Anda di halaman 1dari 42

INFEKSI TORCH

DALAM KEHAMILAN
Annisa Dyah Chairini
1510211128
DEFINISI

• T :Toxoplasmosis
• O : Other (infeksi lainnya seperti : Syphilis, group B Streptococcal, dll)
• R : infeksi Rubella
• C : infeksi Cytomegalovirus
(Chlamydia Trachomatis)
•H : infeksi Herpes Simpleks Virus
(Hepatitis B-C, HIV, HPV, H. Parvovirus B19)

• Penyakit infeksi berakibat sangat berat pada janin maupun bayi, bahkan
kematian.
• Diperlukan diagnosa yang cepat dan tindakan pengobatan serta pencegahan
baik sehingga diharapkan menurunkan angka kematian ibu maupun bayi.
TOXOPLASMOSIS
DEFINISI

• Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh parasit Toxoplasma


gondii
• Toksoplasmosis kongenital adalah infeksi pada bayi baru lahir yang berasal dari
ibu yang terinfeksi.
• Bila infeksi ini mengenai ibu hamil pada trimester pertama akan menyebabkan
20% janin terinfeksi toksoplasma sedangkan jika ibu terinfeksi pada trimester
ke tiga maka 65% janin terinfeksi dan bisa mengakibatkan kematian janin.
ETIOLOGI

• Protozoa intraseluler obligat


• Takizoitnya oval atau seperti bulan sabit
• Bermultiplikasi hanya dalam sel hidup
• Menginfeksi burung dan beberapa jenis
mamalia terutama kucing di seluruh
dunia
• TOXOPLASMA GONDII DAPAT
BERADA DALAM 3 BENTUK :
Ookista → Trofozoit → Kista
• Ookista
Merupakan stadium yang merupakan hasil
perkawinan mikrogamet dan makrogamet
yang terjadi dalam usus kucing. Ookista
diekskresi bersama tinja & berada dalam
tanah, tumbuh-tumbuhan atau sayuran
yang lembab dan kaya dengan oksigen.

• Trofozoit
Disebut juga takizoit/ endozoit. Merupakan
stadium vegetatif dan proliferatif. Apabila
ookista termakan oleh binatang/ manusia, maka
kemudian menjadi bentuk trofozoit yang sangat
infektif. Trofozoit memperbanyak diri dengan
• Kista
cara aseksual (pembelahan)  parasitemia &
menyerang berbagai organ. Dibentuk dalam jaringan tubuh hospes
sebagai bentuk yang resisten yang
didalamnya mengandung sejumlah
bradizoit (dapat mencapai 3000
bradizoit), yang dapat bertahan hidup
sepanjang kehidupan hospesnya.
SUMBER INFEKSI CARA PENULARAN

 Tinja kucing (mengandung ookista)  Makan makanan : sayuran dan buah-


buahan yang tercemar tinja kucing
 Hewan potong yang terinfeksi
(sumber ookista)
(mengandung kista)
 Makan daging yang masih mentah
 Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
atau kurang matang (mengandung
 Organ/darah donor yang terinfeksi kista)
 Secara vertikal dari ibu ke janin
 Melalui transfusi darah
 Melalui transplantasi organ
DAMPAK TERHADAP KEHAMILAN

• Resiko penularan terhadap janin:


 Trimester I = 15%
 Trimester II = 25%
 Trimester III = 65%
• Risiko bayi lahir memperoleh infeksi congenital adalah sebesar 4-
7/1.000 ibu hamil.
Risiko meningkat menjadi 50/1.000 ibu hamil bila ibu tidak
mempunyai antibodi spesifik.
MANIFESTASI TOXOPLASMA
DAMPAK TERHADAP KEHAMILAN
KONGENITAL

• PADA IBU  Hidrosepalus


• Abortus spontan
 Korioretinitis
• Lahir mati
 Mikrosepali
• Bayi lahir dgn toxoplasmosis
 Mikroptalmia
• PADA BAYI
Trias klasik toksoplasma berupa:  Hepatosplenomegali
1. Hidrosepalus  Kalsifikasi serebral
2. Kalsifikasi intrakranial  Konvulsi
3. Korioretinitis  Perkembangan mental
• Trias tersebut jarang terlihat terganggu
DIAGNOSIS

• IgM (Immunoglobulin M) dan IgG (Immunoglobulin G)


• Bila IgG (+) & Ig M(+) uji ulang 4 minggu kemudian
• Bila titer tdk ↑ maka infeksi dianggap seblm kehamilan & tidak ada resiko untuk
kehamilan
• Bila titer IgG  bermakna mungkin infeksi terjadi sekitar waktu konsepsi & ada
sedikit resiko utk janin
• Bila terjadi infeksi pada kehamilan yang sangat muda kemungkinan kejadian
infeksi toksoplasmosis kongenital adalah 10% & biasanya kehamilan ini berakhir
dgn abortus
• Bila Ig G (-) dan IgM(-) wanita tersebut mungkin mendapat infeksi dan
sebaiknya diuji ulang tiap 4 – 6 minggu sekali untuk mendeteksi serokonversi
• Bila wanita mendapat infeksi diwaktu hamil
* Janin beresiko tinggi akan terinfeksi
* Ibu harus diberikan pengobatan profilaktik
* Waktu partus neonatus harus segera diperiksa
Pada janin :
• Bila mendpt infeksi diwaktu hamil kemungkinan 30 – 40 % dari janinnya akan
dilahirkan dengan toksoplamosis kongenital
• Utk mengetahui janinnya terinfeksi atau tdk dpt dilakukan pemeriksaan USG
berulangkali utk deteksi pembesaran ventrikel serebral & uji serologi utk
mendeteksi zat anti dalam darah janin atau isolasi T.Gondii dari darah janin
atau cairan amnion
TATALAKSANA

 Spiramycin
Terutama bila terjadi infeksi pada kehamilan < 21 minggu & untuk mencegah penjalaran ke
janin.
3g/hari/oral dalam 3 dosis untuk 3 minggu di ulang setelah 2 minggu sampai kehamilan
aterm.
 Pyrimethamine dan Sulfadiazine
Untuk menurunkan derajat infeksi kongenital dan meningkatkan proporsi neonatus tanpa
gejala.
Phyrimethamin 1 mg/kg/hari secara oral untuk 3-4 hari.
Sulfadiazine 50-100 mg/kg/hari/oral dibagi 2 dosis.
Bisa dikombinasikan.Terutama bila infeksi janin telah ditegakkan > 8 minggu kehamilan
 Asam Folinat
Untuk mencegah kerusakan janin.
2 kali 5 mg injeksi intamuskuler tiap minggu selama pemakaian phyrimethamin.
 Sulfonamida  digunakan sebagai pengganti spiramisin
PENCEGAHAN

 Masaklah daging sampai matang.


 Hindari memegang mulut dan mata pada waktu mengolah daging
mentah, cucilah tangan dgn bersih.
 Cucilah permukaan dan peralatan dapur yang bersentuhan dengan
daging mentah.
 Cucilah buah-buahan dan sayuran dengan bersih sebelum dimakan.
 Pakailah sarung tangan bila berkebun/menyentuh benda yang mungkin
terkontaminasi kotoran kucing.
 Rendamlah piring makan kucing selama 5 menit dengan air mendidih.
KOMPLIKASI

 Pada Ibu hamil


- Abortus  pada trimester I
- Prematur  pada trimester II/III
- Cacat bawaan
RUBELLA
DEFINISI

• Disebut juga campak Jerman (Rubella, Campak 3 hari) adalah suatu infeksi virus
menular, yang menimbulkan gejala yang ringan (misalnya nyeri sendi dan ruam
kulit).
• Selama kehamilan, virus ini menjadi penyebab langsung kematian janin dan,
bahkan yang lebih penting, malforasi congenital berat.
ETIOLOGI

• Rubella disebabkan oleh suatu RNA


virus, genus Rubivirus, famili Togaviridae.
• Virus dapat diisolasi dari biakan jaringan
penderita.
• Masa inkubasi :10-21 hari.
• Infeksi terjadi melalui droplet atau
kontak langsung dengan penderita.
• Penyebab rubella atau campak Jerman
adalah virus rubella.
DAMPAK TERHADAP PADA
KEHAMILAN SINDROM RUBELLA KONGENITAL

• Intra uterine growth retardation


 Abortus spontan • Gangguan pendengaran
 Sindroma rubella kongenital • Kelainan jantung : PDA (Patent Ductus
Arteriosus) dan hiplasia arteri pulmonalis
Secara spesifik, infeksi pada trimester I • Gangguan Mata :
berdampak terjadinya sindroma rubella Katarak
kongenital sebesar 25% ( 50% resiko terjadi Retinopati
pada 4 minggu pertama ), resiko sindroma Mikroptalmia
rubella kongenital turun menjadi 1% bila • Hepatosplenomegali
infeksi terjadi pada trimester II dan III. • Gangguan sistem saraf pusat :
Mikrosepalus
Panensepalus
Kalsifikasi otak
Retardasi psikomotor
• Hepatitis
• Trombositopenik purpura
GEJALA

• Dimulai dengan adanya demam ringan selama 1 atau 2 hari (37.2 - 37.8 derajat
celcius)
• Pada hari kedua atau ketiga, bintik-bintik (ruam) muncul di wajah dan menjalar
ke arah bawah
• 30-50% tidak bergejala
• Sakit kepala, rasa lelah dan perasaan tidak karuan, sakit tenggorokan, batuk
• Pada orang dewasa kadang2 disertai sakit pada persendian

• Kelenjar getah bening yang membengkak


DIAGNOSIS

 Isolasi virus pada kultur jaringan (urine, sekresi


nasofaring)

 Deteksi RNA(PCR)

 Deteksi antibodi (pemeriksaan Serologi) : IgM, IgG dan IgA


terhadap Rubella serta aviditas IgG
Pemeriksaan Serologi :
 IgM akan cepat memberi respon setelah keluar ruam dan kemudian
akan menurun dan menghilang dalam waktu 4 – 8 minggu.
 IgG juga akan memberikan respon setelah keluar ruam dan tetap tinggi
selama hidup.
 Diagnosa ditegakan dengan adanya peningkatan titer 4 kali lipat dari
hemagglutination-inhibiting (HAI) antibody dari dua serum yang
diperoleh dua kali selang waktu 2 minggu atau setelah adanya IgM.
 Diagnosis Rubella juga dapat ditegakan melalui biakan dan isolasi virus
pada fase akut.
 Ditemukan IgM dalam darah talipusat atau IgG pada neonatus atau bayi
6 bulan mendukung diagnosa infeksi rubella
TATALAKSANA

• Tidak ada pengobatan khusus untuk Rubella, namun, manajemen dalam menangani gejala untuk
mengurangi ketidaknyamanan. Perawatan bayi baru lahir difokuskan pada pengelolaan
komplikasi.
• Penanggulangan infeksi Rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara
pemberian vaksinasi.
• Vaksinasi dengan vaksin MMR
- Bayi pada usia 1 tahun
- Anak remaja usia 11-12 tahun
- Wanita usia subur yang seronegatif
* sebelum hamil (jika mungkin)
* setelah melahirkan
- Para pekerja ”Healthcare”
• Disarankan untuk menghindari vaksinasi rubella beberapa waktu sebelum atau pada saat
kehamilan karena menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan.
KOMPLIKASI

• PADA JANIN
 Kematian janin  abortus
 Bayi lahir mati
 Kelainan jantung, mata dan dengan/tanpa retardasi mental dan
microcephaly
CYTOMEGALOVIRUS
DEFINISI

• Cytomegalovirus (infeksi sitomegalovirus) adalah penyakit yang disebabkan oleh


sitomegalovirus.
• Cytomegalovirus (CMV) merupakan penyebab infeksi kongenital dan perinatal
yang paling umum di seluruh dunia.
• Ditemukan infeksi CMV pada 0,5% - 2% dari semua neonatus.
• Jika ibu hamil terinfeksi, maka janin yang dikandung mempunyai risiko tertular
sehingga mengalami gangguan
• Sebagian besar wanita telah terinfeksi virus ini selama masa anak-anak dan tidak
mengakibatkan gejala yang berarti.
SUMBER INFEKSI CARA PENULARAN

 Saliva  Respiratory droplets


 Urin  Kontak dengan sumber infeksi
(saliva,urin, sekresi serviks dan
 Sekresi Serviks atau vagina
vagina,sperma, ASI, airmata)
 Sperma
 Transfusi dan transplantasi organ
 ASI
 Secara vertikal dari ibu ke janin :
 Darah atau organ donor yang • Prenatal (plasenta)
terinfeksi
• Perinatal (pada saat kelahiran)
 Ibu yang terinfeksi pada saat
• Postnatal (ASI, kontak langsung)
hamil
GEJALA KLINIS

10 – 20% neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala-gejala:


 Hidrop non imune
 PJT simetrik
 Korioretinitis
 Mikrosepali
 Kalsifikasi serebral
 Hepatosplenomegali
 Hidrosepalus

80 – 90% tidak menunjukkan gejala namun kelak dikemudian hari dapat


menunjukkan gejala :
 Retardasi mental
 Gangguan visual
 Gangguan perkembangan psikomotor
DIAGNOSIS

• Langsung
- Histopathologi
- Kultur jaringan
• Tidak langsung
- Pemeriksaan serologi
• IgM spesifik dengan metode Elisa
• IgM (+)infeksi akut
• IgG  titer naik 4x > normal (dlm 14-21 hari) CMV (+)
DIAGNOSIS

 Virus dapat di isolasi dari biakan urine atau biakan berbagai cairan atau
jaringan tubuh lain.
 Tes serologis mungkin terjadi peningkatan IgM yang mencapai kadar
puncak 3 – 6 bulan pasca infeksi dan bertahan sampai 1– 2 tahun
kemudian. IgG meningkat secara cepat dan bertahan seumur hidup.
TATALAKSANA

• Belum ada terapi yang efektif


• Ganciclovir, Acyclovir, Fiscamet, Cidofivir,Valaciclofir
• Vaksin : masih dalam penelitian
HERPES SIMPLEX KOMPLEKS
DEFINISI

• Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
(virus herpes hominis) tipe 1 atau tipe 2 yang ditandai oleh adanya vesikel yang
berkelompok di atas kulit eritematosa pada daerah dekat mukokutan,
sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens.
ETIOLOGI

• Kelompok virus herpes sebagian besar terdiri dari virus DNA.


• HSV-1 dan HSV-2 adalah virus double-stranded DNA yang termasuk dalam
Alphaherpesvirinae, subfamily dari Herpes viridae
SUMBER INFEKSI CARA PENULARAN

 Saliva  Kontak dengan lesi

 Cairan vesikel  Kontak tidak langsung

 Ibu yang terinfeksi pada saat hamil  Secara vertikal dari ibu ke janin
 Prenatal (plasenta  jarang 1 : 200.000 kehamilan)

 Perinatal

 Postnatal
GEJALA KLINIS

• Infeksi primer
Demam, sakit kepala,malaise, neuralgia, lesi yang luas, limfadenopati,
asimptomatik (8%)
• Infeksi rekuren
episode ulangan asimtomatis tapi biasanya diawali gatal pedih atau
ngilu di daerah yang akan timbul erupsi
• Dampak pd bayi lepuh kulit, radang mata, hati, otak
• Herpes pd bayi baru lahir  50%
DIAGNOSIS

• Kultur jaringan
• Pemeriksaan serologi IgG dan IgM ( HSV-1 dan HSV-2
TATALAKSANA

Herpes primer dan episode infeksi pertama kali


Obat antivirus untuk menurunkan berat dan lamanya gejala. Obat ini tidak dapat mencegah latensi sehingga
tidak dapat mencegah serangan ulang.
 Regimen
• Acyclovir 200 mg 3 x 1 selama 5 hari (untuk ibu hamil dan menyusui)
• Famcyclovir 250 mg 2 x 1 selama 5 hari
• Valciclovir 500 mg 2 x 1 selama 5 hari.
 Analgesik

Herpes genital rekuren


 Rekurensi bersifat “self limiting” dengan terapi suportif.
 Rekurensi dapat diringankan dengan obat antiviral sedini mungkin saat erupsi belum muncul.
 Dosis
• Acyclovir 200 mg 5 x 1 selama 5 hari
• Famcyclovir 125 2 x 1 selama 5 hari
• Valciclovir 500 mg 1 x 1 selama 5 hari.

Anda mungkin juga menyukai

  • Idk Kontrasepsi
    Idk Kontrasepsi
    Dokumen24 halaman
    Idk Kontrasepsi
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Impetigo Herpetiformis 1
    Impetigo Herpetiformis 1
    Dokumen15 halaman
    Impetigo Herpetiformis 1
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Sekilas Hukum Perdata-3
    Sekilas Hukum Perdata-3
    Dokumen20 halaman
    Sekilas Hukum Perdata-3
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Laporan Faal Fix
    Laporan Faal Fix
    Dokumen18 halaman
    Laporan Faal Fix
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • JAMUR
    JAMUR
    Dokumen13 halaman
    JAMUR
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Psikiatri Transkultural
    Psikiatri Transkultural
    Dokumen30 halaman
    Psikiatri Transkultural
    Moerdono Pambudi
    Belum ada peringkat
  • IMPETIGO PENYAKIT KULIT MENULAR
    IMPETIGO PENYAKIT KULIT MENULAR
    Dokumen41 halaman
    IMPETIGO PENYAKIT KULIT MENULAR
    GhaniRahmani
    Belum ada peringkat
  • Mioma Uteri
    Mioma Uteri
    Dokumen18 halaman
    Mioma Uteri
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Yokyok
    Yokyok
    Dokumen30 halaman
    Yokyok
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Inverted Nipple
    Inverted Nipple
    Dokumen16 halaman
    Inverted Nipple
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Yokyok
    Yokyok
    Dokumen2 halaman
    Yokyok
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Sirkulasi Darah Janin
    Sirkulasi Darah Janin
    Dokumen8 halaman
    Sirkulasi Darah Janin
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Sekilas Hukum Pidana
    Sekilas Hukum Pidana
    Dokumen24 halaman
    Sekilas Hukum Pidana
    Jeanne d'Arc Dyanchana
    Belum ada peringkat
  • TINEAAA
    TINEAAA
    Dokumen46 halaman
    TINEAAA
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Yokyok
    Yokyok
    Dokumen2 halaman
    Yokyok
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Obesity Therapy
    Obesity Therapy
    Dokumen20 halaman
    Obesity Therapy
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Inverted Nipple
    Inverted Nipple
    Dokumen15 halaman
    Inverted Nipple
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Bacal Ah
    Bacal Ah
    Dokumen2 halaman
    Bacal Ah
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen38 halaman
    Anatomi
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Pesatnya Perkembangan Industri Beserta Produknya Memiliki Dampak Positif Terhadap Kehidupan Manusia Berupa Makin Luasnya Lapangan Kerja
    Pesatnya Perkembangan Industri Beserta Produknya Memiliki Dampak Positif Terhadap Kehidupan Manusia Berupa Makin Luasnya Lapangan Kerja
    Dokumen10 halaman
    Pesatnya Perkembangan Industri Beserta Produknya Memiliki Dampak Positif Terhadap Kehidupan Manusia Berupa Makin Luasnya Lapangan Kerja
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • FISIOLOGI
    FISIOLOGI
    Dokumen33 halaman
    FISIOLOGI
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Gerd
    Gerd
    Dokumen23 halaman
    Gerd
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Torch
    Infeksi Torch
    Dokumen42 halaman
    Infeksi Torch
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen21 halaman
    Tetanus
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • KDRT Adc
    KDRT Adc
    Dokumen15 halaman
    KDRT Adc
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Visum Et Reretum Mati
    Visum Et Reretum Mati
    Dokumen27 halaman
    Visum Et Reretum Mati
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Diare
    Diare
    Dokumen17 halaman
    Diare
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • HELMINTOLOGI
    HELMINTOLOGI
    Dokumen28 halaman
    HELMINTOLOGI
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Visum Et Reretum Mati
    Visum Et Reretum Mati
    Dokumen27 halaman
    Visum Et Reretum Mati
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat
  • Bak Teri
    Bak Teri
    Dokumen11 halaman
    Bak Teri
    Annisa Dyah Chairini
    Belum ada peringkat