Anda di halaman 1dari 12

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN

Ibalgis
(11150820000002)
Annisa Anjarwati
(11150820000009)
Indah Novitasari
(11150820000010)
Dila Nur Aini
(11150820000011)
Mutiara
(11150820000013)

AKT 2 A
Kode Etik Profesi Akuntan

Kode Perilaku Profesional

Prinsip-Prinsip Etika : AICPA, IFAC, IAI

Aturan dan Interpretasi Etika


KODE PERILAKU PROFESIONAL
Kode perilaku profesional dapat dikatakan sebagai setiap anggota serta
sebagai pengikut suatu anggota untuk bertindak. Kode perilaku profesional
diperlukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat atas kualitas pelayanan
yang dilakukan oleh profesi. Kode perilaku profesi terdiri dari prinsip-prinsip,
peraturan etika, interprestasi atas peraturan etika dan kaidah etika

Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :


Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraa manusia
Hindari menyakiti orang lain
Bersikap jujur dan dapat dipercaya
Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi,
menghormati orang lain dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam
mengatur perintah
Hak milik yang termasuk hak cipta dan hak paten
Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual
Menghormati privasi orang lain
Kepercayaan
PRINSIP – PRINSIP ETIKA

AICPA IAI

IFAC
PRINSIP PRINSIP ETIKA
BERDASARKAN

AICPA

TANGGUNG RUANG LINGKUP


JAWAB DAN SIFAT JASA

KEPENTINGAN KEHATI-HATIAN
PUBLIK (DUE CARE)

OBJEKTIVITAS DAN
INTEGRITAS
INDEPENDENSI
PRINSIP PRINSIP ETIKA
BERDASARKAN IAI (IKATAN
AKUNTANSI INDONESIA)

Delapan prinsip etika


yang telah ditentukan
Untuk mencapai tujuan ketetapannya:
profesi empat kebutuhan • Tanggung jawab profesi
dasar yang harus dipenuhi : • Kepentingan publik
•Credibilitas • Integritas
•Profesionalisme • Objektivitas
•Kualitas jasa • Kerahasiaan
•Kepercayaan • Kompetensi dan kehati-
hatian profesional
• Perilaku profesional
• Standar teknis
PRINSIP- PRINSIP ETIKA
BERDASARKAN IFAC

Pendekatan cara memahami


filosofi kode etik IFAC menurut Prinsip-prinsip fundamental
Brooks (2007):
•Memahami struktur kode etik etika IFAC :
•Memahami kerangka dasar kode •Integritas
etik untuk melaksanakan
penilaian yang bijak •Objektivitas
•Proses menjamin independensi •Kompetensi dan Kehati-hatian
pikiran (indepence in mind) dan
independensi penampilan ( •Kerahasiaan
independence in apperance). •Perilaku Profesional
•Pengamanan untuk mengurangi
resiko situasi konflik kepentingan
ATURAN DAN INTERPRETASI ETIKA

Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang


dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai
interpretasi baru untuk menggantikannya.
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua
standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada
pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan
anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota
dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme
pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan,
terhadap anggota yang tidak menaatinya.
KASUS
JAMBI, KOMPAS.com - Seorang akuntan publik yang membuat laporan
keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal
senilai Rp 52 miliar dari BRI Cabang Jambi pada 2009, diduga terlibat
kasus korupsi dalam kredit macet.

Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan
korupsi tersebut pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang
otomotif tersebut.

Fitri Susanti, kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat
kasus itu, Selasa (18/5/2010) mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan
dikonfrontir keterangannya dengan para saksi, terungkap ada dugaan kuat
keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus ini.

Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka dengan saksi Biasa


Sitepu terungkap ada kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan
Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI.
Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam
laporan tersebut oleh akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan
dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya.

"Ada empat kegiatan laporan keuangan milik Raden Motor yang tidak
masuk dalam laporan keuangan yang diajukan ke BRI, sehingga
menjadi temuan dan kejanggalan pihak kejaksaan dalam
mengungkap kasus kredit macet tersebut," tegas Fitri.

Keterangan dan fakta tersebut terungkap setelah tersangka Effendi


Syam diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan saksi Biasa
Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus tersebut di Kejati Jambi.

Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI


saat itu harus lengkap, namun dalam laporan keuangan yang
diberikan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor
ada data yang diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap
oleh akuntan publik.
Tersangka Effendi Syam melalui kuasa hukumnya berharap pihak
penyidik Kejati Jambi dapat menjalankan pemeriksaan dan
mengungkap kasus dengan adil dan menetapkan siapa saja yang
juga terlibat dalam kasus kredit macet senilai Rp 52 miliar, sehingga
terungkap kasus korupsinya.

Sementara itu pihak penyidik Kejaksaan yang memeriksa kasus ini


belum mau memberikan komentar banyak atas temuan keterangan
hasil konfrontir tersangka Effendi Syam dengan saksi Biasa Sitepu
sebagai akuntan publik tersebut.

Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi itu
terungkap setelah kejaksaan mendapatkan laporan adanya
penyalahgunaan kredit yang diajukan tersangka Zein Muhamad
sebagai pimpinan Raden Motor.

Dalam kasus ini pihak Kejati Jambi baru menetapkan dua orang
tersangka, pertama Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor
yang mengajukan pinjaman dan tersangka Effedi Syam dari BRI
yang saat itu menjabat sebagai pejabat penilai pengajuan kredit.

Anda mungkin juga menyukai