gate symbol an OR-gate and INVERTER
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 18
• Tabel kebenaran gerbang NOR dalam gambar (C) menujukkan
nilai output yang berlawanan dengan nilai output tabel
kebenaran gerbang OR.
• Gambar (D) menunjukkan chip IC gerbang NOR dua-input.

C. NOR truth table D. Typical quad two-input NOR gate IC chip


• Gambar (E) menunjukkan skematik rangkaian NOR dan gambar
(F) menunjukkan diagram waktu bila input A dan B berupa pulsa.

E. Circuit schematic F. Timing diagram


OTOMASI SISTEM PRODUKSI 19
Fungsi Eksklusif-OR (Exclusive-OR , XOR )
• Kombinasi gerbang yang sering digunakan adalah fungsi eks-
lusif-OR (XOR) seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
• Gerbang XOR juga ada dalam bentuk IC dengan simbol tersen-
diri, jadi tidak perlu menghubungkan gerbang-gerbang terpisah
untuk membangun fungsi XOR tersebut.

• Dari tabel kebenarannya dapat dilihat bahwa output hanya akan


1 bila salah satu inputnya 1, tetapi bila kedua-duanya memiliki
digit yang sama maka outputnya 0.
• Gerbang XOR sering digunakan untuk membandingkan dua
bilangan biner seperti gambar berikut ini.
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 20
• Sebagai contoh bilangan biner yang menunjukkan temperatur
dapat dibandingkan dengan bilangan biner yang menunjukkan
level tegangan dari sensor pendingin (coolant sensor) untuk
menentukan temperatur pendingin.

• Bilangan yang menunjukkan temperatur dihubungkan ke satu


input gerbang XOR, dan bilangan yang menunjukkan temperatur
pendingin dihubungkan ke input yang lain.
• Bila kedua input 1 atau keduanya 0, maka outputnya 0, jadi bila
kodenya sama berarti temperatur yang diinginkan telah sesuai.
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 21
Aljabar Boolean
• Kombinasi rangkaian logika dapat direncanakan menggunakan
aljabar Boolean.
• Fungsi rangkaian dinyatakan dengan persamaan Boolean.

• Gambar di atas menunjukkan bagaimana fungsi AND, NAND, OR,


NOR, dan NOT digunakan untuk membentuk persamaan Boolean.

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 22


Teorema Boolean
• Hukum-hukum dasar diperlihatkan dalam tabel berikut ini
Hukum-hukum Boolean dengan Teorema-teorema Boolean
0 dan 1 dengan satu variabel
OR AND NOT OR AND NOT
0 + 0 = 0 0 . 0 = 0 0 =1 A+0=A A.0=0 A =A
0 + 1 = 1 0 . 1 = 0 1 =0 A+1=1 A.1=A
1 + 0 = 1 1 . 0 = 0 A+A=A A.A=A
1 + 1 = 1 1 . 1 = 1 A+A=1 A.A=0

Teorema-teorema Boolean untuk lebih dari satu variabel


Hukum Komutasi Hukum Asosiasi Teorema DeMorgan
A+B=B+A A + (B + C) = (A + B) + A A+B=A.B
A.B=B.A A . (B . C) = (A . B) . A A.B=A+B

Hukum Serapan Hukum Distribusi


A + (A . B) = A A . (B + C) = (A . B) + (A . C)
A . (A + B) = A A + (B . C) = (A + B) . (A + C)
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 23
Gerbang XOR dalam persamaan Boolean
• Persamaan Boolean untuk gerbang XOR adalah sebagi berikut :

A XOR B = A B = (A + B) . AB

A A A+B
A B B
B

Simbol gerbang XOR A B

Tabel kebenaran AB
A B A B
0 0 0 Rangkaian XOR
0 1 1
1 0 1
1 1 0

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 24


Contoh soal 1
Tunjukkan teorema-teorema berikut ini dengan tabel kebenaran.

A+A=1 dan A.1 =A


Jawab :
Berdasarkan teorema Boolean, tabel kebenarannya adalah :

A A A+A A A.1
0 1 1 0 0
1 0 1 1 1

Contoh soal 2
Tunjukkan A + (A . B) = A dengan teorema dasar lainnya.

Jawab :
Penguraian dengan teorema distribusi :

A + (A . B) = (A + A) . (A + B) = A . (A + B) = A.A + A.B

Substitusi A. 1 untuk A.A :


A + (A . B) = A.A + A.B = A.1 + A.B = A . (1 + B) = A
OTOMASI SISTEM PRODUKSI 25
Contoh soal 3
Gunakan gerbang NAND untuk membentuk gerbang OR dua-input.

Jawab :
Fungsi satu gerbang OR dua-input adalah Y = A + B
Berdasarkan teorema DeMorgan : A + B = A . B  Y = A + B = A . B
Ini berarti output Y dapat dibentuk dengan satu gerbang NAND
dengan dua input NOT.
Karena A . A = A, ini berarti bila kedua input gerbang NAND disatu-
kan akan melakukan operasi NOT.
Jadi rangkaian ekuivalen gabungan gerbang NAND dapat digambar-
kan sebagai berikut :

A A

Y=A+B

B B

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 26


Contoh soal 4
Tunjukkan bahwa rangkaian di bawah ini dapat diganti dengan satu
gerbang NAND tunggal dengan cara (a) membuat tabel kebenaran,
(b) dengan aljabar Boolean.

A AB
B
Y
Output
A
A +B

Jawab :
(a) Tabel kebenaran : A B AB A+B Y
0 0 1 0 1
0 1 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 0

Jadi Y = A B  gerbang NAND


OTOMASI SISTEM PRODUKSI 27
(b) Aljabar Boolean :
Output rangkaian logika dapat dituliskan sebagai berikut :

Y=AB + A+B
= (A + B) + A B (Teorema DeMorgan)

= A + ( B + A B) (Hukum asosiasi)

= A + B (1 + A) (Hukum distribusi)
=A+B (1 + A = 1)
=AB (Teorema DeMorgan)

Jadi Y = A B  gerbang NAND

A
Y = A.B
B

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 28


Contoh soal 5
Tunjukkan bahwa rangkaian di bawah ini dapat diganti dengan satu
gerbang XOR tunggal dengan cara (a) membuat tabel kebenaran,
(b) dengan aljabar Boolean.
A
A AB
B
B
Y
A

AB
B

Jawab :
(a) Tabel kebenaran :

OTOMASI SISTEM PRODUKSI 29

Anda mungkin juga menyukai