Anda di halaman 1dari 20

Oleh:

Maulana Ghulam Ahmad


122.14.011
Outline


Proses Geologi Pembentukan Gypsum
 Karakteristik Gypsum
 Keterdapatan Di Indonesia
 Cara Penambangan
 Pengolahan Gypsum
 Nilai Ekonomi Gypsum Di Pasar Internasional
 Kegunaan
 SNI Dan Standar Penggunaan
 Reklamasi Tambang
 Pemanfaatan Limbah/Overburden
Proses Geologi
Pembentukan Gypsum


Gypsum adalah mineral hidrous kalium sulfat (CaSO4 2H2O) yang terjadi di alam, berbentuk
endapan sedimen mendatar dan dekat dengan permukaan bumi dan memiliki sebaran yang luas.

 berasosiasi dengan batu kapur, batu serpih, batu pasir, marmer, dan lempung. Mineral lain yang
selalu berasosiasi dengan gipsum ialah anhidrit (CaSO4)

 Konsep utama terbentuknya Gypsum adalah terdapatnya Ca+2 dan SO4-2, yang tersebut terakhir
dapat berasal dari belerang (S) atau pirit (FS2).

 Adanya kondisi reduksi dari daerah sedimentasi yang bersifat karbonatan akan menghasilkan
gypsum yang berlembar pipih. Adanya fumarol dari daerah batuan yang bersifat karbonatan
akan dihasilkan gypsum kristal.

Lanjutan

Endapan gipsum dapat ditemukan dalam lima jenis bentuk yaitu:

 Batuan pembawa gipsum yang berbentuk granular dan buram serta mengandung sedikit
dolomit, batu kapur dan kadar CaSO4 sebesar 76%.

 Gipsit yang bersifat lunak dan kurang murni.

 Alabaster mempunyai bentuk padat, berbutir halus, berwarna putih dan agak bening.

 Satinspar berbentuk serat dan berkilap (fiber), seringkali ditemukan dalam lapisan tipis dengan
bentuk kristal.

 Selenit yang berbentuk kristal dan transparan.


Karakteristik Gypsum


Gypsum merupakan mineral evaporite yang paling Karakteristik Gypsum

sering ditemukan dalam deposit sedimen berlapis Rumus kimia CaSO4 2H2O

yang berhubungan dengan mineral halit, anhidrit,


sulfur, kalsit dan dolomit.
Warna Putih, kuning, abu-abu, merah jingga, hitam

 Gipsum (CaSO4.2H2O) sangat mirip dengan


Anhydrite (CaSO4). Perbedaan kimianya adalah
Spesifik gravity 2.3
bahwa gypsum berisi dua ikatan hidrogen dioksida
(air) dan sedangkan anhidrit adalah tanpa air.
Kekerasan
1.5 – 2
(Mohs)

Kilap Sutra
Keterdapatan di Indonesia
Lokasi Keterdapatan Gypsum
 Lokasi Keterdapatan Gypsum

Nusa Tenggara  Desa Kuta


Barat  Pujut Lombok Tengah
Daerah Istimewa  Pante Raya, Kec. Trenggading, Kab.
Aceh Aceh Utara

 Teun
 Boutena
Nusa Tenggara  Lamakmen
 Cibareng Timur  Managa
 Teluk Jambe Kab. Karawang  Lamakera
Jawa Barat  Cidadap, Tasikmalaya  Kukuwerang Kec. Solor Timur
 Subang
 Sumedang

Sulawesi Tengah  Polipobom Kab. Donggala

 Jatingaleh

Cara Penambangan


Penambangan gypsum dapat dilkakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan cara penambangan terbuka dan bawah tanah.
Penentuan penggunaannya ditentukan oleh dimana endapan
gypsum berada.

 Penambangan gypsum dapat dilakukan dengan alat-alat yang


sederhana.

 Penambangan gypsum bawah tanah dilkukan dengan metode


gophering, dimana menambang dengan mengikuti arah sebaran
endapan gypsum.

 Umumnya penambangan terbuka gypsum menggunakan


metode quarry.
Pengolahan Gypsum


Pada dasarnya garis besar pengolahan gipsum terdiri dari 3 tahap yaitu: preparasi (pengecilan
ukuran, pengayakan dan lain-lain), kalsinasi dan formulasi.

 Kalsinasi atau pemanasan dilakukan untuk mereduksi gipsum dari bentuk dehidrat menjadi
hemihidrat, anhidrit dapat larut, dan anhidrit tidak dapat larut.

 Formulasi dilakukan untuk mengatur waktu pengerasan dari produk hasil kalsinasi, yaitu
dengan penambahan suatu zat accelerator dan retarder. Gipsum hasil kalsinasi yang ditambahkan
air, akan mengeras kembali dalam kurun waktu 15 - 25 menit, jika ditambahkan accelerator
berupa pottasium sulfat akan menjadi 3 - 4 menit.


Nilai Ekonomi Gypsum
di Pasar Dunia

 Sebagai salah satu bahan galian industri, tentu gypsum

memiliki nilai ekonomi.

 Harga gypsum mentah (belum terkalsinasi) di pasar

international adalah $ 7.2 /ton dan untuk gypsum yang

telah melewati proses kalsinasi dijual dengan harga $ 31

/ton.

 Harga gypsum yang telah tekalsinasi tentu lebih tinggi,

karena kandungan CaO lebih banyak dan zat pengotor

lebih sedikit dibandingkan dengan gypsum yang belum

melewati proses kalsinasi.


Kegunaan

Industri
pertanian
Industri kertas

Crude (mentah)

Bahan campuran
semen protland

Industri cat

Gypsum

Konstruksi
(plafon, partisi,
dll)
Industri pasta
gigi
Bidang
kedokteran

Terkalsinasi
Industri keramik
Campuran untuk
barang tahan api
SNI Dan Standar Penggunaan
Gypsum

 SNI
 SNI 715:2016 Tentang Gypsum buatan.
 SNI 7575:2010 Tentang analisis kimia contoh gypsum
SNI Dan Standar Penggunaan
Gypsum
 Standar penggunaan

a) Gypsum belum dikalsinasi

 Industri semen portland dengan persyaratan:

 SO3 : minimum 35%

 CaO : minimum 2/3 berat SO3

 Garam Na dan Mg : maksimum 0.1%

 Hilang pijar : maksimum 9%

 Ukuran partikel : 95% (-14 mesh)


SNI Dan Standar Penggunaan
Gypsum

 Standar penggunaan

b) Gypsum sudah dikalsinasi

 Industri pasta gigi dengan persyaratan:  Industri keramik/sanitar, untuk

 CaSO4 1/2H2O : >93% cetakan dengan persyaratan:

 Waktu pengerasan : 5 – 20 menit  CaSO4 1/2H2O : >80%

 Ukuran partikel : -30 mesh (>100%)  Waktu pengerasan : 20 -40 menit

-100 mesh (95%)  Kuat tekan : > 1800 psi

 Ukuran partikel : -30 mesh (>100%)

-100 mesh (90%)


Reklamasi Tambang



Dalam penambangan gypsum ini, unsur hara penting seperti Ca dan SO diambil untuk
ditambang. Sedangkan mahluk hidup seperti tumbuhan memerlukan unsur tersebut.

 Maka dalam proses reklamasi tambang gypsum ini, tanah untuk menumbuhi tumbuhan
harus dicampur dengan gypsum. Penggunaan gypsum pada proses ini cukup
menggunakan sisa-sisa gypsum hasil penambangan, sisa-sisa gypsum tersebut dicampur
dengan lempung.

 Selain metode di atas, reklamasi juga dapat dilakukan dengan menjadikan area bekas
tambang menjadi tempat wisata (jika penambangan dilakukan dengan penambangan
terbuka).
Pemanfaatan Limbah/Overburden



Limbah dari hasil penambangan gypsum hampir tidak ada.

 Tetapi jika dilakukan proses kalsinasi lanjut, yaitu insoluble anhidrit. Maka limbah yang dihasilkan
merupakan SO3 dalam bentuk gas, dimana jika gas ini dibiarkan keluar dan bercampur dengan H2O di
udara menjadi H2SO4.

Maka salah satu cara untuk menangani air asam ini adalah dengan menampung H2SO4 kedalam kolam,
kemudian diberikan/ditaburkan Batugamping (CaCO3) yang telah digerus ke dalam kolam. Dengan cara
tersebut campuran H2SO4 dan CaCO3 akan menghasilkan CaSO4, H2O, dan CO2.

H2SO4 + CaCO3 CaSO4 + H2O + CO2


Anda mungkin juga menyukai