Anda di halaman 1dari 28

HELMINTOLOGI

Annisa Dyah Chairini


1510211128
PENGERTIAN
Kata “Helminth” : Cacing (bahasa Yunani)
Ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing.

Helmin

Nemathelminthes (cacing gilik) Platyhelminthes (cacing pipih)


Nematoda

Usus Jaringan Trematoda Cestoda


(cacing daun) (cacing pita)
NEMATHELMINTES (CACING GILIK) PLATYHELMINTHES (CACING PIPIH)
NEMATODA
• Jumlah spesies > yang hidup sebagai parasit
•Morfologi dan daur hidup
- Besar dan panjangnya beragam
- Memiliki kepala, ekor, dinding, rongga badan dan organ yang cukup lengkap
• Sistem pencernaan, reproduksi dan ekskresi biasanya terpisah
•Bentuk infektif masuk tubuh manusia secara aktif, tertelan atau melalui gigitan vektor
NEMATODA
NEMATODA USUS - Soil transmitted helminth (STH): Ascaris
lumbricoides, Necator americanus,
1. Ascaris Lumbricoides Ancylostoma duodenale, Trichuris trichiura,
2. Toxocara canis dan Toxocara cati Storngyloides stercoralis
(Pada anjing dan kucing) - Non Soil Transmitted Helminth (Non STH):
3. Cacing Tambang (Ankilostomiasis) Oxyuris vermicularis, trichinella spiralis
4. Trichuris trichiura
5. Strongiloides stercoralis NEMATODA JARINGAN
6. Enterobius vermicularis 1. Wuchereria bancrofti
7. Trichinella spiralis 2. Brugia Malayi
3. Brugia timori
4. Loa-Loa
5. Onchocerca volvulus
KELAS TREMATODA KELAS CESTODA

- Bentuk daun,tidak bersegmen -Badan berbentuk pita ( skoleks, leher, badan)

- Mempunyai alat pencernaan - Makanan diserap melalui kulit


- Merupakan cacing pipih parasite (parasite
- Sistem pencernaan tidak lengkap
internal): pada babi, ikan, dan sapi dapat
- BERSIFAT HERMAFRODIT KECUALI menginfeksi manusia.
C.SCHISTOSOMA - Tubuh disusun oleh rantai panjang yang
disebut proglotid, dimana masing-masing
- Khas batil isap proglotid memiliki 2 macam alat
1. TREMATODA HATI kelamin(hermaprodit).
fasciola hepatica
- Proglotid paling ujung, mengandung telur
2. TREMATODA USUS yang matang yang siap dikeluarkan dari inang
Echinostomatidae bersama feses untuk kemudian menginfeksi
3. TREMATODA PARU lagi.
Paragonismus westermani 1. Taenia Saginata
4. TREMATODA DARAH 2. Taenia solium
Shistosoma japanicum
ASKARIASIS

Adalah penyakit infeksi parasite yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides.

• Penyakit cacing yg paling besar prevalensinya di antara penyakit cacing lainnya.


EPIDEMIOLOGI
• frekuensi tertinggi pada anak-anak→ kesadaran anak-anak akan kebersihan masih
rendah
• banyak pada anak usia 5-10 tahun
• prevalensi banyak di daerah pedesaan karna buruknya system sanitasi lingkungan,
tidak adanya jamban
• terjadi juga banyak pada masyarakat dengan sos-ek rendah→ kebiasaan BAB di tanah
• melalui sayuran mentah yg mengandung telur cacing yg berasal dari pupuk kotoran
manusia
• Prevalensi di Indonesia : 60-90%, dunia : 807 juta -1,221 milyar orang
•Distribusi geografik : kosmopolit, daerah tropis dan sub tropis
ETIOLOGI
Cacing dewasa
– Bentuk: silindris
– Berwarna putih kemerah-kemerahan
– Panjang:
Jantan 10-31 cm, ujung ekor
melingkar ke ventral
Betina 20-35 cm, ujung ekor
lurus/runcing
 Dapat bertahan hidup slama 1-2 thn
 Betina bertelur 100.000- 200.000/hari
Telur

• Dibuahi bentuk infektif dalam 3 minggu di


tanah
• Tidak dibuahi
• Bentuk ovoid uk. 40-60 mikron
• Bentuk lonjong
• Waktu dari infeksi sampai cacing bertelur: 9-11
minggu
• Dinding 3 lapis:
1.Albuminoid
2.Hyalin
3.Vitelin : membrane tipis u/ me↑ daya tahan
Menjadi infektif dalam 3 minggu
SIKLUS HIDUP
CARA PENULARAN
• Masuknya telur infektif ke dalam mulut bersama makanan & minuman yg tercemar
• Tertelan melalui tangan yg kotor
• Terhirupnya telur infektif bersama debu
GEJALA KLINIS
– Stadium larva  gangguan pada paru (Sindrom loeffler)
Tanda dan gejala: demam, batuk, hemoptisis, ronkhi, krepitasi
– Stadium dewasa
Gejala klinis: nyeri perut, mual, nafsu makan berkurang, diare/obstipasi,
malabsorbsi, obstruksi usus (ileosekum)
DIAGNOSIS
•Anamnesis
•Px. Fisik
•Px. Penunjang
-Px. tinja: telur (+), jika cacing banyak bisa keluar dari mulut, hidung atau tinja
-Foto sinar x: tanda2 pneumonitis eosinofilik (sindrom loffer) dengan infiltrate
bundar berukuran bbrp mm-cm
TATALAKSANA
Mebendazol
- u/mencegah cacing menyerap gula yg merupakan sumber makanannya
- D: 100 mg, 2x sehari slama 3 hari
Pirantel pamoat 10mg/kgbb
- Melumpuhkan cacing dgn cara mendepolarisasi senyawa penghambat
neuromuskuler
- D: dosis tunggal 10 mg/kgBB
Dosis tunggal albendazol 400 mg 2 tab (anak >2 tahun)
Pengobatan masal→ albendazol 400 mg 2x/thn
PENCEGAHAN PROGNOSIS
-Menjaga kebersihan pribadi baik  self limited 1,5 tahun,
dengan pengobatan kesembuhan
-Menggunakan alas kaki 70-99%
-Tidak BAB sembarangan
-Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
-Mencuci buah dan sayuran di air mengalir
-Kebiasaan mencuci tangan sebelum dan
setelah kontak dengan tanah
ANKILOSTOMIASIS

Penyakit yang disebabkan oleh cacing Ancylostoma duodenalis dan


Necator americanus.
EPIDEMIOLOGI
•Soil-trasnmitted helmint
•Menyerang semua umur tapi proporsi terbesar pada anak
•50% pada balita, 90% anak berusia 9 tahun
•Terbanyak pada usia dewasa dan lanjut
•Distribusi geografik : daerah khatulistiwa ( pertambangan dan perkebunan)
•Estimasi jumlah populasi dunia yang terinfeksi : 700-900 juta orang
•Prevalensi di Indonesia : 40 – 70%
•N. americanus: di afrika, asia tenggara
•A. duodenale: di timur tengah
ETIOLOGI
Spesies penting
Necator americanus
Manusia
Ancylostoma duodenale
Ancylostoma braziliense
Ancylostoma ceylanicum Anjing dan kucing
Ancylosyoma caninum

Habitat : bagian proksimal usus halus, mulut menempel pada mukosa dan sub mukosa
Necator americanus
•Paling banyak ditemukan di
indonesia
•Mulut memiliki benda kitin
•Infeksi melalui perkutan
•Umur cacing dewasa 3-5 tahun

• P wanita: 0,9-1,1 cm, P jantan: 0,7-


0,9 cm
• Bentuk menyerupai huruf “s”
• Cacing jantan punya bursa kopu
• Cacing wanita ekor rucingnya→
5.000 – 10.000 butir/hari
Telur

– Bentuk lonjong
– Satu lapis hyalin
transparan tipis
– Ukuran 60x40 µm
– Keluar bersama tinja dan stlh menetas dlm
waktu 1-1,5 hari keluarlah larva
rhabditiform kurang dari 3 hr tumbuh jadi
larva filariform
– Dapat menembus kulit & dpt hidup slama 7-8
mgg.
LARVA RHABDITIFORM LARVA FILARIFORM

– Ukuran 250 μm – Ukuran 600 μm


– Mulut masih terbuka – Mulut sudah tertutup
– Bentuk infektif
Ancylostoma duodenale
•Mulut memiliki 2 pasang gigi
•A. duodenale lebih besar dibandingkan N.
americanus
•Ukuran jantan: 0,8-1,1 cm , uk. Female:
1,0-1,3 cm
•Umur cacing dewasa 1 tahun
•Cacing betina ekornya runcing
•Cacing betina A. duodenale bertelur
10.000-25.000/ butir hari
•Bentuk menyerupai huruf ‘’C’’
•Cacing jantan punya bursa kopulatriks di
dlm giginya
•Infeksi melalui oral,perkutan
SIKLUS HIDUP
GEJALA KLINIS
Stasium larva
Larva: ground itch (kemerahan, gatal), batuk, pneumonitis, bercak hemoragi di paru, muntah,
mual, iritasi faring, sakit leher, dan serak
Stasium dewasa
Gejala tergantung pada: spesies, jumlah cacing dan keadaan gizi penderita (Fe dan protein).
Tiap cacing N. Americanus menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,005-0,1 cc/hari dan A.
Duodenale 0,08-0,34 cc. Mual, diare, nyeri perut, perdarahan kecil pada usus, gejala anemia
pada penyakit kronis
DIAGNOSIS
– Adanya anemia
– Kadanga ada eosinofil
– Diagnosis: Px tinja telur (+), larva (+)
– Untuk membedakan spesies antara N. americanus dan A. duodenale dapat
dilakukan biakan dengan cara Harada-Mori
TATALAKSANA PREVENTIF
•Mebendazole 2x sehari 100mg
selama 3 hari – Jangan BAB disembarang tempat
•Pirantel pamoat 10mg/kgbb selama
3 hari berturut-turut – Tidak menggunakan tinja sebagai
pupuk
•Albendazol 400 mg sehari slama 5
hari – Perbaikan sanitasi dan hygiene
u/mencegah cacing menyerap glukosa pribadi
– Mencuci tangan
• Anemia→ sulfat ferosus 3x1 tab
u/dewasa atau 10 mg/kgbb/x untuk – Menggunakan alas kaki apabila
anak
kontak dengan tanah
Sumber
- penyakit tropis edisi 2 EGC
- parasitology FKUI

Anda mungkin juga menyukai

  • Psikiatri Transkultural
    Psikiatri Transkultural
    Dokumen30 halaman
    Psikiatri Transkultural
    Moerdono Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Sekilas Hukum Pidana
    Sekilas Hukum Pidana
    Dokumen24 halaman
    Sekilas Hukum Pidana
    Jeanne d'Arc Dyanchana
    Belum ada peringkat
  • JAMUR
    JAMUR
    Dokumen13 halaman
    JAMUR
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Laporan Faal Fix
    Laporan Faal Fix
    Dokumen18 halaman
    Laporan Faal Fix
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Idk Kontrasepsi
    Idk Kontrasepsi
    Dokumen24 halaman
    Idk Kontrasepsi
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Impetigo Herpetiformis 1
    Impetigo Herpetiformis 1
    Dokumen15 halaman
    Impetigo Herpetiformis 1
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • TINEAAA
    TINEAAA
    Dokumen46 halaman
    TINEAAA
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • IMPETIGO PENYAKIT KULIT MENULAR
    IMPETIGO PENYAKIT KULIT MENULAR
    Dokumen41 halaman
    IMPETIGO PENYAKIT KULIT MENULAR
    GhaniRahmani
    Belum ada peringkat
  • Sekilas Hukum Perdata-3
    Sekilas Hukum Perdata-3
    Dokumen20 halaman
    Sekilas Hukum Perdata-3
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Pesatnya Perkembangan Industri Beserta Produknya Memiliki Dampak Positif Terhadap Kehidupan Manusia Berupa Makin Luasnya Lapangan Kerja
    Pesatnya Perkembangan Industri Beserta Produknya Memiliki Dampak Positif Terhadap Kehidupan Manusia Berupa Makin Luasnya Lapangan Kerja
    Dokumen10 halaman
    Pesatnya Perkembangan Industri Beserta Produknya Memiliki Dampak Positif Terhadap Kehidupan Manusia Berupa Makin Luasnya Lapangan Kerja
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Mioma Uteri
    Mioma Uteri
    Dokumen18 halaman
    Mioma Uteri
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Inverted Nipple
    Inverted Nipple
    Dokumen15 halaman
    Inverted Nipple
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Inverted Nipple
    Inverted Nipple
    Dokumen16 halaman
    Inverted Nipple
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Sirkulasi Darah Janin
    Sirkulasi Darah Janin
    Dokumen8 halaman
    Sirkulasi Darah Janin
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Yokyok
    Yokyok
    Dokumen2 halaman
    Yokyok
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Yokyok
    Yokyok
    Dokumen30 halaman
    Yokyok
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Obesity Therapy
    Obesity Therapy
    Dokumen20 halaman
    Obesity Therapy
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Visum Et Reretum Mati
    Visum Et Reretum Mati
    Dokumen27 halaman
    Visum Et Reretum Mati
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Bacal Ah
    Bacal Ah
    Dokumen2 halaman
    Bacal Ah
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen38 halaman
    Anatomi
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • FISIOLOGI
    FISIOLOGI
    Dokumen33 halaman
    FISIOLOGI
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Yokyok
    Yokyok
    Dokumen2 halaman
    Yokyok
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Torch
    Infeksi Torch
    Dokumen42 halaman
    Infeksi Torch
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Diare
    Diare
    Dokumen17 halaman
    Diare
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen21 halaman
    Tetanus
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Gerd
    Gerd
    Dokumen23 halaman
    Gerd
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • KDRT Adc
    KDRT Adc
    Dokumen15 halaman
    KDRT Adc
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Bak Teri
    Bak Teri
    Dokumen11 halaman
    Bak Teri
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Visum Et Reretum Mati
    Visum Et Reretum Mati
    Dokumen27 halaman
    Visum Et Reretum Mati
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat