Teratogen
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
MIRA FEBRINA, M.Sc, Apt.
KELOMPOK 1 :
1. Kehamilan
○ Selama kehamilan
berlangsung, terjadi
berbagai proses yang
sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan.
○ Faktor tersebut tidak hanya
dapat membahayakan
keselamatan ibu tetapi juga
fetus yang dikandungnya,
terutama pada tahap
organogenesis karena pada
tahap itu sel-sel fetus
sedang aktif berproliferasi
4
2. Teratologi
Walaupun gen dan
kromosom yang
abnormal dapat
menyebabkan
kecacatan, istilah
teratogen biasanya
dibatasi pada zat-zat
dari lingkungan seperti
obat-obatan dan virus.
Teratogen dapat
beraksi pada induk,
pada plasenta, atau
pada embrio/janin
(Wilson, 1977).
5
3. Embriologi
○ Pertumbuhan dan perkembangan janin
terbagi menjadi tiga periode, yaitu
implantasi, periode embrionik dan periode
fetal.
○ Periode embrionik atau organogenesis
dimulai pada minggu ketiga sampai
kedelapan.
○ Pada periode organogenesis ini terjadi
perkembangan masing- masing lapisan
germinal, ektoderm, mesoderm dan
endoderm untuk menjadi jaringan dan organ
tertentu.
○ Akhir periode embrionik dan permulaan
periode janin dimulai pada minggu
kesembilan. Perkembangan selama periode
janin terdiri atas pertumbuhan dan
pematangan struktur-struktur yang telah 6
terbentuk.
4. Neurulasi
Neurulasi adalah proses pembentukan tabung saraf yang
merupakan prekursor dari otak dan sumsum tulang belakang selama
periode embriogenesis. Proses ini terjadi melalui dua tahap yang
berbeda, yaitu:
7
NEURAL TUBE DEFECTS (NTD)
○ Neural Tubes Defect (NTD) atau cacat tabung saraf adalah
malformasi pada sistem saraf pusat yang diakibatkan
kegagalan penutupan tabung saraf selama embriogenesis.
○ Tabung saraf yang akan berkembang menjadi otak dan
sumsum tulang belakang jika mengalami kegagalan dalam
penutupan akan menyebabkan neuro degenerasi in utero dan
kehilangan fungsi neurologisnya setingkat dari lokasi lesinya
Sebagian besar NTD sering dilaporkan akibat dari kegagalan utama dari penutupan tabung saraf
embrio, namun ada beberapa bukti klinis dan eksperimental yang kuat dalam mendukung
kemungkinan tabung saraf yang telah tertutup dapat membuka kembali (teori neuroskisis) 9
CON’T
10
Klasifikasi dan manifestasi klinis Neural Tube
Defects (NTD)
Disrafia kranial
• Dapat berupa anensefalus yaitu kegagalan
“
penutupan neuroporus kranial, dan dapat berupa
ensefalokel, yaitu defek pada tulang tengkorak
dengan herniasi meninges dan otak.
• Anensefalus akan memberikan manifestasi yaitu
tidak didapatkan otak dan kranium.
“
Spina bifida diklasifikasikan menjadi 5
yaitu:
1. Spinal bifida okula
2. Spina bifida kistika
3. Spina bifida dengan meningokel
4. Spina bifida dengan
meningomielokel
5. Spina bifida dengan mielokisis
atau rakiskisis
12
Diagnosis
○ Neural Tube Defects secara klinis
tampak sebagai benjolan di daerah • Pemeriksaan foto polos
kepala ataupun daerah tulang belakang kepala ditujukan untuk
dan telah ada sejak lahir. mencari defek pada
tengkorak serta mendeteksi
○ Pemeriksaan penunjang alfa feto protein
keadaan patologis penyerta.
(AFP) pada cairan amnion atau pada • pemeriksaan lainnya yaitu
darah ibu dapat dilakukan khususnya dengan CT scan dan USG
pada minggu ke-15 sampai minggu ke- (Satyanegara, 2010).
20.
○ Pemeriksaan penunjang sederhana
seperti transluminasi dengan penyorotan
lampu pada benjolan maka akan tampak
bayang-bayang isi sefalokel
13
Penatalaksanaan
• Tindakan operasi dapat dilakukan sedini
mungkin bila penderita layak menjalaninya.
• Pada penderita dengan tanda-tanda infeksi
(terutama pada open NTD) maka perlu
dilakukan perawatan lokal dan pemberian
antibiotik dosis tinggi (Satyanegara, 2010).
14
Hubungan asam folat dengan NTD
• Asam folat bertindak untuk
mengatasi ketidakcukupan status • Efek dari fortifikasi asam folat
folat ibu dan defek metabolisme pada tepung roti telah jelas
folat yang disebabkan mutasi menggambarkan efek
genetik pada ibu atau janin pencegahan ini, serta
(Dunlevy et al, 2007). menunjukan bahwa tidak semua
kasus NTD dapat dicegah
• Pencegahan NTD dengan dengan folat atau folate-
suplementasi folat sudah nonpreventable NTD
dikonfirmasi dengan uji klinis acak (Eichholzer et al, 2006).
pada tahun 1991.
16
Manifestasi Klinis
Selain itu juga terdapat manifestasi
dari fetal alkohol syndrome ini
Manifestasi Klinis FAS didasarkan
pada tiga fitur pada individu yang adalah keterbelakangan mental,
terpapar alkohol dalam kandungan kelainan bentuk kerangka dan
yaitu: system organ besar (terutama
defisiensi pertumbuhan sebelum jantung dan otak), gangguan
dan sesudah melahirkan
pertumbuhan, masalah sistem saraf
pola karakteristik kelainan wajah
pusat, kurangnya keterampilan
disfungsi sistem saraf pusat.
motorik, kematian, masalah belajar,
memori, interaksi sosial, gangguan
perhatian,gangguan bicara dan
atau gangguan pendengaran. 17
18
19
Fetal Alcohol Effects (FAE) yang dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
21
Perubahan Neuropsikologis dan Perilaku
Penggunaan alkohol yang berlebih pada masa prenatal akan mengakibatkan jumlah
defisit dalam sistem neuropsikologis semakin banyak (Ee, 2005)
Performa Intelektual.
Konsentrasi
Kemampuan Visuospasial
Kemampuan Motorik
Kelainan organ
Komplikasi pada
bayi
Microcephali BB bayi
rendah 24
25