Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

KARSINOMA SERVIKS

Pembimbing: dr. Boy Busmar, Sp.OG (k-onk)


Oleh: Meita Asti Utari(1310221082)

Departemen Kebidanan dan Kandungan


RSUP Persahabatan
PENDAHULUAN
Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang
perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki urutan ke
dua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di
dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang
berkembang

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),


kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV
(Human Pappiloma Virus) yang tidak sembuh dalam
waktu yang lama

Di Indonesia, diperkirakan 15.000 kasus baru


kanker serviks terjadi setiap tahunnya, sedang
angka kematiannya di perkirakan 7500 kasus per
tahun
Infeksi virus HPV telah diakui sebagai faktor risiko terbesar
meskipun tidak selalu menyebabkan kanker serviks. HPV
dikelompokkan menjadi tipe risiko tinggi dan risiko rendah.
HPV 16 dan 18 merupakan tipe onkogenik atau risiko tinggi.

Diagnosis pada stadium lanjut sering dikatakan sebagai


penyebab utama peningkatan morbiditas dan mortalitas.
Stadium mempengaruhi pilihan terapi dan anka harapan
hidup pasien

Dengan metode terapi sekarang 5 year survival rate pada


stadium IA adalah 95%, stadium IB 80-90%, stadium II 75%,
dan stadium III angka tersebut menurun sampai kurang 50%.
Angka harapan hidup penderita kanker serviks stadium IV
menurun sampai 5,7% dan cenderung memiliki komplikasi
dari perdarahan, anemia, dan radioterapi.
TINJAUAN PUSTAKA
KARSINOMA SERVIKS
• Tumor ganas primer yang
berasal darii metaplasia
DEFINISI
epitel Scuamoqolumnar
Junction (SCJ)

• Peringkat 1 di Indonesia
EPIDEMIOLOGI
• Usia : 30-60 tahun
FAKTOR
ETIOLOGI
RESIKO

Sebagian besar penyebabnya tidak •Insidensi lebih banyak pada wanita


diketahui kawin.
•Terutama coitarche <20 tahun 
resiko 10-12x lebih besar: serviks belum
matang  sel-sel mukosa rentan untuk
berubah sifat menjadi neoplasia
•aktivitas seksual yang tinggi dan sering
berganti pasangan  PMS  HPV 
mutasi gen sel-sel mukosa serviks Usia >35 tahun: lamanya waktu
pemaparan terhadap karsinogen dan
penurunan sistem imun

Tingginya Jarang pada yg


paritas suaminya di
sirkumsisi
FAKTOR
RESIKO

Gol. Sosio-ekonomi Pil kontrasepsi:


rendah: hygiene seksual kontrasepsi oral jangka
buruk waktu lama (>4 tahun)
 resiko 1,5-2,5x lebih
Merokok: resiko 2x lebih besar.
besar

• Zat-zat dalam rokok Lainnya:


(Nikotin)  • genetik, infeksi virus lain
menurunkan imunitas (Chlamidia trachomatis,
serviks & merupakan HSV-2)
kokarsinogen infeksi
virus
PATOLOGI

• Ca serviks tumbuh
di SCJ  batas
antara epitel
ektoserviks/porsio
(squamosa/gepeng
berlapis) dan
endoserviks/kanalis
serviks
(kuboid/silindris
pendek selapis
bersilia)
Karsinoma Sel
Skuamosa (KSS)  Berasal dari epitel
90% thorak/kelenjar
endoserviks

Ca serviks
Adenokarsinoma  Prognosis lebih buruk,
10% karena sel2nya
bersifat radioresisten

TUMOR
• SCJ  stroma serviks
Endofitik • cenderung menginfiltrasi menjadi ulkus

• SCJ  lumen vagina


Eksofitik • masa proliferatif yang mengalami infeksi sekunder
& nekrosis

Ulseratif Mulai dari SCJ & cenderung merusak struktur


jaringan serviks  menjadi ulkus yang luas
PATOFISIOLOGI

• Secara alami, serviks normal mengalami


proses metaplasi (erosi) akibat saling
mendesaknya kedua jenis epitel yang melapisi
• Masuknya mutagen  metaplasia skuamosa
yang semula fisiologik  patologik (displastik-
diskariotik)
Infeksi HPV (onkogenik)

Infeksi persisten pada wanita


(aktivitas seksual tinggi & sering
berganti pasangan)

Integrasi genom virus  genom


sel manusia

Hilangnya kontrol normal


pertumbuhan sel serta
onkoprotein E6 atau E7
(bertanggung jawab thd.
Maturasi dan diferensiasi epitel
serviks)
• Tahapan:
1. Karsinoma pre-invasif
 Ditandai abnormalitas sel/displasia 
adanya anisositosis (ukuran sel berbeda) &
poikilositosis (bentuk berbeda),
hiperkromatik dan mitosis sel dlm jumlah
banyak
 Displasia ringan-sedang/Cervical
Intraepitelial Neoplasia (CIN) der. 1 & 2 
reversible
 Displasia berat/CIN 3  dapat berlanjut KIS
(Karsinoma In Situ)  (10-15 th) karsinoma
invasive
2. Karsinoma In-Situ
3. Karsinoma invasif
• KIS  mikroinvasif dengan menembus
membran basalis dengan kedalaman invasi
<1 mm
• Sel tumor >1 mm dari membran basalis
atau <1 mm tetapi sudah tampak dalam
pembuluh darah/limfe  proses invasif
(dapat menyebar secara
perkontinuitatum/bersentuhan)
GX.
KLINIS

• CIN  umumnya asimptomatik


• Tahap invasive:
- perdarahan intermenstrual dan post coitus
 khas perdarahan mukoid
- discharge vagina purulen kekuning-kuningan
(terutama bila lesi nekrotik) berbau, dapat
bercampur dengan darah
• Ketidakteraturan siklus haid, amenorrhea,
hipermenorrhea
• Perdarahan post coitus/perdarahan kontak
(75-80%)
• Perdarahan diluar coitus (spontan) dapat
terjadi akibat terbukanya pembuluh darah
makin lama sering terjadi  stadium lanjut (II
atau III), terutama eksofitik
• Nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut
saraf  menjalar dari daerah lumbal ke
ekstremitas bagian bawah
• Gejala stad. Lanjut: cachexia, obstruksi GIT,
ggn sistem renal, anemia, sistitis berulang
The International Federation Of
STAGING Gynecology And Obstetric (FIGO)
tahun 2000
METASTASIS

Melalui trunkus
Ke arah fornises limfatikus
& dinding vagina

Ke arah korpus Paru-paru, hati,


Limfogen uteri ginjal, tulang, otak

Tingkatan lanjut
 menginfiltrasi
Ke arah
septum
parametrium
rektovaginal dan
VU
DIAGNOSIS

• u/ mendeteksi sel kanker lebih awal


Pap Smear • Sediaan yg representative  mewakili
squamoqolumnar juntion

IVA (Inspeksi • Penelitian  sensitivitas 75% dan spesifitas 85%


• Mengamati lsg porsio yang telah dipulas As. Asetat 3-
Visual dg As. 5%  perubahan warna dg batas tegas  putih
Asetat) (acetowhite)  abnormal (lesi pra-kanker)

• Diagnosis pasti
Biopsi • Memulas porsio dg larutan Lugol dan jaringan yg akan
(Histopatologi) diambil hendaknya pada batas jar. normal (coklat,
menyerap iodium) dan dg bagian abnormal (pucat)
• Px. Serviks dgn lensa pembesar  melihat
daerah metaplasia
Kolposkopi • Indikasi: HGSIL (High Grade Squamous
Intraepithelial Lesion) pada pap smear dan
LGSIL

• u/ mengetahui adanya metastasis


Radiologi • Pelvic limphangiografi, intravena urografi,
pielografi intravena (IVP), MRI atau CT-scan
Tergantung lokasi & ukuran tumor,
TALAK stadium, usia, KU dan perencanaan
untuk hamil lagi

Pembedahan Radioterapi Kemoterapi

Bersifat kuratif Berfungsi merusak Membunuh sel


(menghilangkan sel-sel kanker dan kanker dan
penyebab) / paliatif menghentikan menghambat
(memperbaiki KU) pertumbuhannya perkembangannya

Obat yang digunakan:


• Kuratif  mematikan sel
• CAP
kanker serta sel metastasis (Cyclophopamide
Biasanya std. IA-IIA sekitar dan KGB panggul Adremycin Platamin)
 Histerektomi • Apabila metastasis jauh 
• PVB (Platamin Veble
paliatif
• Radiasi eksternal dan internal Bleomycin)
LESI PRE-KANKER KIS IA
Cryosurgery • Pembedahan, LEEP, • seperti penangan KIS
(pembekuan), atau konisasi • histerektomi
kauterisasi (diatermi),
pembedahan laser dan • usia tua dan cukup
LEEP (Loop anak  histerektomi
Electrosurgical Excision
Procedure) atau konisasi

IB, IIA IIB, III, IV IVA, IVB

•histerektomi radikal • tidak dibenarkan • radioterapi (paliatif)


(pengangkatan uterus melakukan bedah • dipertimbangkan
total berikut KGB) dg • primer: radioterapi khemoterapi
limfadenektomi (polikhemoterapi) 
•Pasca bedah  kombinasi beberapa
radioterapi sitostatika
OBSERVASI
LANJUTAN

• Setiap 3 bulan (2 tahun I) selanjutnya


Pap Smear setiap 6 bulan

• Idem
Px. • Perabaan KGB inguinal & supraklavikular,
perabaan abdomen, vaginal & rektal
Lanjutan • Foto rontgen thorax dan px radiologi lain
(sesuai indikasi)

• Untuk menemukan bentuk-bentuk


Kolposkopi pra-maligna pada serviks
KOMPLIKASI

• Tumor yang berukuran besar  ggn. fungsi


VU dan rectum (nyeri ketika BAK/BAB)
• Stadium lanjut  penurunan BB, oedem
ekstremitas bawah, atau gx. Metastasis
• Sebelum terminal stage: penderita meninggal
akibat perdarahan eksesif dan infiltrasi tumor
ke ureter  obstruksi total  Chronic Renal
Failure (CRF)
PENCEGAHAN

Menghindari berbagai faktor Konsumsi tinggi sayur dan buah


resiko  menurunkan resiko (banyak beta karoten/vitamin
infeksi HPV A, C, dan E)  antiokasidan 
melindungi sel dari pengaruh
buruk radikal bebas
Pap Smear 1-2x/tahun
• pada wanita >25 tahun, sudah
menikah dan mempunyai anak Vaksinasi HPV
• efektif pada perempuan usia 9-26
tahun yang belum aktif secara
seksual
Kontrasepsi dengan metode • 3x (0 bulan-selang 2 bulan-selang
barrier (diafragma dan kondom) 4 bulan)
• menurunkan resiko hingga 75%
PROGNOSIS

Tergantung usia, KU, gejala 85-90% ca serviks


klinis, stadium, terdiagnosa pada stad.
histopatologis, tenaga ahli Invasive/lanjut/terminal 
dan sarana pengobatan prognosis buruk

AKH menurut
data
internasional
(UICC)
SUBJECTIVE
Ny. S, 59 tahun, Ibu Rumah Tangga, menikah

KU: Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir

RPS: pasien merupakan rujukan dari RS Royal


dengan diagnosis susp Ca serviks stadium
3B. pasien mengeluh keluar darah dari
vagina sejak 3 bulan yang lalu hilang timbul,
berwarna merah kehitaman, ganti pembalut
4x/hari. Selain itu terdapat juga darah yang
bergumpal. Pasien sudah menopause sejak
9 tahun yang lalu.
• KT
- Demam (-), pusing (+)
- Nafsu makan menurun, mual &
muntah (+)
- Nyeri perut sebelah kiri bawah yang
menjalar sampai ke pinggang
- tidak BAB sudah 2 minggu dan BAK
tidak lancar
• RPD:
- Hipertensi (-), DM (-), penyakit
jantung (-), anemia (-), alergi obat
(-), trauma (-),
• RPK: tumor (-) Hipertensi (-), Diabetes
Mellitus (-), penyakit jantung (-), asma (-
), alergi (-)
• R. Gynekologi:
- usia menarche: 12 tahun
- siklus: teratur (± 28 hari)
- lama haid: 3-5 hari
- Nyeri perut saat menstruasi (-)
• R. Obstetri:
P3A0  persalinan normal
• R. KB
- pil
R. sosek:
- Ibu Rumah Tangga, suami pensiunan PNS
OBJECTIVE
• KU: sakit ringan
• Kes: compos mentis
• Vital sign
- TD : 90/60 mmHg
-N : 82x/menit
- RR : 20x/menit
-S : 36,5°C
• Status generalis
- Mata: konjungtiva anemis (+/+)
- Abdomen:
P: NT (+) pada regio inguinalis dextra,
suprapubis serta inguinalis sinistra
Nyeri ketok CVA: -/-
- Ekstremitas: pitting oedema (-)

- Lain-lain: dbn
• Pemeriksaan Gynekologi
 I : v/u tenang
 Io : portio berbenjo, mudah berdarah,
perdarahan aktif (-)
 VT : cut normal, teraba massa berbenjol di
portio s/d 1/3 distal vagina

• Laboratorium
- Hematologi: Hb 7,4 g/dl, RBC 2,76
juta, Ht 24%, leukosit 26.28. trombosit
462
- Kreatinin: 1,06 mg/dl, ureum : 13
- Albumin : 2,4
• USG

Uterus ukuran 12x8x8 cm, massa adneksa


tidak ada, ginjal kanan dan kiri normal.
• Patologi Anatomi : Karsinoma sel
Skuomoid
ASSESMENT

• Anemia ec perdarahan pada Ca


Serviks stadium III B
PLANNING
• Observasi TV, KU, perdarahan
• Transfuse PRC bertahap 500 cc/hari s/d
Hb > 10 g/dl
• As. Traneksamat 3x500 mg iv
• As. Mefenamat 3x500 mg po
• Ondansetron 3x1 tab po
• Ranitidine 2x1 tab po
• Capsul NaCl 3x500 mg po
• IVFD NaCl 0,9 % kolf/ 12 jam
PROGNOSIS
• Prognos, stadium lanjut, bahkan
terminal.
DAFTAR PUSTAKA
• Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu
Kandungan edisi kedua cetakan ketujuh.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
• Djuanda Adhi, Azwar Azrul, Ismael Sofyan,
et.al. 2013. MIMS Indonesia petunjuk
konsultasi edisi 12. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer
• www.repository.usu.ac.id
• www.digilib.unimus.ac.id
• www.eprints.undip.ac.id

Anda mungkin juga menyukai