0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
92 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas prinsip Islam tentang kloning dan sel stem. Kloning dapat dilakukan dengan mentransfer inti sel dari sel janin ke sel dewasa, namun tidak harus menggunakan sel reproduksi. Pandangan hukum Islam bergantung pada niat dan tujuannya, seperti kloning untuk menyembuhkan penyakit diperbolehkan, sedangkan untuk mendapatkan keturunan tanpa pernikahan diharamkan. Al-Quran menjelaskan proses
Deskripsi Asli:
Judul Asli
72265_72265_PRINSIP ISLAM TENTANG KLONING DAN STEM SEL.pptx
Dokumen tersebut membahas prinsip Islam tentang kloning dan sel stem. Kloning dapat dilakukan dengan mentransfer inti sel dari sel janin ke sel dewasa, namun tidak harus menggunakan sel reproduksi. Pandangan hukum Islam bergantung pada niat dan tujuannya, seperti kloning untuk menyembuhkan penyakit diperbolehkan, sedangkan untuk mendapatkan keturunan tanpa pernikahan diharamkan. Al-Quran menjelaskan proses
Dokumen tersebut membahas prinsip Islam tentang kloning dan sel stem. Kloning dapat dilakukan dengan mentransfer inti sel dari sel janin ke sel dewasa, namun tidak harus menggunakan sel reproduksi. Pandangan hukum Islam bergantung pada niat dan tujuannya, seperti kloning untuk menyembuhkan penyakit diperbolehkan, sedangkan untuk mendapatkan keturunan tanpa pernikahan diharamkan. Al-Quran menjelaskan proses
TENTANG KLONING DAN STEM SEL A. KLONING SEL 1.Pengertian Kloning berasal dari bahasa yunani yaitu clone atau klona yang bermakna patahan/potongan dari tanaman
Cloning adalah proses penggandaan
makhluk hidup dengan cara transfer inti sel dari sel janin yang sudah berdiferensiasi menjadi sel dewasa B. PROSES KLONING MANUSIA Kloning pada manusia tidak harus membutuhkan sel reproduksi tapi bisa dengan sel tubuh/somatik C. PANDANGAN ISLAM Pandangan hukum tergantung niat dan tujuannya. Berdasarkan hal tersebut Hukum kloning bisa dibedakan antara lain: 1. Kloning dengan tujuan mendapatkan keturunan tanpa pernikahan. Hampir seluruh ulama mengatakan haram. 2. Untuk mendapatkan keturunan pada pasangan mandul. Sebagian ulama membolehkan, sebagian mengharamkan. 3. Untuk menyembuhkan penyakit. Hampir semua ulama membolehkan. 4. Untuk menghambat ketuaan. Hampir semua ulama melarang RUJUKAN AL-QURAN “… kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki..” QS. 22/ AL-HAJJ:5)