Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

ANESTESI INHALASI

NAMA:
KEPANITERAAN ILMU Arum Nurlatifah (1161050134)
ANESTESI Ivana Christya Wulandari Rijadi (1261050145)
PERIODE 3 APRIL - 6 MEI 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN PEMBIMBING:
UNIVERSITAS KRISTEN dr. Ratna E. Hutapea, Sp.An
INDONESIA
PENDAHULUAN
Anestesi??
Keadaan dengan tidak ada rasa nyeri

• Anestesi umum  hilangnya persepsi terhadap semua sensasi


termasuk kesadaran akibat induksi obat.
• Anestesi umum inhalasi  menggunakan gas/cairan anestesi yang
mudah menguap (volatile agent) sebagai obat anestesi melalui udara
pernapasan.

Obat anestesi inhalasi yang umum digunakan :


N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran, sevofluran.
ANESTESI INHALASI
Campuran
gas/uap
obat
anestesi dan
O2  masuk
ikuti udara
inspirasi 
isi seluruh
rongga paru
 difusi
dari alveoli
ke kapiler.
Macam Anestesi Inhalasi4
Obat-obat lain yang ditinggalkan:
- Eter: kebakaran, peledakan, sekresi bronkus berlebihan, mual-muntah,
kerusakan hepar, baunya merangsang.
- Kloroform: aritmia, kerusakan hepar.
- Etil-klorida: kebakaran, peledakan, depresi jantung, indeks terapi sempit,
dirusak kapur soda.
- Triklor-etilen: dirusak kapur soda, bradi-aritmia, mutagenic
- Metoksifluran: toksik terhadap ginjal, kerusakan hepar, dan kebakaran
FARMAKOKINETIK

Ambilan dan Distribusi Anestesi


 Ambilan uap anestetik inhalasi ditentukan oleh:
1. Ambilan oleh paru.
2. Difusi gas dari paru ke darah.
3. Distribusi oleh darah ke otak dan organ lainnya.
 Hiperventilasi akan ↑ambilan alveolus, dan hipoventilasi akan ↓ ambilan
alveolus.
 Induksi dan pemulihan berlangsung cepat pada zat yang tidak larut, dan
lambat pada zat yang larut.
 Makin tinggi nilai MAC, maka makin ↑ ambilan dari gas anestesi dan
makin ↓ kekuatan zat tersebut.
Faktor Yang Dapat Mempengaruhi MAC Zat Anestesi Inhalasi 5
 Konsentrasi uap anestetik dalam alveoli selama induksi ditentukan oleh:
1. Konsentrasi inspirasi.
2. Ventilasi alveolar.
3. Koefisien darah/gas.
4. Curah jantung atau aliran darah paru.
5. Hubungan ventilasi-perfusi.

 Jumlah uap dalam mesin anestesi bukan gambaran yang sebenarnya 


sebagian uap hilang dalam tabung sirkuit anestesi atau ke atmosfir sekitar
sebelum mencapai pernapasan.

Eliminasi
Sebagian besar dikeluarkan lewat paru. Sebagian lagi dimetabolisir oleh hepar
MEKANISME AKSI Belum sepenuhnya dimengerti

Medula Spinalis
 Eksperimen hewan: aksi anestesi di otak tidak diperlukan untuk
menghambat respons motorik terhadap nyeri, melainkan di mediasi
terutama oleh Medula Spinalis.
 Hipnosis dan sedative adalah efek supraspinal.

Otak
 Di atas medula spinalis, obat anestesi inhalasi mendepresikan aliran
darah dan metabolisme glukosa, dan mendepresikan beberapa
bagian supraspinal secara selektif.
 Bagian dari otak merupakan target dari obat anestesi inhalasi:
Reticular-activating system, thalamus, pons, amigdala, dan
hipokampus.
Kanal Ion
 Beberapa kanal ion sensitif terhadap obat anestesi inhalasi:
- nicotinic acetylcholine - GABAA
- serotonin - reseptor glisin
 Anestesi inhalasi ↑ aktivitas inhibitor kanal postsinaps (GABAA, dan reseptor
glisin), dan ↓ aktivitas eksitator kanal presinaps (nicotinic acetylcholine,
serotonin).

Efek Zat Anestesi Inhalasi terhadap Kanal Ion3


CARA PEMBERIAN

 Sistem penghantar
gas/sistem
anestesi/sirkuit
anestesi 
menghantarkan gas
anestesi dan O2 dari
mesin  jalan
napas atas pasien 
membuang CO2
dengan
mendorongnya
Sirkuit Anestesi3
dengan aliran gas
segar atau dihisap
dengan kapur soda Klasifikasi sirkuit anestesi terbagi menjadi:
(soda lime). 1. Open drop method 3. Semi closed method
2. Semi open method 4. Closed method
Zat anestesi inhalasi yang ideal:
- Tidak mudah terbakar
ZAT ANESTESI - Tidak beracun
INHALASI - Berefek sedasi hipnotik, relaksasi otot, analgetik
- Mudah diberikan
- Waktu induksi dan bangun dari anestesi yang cepat

N2 O
• Tak berwarna, hampir tak berbau.
• anestetik lemah tetapi analgetik kuat.
• Dianggap sebagai obat disosiasif yang menyebabkan analgesia,
depersonalisasi, derealisasi, pusing, euforia, distorsi suara, dan
halusinasi ringan.
• Pemberiannya harus disertai dengan O2 minimal 25%.
• eksposur dalam jangka lama dapat menyebabkan depresi sumsum
tulang.
Halotan
 Baunya enak dan tak merangsang jalan napas, anestetik lemah tetapi
analgetik kuat.
 menyebabkan peningkatan kadar gula darah, dan menghambat
pelepasan insulin.
 kelebihan dosis  depresi napas, menurunnya tonus simpatis,
hipotensi, bradikardi, vasodilatasi perifer, depresi vasomotor, dan
depresi miokard.

Enfluran
 Dibandingkan dari halotan, induksi dan pulih dari anestesinya lebih
cepat, efek depresi napasnya lebih kuat, lebih irirtatif, depresi terhadap
sirkulasi lebih kuat, efek relaksasi otot lurik lebih baik, dan jarang
menimbulkan aritmia.
Isofluran
 Menurunkan laju metabolisme otak terhadap oksigen, tetapi
meningkatkan aliran darah otak dan tekanan intracranial
 Efek terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal.
 Pemakaian dengan konsentrasi >1% pada pasien hamil  relaksasi
uterus dan kurang responsif dengan pemberian oksitosin 
perdarahan pasca persalinan.

Desfluran
 Simpatomimetik  takikardia dan hipertensi.
 Merangsang jalan napas atas.
 Memiliki koefisien kelarutan dalam darah/gas yang rendah 
perubahan pada dalamnya anestesi  Biasanya dipakai menjelang
akhir anestesi.
 Dibandingkan dengan isofluran, perbaikan pada fungsi kognitif dan
waktu bangun dari anestesi lebih cepat hingga 45 menit setelah
operasi setelah pemberian desfluran.
Sevofluran
 Zat anestesi inhalasi pilihan utama.
 Induksi dan bangun dari anestesinya lebih cepat dari isofluran.
 Bau tidak menyengat dan tidak merangsang jalan napas.
 Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil.
 Sevofluran/fentanyl memiliki waktu bangun dari anestesia dan
perbaikan fungsi kognitif yang lebih baik hingga 60 menit setelah
pemberian dibandingkan dengan sevofluran/N2O.
Farmakologi Klinik Zat Anestesi Inhalasi8
KESIMPULAN
1. Anestesi inhalasi dilakukan dengan cara memberikan kombinasi obat anestesi inhalasi
yang berupa gas dan atau cairan yang mudah melalui alat/mesin anestesi langsung ke
udara respirasi.
2. Obat anesteti inhalasi yang umum digunakan ialah N2O, halotan, enfluran, isofluran,
desfluran, dan sevofluran.
3. Makin tinggi MAC, maka makin tinggi ambilan dari gas anestesi dan makin
rendahnya kekuatan zat tersebut
4. Beberapa bagian dari otak merupakan target dari obat anestesi inhalasi, yaitu
reticular-activating system, thalamus, pons, amigdala, dan hipokampus.
5. Anestesi inhalasi meningkatkan aktivitas inhibitor kanal postsinaps (GABA A, dan
reseptor glisin), dan menghambat aktivitas eksitator kanal presinaps (nicotinic
acetylcholine, serotonin).
6. Sistem anestesi/sirkuit anestesi menghantarkan gas anestesi dan O 2 dari mesin ke
jalan napas atas, dan membuang CO2 dengan mendorongnya dengan aliran gas segar
atau mengisapnya dengan kapur soda (soda lime).
DAFTAR PUSTAKA
1. Mangku G, Senapathi TGA. Obat-obat Anestetika. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan
Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010.
2. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Anestesi Umum. Petunjuk Praktis Anestesiologi.
Ed 2. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2009. Hlm 48-65.
3. Dobson MB. Anestesi Umum. Penuntun Praktis Anestesi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedoktersn EGC. Hlm 53-59.
4. Stachnik J. Inhaled Anesthetic Agents. Am J Health-Syst Pharm 2006; 63:623-34.
5. Prielipp RC. An Anesthesiologist's perspective on inhaled anesthesia decision-
making. AM J Health-Syst Pharm 2010; 67: S13-20.
6. Campagna JA, Miller KW, Forman SA. Mechanisms of Actions of Inhaled Anesthetics.
N Engl J Med 2003; 348: 2110-24.
7. Mandal PK et al. Inhaled Anesthesia and Cognitive Performance. Drugs of Today
2009, 45(1): 47-54.
8. Meyer T. Managing inhaled anesthesia: Challenges from a health-system
pharmacist's perspective. AM J Health-Syst Pharm 2010; 67: S4-8.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai