Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala ni’mat dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kita masih bisa menikmati indahnya hidup didunia dengan penuh
kedamaian, kebahagiaan dan tidak kekurangan suatu apapun.
Syukur Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan tugas berupa makalah yang berjudul
“PSIKOLOGI DALAM PERSPEKTIF ISLAM”, dengan tujuan mengetahuitentang Hakikat
Manusia di lahirkan. Saya menghaturkan terimakasih atas partisipasi dari semua pihak terkait
atas terselesaikannya Makalah ini dengan tepat waktu. Disamping itu juga saya
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan Makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan dari segala aspek. Hal itu sepenuhnya saya sadari
merupakan kealfaan serta terbatasnya wawasan dan pengetahuan yang saya miliki saat ini.
Oleh Karena itu saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun
dari berbagai pihak demi terciptanya perbaikan khususnya pada diri saya.
Akhirnya saya berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat khususnya bagi saya dan
umumnya bagi semua pihak yang membaca karya tulis ini. Aamiinnn….
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa
manusia berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana
kemudian mengalami evousi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang, di lain pihak
banyak ahli agama yang menentang adanya prosesi evaluasi tersebut. Khususnya agama
islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah nabi Adam as disusul dengan Siti Hawa
dan kemudian keturunan-keturunannya sehingga menjadi banyak seperti sekarang. Untuk itu
dalam makalah iniakan di jelaskan proses kejadian manusia menuut Al-Qur’an dan Hadits.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian psikologi secara etimologi?
2. Apa pengertian Psikologi secara terminologi?
3. Apa pengertian psikologi menurut pandangan para ahli?
4. Psikologi dalam Al-Quran?
5. Tokoh pemikir psikologi islam dan pemikirannya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian psikologi
2. Untuk mengetahui psikologi menurut pandangan islam
3. Untuk mengetahui psikologi dalam islam dan pemikirannya
D. Manfaat Penulisan
Salah satu manfaatnya dapat mengetahui hakikat manusia diciptakan oleh Allah
beserta tugas-tugasnya sebagai khalifah di bumi, yang dapat memotifasi untuk menuju hidup
yang lebih baik dan sesuai dengan tuntutan ajaran agama islam yang bersumber pada Al-
Qur’an dan hadist.
BAB II
PEMBAHASAN
Psikologi berasal dari perkataan Yunani “Psyche” yang artinya jiwa, dan
“logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Secara Etimologi psikologi artinya ilmu
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, proses maupun
latar belakangnya. Dengan singkat di sebut ilmu jiwa.
Dari pendapat para ahli di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa Psikologi merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun
dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku tersebut menyangkut tingkah laku
tampak maupun tidak tampak, disadari maupun tidak disadari.
Asal kejadian manusia inilah yang perlu kita ikuti dan telusuri, karena dengan begitu
kita akan mudah mengidentifikasi diri kita dan Al-Qur’an sudah mengisyaratkan bahwa unsur
kejadian manusia terdiri atas 3 yaitu unsur badan/jasad, unsur jiwa, dan unsur roh.
Sebagai tahap awal Allah mengambil sumpah pada Jiwa yang masih berada di alam
gaib, para jiwa ini belumdipasangkan kedalam jasad karenanya ia masih bebas berterbangan
dan menunggu di panggil untuk melaksanakan tugas. Allah berfirman dalam surat Al-a’raf :
172 yang bermaksud: dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan anak-anak Adam mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman :
“Bukankah aku ini Tuhanmu?”, mereka menjawab : “bahkan Engkau Tuhan kami, kami
menjadi saksi”. Kami lakukan demikian agar di hari akhiratkelak kamu tidak mengatakan:
Sesungguhnya kami adalah orang-orang lalai terhadap keesaanMu”.
Kondisi jiwa yang sudah di sumpah ini mengakui Allah sebagai dzat yang
menciptakanny, dan jiwa juga mau menjadi saksiatas segala perbuatan jasad selama di dunia
pada hari akhirat nanti. Setelah proses pengambilan sumpah tahap berikutnya adalah Allah
menjelaskan tentang tugas pokok dalam kehidupan kelak, bahwa ia akan mengemban 2 tugas
pokok yang mencakup jalan ketakwaan dan jalan kefasikan. Surat Asy-syam (91:7-10)
Firmannya yang bermaksud :
“Dan demi nafas (jiwa) serta penyempurnaannya, maka Allah ilhamkan kepada Nafs itu
jalan ketakwaan dan kefasikannya. Sesungguhya beruntunglah orang yang mensucikannya
dan sesungguhnya rugilah orang yang mengotorinya.”.
Ini menunjukan bahwa sebelum jasad manusia di susun Allah terlebih dahulu
mempersiapkan unsur pokok yang paling utama bagi sosok manusia yaitu jiwa yang sudah di
berikan pemahaman hakikat ketuhanan dan keilmuwan. Jiwa yang telah mengaku dan
mengenal arti keesaan, keagungan dan kebesaran Allah SWT dengan sepenuh haqqul yakin,
sehingga ia bisa memilih mana jalan yang baik dan buruk, karena setiap manusia sudah di
bekali pemahaman dan kesadaran yang pada setiap hal yang di lakukannya. Firman Allah
dalam surat At-takwir : 1
Qs. Al-infitar : 1
“ Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang di kerjakannya dan apa yang di
lalaikannya”
2. Jasad/Fisik
Di dalam jasad ini Allah melengkapinya dengan akal dan hati, akal sebagai unsur
perpustakaan utama, dan hati sebagai unsur halus yang merasa dan memahami, unsur hati
juga terbagi menjadi 2 sisi : hati nuraniah, yaitu sesuatu yang halus yang hati yang merasa,
mengerti, memahami dan mengetahui ia merupakan tempat bersemayamnya iman dan ilmu.
dan hati jasmaniah adalah sepotong daging yang terletak di dada sebelah kiri, fugsiya untuk
mengatur metabolisme tubuh/jasad.
Lalu di dalam hati nuraniah juga di sematkan 2 macam hawa nafsu, yaitu nafsu yang
menuju jalan cahaya kebenaran (Mutmainah) dan nafsu yang menuju jalan kegelapan
(lawammah). 2 nafsu ini akan menjadi jarum penentu arah kehidupan manusia. Sampai disini
manusia sudah bisa dikatakan makhluk mandiri, namun bagi Allah kedua unsur ini belumlah
cukup. Sebagai konsekuensi ditakdirkannya manusia sebagai pemimpin di muka bumi maka
Allah membekali manusia dengan unsur ke 3 yaitu Ruh.
Sebelum ruh ditiupkan oleh Allah kedala jasad manusia melalui prosesNya ketika
jasad nabi Adam telah tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintahkan ruh untuk
memasuki jasad nabi Adam asmaka dengan enggan ia menerima perintah tersebut. Ruhpun
akhirya memasuki jasad dengan berat hati karena harus masuk ketempat yang gelap.
Akhirnya ruh mendapat sabda Allah :
“Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar
dengan mudah dan senang, tetapi jika kamu masuk dengan paksa, maka kamupun akan
keluar dengan terpaksa”.
Lalu ruh masuk melalui ubun-ubun kemudian turun sampai kebatas mata, selanjutnya sampai
ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke jari kaki. Ketika ruh sampai ke lutut maka Adam
sudah tergesa-gesa ingin berdiri.
Setelah Allah meniupkan ruhnya kedalam jasad tersebut di dalam ruhNya Allah memberikan
suatu kelebihan tambahan mengenai kemampuan melihat, mendengar dan hati, bagian
tambahan ini yang menjadi bagian kesempurnaan manusia karena Allah hanya
menganugrahkannya kepada manusia tidak kepada makhluk lain namun kebanyakan manusia
tidak menyadarinya.
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuh nya ruhNya dan dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi kamu sedikit sekali
bersyukur”.
Jadi setelah seluruh rangkaian pembentukan jasad yang sudah dilengkapi jiwa mulailah
masuk unsur RuhNya kedalam jasad sampai tahap ini proses penyusunan jasad manusia
sudah selesai dan di angap sudah sempurna kejadiannya. lalu Allah memerintah makhluk lain
(malaikat dan iblis) untuk bersujud kepada Adam as.
“Dan apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan ruh-Ku kedalamnya
maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud” (Qs. Al-hijr:29)
A. Kesimpulan
Psikologi dari perkataan Yunani “Psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya
ilmu pengetahuan. Secara Etimologi psikologi artinya ilmu mempelajari tentang jiwa, baik
mengenai macam-macam gejalanya, proses maupun latar belakangnya. Dengan singkat di
sebut ilmu jiwa.
Psikologo Secara Terminologi, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala
hal yang berhubungan dengan jiwa, hakikatnya asal usul proses bekerjanya dan akibat-akibat
yang di timbulkan. Jiwa dalam Bahasa Arab disebut Nafs, dan dalam Bahasa Yunani disebut
Psyche yang di terjemahkan dengan jiwa atau souldalam Bahasa Ingris. Sedangkan roh
biasanya di artikan dengan nyawa atau soirit.
Para pakar psikologi dari negara-negara Barat juga mengakui akan kebenaran dari
teori nan disampaikan oleh tokoh tokoh psikologi Islam tersebut. Bahkan di antara mereka
ada nan meyakini bila terdapat interaksi nan erat antara tasawuf dan psikologi. Karena
tasawuf ialah sebuah metode pengolahan batin nan mampu mengobati penyakit nan diderita
oleh jiwa (bukan penyakit fisik), sekaligus buat membersihkan hati serta membuat mental
selalu dalam kondisi nan sehat.
B. Penutup
Demikianlah makalah ini saya susun, diharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di masa mendatang. Saran
Sebagai umat islam sudah sepantasnya kita mengetahui tentang psikolog muslim di dunia ini..
Daftar Pustaka
Adz Zaky, Hamdan iBakran. Psikologi Islam. Pajar Pustaka Baru:Yogyakarta. 2002