Kelompok 4
Nama Anggota : Angela Marici (1607112061)
Juniati Safirti (1607123672)
Mutiara Khairunnisa (1607123509)
Ramadefi Ambiya Putra (1607123705)
Pendahuluan
• Pada chapter I, telah diperoleh persamaan umum neraca mol dan
pengaplikasiannya pada 4 reaktor-reaktor industri yang paling umum digunakan.
• Persamaan tersebut akan digunakan dalam menentukan ukuran reaktor
• Untuk menentukan ukuran reaktor, hal yang pertama dilakukan adalah
menentukan konversi, dan kemudian menuliskan hubungan persamaan neraca mol
dengan konversi
• Persamaan neraca mol yang sudah ditulis dalam hubungannya terhadap konversi,
disebut dengan persamaan model
• Pengukuran reaktor dapat dilakukan ketika hubungan laju reaksi –rA dan konversi X
diketahui
2.1 Definisi Konversi
• Dalam menentukan konversi, pilihlah salah satu reaktan sebagai basis perhitungan,
yaitu yang paling tepat adalah memilih limiting reactant atau pereaksi pembatas
sebagai basis perhitungan.
Contoh:
Spesies A adalah basis perhitungan, maka koefisien semua spesies dibagi dengan
koefisien spesies A
𝑏 𝑐 𝑑
A+𝑎𝐵 → 𝐶 +𝑎𝐷
𝑎
dapat dirumuskan :
𝐹𝐴0 −𝐹𝐴
V= −𝑟𝐴
Lanjutan…
• Hubungan antara FA, FA0 dan X
𝐹𝐴0 − 𝐹𝐴0 X = 𝐹𝐴
𝐹𝐴0 𝑋
V=
−𝑟𝐴
2.4 Tubular Flow Reactor
• reaktor plug-flow
• Persamaan :
Lanjutan…
• Untuk mengembangkan persamaan PFR design (Pers 1-12) kita mengkalikan kedua
sisi dengan -1, kemudian menyatakan persamaan neraca mol spesies A dengan
rumus :
• Jika di diferensialkan :
Lanjutan…
• Persamaan tersebut di subtitusi kemudian disusun akan menjadi :
• Kemudian dipisahkan variabelnya lalu di integralkan dengan limit V=0 ketika X=0
sehingga terbentuk :
2.5 Packed-Bed Reactor
• Reaktor tubular yang diisikan katalis
• Asal rumus dasar design equation mirip dengan PBR
Dari persamaan neraca mol untuk PBR di chapter 1 memberikan :
𝑑𝐹𝐴
= 𝑟′𝐴
𝑑𝑊
Dari persamaan
𝑑𝐹𝐴 = −𝐹𝐴0 𝑑𝑋
Disubtusikan, sehingga
𝑑𝑋
−𝐹𝐴0 = 𝑟′𝐴
𝑑𝑊
Lanjutan…
Integalkan dengan mengambil batas X=0 pada W=0, sehingga
𝑊 𝑋
𝑑𝑋
න 𝑑𝑊 = 𝐹𝐴0 න ′
0 0 −𝑟 𝐴
Atau
𝑋
𝑑𝑋
𝑊 = 𝐹𝐴0 න ′
0 −𝑟 𝐴
Terima Kasih