PENDAHULUAN
Latar Belakang
disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan
dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat
bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga
dan Irian Jaya. Untuk dapat memahami epidemiologi filariasis, kita perlu
1
Gorontalo, Papua Barat dan Papua yaitu 0,14%.
filariasis. Data Propinsi Sulawei Tengah pada tahun 2007 yaitu filariasi
sebanyak 764 kasus dan temukan di Buol, Parigi Moutong, Tojo Una-Una, Palu
dan secara khusus di Kabupaten Parigi Moutong 226 kasus dan lebih banyak
menyerang pada laki-laki dengan mata pencaharian buruh dan nelayan (Profil
SulTeng, 2007:18).
as a Public Health problem by The Year 2020) merupakan realisasi dan menjadi
dasar eliminasi penyakit ini di Indonesia didasari pada dua pilar yaitu pilar
tahun guna memutuskan rantai penularan dan pilar ke dua yaitu tata laksana
2008:47).
Wilayah kerja Puskesmas Moutong terdiri dari empat desa yaitu desa
Moutong dengan jumlah penduduk ± 2097 jiwa dan yang berusia produktif (15-
55 tahun) ± 1237 jiwa, desa Lobu dengan jumlah penduduk ± 1867 jiwa dan yang
berusia produktif (15-55 tahun) ± 945 jiwa, desa Taopa dengan jumlah penduduk
± 1832 jiwa dan yang berusia produktif (15-55 tahun) ± 890 jiwa dan desa Palapi
dengan jumlah penduduk ± 1653 jiwa dan yang berusia produktif (15-55 tahun) ±
902 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, 2007) dan sebagian
besar masyarakat bekerja sebagai petani dan nelayan dan berdasarkan data dari
Puskesmas pada tahun 2008 terdapat dua orang penderita filariasis dan mungkin
masih ada lagi penduduk yang belum terdeteksi sehingga resiko penularan di
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
3
Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan sikap masyarakat terhadap
2. Tujuan khusus
Manfaat Penelitian
2. Untuk peneliti
filariasis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan bagi peneliti
lain.
Ruang Lingkup
Penelitian ini akan dilakukan di di desa Puro pada bulan Juni tahun 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Tinjauan Tentang Pengetahuan Masyarakat
Pengertian pengetahuan
kebenaran yang ada disekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya, didapat
penguasa), model peran (belajar dari orang yang dijadikan panutan), intuisi
(didapat dari alam bawah sadar) dan reasoning (berbagai alasan (Wasis,
2008:1).
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
kekayaan mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
7
berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007:140).
3. Tingkatan pengetahuan
Tahu (know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
Memahami (comprehension)
Aplikasi (application)
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Analisis (analysis)
Sintesis (synthesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
Evaluasi (evaluation)
a. Pengertian
masyarakat.
9
c. Bila dipandang cara terbentuknya masyarakat
Masyarakat mardeka.
sederhana.
tulisan
Sikap adalah sebagai kesiapan mental dan syaraf, yang diatur melalui
individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait dengannya. Sikap
Obyek sikap dapat berupa manusia dan non manusia seperti gagasan, konsep,
Sikap adalah perasaan seseorang tentang objek, aktifitas, peristiwa dan orang
lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak
sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. Sikap muncul
individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya. Sikap sering muncul
dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang lainnya tidak disadari (Meliono,
2002).
dari sikap adalah segmen pendapat atau suatu keyakinan, komponen afektif
adalah segmen emosional atau perasaan dan komponen perilaku adalah suatu
maksud untuk berperilaku dengan suatu cara tertentu terhadap seseorang atau
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb, salah seorang ahli psikologi
11
Stimulus/ Proses
Sikap Reaksi Tingkah Laku
Rangsangan Stimulus
sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
Gambar 2.1
Diagram Sikap
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir,
2007:144):
Menerima (receiving)
Merespon (Responding)
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu
terlepas dari apakah pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang
Menghargai (Using)
orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat 3.
jawab atas segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
1. Pengertian
filaria yang cacing dewasanya hidup dalam saluran limfe dan kelenjar
limfe manusia dan ditularkan oleh serangga secara biologik. Penyakit ini
13
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, dan alat
Filariasis Limfatik adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tiga jenis
2. Etiologi
Filariasis disebabkan oleh infestasi satu atau lebih cacing jenis filarial
2000:419).
penyebab infeksi filaria yang serius. Parasit filaria ditularkan melalui spesies
nyamuk khusus atau artropoda lainnya, memiliki stadium larva serta siklus
darah tepi. Mikrofilaria ini muncul di peredaran darah enam bulan sampai
satu tahun kemudian dan dapat bertahan hidup hingga 5 – 10 tahun. Pada
dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres yang dapat
berperan sebagai vector penular penyakit kaki gajah (Tim Editor Fakultas
ditemukan di daerah bukit yang tidak terlalu tinggi. Untuk dapat memahami
a. Hospes
bagi orang lain yang rentan (suseptibel). Pada umumnya laki-laki lebih
b. Hospes reservoar
c. Vektor
4. Cara Penularan
15
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila
orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung
larva stadium III (L3). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil
penyakit kaki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh
mikrofilaria. Cacing dewasa ini hidup dalam saluran limfatik aferen atau
dalam dan sekitar pembuluh darah yang terinfeksi dan bersama dengan
6. Manifestasi Klinis
hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat.
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha,
ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan dan sakit. Dapat juga terjadi
radang getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal
beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah infeksi, tetapi beberapa orang
kemudian diikuti dengan penebalan sel endothel dan infiltrasi sehingga terjadi
bawah, biasanya disertai infeksi sekunder dengan fungi dan bakteri. Suatu
malayi terletak pada klasifikasi ureter dan ginjal. Klasifikasi ureter dan ginjal
17
7. Diagnosis (Waluyo, 2002: 7)
a. Diagnosis Parasitologi
b. Radiodiagnosis
c. Diagnosis imunologi
obat yang efektif, aman, dan relatif murah. Untuk filariasis bankrofti, dosis
untuk filaria brugia, dosis yang dianjurkan adalah 5mg/kg berat badan/hari
selama 10 hari. Efek samping dari DEC ini adalah demam, menggigil,
artralgia, sakit kepala, mual hingga muntah. Pada pengobatan filariasis
elefantiasis.
pembedahan.
19
populer di Indonesia. Menurut Rampengan, (2008:261) pencegahan penyakit
BA B III
Kerangka Konsep
adalah paradigma tunggal. Pada penelitian ini peneliti akan meneliti variabel
Gambar 3.1
Skema Kerangka Konsep
Hipotesis
Definisi Operasional
Variabel Independen
Pengetahuan
2. Variabel Dependen
21
Definisi : Merupakan kecenderungan atau tanggapan masyarakat terhadap
B A B IV
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian
desa Puro pada saat yang bersamaan antara variabel independen dan variabel
( Z . )2 P Q
n =
(d)2
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti (Wasis, 2008: 44). Dan
yang akan menjadi populasi pada penelitian ini adalah semua masyarakat di
Sampel
10). Pada penelitian ini, sampel diambil dari sebagian masyarakat di desa
Kriteria Inklusi
Besar Sampel
Keterangan : n = Sampel
23
(1,64)2 x 0,5 x 0,5
0,67
0,01 (0,1)2
Q = 1–P
Jadi : n =
n = = 67
C. Pengumpulan Data
penyakit filariasis.
Data sekunder, yaitu data yang didapat dari desa Puro tentang jumlah
masyarakat.
2. Cara pengukuran
D. Pengolahan Data
berikut:
bersifat kategori.
analisis.
E. Analisa Data
Analisis Univariat
25
Analisis Bivariat
variabel bebas dan variabel terikat. Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square
(X2) kemaknaan 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Bila nilai p ≤ 0,05,
berarti hasil perhitungan statistik bermakna (Ho ditolak) dan nilai p > 0,05,
F. Penyajian data
Untuk penyajian data dari hasil penelitian ini, peneliti menggunakan cara
penyajian dengan bentuk gambar dan tabel sedemikian rupa dengan teks atau
G. Etika Penelitian
dijalankan ke subjek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang
penelitian. Bila subjek menolak, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz H, 2002, Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah, Salemba
Medika, Jakarta.
27
http://www.resep.web.id.kesehatan.
Nikmatus Sholihah, 2006. Gender dan Jenis Kelamin.
www.pmiiligi.wordpress.com.2006/10/09.
Notoatmodjo, S, 1996. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan, edisi I, Andi Offset, Jakarta
BAB V
Hasil Penelitian
2009.
BaikAdapun Kurang
hasil penelitian
Baik ini akan disajikan dalam bentuk analisis univariat
ditetapkan dua kategori berdasarkan nilai median yaitu 19, sehingga kategori
berikut:
100 65,6%
90
80
70 34,4%
60
50
40
30
20
10
0
Gambar 5.1
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit
Filariasis Di Wilayah Kerja Puskesmas Moutong Tahun 2009
29
yaitu 63 responden (65,6%) dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki
dikelompokan menjadi dua yaitu umur ≥ 42 tahun dan dan umur < 42 tahun.
100
90
52,1%
80 47,9%
70
60
50
40
30
20
10
0
Gambar 5.2
Distribusi Responden Menurut Umur Masyarakat Di Wilayah Kerja
Puskesmas Moutong Tahun 2009
Jenis Kelamin
yaitu perempuan diberi skor 1 dan laki-laki diberi skor 0. Untuk memperoleh
gambaran distribusi responden menurut jenis kelamin responden dapat dilihat
100
90 62,5%
80
70 37,5%
60
50
40
30
20
10
0
Gambar 5.3
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Masyarakat Di Wilayah Kerja
Puskesmas Moutong Tahun 2009
responden (37,5%).
Pendidikan
lima yaitu tidak sekolah, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA dan tamat
31
2,1%
18,8%
16,7% 47,9%
14,6%
Gambar 5.4
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Masyarakat
Di Wilayah Kerja Puskesmas Moutong
Tahun 2009
(18,8%).
5. Pekerjaan
dibagi dua yaitu masyarakat bekerja dan masyarakat tidak bekerja. Untuk
4,2%
4,2%
2,1% 11,5%
Gambar 5.5
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Masyarakat Di Wilayah Kerja
Puskesmas Moutong Tahun 2009
petani yaitu 41 orang (42,7%), masyarakat yang bekerja pegawai negeri yaitu
33
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Dan Pengetahuan Masyarakat
Tentang Penyakit Filariasis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Moutong Tahun 2009
masyarakat yang kurang baik pada masyarakat yang berumur < 42 tahun
yaitu 26,1%.
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Pengetahuan
Masyarakat Tentang Penyakit Filariasis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Moutong Tahun 2009
masyarakat yang kurang baik pada jenis kelamin perempuan yaitu 19,4%.
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Dan Pengetahuan
Masyarakat Tentang Penyakit Filariasis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Moutong Tahun 2009
SD 24 52,2 22 47,8 48
35
kurang baik tentang penyakit filariasis lebih banyak pada masyarakat
yaitu 0%.
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Dan Pengetahuan
Masyarakat Tentang Penyakit Filariasis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Moutong Tahun 2009
Pedagang 2 100 0 0 2
Buruh 1 100 0 0 1
kurang baik tentang penyakit filariasis lebih banyak pada masyarakat yang
0%.
B. Pembahasan
dan petugas kesehatan lainnya maupun media massa seperti TV, radio dan
lain-lain. Dan menurut asumsi peneliti hal ini sangat baik karena dengan
(2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
37
melalui mata dan telinga.
filariasis (kaki gajah) yaitu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh
cacing filaria dan penyebab penyakit filariasis (kaki gajah) yaitu gigitan
nyamuk, gigitan binatang seperti kucing dan kera serta kurang memahami
nyamuk, menguras bak kamar mandi, menutup tempat penampungan air dan
memilih satu pilihan jawaban dari beberapa pilihan jawaban yang diberikan
Puskesmas Moutong yaitu umur ≥ 42 tahun lebih besar dari pada umur < 42
yang berumur < 42 tahun. Menurut asumsi peneliti hal ini terjadi karena
pengetahuan baik. Selain itu pada umur < 42 tahun masih memiliki
kemampuan yang baik dalam berpikir dan mengingat informasi yang pernah
hanya memiliki tingkat pendidikan SD dan bahkan tidak pernah sekolah dan
juga mereka juga bekerja sebagai petani jadi jarang menerima informasi
Jenis Kelamin
kerja Puskesmas Moutong yaitu jenis kelamin laki-laki lebih besar dari pada
responden dengan cara door to door jadi saat pengisian kuesioner kepala
baik tentang penyakit filariasis lebih banyak pada masyarakat dengan jenis
baik pada jenis kelamin perempuan. Menurut asumsi peneliti ini terjadi
perawat, petugas kesehatan lainnya maka pengetahuan akan lebih baik pula.
39
bahwa Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan
mareka jarang bertemu dengan petugas kesehatan dan juga tidak mendapat
penyakit filariasi. Oleh karena pengetahuan yang baik pada laki-laki sangat
penting karena dengan pengetahuan baik mereka akan lebih tahu apa yang
sebagai petani dan nelayan. Hal ini sejalan dengan Azrul (1997) yang
kelamin tertentu saja dan berdasarkan data Profil SulTeng (2007) penyakit
Pendidikan
tidak sekolah, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Akan tetapi pengetahuan
masyarakat yang kurang baik tentang penyakit filariasis lebih banyak pada
peneliti hal ini kurang baik karena dengan pendidikan yang rendah seseorang
pengetahuan yang baik maka seorang akan lebih tahu menghindari berbagai
disekitar rumah.
41
Pekerjaan
kerja Puskesmas Moutong yaitu masyarakat yang bekerja sebagai petani lebih
yang bekerja sebagai nelayan dan masyarakat yang bekerja sebagai pegawai
negeri dan pegawai swasta serta masyarakat yang bekerja sebagai buruh. Jika
banyak pada masyarakat yang bekerja sebagai pedagang dan buruh, diikuti
tidak bekerja dan masyarakat yang bekerja sebagai petani. Menurut asumsi
peneliti hal ini terjadi karena masyarakat yang tidak bekerja dan bekerja
dan juga bekerja sebagai petani dan buruh serta pedagang serta nelayan
berisiko terkena penyakit filariasis terutama pada nelayan, petani dan buruh.
Didukung dengan data Riskesdas SulTeng tahun 2007 yaitu filariasis yang
C. Keterbatasan Penelitian
menjawab pertanyaan.
BAB VI
Kesimpulan
pengetahuan masyarakat yang kurang baik pada masyarakat yang berumur <
42 tahun.
43
pengetahuan masyarakat yang kurang baik pada jenis kelamin perempuan.
banyak pada masyarakat yang yang bekerja sebagai pedagang dan buruh
sebagai petani.
Saran
beberapa saran untuk perbaikan dimasa yang akan datang antara lain sebagai
berikut :
terutama pada masyarakat yang bekerja sebagai buruh dan nelayan serta
petani karena dengan pengetahuan yang baik kasus filariasis akan berkurang.
Untuk masyarakat agar lebih mempertahankan pengetahuan yang sudah baik dan
45