151658724
151658724
PENGERTIAN
Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan
penting dalam eksplorasi hidrokarbon dimana
dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data
seismik hasil pemrosesan ke dalam kondisi geologi
yang mendekati kondisi geologi bawah permukaan
sebenarnya agar lebih mudah untuk dipahami
TUJUAN
Secara Umum : untuk mentransformasikan profil
seismik refleksi stack menjadi suatu struktur
kontinu/model geologi secara lateral dari subsurface
Secara khusus :
1. Pemetaan Struktur-Struktur Geologi
Posisi horizon-horizon utama dan gangguan dipetakan
dan bentuk serta posisi sesar diidentifikasi. Tujuannya
adalah untuk memperoleh profil geologi dan untuk
memperoleh kedalaman horizon serta gangguan.
2. Analisis Sekuen Seismik
• Mengidentifikasi batas-batas sekuen pada data
seismik
• Menentukan sekuen pengendapan dalam waktu
• Menganalisis fluktuasi muka air laut
INTERPRETASI REKOMFIRMASI
- MEREVISI DATA SETELAH PEMBORAN PAKAI DATA SUMUR
INTERPRETASI TERINTEGRASI
- GABUNGAN DATA GEOLOGI DAN GEOFISIKA
INTERPRETASI INTERACTIVE
- PENGADAAN PARAMETER TERTENTU
- INTERPRETASI ATRIBUT, AVO, INVERSION
Perangkap pada Interpretasi Seismik
1.Multiple
Multiple terjadi ketika gelombang terpantul lebih dari satu kali.
parameter akuisisi data dapat dirancang untuk meminimalkan beberapa
data, terutama dengan menggunakan teknik dekonvolusi penumpukan
Namun, beberapa masih sering muncul dalam catatan meskipun data
telah diproses intensif
source geophone
surface
2t Seismic reflector
1st multiple
t = two way time
LONG PATH
LONG PATH
MULTIPLE
MULTIPLE
PRIMARY
SURFACE
PEG LEG GHOST GHOST
reflector
Seismic
Figure 2. General type of multiple
2
MIDPOINT
surface
(a) Reflector 1
Multiple Reflector
Reflector 2
Multiple
(b) Time Reflector 1
(c)
Normal
moveout
curve
Attenuated
(d) multiple
Stack trace
(e)
Figure 3. Stacking technique used for minimizing multiple (Badley, 1985) 3
Figure 4. Illustration of multiple effect (Badley, 1985)
4
yono ‘07
Figure 4. Illustration of multiple correction result by arranging source array (Badley, 1985)
5
WBM
sideswipe
WBM
Figure 5. Examples of multiple : WB – water bottom multiple, IBM-interbed multiple and sideswide
6
Geophone Source Geophone Source
☼ ☼ Surface
Dipping
reflector
1st multiple
Figure 6. Diagram showing the effect of dip reflector multiple (Badley, 1985)
7
Figure 7. Illustration of simple dipping reflector or multiple from reflector a (Badley, 1985)
8
3
Figure 8. Illustration of multiple (1) and pull-up anomaly (2) caused by high velocity channel (3)
9
2.Diffraction
10
Geophone Source
☼
11
Figure 10 a.Seismic record shows diffraction effect due to near vertical fault plane (Badley, 1985)
12
Figure 10 b.Seismic example of anticlines and synclines.
(a) Stacked time section. (b) Kirchhoff summation migration. The migration has steepened dips,
narrowed anticlines, broadened synclines, and has resolved some problem areas where there are cross-
reflectors on the stacked time section (e.g., in the synclinal axis below the 4-mile point).
13
Shot points
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Depth 1 10B
10 1B
10A
RAY PATHS
1A
8A 7A
(a)
Shot points
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Two-way reflection time
1 2 3 9B 10B
4 8B
5 6B 7B
5B 6 7 TIME SECTION
4B 8
3B 9
2B 5A 6A 7A 8A
4A 9A 10
1B 3A 10A
2A
1A
(b) Figure 10 c. Illustration of bow-tie effect (Badley, 1985) 14
(a)
(b)
Gambar 10d. Contoh seismik pada fokus yang ditanam. (A) bagian Stacked menunjukkan efek
kupu-kupu. (B) pasal Migrasi, mengungkapkan bentuk synclinal sebenarnya dari reflektor
15
3. Velocity
Perubahan sifat batuan, untuk contoh karena ketebalan pembentukan
dan fasies dapat membuat perubahan kecepatan. Perubahan tersebut
dapat memberikan distorsi antara bagian waktu dan ketebalan nyata dan
mendalam.
Down-dip jelas menipis karena kecepatan interval meningkat dengan
kedalaman ketebalan yang tetap.Hal ini membuatnya menjadi lebih tipis
untuk kedalaman pada bagian waktu (Gambar 11). Penipisan juga dapat
akan menyebabkan terjadinya perubahan sepanjang bidang sesar karena
perubahan kecepatan batuan di bidang sesar (Gambar 12).
Anomali Kecepatan juga sering terjadi di bawah sudut kemiringan
fault seperti dalam kasus thrust and lystric normal fault yg disebabkan
oleh perubahan kecepatan lateral pada fault (Gambar 13-14)
Pull-up, anomali kecepatan juga terjadi distruktur salt, dan “High-
velocity carbonate or channel (Gambar,15-17). Dan sebaliknya push
down velocity anomaly bisa menyebabkan beneath shale diapir atau
karbonat memiliki kecepatan yang lebih rendah dibanding sekelilingnya
(Gambar 18). Perubahan ekstrim pada kedalaman air juga bisa
menyebabkan anomali kecepatan yang parah.
surface
Figure 11. Apparent bed thinning due to velocity effect (Badley, 1985)
17
V1
V1
Downbending dari refleksi patahan. Hal ini
V2 dapat terjadi jika kecepatan rendah
material oleh patahan kebawah. Di zona
V2
bawah bidang sesar, downbending refleksi
V3 dapat terjadi karena kecepatan yang lebih
rendah
V3
V = Velocity
V3>V2>V1
Downbending
of reflection
Figure 12. Apparent downbending effect due to the velocity effect (Badley, 1985)
18
Surface
VL
VL
VH
VH VH
Deep reflector
VL : Low Vwlocity
depth VH: High Velocity
Surface
time
Velocity anomali listric-kesalahan di bawah normal terpisah
a. Model geologi menunjukkan set patahan listric-normal terlepas dan
terkait pada blok tulted patahan. Pada patahan underlain oleh reflektor
planar
b. Pencitraan seismik menunjukkan kecepatan pull-up di bawah blok
patahan miring dan kecepatan push-down di bawah interval pengisi
kecepatan rendah . Sebagai aturan umum, waspadalah terhadap refleksi
lebih dalam yang meniru struktur refleksi dangkal.
Figure 13. Velocity anomalies effect beneath detached listric-normal fault (Badley, 1985) 19
Figure 14. Velocity pull-up anomaly due to thrust fault system (Badley, 1985)
20
Figure 15. Velocity pull-up due to salt diapir (Badley, 1985)
21
Apparent structure on base Top salt
salt due to velocity effect
surface
surface
Salt
Claystone
3000 m
4500 m
150 m
22
Figure 17. Pull-up velocity beneath in-filled submarine canyon (Badley, 1985)
23
SEISMIC SECTION SEISMIC SECTION
Gambar 18. Velocity anomali di bawah terumbu karbonat. (A) dan (b) Pull-up.
(C) dan (d) pull-down (Badley, 1985)
24