Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Infeksi Saluran

Kemih Berulang Pada Anak


Pembimbing : dr. Sumardi F.S, Sp. A
RS ABDUL AZIS
PENDAHULUAN
 ISK pd anak masalah kesehatan yg perlu mendpt
perhatian serius
 Risiko terjadinya ISK pd anak sebelum masa remaja3-
5% pd wanita & 1-2% pd laki2
 Pd bayi berusia < 24 bln 3-5% ISK
 Menurut Ginsburg dan Wiswel penurunan risiko pd
anak laki2 yg telah disirkumsisi
 ISK pd anak penting sbg petunjuk adanya kelainan
struktur atau fungsi saluran kemih
 ISK berulang pd 30-40% anak2 terutama perempuan &
anak yg menyandang kelainan anatomi saluran kemih
(refluks vesiko-ureteral, uropati obstruktif, divertikulum
buli), disfungsi miksi, disfungsi buli, konstipasi.
 ISK dpt mengganggu pertumbuhan ginjalterbentuknya
jar. Parut faktor predisposisi hipertensi & gagal ginjal
kronik
DEFINISI
 ISK berulangterjadinya ISK kembali setelah ISK
sebelumnya sembuh, sekurang2nya 3 x episode dlm 1
thn
 NICE, ISK berulang adalah adanya
 2 episode/ lebih ISK dg pielonefritis akut/ISK atas atau,
 1 episode ISK dg pielonefritis akut/ISK atas atau lebih ISK dg
sistitis/ISK bawah, atau
 3 episode/ lebih ISK dg sistitis/ISK bawah
 ISK bawah : infeksi pd buli2 & uretra dg adanya
bakteriuria tanpa gejala sistemik
 ISK atas : infeksi terjadi pd parenkim ginjal dg adanya
bakteriuria disertai panas 38˚C/ lebih atau bakteriuria
dg panas < 38˚C disertai nyeri pinggang
FAKTOR RISIKO
 Faktor kuman
 Plg sering disebabkan oleh E. Coli (85%)
 E. Coli mampu melekat pd sel uroepitel, mempunyai
serotipe O & Khemolisis, kolistin V,
aerobakterimelawan antibakterial host
 Adanya resistensi kuman
 Terinfeksi adhering E.Coli : leukosituria, CRP
meningkat, LED meningkat
 Faktor host
 Kelainan anatomi sal. Kemih : refluks vesiko-ureter(
plg sering,10-30%) duplikasi ginjal & ureter, sindrom
prune-belly, obstruksi, benda asing, batu, obstipasi
lama, fimosis, stasis
 Ras kulit putih lebih sering
 Disfungsi respon imun
DIAGNOSIS
 Anamnesis : riwayat ISK sebelumnya, demam tanpa
penyebab yg jelas, diagnosis antenatal kelainan ginjal,
riw. Keluarga refluks vesiko-ureter/peny. Ginjal, kemih
tdk tuntas & konstipasi
 Pemeriksaan fisik : mencari tanda2 buli2 yg besar, massa
abdomen, lesi spinal, tumbuh lambat & hipertensi
 Balita
 Gejala lebih beragam & kurang spesifik
 Nafsu makan menurun, muntah, rewel, nyeri perut,
lambat tumbuh, lemah, geilisah, menangis tanpa alasan
yg jelas, demam
 Anak usia sekolah
 Gejala lebih spesifik & terlokalisir
 Disuria, frekuensi, urgency, polakisuria, enuresis, sakit
pinggang, demam, lemah, anoreksi, mual, muntah
 Biakan kemih
 Diagnosis ISK ditegakkan dg didptkan bakteriuria yg
bermakna (>105 CFU/ml) dlm biakan kemih
 Symptomatic bacteriuria : bakteriuria bermakna dg
gejala klinis
 Asymptomatic bacteriuria : bakteriuria bermakna dg
gejala klinis
 Penampungan kemih
 Kemih bersifat sg media pertumbuhan kuman
 Kemih dimasukan dlm kantong penampung kemih & disimpan pd
suhu 4˚C, agar dpt bertahan dlm 24 jam
 Cara penampungan kemih
 Kemih pancar tengah (mid-stream urine)
 Kateterisasi
 Aspirasi suprapubik

 Urinalisis
 Mikroskop : Piuria > 5 leukosit/ lapang pandang besar
(pembesaran 400x), Kdg2 ditemukan eritrosit
 Uji carik leukosit esterase (enzim dlm neutrofil), sensitivitas 75-96%
 Uji carik nitrit
 Nitrit dlm kemih berasal dr diet dipecah oleh kuman pemecah
nitratnitritperubahan warna pd kertas filter yg mengandung reagenyg
menyebabkan reaksi diazotisasi thd nitritwaktu lama
 Dilakukan pd pagi hari setelah kemih terkumpul cukup lama dlm buli2
 Tdk dpt mendeteksi pseudomonas krn pseudomonas tdk memecah nitrit
 Spesifitas 90-100%, sensitivitas 11%
 Uji dipstick (dipstick culture) agar MacConkey
 Pencitraan
 Foto polos abdomen
 Pielografi intravena
 Micturating cystourethrography (MCU)
 USG
 Scintigraphy ginjal
KOMPLIKASI
 Refleks vesiko-ureter (20-50%): regurgitasi kemih (bakteri)
dr buli2 ke dlm ureter bahkan sampai parenkim ginjal 
injury & parut pd ginjal
 Parut ginjal (faktor risikonya usia muda, terlambat terapi
antibiotik, infeksi berulang, refluks vesiko-ureter, obstruksi
sal. Kemih)  penurunan fungsi ginjal, terlambatnya
pertumbuhan ginjal, gagal ginjal & hipertensi
 Hipertensi
 Gagal ginjal kronik
MANAJEMEN
 Terapi awal
 Antibiotik diberikan menunggu hasil biakan kemih
 Antibiotik diberikan 7-10 hariantibiotik spektrum
gram negatif ( trimetoprim, nitrofurantoin, asam
pipemidat sefalosforin, aminoglikosida)
 Terapi simptomatik : antipiretik, intake cairan yg cukup
 Antibiotik profilaksis
 Anak2 dg ISK yg menjalani pemeriksaan
 Gejala klinis yg berulang & mengganggu
 Terlihat adanya refluks vesiko-ureter
 Menderita parut ginjal
 Usia < 1 tahun
 NICE, antibiotik profiklaksis mempertimbangkan
 Tdk merupakan terapi rutin pd anak dg ISK awal
 ISK Berulang
 Asymptomatic bacteriuria tdk memerulakn antibiorik
profilaksis
 VUGC perlu antibiotik profilaksis utk 3 hari
 Conway et al, antibiotik profilaksis tidak menurunkan
risiko ISK tetapi meningkatkan risiko resistensi antibiotik
PENCEGAHAN REINFEKSI
 Sering kencing setiap 2-3 jam sekali
 Intake cairan yg cukup
 Menghindari konstipasi
 Menghindari iritasi vulva dg cara memakan celana dalam
katun, memberantas cacing, memakai krim pelindung
seblm berenang, & menghindar memakai sabun
antiseptik utk mandi berendam
 Menjaga kebersihan terutama perineum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai