Dimana
P(s) = akar-akarnya merupakan titik nol (zero) dari sistem
Q(s) = persamaan karakteristik sistem yang akar-akarnya
merupakan kutub (pole) dari sistem
1. Metode routh
Pengujian kestabilan suatu sistem dapat 2. Metode hurwitz
diuji dengan beberapa pengujian antara 3. Metode routh – hurwitz
lain : 4. Persamaan karakteristik
5. Metode tempat kedudukan akar
S2 X1 X2
S Y1
S0 Z1
C . Pastikan bahwa semua koefisien harus positip.
Jika terdapat koefisien nol atau negatif terdapat akar atau akar imajiner yang
mempunyai bagian real positip. Dalam hal ini, sistem tidak stabil. Atau pada kolom
pertama mengalami perubahan tanda maka sistem dinyatakan stabil.
Contoh 1
Suatu sistem dengan persamaan karakteristik :
S3 + 6s2 + 12s + 8 = 0
Contoh 2
Suatu sistem dengan persamaan karakteristik :
S3 + 3s2 + 3s + (1 + k) = 0
Contoh 3
Contoh 4
1 -7 24 4.24 − (1.0)
𝑏2 =
4
4 -22 0
4. −7 − (1. −22) 𝑏1.−22 −(4.−𝑏2)
𝑏1 = c1 =
4 𝑏1
1 -5 24
0.24 − (1.0)
𝑏2 =
0 20 0 0
0. −5 − (1.20)
𝑏1 =
0
KESTABILAN METODE HURWITZ
Pada dasarnya penggunaan metoda ini akan menghasilkan hal yang sama dengan
penggunaa metode routh yaitu analisa kestabilan mutlak sistem. Bahkan cara yang
digunakanpun mirip dengan cara metode routh. Walaupun dalam hal ini hurwitz
memanfaatkan penggunaan determinan yang disusun berdasarkan persamaan
karakteristik sistem yang sedang dianalisa.
Dengan pengertian koefisien an adalah positif, maka determinan ke I untuk I =
1,2,3...(n-1) dapat dinyatakan dalam bentuk
d1 = a2
Maka agar semua akar-akarnya memiliki bagian nyata yang negatif, harus
dipenuhi :
Contoh :
Suatu sistem kontrol dengan persamaan karakteristik :
3.s3 + 2.s2 + 3.s + 2 = 0
Sesuai dengan syarat dn diatas, dapat diperoleh
Dari ketiganya diperoleh
a2 =2 keadaan >= 0, maka sistem
a2.a1-a0.a3 = 2.3 -2.3 = 0 stabil. Bisa dibandingkan
a2.a1.a0 –(a0)2.a3 = 2.3.2 – 22.3 = 0 dengan cara routh
Persamaan karakteristik