STABILITAS SISTEM
BERUMPAN BALIK
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
1.1.Pendahuluan
Respon sebuah sistem mendapat perhatian penting terutama respon transien. Pada
respon tersebut, stabilitas sistem menjadi sangat penting untuk di telaah lebih lanjut.
Suatu sistem dikatakan stabil jika masukannya terbatas maka respon keluarannya
juga terbatas. Konsep stabilitas ini dapat juga dijelaskan dengan meninjau kerucut
yang ditempatkan di atas sebuah bidang datar (Richard C. Dorf). Tiga buah
kerucut ditempatkan di atas bidang datar seperti pada Gambar 1, kerucut (a)
ditempatkan dengan posisi dasarnya dibawah, kerucut (b) dengan posisi selimutnya
menyentuh bidang datar, sedang kerucut (c) ditempatkan dengan posisi bagian
runcingnya pada bidang datar. Jika pada ketiga kerucut dikenakan gaya sedikit saja,
maka posisi kerucut (a) akan kembali kekeadaan semula, kerucut (b) akan
menggelinding tapi masih dalam posisi selimut menyentuh bidang datar dan
kembali keposisinya. Sedang kerucut (c) akan jatuh dan mengalami perubahan
posisi.
Ketiga kerucut menggambarkan keadaan (a) berada dalam keadaan stabil, kerucut
(b) berada dalam batas stabil, dan kerucut (c) berada dalam keadaan tidak stabil
karena tidak kembali kekeadaan semula.
Contoh lainnya adalah udara dalam tambang bawah tanah yang di jaga stabil
dengan jalan meniupkan udara dari luar kedalam tambang menggunakan fan,
karena jika hal ini tidak dilakukan maka mengakibatkan ketidakstabilan suhu dalam
tambang, hal ini dapat berakibat fatal bagi manusia dan peralatan dalam tambang.
Dalam hal ini, sistem yang dikendalikan adalah sistem dinamik, artinya tidak diam,
tetapi berubah atau bergerak. Sistem dinamik dikatakan stabil, jika ada beban atau
gangguan yang menganggu maka sistem akan melakukan penyesuaian sehingga
respon keluaran dapat dipertahankan sama dengan sebelum adanya gangguan.
Tempat kedudukan kutub-kutub(pole) sistem pada bidang –s menunjukkan respon
transien sistem tersebut. Kutub-kutub yang berada pada bidang kiri sumbu imajiner
akan mempunyai respon makin lama makin berkurang untuk masukan gangguan,
sebaliknya kutub-kutub yang berada pada bidang kanan sumbu imajiner akan
mempunyai respon makin lama makin bertambah untuk masukan gangguan.
Sehingga semakin kekanan perjalan kutub-kutub maka respons sistem akan
semakin tidak stabil, diperlihatkan oleh amplituda respons semakin tinggi dan
perioda semakin kecil. Sebaliknya apabila perjalanan kutub-kutub sistem semakin
kekiri sumbu imajiner, maka respons sistem akan semakin stabil, hal ini
diperlihatkan oleh semakin berkurangnya tinggi amplitudo dan semakin
melebarnya perioda seperti terlihat pada gambar 2.
Imajiner
Real
Bidang-S
Dalam desain sebuah sistem kendali, secara umum perlu diperhatikan stabilitas
sistem ini. Untuk menentukan apakah sebuah sistem stabil atau tidak secara umum
tanpa melihat respons sistem, maka kita perlu menentukan persamaan karakteristik
sistem. Persamaan karakteristik sistem secara matematis kita dapatkan dari
menurunkan fungsi alih sistem.
𝐶(𝑠) 𝐺(𝑠)
𝑇(𝑠) = =
𝑅(𝑠) 1 ± 𝐺(𝑠)𝐻(𝑠)
Beberapa cara dikembangkan untuk mengetahui stabil atau tidaknya sebuah sistem.
Tiga pendekatan dapat dilakukan, yaitu pendekatan bidang –s, bidang frekuensi,
dan pendekatan wawasan waktu (time domain). Dalam pembahasan ini hanya
dilakukan dengan pendekatan bidang –s saja.
Jika hanya melihat kestabilan mutlak maka tidak perlu mengikuti langkah
selanjutnya.
3. Tetapi ternyata jika semua koefisien berharga positif, tidak pula akan menjamin
sistem tersebut akan stabil. Dalam hal ini perlu pemeriksaan atau uji kestabilan,
maka koefisien polinomial disusun dalam pola baris dan kolom seperti pada
Tabel 1.
Misalnya persamaan karakteristik sistem diketahui adalah sebagai berikut :
𝑄(𝑠) = 𝑎4 𝑠 4 + 𝑎3 𝑠 3 + 𝑎2 𝑠 2 + 𝑎1 𝑠 + 𝑎0 = 0
Maka koefisien polinomial dari persamaan karakteristik tersebut dapat disusun
sesuai Tabel 1.
Tabel. 1 Tabel Rout-Hurwitz (Norman S. Nise,2004)
1 2 3
Kolom kiri diisi mulai pangkat tertinggi dari s dan seterusnya sampai terkecil,
kolom ini hanya memberikan informasi penamaan baris pada pangkat s genap
atau ganjil. Baris pertama kolom pertama dan seterusnya diisi oleh koefisien-
koefisien dari s pangkat genap/ganjil tertinggi sampai s pangkat 0. Dalam
contoh ini pangkat s tertinggi adalah pangkat genap yaitu 𝑠 4 , maka baris kedua
kolom 1 dan seterusnya diisi oleh koefisien pangkat ganjil. Sedang koefisien
baris ketiga dan seterusnya dari kolom 1 dan seterusnya dihitung dengan
menggunakan persamaan determinan, baris ini dinamakan baris turunan.
Susunan lengkap dari koefisien adalah berupa segitiga. Dalam membuat
susunan tersebut, suatu baris dapat dibagi atau dikalikan dengan suatu bilangan
positif untuk keperluan menyederhanakan perhitungan numerik berikutnya
tanpa mengubah kesimpulan mengenai kestabilan. Kriteria kestabilan Routh
menyatakan bahwa banyaknya akar-akar dari persamaan karakteristik yang
mempunyai bagian nyata positif sama dengan banyaknya perubahan tanda dari
koefisien pada kolom pertama dari susunan tersebut. Jadi harga eksak dari
kolom pertama tidak perlu diketahui, karena dalam menentukan sistem stabil
atau tidak, yang diperlukan adalah tandanya saja.
Syarat yang perlu dan cukup dalam menyatakan bahwa sebuah sistem Stabil
adalah semua akar-akar persamaan karakteristik (persamaan (2)) berada
disebelah kiri sumbu khayal bidang –s. Untuk itu semua koefisien dari
persamaan 2 harus positif dan semua suku pada kolom pertama susunan
tersebut harus bertanda positif.
𝑠2 2 2
𝑠1 0≈ɛ -
𝑠0 2 -
Jika tanda koefisien di atas nol (ɛ) sama dengan tanda koefisien di bawah nol,
maka berarti ada sepasang akar khayal.
Kasus 2 : Jika semua koefisien pada suatu baris turunan sama dengan nol.
Penyelesaian kasus ini adalah dengan membuat persamaan polinomial
pembantu (auxiliary) U(s) dari koefisien sebelum baris nol dan kemudian
menggunakan koefisien dari turunan polinomial pembantu ini untuk
menentukan koefisien baris berikutnya. Untuk dapat menyelesaikan tabel RH
𝑑𝑈(𝑠)
maka dengan menghitung turunan persamaan pelengkap, yaitu : 𝑑𝑠
𝑠2 4 K
16 − 𝐾 0
𝑠1
4
𝑠0 K -
Pada kolom pertama tabel RH di atas dapat dilihat bahwa syarat agar sistem
dengan persamaan karakteristik di atas akan stabil jika 0 ≤ 𝐾 ≤ 16.
Jika K = 16, maka akan diperoleh dua akar pada sumbu 𝑗𝜔, hal ini berarti sistem
berada pada stabilitas batas dan pada tabel RH baris ke-3 akan diperoleh satu
baris bernilai nol semua. Jika hal ini terjadi maka diperlukan persamaan
pelengkap (auxiliary) U(s) yang berasal dari baris di atas baris yang bernilai
nol, dalam hal ini adalah baris dari 𝑠 2 .
𝑈(𝑠) = 4𝑠 2 + 𝐾
𝑈(𝑠) = 4𝑠 2 + 16 = 4(𝑠 2 + 4)
𝑈(𝑠) = 4(𝑠 + 𝑗2)(𝑠 − 𝑗2)
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 2 akar yang terletak pada garis batas
kestabilan yaitu berada pada sumbu khayal.
1.1.Kesimpulan
1.2. Latihan
1. Karakteristik respon dalam sebuah sistem berumpan balik sangat
diperhatikan sebagai bentuk performansi sistem tersebut, tuliskan kegunaan
dari karakteristik respon.
Jawab :
jika masukan sistem adalah unit ramp (ramp satuan) dan jelaskan
maksudnya.
Jawab :
Kesalahan penggerak sistem adalah
𝑅(𝑠)
𝐸(𝑠) =
1 + 𝐺(𝑠)𝐻(𝑠)
Masukan sistem adalah unit ramp r(t) = 1 atau laplacenya 𝑅(𝑠) = 1⁄𝑠 2
1.3.Soal-soal
1. Jelaskan yang dimaksud dengan performansi sistem berumpan balik .
2. Apakah yang mempengaruhi bentuk respon keluaran sebuah sistem.
3. Jelaskan sinyal uji apa saja yang bisa diberikan kepada sistem berumpan
balik untuk mengetahui karakteristik performansi sistem tersebut.
4. Parameter-parameter apa saja yang perlu diperhatikan dan diperhitungkan
dalam mendisain sebuah sistem kendali berumpan balik.
5. Carilah respon tangga satuan (unit step) untuk sistem berumpan balik satu
3
yang mempunyai fungsi alih lup terbuka sebesar 𝐺(𝑠) = 𝑠(𝑠+2)
Penguat Motor
R(s) 𝐾𝑎 𝐾𝑚 ω(s)
+
- 𝑇𝑚 𝑠 + 1
Tachometer
V(s) 𝐾𝑡