Anda di halaman 1dari 20

Dampak

Penerapan Sistem
Ganjil Genap
pada Kinerja
Industri Tertentu
Hello!

Feby Nurul F. (07)


Rifqoh Maulidiah (25)

Akuntansi 7C
Masalah Kemacetan Kota Besar

Permasalahan kemacetan Jakarta telah menjadi


permasalahan yang lumrah namun belum
terpecahkan hingga kini. Berbagai aspek telah
terkena imbasnya sehingga menyebabkan
pemborosan dan penggunaan energi secara tidak
efisien. Akibatnya pembangunan dan mobilisasi
masyrakat terganggu yang berdampak pada
menurunnya produktivitas dalam berbagai bidang
pekerjaan.
Dampak Kemacetan
❄ Dampak bidang ekonomi
❄ Dampak bidang Psikologis
❄ Dampak bidang Kesehatan
Cara Mengatasi Kemacetan di Kota Besar

❄ Parking surcharge, bukan road pricing


❄ Jalur pejalan kaki bukan jalur sepeda
❄ Berlakukan undang-undang tenaga kerja untuk pekerja
transportasi
❄ Secara bertahap perbaiki kualitas kendaraan umum
❄ Normalisasi Jalan
❄ Marka Jalan dibuat lagi
❄ Aturan lalu lintas ditegakkan benar
Sistem Plat Ganjil Genap sebagai Solusi Kemacetan

❄ Mengurangi volume kendaraan di jalan yang


menjadi faktor utama kemacetan
❄ Mengurai kendaraan dan mengarahkannya
melewati jalan lain
❄ Mencapai kecepatan minimum di jalan tol
❄ Memicu masyarakat menggunakan angkutan
umum
Dampak yang Ditimbulkan Sistem Ganjil Genap

Dampak Positif Dampak Negatif

Kawasan yang diberlakukan ganjil genap selama Dampak Negatif


ini berdasarkan evaluasi dishub, mengalami Secara teknisnya yaitu pengawasan
penurunan 19% dibandingkan situasi akan sangat sulit, kecuali dibantu
sebelumnya, kemudian volume kendaraan dengan teknologi.
mengalami penurunan 15% dibandingkan situasi Potensi pelanggarannya sangat
sebelumnya. tinggi. “Bisa menimbulkan 'damai di
Adanya percepatan kendaraan mengalami tempat',. Dengan sistem ini akan
peningkatan 20% dibandingkan situasi terjadi patgulipat pelat nomor polisi,
sebelumnya. baik via pemalsuan atau bahkan
Transportasi massal akan dipenuhi oleh bisnis pelat nomor polisi antara
penumpang yang selama ini menggunakan oknum polisi dengan oknum
mobil pribadi. Sehingga income pengusaha konsumen. Ini Khususnya bagi warga
moda transpotasi massal akan memperoleh yang memiliki mobil lebih dari satu.
peningkatan yang signifikan.
Kasus 1

Kebijakan Ganjil Genap Tak Kurangi Pendapatan Jasa


Marga
Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menyatakan kebijakan pemerintah terkait
aturan ganjil genap di tol Jakarta-Cikampek tidak berdampak pada pendapatan harian perusahaan.
Direktur Utama Jasa Marga, Desy Arryani mengatakan, kebijakan tersebut justru efektif menurunkan
tingkat kemacetan dan membuat ruas tol dari Bekasi Timur dan Bekasi Barat menuju Cawang menjadi
lebih lancar.
"Sudah berhasil melancarkan arus lalu lintas khususnya dari ruas Bekasi Barat dan Bekasi Timur menuju
Cawang. Memang menjadi lancar, namun secara pendapatan harian dari Jasa Marga tidak mengalami
pengurangan pendapatan," ujar dia di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Dia mengungkapkan, dari evaluasi yang dilakukan selama pelaksanaan kebijakan ganjil genap , ada tiga
opsi yang dilakukan pengguna tol untuk menyiasati kebijakan ini.
"Para pengguna jalan menggunakan tiga opsi. Pertama, itu mereka berangkat lebih pagi. Ada perpindahan
waktu dari aktivitas. Kedua, pengguna jalan itu pindah lokasi jalan sehingga ada pemindahan lokasi.
Ketiga, pindah moda.
Jadi pengguna jalan yang biasa menggunakan mobil pindah ke bus," tutur dia.
Sementara untuk penerapan ganjil genap di tol Jagorawi, Desy menyatakan akan segera dilakukan uji coba
dalam waktu dekat. Rencananya, selain ganjil genap, di ruas tol ini juga akan diterapkan jalur khusus bus
untuk mengangkut masyarakat yang berpindah dari kendaraan pribadi ke bus.
Sambungan

Sementara untuk penerapan ganjil genap di tol Jagorawi, Desy menyatakan akan segera dilakukan
uji coba dalam waktu dekat. Rencananya, selain ganjil genap, di ruas tol ini juga akan diterapkan
jalur khusus bus untuk mengangkut masyarakat yang berpindah dari kendaraan pribadi ke bus.
"Ganjil genap di Cibubur akan diuji coba pada 16 april yaitu Senin depan. Kita akan evaluasi
efektivitas dari penanganan ini," kata dia.
Sedangkan untuk tol Jakarta-Tangerang, lanjut Desy, sementara ini masih dalam proses kajian. Hal
tersebut karena karakter dari masing-masing ruas berbeda, sehingga penerapan yang dipakai juga
berbeda.
"Di Jakarta-Cikampek ada tiga yaitu pembatasan kendaraan bermotor, line untuk bus dan ganjil
genap. Sementara karena kendaraan berat di Jagorawi rendah, maka yang dipakai hanya dua yaitu
line bus dan ganjil genap. Sementara untuk Jakarta-Tangerang karakternya beda lagi, sekarang lagi
dikaji mana yang akan dilakukan," kata dia.
PT Jasa Marga Tbk membukukan laba bersih Rp 2,2 triliun pada 2017. Laba bersih itu tumbuh
16,46 persen dibandingkan 2016. Pencapaian laba bersih itu didukung pendapatan usaha di luar
konstruksi sebesar Rp 8,92 triliun dengan kontribusi pendapatan tol sebesar Rp 8,28 triliun dan
pendapatan usaha lain sebesar Rp 640,40 miliar.
Analisis Kasus 1

Sistem ganjil genap tidak berdampak pada


pendapatan harian PT jasa Marga.

Kebijakan tersebut justru efektif menurunkan


tingkat kemacetan dan membuat ruas tol dari
Bekasi Timur dan Bekasi Barat menuju
Cawang menjadi lebih lancar.
PT Jasa Marga Tbk membukukan laba
bersih Rp 2,2 triliun pada 2017. Laba
bersih itu tumbuh 16,46 persen
dibandingkan 2016. Pencapaian laba
bersih itu didukung pendapatan usaha di
luar konstruksi sebesar Rp 8,92 triliun
dengan kontribusi pendapatan tol sebesar
Rp 8,28 triliun dan pendapatan usaha lain
sebesar Rp 640,40 miliar.
PT Jasa Marga melaporkan laba bersih sebesar
Rp 1,04 triliun pada Juni 2018. Laba tersebut
naik dari laba diakhir Juni 2017 yaitu sebesar Rp
1,01 triliun. Laba tersebut mengalami kenaikan
walaupun tidak signifikan.
Hal lainnya yang dapat kita lihat adalah
pendapatan tol yang dilaporkan oleh Jasa
Marga pada Juni 2018 adalah sebesar Rp 4,7
triliun dimana angka ini mengalami kenaikan
juga daripada pendapatan tol pada Juni 2017
sebesar Rp 4,5 triliun.
Kasus 2

JNE Keluhkan Kebijakan Ganjil Genap

INILAH, Bandung - Pemerintah menerapkan kebijakan ganjil-genap nomor pelat kendaraan di gerbang ruas jalan tol
Jabodetabek. Menanggapi hal itu, JNE sebagai perusahaan logistik mengeluhkan penerapan kebijakan tersebut.
Presiden Direktur JNE M Feriadi mengatakan, penerapan kebijakan itu berdampak pada industri pengiriman ekspres
dan logistik. Pasalnya, kebijakan yang ditujukan mengurai kemacetan di ruas jalan bebas hambatan itu justru
memperlambat pengiriman barang.
Padahal, kecepatan waktu pengiriman itu merupakan hal terpenting di industri logistik.
"Kebijakan itu jelas berpengaruh kepada perusahaan pengiriman ekspres yang hanya punya satu kendaraan, ganjil
saja atau genap saja. Nasib kiriman barang yang sifatnya sangat penting dengan perhitungan sampai dalam
hitungan jam bakal sulit bisa diprediksi lagi," kata Feriadi, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pada era digital saat ini menuntut perusahaan jasa pengiriman ekspres untuk dapat lebih cepat dalam
mendistribusikan paket. Dengan peningkatan performa dalam hal waktu pengantaran tersebut, maka dampaknya
pun akan besar dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut karena banyaknya aktivitas bisnis yang bergantung pada proses distribusi yang dijalankan untuk
pelanggan perusahaan.
Selain kebijakan ganjil-genap, aturan pembatasan jam operasional angkutan barang dan jalur khusus angkutan
umum pun relatif menghambat proses pengiriman barang tepat waktu.
Analisis Kasus 2

Sistem ganjil genap berdampak pada


pengiriman logistik JNE.

Nasib kiriman barang yang sifatnya sangat


penting dengan perhitungan sampai dalam
hitungan jam bakal sulit bisa diprediksi lagi.
 Ganjil genap yang diberlakukan pemerintah menghambat
pengiriman barang terutama pada paket pengiriman express
 Perusahaan mengeluarkan cost tambahan akibat
keterlambatan pengiriman
 Pengiriman barang tidak maksimal karena mobil yang akan
digunakan untuk memasuki jalur ganjil genap harus sesuai.
 Kekurangan kepercayaan pelanggan pada JNE mengakibatkan
turunnya laba perusahaan namun belum bisa diprediksikan
berapa besarannya
Kasus 3

Metropolitan Kentjana merasakan dampak


kebijakan ganjil genap

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan
mengalami perlambatan di bulan Agustus 2018. Alasannya, kebijakan ganjil genap Asian Games 2018 yang
diterapkan di sepanjang jalan Metro Pondok Indah selama perhelatan olahraga itu digelar.
Maklum, bisnis MKPI di segmen pendapatan sewa banyak terbangun di lokasi tersebut. Sebut saja, Pondok Indah
Mall 1, Street Galery, dan Pondok Indah Mall 2.
Wakil Direktur Utama MKPI Jeffri Sandra Tanudjaja mengatakan, adanya kebijakan ganjil genap selama Asian
Games 2018 ini mengurangi tingkat kunjungan ke mall di Pondok Indah.
“Indikasinya sih, parkiran tidak penuh bahkan di dekat lobby saja banyak kosong,” katanya kepada Kontan.co.id
pada Minggu (2/9).
Sayangnya, Jeffri belum bisa mengungkapkan berapa persentase penurunan selama bulan Agustus 2018 karena
belum melalui proses evaluasi.
Tapi Jeffri bersyukur, kebijakan ganjil-genap di kawasan Jalan Metro Pondok Indah tidak berlanjut hingga ajang
Asian Para Games 2018 pada Oktober mendatang.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana memperpanjang kebijakan ganjil-genap kecuali pada
ruas jalan tertentu, salah satunya Jalan Metro Pondok Indah.
Analisis Kasus 3

PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI)


mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan
mengalami perlambatan di bulan Agustus
2018 karena penerapan sistem ganjil genap.
 Sejak 2 Juli 2018, kawasan Pondok Indah merupakan salah satu
kawasan yang terkena pemberlakuan sistem ganjil genap, kebijakan
tersebut dilakukan dalam rangka Asian Games 2018.
 Adanya kebijakan ganjil genap selama Asian Games 2018 ini
mengurangi tingkat kunjungan ke mall di Pondok Indah.
 Diindikasikan dengan kosongya parkiran di pusat perbelanjaan
Pondok Indah Mall.
 Namun belum bisa dipastikan berapa penurunan kinerja pada Agustus
kemarin karena belum melalui proses evaluasi.
 Namun pemberlakuan sistem ganjil genap bukan satu-satunya
penurunan kinerja MKPI
Pada laporan per 31 Juni 2018
didapatkan laba yang menurun
namun tidak terlalu signifikan, hal
ini dapat menjadi gambaran
bagaimana laporan keuangan
pada triwulan III yang sudah
mengalami penurunan pada
triwulan II dan ditambah dengan
dampak yang diberikan oleh
sistem ganjil genap.
Hello!

THANK YOU! 

Akuntansi 7C

Anda mungkin juga menyukai