Anda di halaman 1dari 31

PENERIMAAN

Kita ketahui bahwa proses produksi yang


dilakukan oleh seorang produsen akan
menghasilkan sejumlah barang, atau produk.
Produk inilah yang merupakan jumlah barang
yang akan dijual dan hasilnya merupakan jumlah
penerimaan bagi seorang produsen. Jadi
pengertian penerimaan adalah sejumlah uang
yang diterima oleh perusahaan atas penjualan
produk yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi
penerimaan diistilahkan revenue.
 Anda bisa melihat sekitar lingkungan tempat
tinggal Anda, seperti seseorang menjajakan
goreng pisang atau lainnya, maka akan
diterima sejumlah uang dari penjualan goreng
pisang tersebut dan ini merupakan
penerimaan bagi orang tersebut. “Sudah
pahamkah Anda dengan contoh penerimaan?.
 Misalkan penjual pisang goreng tersebut memperoleh
uang 20.000,- dan harga pisang goreng perbuah Rp.
200,00 maka jumlah pisang goreng yang dijual
sebanyak 100 pisang goreng. Oleh sebab itu jumlah
penerimaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah
produk (barang yang dihasilkan) dan harga produk
tersebut. Jadi semakin banyak jumlah barang yang
dijual semakin besar jumlah penerimaan.
PENERIMAAN TOTAL (TR = TOTAL
REVENUE)

 Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan


perusahaan dari hasil penjualan sejumlah produk
(barang yang dihasilkan). Cara untuk menghitung
penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikan
jumlah produk dengan harga jual produk per unit
Keterangan:
TR = Penerimaan total perusahaan
Q = Jumlah produk yang
dihasilkan
P = Harga jual per unit
PENERIMAAN RATA-RATA (AR =
AVERAGE REVENUE)

 Penerimaan rata-rata adalah penerimaan per unit


produk yang terjual. Untuk menghitung penerimaan
rata-rata dapat dilakukan dengan cara membagi
penerimaan total dengan jumlah produk (barang) yang
terjual.
Keterangan:
AR = penerimaan rata-rata
TR = penerimaan total
Q = jumlah produk yang dihasilkan
PENERIMAAN MARGINAL (MR =
MARGINAL REVENUE)

 Penerimaan Marginal Revenue adalah penerimaan


tambahan dari adanya tambahan per unit produk
yang terjual. Cara menghitung penerimaan marginal
dengan membagi tambahan penerimaan total dengan
tambahan jumlah produk yang terjual.
BIAYA PRODUKSI

 Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan


ekonomis yang harus dikorbankan untuk
memproduksi suatu barang. Menetapkan biaya
produksi berdasarkan pengertian tersebut
memerlukan kecermatan karena ada yang mudah
diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit
diidentifikasikan dan hitungannya.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
b Bahan-bahan pembantu atau penolong
c Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d Penyusutan peralatan produksi
e Uang modal, sewa

Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan,


f
biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi

g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan


h. Pajak
Secara umum unsur biaya tersebut dapat dibagi atas tiga komponen biaya,
berikut :
Komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan langsung
1.
dengan produksi.
2. Komponen biaya gaji/upah tenaga kerja
3. Komponen biaya umum (biaya over head pabrik) meliputi semua
pengorbanan yang menunjang terselenggaranya proses produksi.
BIAYA TETAP (FIXED COST ATAU FC) :

• Biaya tetap adalah Biaya yang dalam periode tertentu


jumlahnya tetap tidak tergantung jumlah produksi.
Biaya ini sifatnya tetap hanya sampai periode tertentu
atau batas produksi tertentu, tetapi akan berubah jika
batas itu dilewati. Contoh, biaya penyusutan mesin,
biaya penyusutan gedung, pajak perusahaan, biaya
adminitrasi, biaya tenaga kerja

• Besarnya biaya tetap total (TFC), merupakan jumlah


seluruh biaya total yang dikeluarkan dalam suatu
periode waktu tertentu.
 Contoh, suatu perusahaan menghasilkan produksi 800
unit dengan biaya tetap total 250.000. Berapakah
biaya tetap yang dikeluarkan jika produksi kurang
dari 800 unit.
 Jawaban:
Besar biaya tetap total Rp. 250.000, karena berapapun
produksi besar biaya tetap tidak berubah.
BIAYA VARIABEL (VARIABLE COST ATAU VC) :

• Biaya variabel adalah Biaya produksi yang jumlahnya


berubah sesuai dengan jumlah produksi yang
dihasilkan. Jika produksi sedikit, biaya variabel
sedikit dan sebaliknya.. Contoh biaya variabel adalah
biaya bahan mentah, bahan pembantu.

• Besarnya biaya variabel total (TVC), jumlah seluruh


biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk menghasilkan sejumlah produk.
Keterangan:
TVC = Biaya variabel total
VC = Biaya variabel per unit
Q = Jumlah produksi.
TVC = VC x Q

Contoh :
Suatu produksi dihasilkan sebanyak 400 unit, biaya
variabel per unit Rp. 2.000,00. Berapakah biaya
variabel total ?.
Jawab :
Diketahui VC = 2.000,00 dan Q = 400 unit
TVC = VC x Q = 2.000 x 400 = 800.000

Apakah Anda sudah mengerti dengan dua jenis biaya


produksi ?. Baik kita lanjutkan dengan biaya total.
BIAYA TOTAL (TOTAL COST DISINGKAT TC) :

 Biaya total adalah Seluruh biaya yang dikorbankan


yang merupakan totalitas biaya tetap ditambah biaya
variabel.
Contoh :
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya tetap Rp. 250.000
dan biaya variabel per unit Rp. 4000, maka besarnya biaya total
?.
Jawab :
Diketahui TFC = 250.000
TVC = 800 x 4000 = 3.200.000
TC = TFC + TVC = 250.000 + 3.200.000 = 3.450.000
BIAYA RATA-RATA
 Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost atau
AFC) :
 Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang
dibebankan pada tiap produk atau produk per unit
yang dihasilkan. AFC dapat dihitung dengan cara
membagi TFC dengan Q, jika dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan:
AFC = biaya tetap rata-rata
TFC = Biaya tetap total
Q = Jumlah produk
 Biaya variabel rata-rata (Average Variable Cost
atau AVC) :

 Biaya variabel rata-rata adalah b iaya variabel yang


dibebankan pada tiap unit produk yang dihasilkan.
AVC dapat dihitung dengan cara membagi TVC
dengan Q, jika dirumuskan:
Keterangan:
AVC = biaya variabel rata-
rata
TFC = Biaya variabel total
Q = Jumlah produk
 Biaya rata-rata (Average Cost atau AC) :
 Biaya rata-rata adalah biaya produksi per unit
produk yang dihasilkan. AC dapat dihitung
dengan cara TC dibagi Q, jika dirumuskan:
Keterangan:
AC = biaya rata-rata
TC = Biaya total
Q = Jumlah produk
• Biaya marginal (Marginal Cost atau MC) :
• Biaya marginal adalah biaya tambahan yang
diperlukan untuk satu unit produk yang
dihasilkan. Munculnya MC diakibatkan adanya
perluasan produksi yang dilakukan perusahaan
dalam rangka menambah jumlah produk yang
dihasilkan. MC dapat dihitung dengan cara
tambahan TC (TC) dibagi tambahan produk (Q),
jika dirumuskan:
LABA/RUGI
 Apabila kita hubungkan antara penerimaan
yang diterima perusahaan dengan biaya
produksi yang dikeluarkan perusahaan, kita
akan menghadapi tiga kemungkinan:
1. jika biaya lebih kecil dari penerimaan, maka
akan lahir konsep laba
2. jika biaya lebih besar dari penerimaan, maka
akan lahir konsep rugi
3. jika biaya sama dengan penerimaan, maka
akan lahir konsep impas (break event point).
 Laba/Rugi adalah selisih jumlah antara jumlah
penerimaan dengan jumlah biaya produksi

Keterangan :
L = Laba/rugi
TR = Penerimaan total
TC = Pengeluaran (biaya total)
Jika L negatif berarti rugi
L positif berarti laba
L sama dengan nol berarti impas
 Untuk lebih memahami konsep tersebut
perhatikan contoh berikut :
Suatu produk dihasilkan 200 unit dengan biaya
tetap total Rp. 25.000,- dan biaya variabel per
unit Rp. 400. Jika dipasar harga per unit Rp.500,
apa yang terjadi?

Anda mungkin juga menyukai