Oleh :
Pendamping :
dr. H. Sartono, MM
PUSKESMAS PEMARON
2018
97
LEMBAR PENGESAHAN
GOUT ARTRITIS
DI PUSKESMAS PEMARON
98
BAB I
PENDAHULUAN
Gout atau dalam istilah awamnya “asam urat” adalah suatu kondisi dimana
tubuh tidak dapat mengontrol asam urat, sehingga kristal asam urat yang
berlebihan akan menumpuk di jaringan tubuh. Gout ditandai dengan
peningkatan kadar asam urat dalam tubuh dan menyebabkan inflamasi
(radang) pada persendian (artritis). Gout kronik (jangka panjang) dapat
menyebabkan penumpukan asam urat didalam dan sekitar persendian,
menurunkan fungsi ginjal dan membentuk batu ginjal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Gout Artritis
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gambaran klinis dan
komplikasi Gout Artritis
99
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan
penanganan Gout Artritis
.
1.2.2 Tujuan Khusus
Memenuhi tugas laporan program dokter internship di Puskesmas
Pemaron
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Masyarakat
100
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
101
kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan foto dan
sebagainya.
2. Jenis Media/ Alat Peraga8
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :
102
2.4 Metode Penyuluhan
1) Metode Ceramah
4) Metode Panel
103
Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia
dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih
untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
6) Metode Demonstrasi
7) Metode Simposium
8) Metode Seminar
104
2.5 DEFENISI
2.6 EPIDEMIOLOGI
2.7. ETIOLOGI
105
2.8.PATOGENESIS
Gout Primer (90% dari semua kasus): Mayoritas bersifat idiopatik (>95%),
memiliki pewarisan yang multifaktorial dan berkaitan dengan produksi berlebih
asam urat dengan ekskresi asam urat yang normal atau meningkat atau produksi
asam urat yang normal dengan ekskresi yang kurang; penggunaan alkohol dan
obesitas merupakan faktor predisposisi. Kasus primer dengan persentase yang
kecil berkaitan dengan defek enzim tertentu (misalnya defisiensi parsial enzim
HGPRT [hypoxanthine-guanine phosphoribosyltransferase] yang berkaitan
dengan kromosom X).
Gout Sekunder (10% dari semua hasus): Sebagian besar berkaitan dengan
peningkatan pergantian asam nukleat yang terjadi pada hemolisis kronik,
polisitemia, leukemia dan limfoma. Yang lebih jarang ditemukan adalah
pemakaian obat-obatan (khususnya diuretik, aspirin, asam nikotinat dan etanol)
atau gagal ginjal kronik yang menimbulkan hiperurisemia simtomatik. Intoksikasi
timbal (timah hitam) dapat menyebabkan penyakit saturnine gout. Kadang-kadang
defek enzim tertentu yang menyebabkan penyakit von Gierke (penyakit simpanan
glikogenlglycogen storage disease tipe I) dan sindrom Lesch-Nyhan (dengan
defisiensi total HGPRT yang hanya terlihat pada laki-laki serta disertai defisit
neurologis) menimbulkan keluhan dan gejala penyakit gout.
1. Hiperurisemia asimptomatik
Pada stadium ini kadar asam urat tinggi.
Tidak ada gejala arthritis, tofi, urolitiasis.
106
50% lokasi pada MTP 1.
Serangannya biasanya pada malam hari.
Self-limiting dalam 10 hari -> jika diobati sembuh dalam 3 hari.
Kadar asam urat tidak selalu tinggi dalam darah.
Pada pria timbul pada usia 30-45tahun, wanita pada saat pasca
menopause.
3. Interkritikal gout
Fase tenang setelah serangan pertama.
Berlangsung 6 bulan-2 tahun, bahkan sampai 5 atau 10 tahun.
Pada fase ini dapat terjadi kerusakan sendi.
2.10. DIAGNOSIS
107
a. inflamasi maksimal hari pertama
b. arthritis monoartikuler
c. kulit diatas sendi kemerahan
d. bengkak + nyeri pada MTP1
e. dicurigai tofi
f. hiperurisemia
g. pembengkakan sebuah sendi asimetrik pada foto roentgen
h. kista subkortikal tanpa erosi pada foto roentgen
i. kultur cairan sendi selama serangan inflamasi negative
Radiologi
1. Foto Polos
108
dilihat pada plain foto.
109
2. USG
4. Computed Tomografi
Figure 2.
110
from a patient with chronic gout, demonstrating extensive tophaceous deposits
(visualized as red) – particularly at the first metatarsal phalangeal joint, midfoot and
Achilles tendon. (a) Dorsal view and (b) lateral view.
Perez-Ruiz et al. Arthritis Research & Therapy 2009 11:232 doi:10.1186/ar2687
4. MRI
Figure 3. T2-weighted magnetic resonance imaging scans. (a) Coronal gradient echo
T2-weighted magnetic resonance imaging (MRI): two nodular images with an intermediate
signal (tophi) under the external collateral ligament and inside the posterior cruciate
ligament of the knee. An external meniscus tear may be seen close to urate deposition. (b)
Axial T2-weighted MRI: low signal intensity of both tophi, and marked hypointensity of
synovium in a Baker cyst. (c) Axial post-contrast (gadolinium) T1-weighted MRI: thickening
and nodular enhancement of the synovium in the suprapatelar recess.
2.13. KOMPLIKASI
111
2. Gagal ginjal akut : dapat terjadi setelah pelepasan massif asam urat yang
berlansung pada pasien yang telah mengalami pengobatan karena kelainan mielo-
atau limfoproliferatif.
2.14. PENATALAKSANAAN
112
BAB III
KEGIATAN
3.1 Intervensi
3) Materi :
4) Pelaksanaan :
113
Hari/
2.5 Monitoring
kemajuan atas objektif program. Dalam hal ini dilakukan penilaian terhadap
2.6 Evaluasi
menilai konstribusi program terhadap perubahan. Dalam hal ini dapat digali
114
maupun diskusi kelompok serta dilakukan analisis penyelesaian masalaha
jawab sangat membantu dalam memberikan pemahaman yang lebih baik bagi
sasaran. Dalam hal ini antusiasme sasaran sangat baik, sasaran aktif
dan bertanya. Dengan memberikan jeda dalam setiap materi, dengan selingan
canda atau informasi ringan yang terkait topik, akan menciptakan suasana
115
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Pemeriksaan radiologi pada atritis gout tidak spesifik pada stadium akut.
Pada stadium kronik gambaran umumnya adalah inflamasi asimetris, artritis erosif
yang kadang-kadang disertai nodul jaringan lunak.
4.2 Saran
116
DAFTAR PUSTAKA
1. Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC :
Jakarta.
4. Berg, Allan and Robert. 2007. Faktor Gizi. Terjemahan oleh Sediaoetama,
Bharat, Jakarta.
5. So, Alex . Imaging of Gout : Finding and Utility. The Arthritis Reseach
and Therapy journals. Available at:
http://arthritis-research.com/series/gout
117
LAMPIRAN
118