Tatalaksana
Infeksi Saluran
Kemih pada Anak
Elisa Husin, S.Ked
Pembimbing: dr. Mustari M,
Sp.A
Pendahuluan
Infeksi saluran kemih (ISK): keberadaan
bakteri atau jamur patogen yang ada di
dalam traktus urinaria, dapat disertai atau
tanpa disertai gejala infeksi.
Insidens kumulatif pada anak 6 tahun: 6,2%
Tanda dan gejala ISK bervariasi: semakin
muda usia anak, semakin tidak jelas gejala
dan tanda ISK
Prevalensi
tidak
ISK
Etiologi
Eschericia coli (80%)
Klebsila sp
Proteus mirabilis
Enterokokus
Streptokokus grup B
Staphylococcus saprophyticus
Pseudomonas
fungi
Patogenesis
Bakteri dapat mencapai saluran
kemih melalui 3 rute:
Retrograde ascending
Instrument (kateter)
Infeksi sistemik
Patogenesis
Faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi:
Imunosupresi, DM, obstruksi saluran kemih, refluks
vesikouretra, stasis urin, adanya batu saluran kemih
meningkatkan kesempatan berkembang biaknya bakteri
Pembesaran Vesika Urinaria >> aliran darah risiko
infeksi
Reaksi radang hiperaktivasi otot detrusor + kapasitas
fungsional
Refluks vesikoureter bakteri naik ke ginjal pielonefritis
akut edem +infiltrat radang akut pielonefritis akut bila
tidak diobati membentuk mikroabses jaringan parut ginjal
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, PF, PP
Anamnesis: gangguan mengontrol kandung
kemih, pola berkemih, aliran urin, demam
PF: TD, antropometrik, pemeriksaan massa
dalam abdomen, kandung kemih, muara uretra,
pemeriksaan neurologik, pemeriksaan tulang
belakang, pemeriksaan genitalia eksterna
Manifestasi Klinis
Bervariasi bergantung usia pasien
semakin spesifik dengan
bertambahnya usia
Neonatus dan bayi: letargi, rewel, tidak
mau makan, muntah, diare, ikterik,
tanda-tanda sepsis, distensi abdomen,
demam tinggi dapat disertai kejang
Manifestasi Klinis
Anak sampai 4 tahun: demam tinggi sampai kejang,
muntah, diare dan dehidrasi
Anak yang lebih besar: gejala umum berkurang dan
lebih ringan, mulai tampai gejala klinik lokal saluran
kemih (polakisuria, disuria, urgency, frekuensi,
mengompol), dan gejala sakit perut, sakit pinggang,
atau pireksia jarang
Pielonefritis: demam tinggi+menggigil, gejala saluran
cerna (mual-muntah-diare), nyeri pinggang. TD
umumnya masih normal
Manifestasi Klinis
Sistitis: demam 38oC, nyeri perut
bagian bawah, frekuensi, disuria, rasa
discomfort suprapubic, urgency, kesulitan
berkemih, retensio uri, enuresis.
Pielonefritis kronis umumnya tidak
bergejala jaringan parut: hipertensi
arterial
Pemeriksaan
Laboratorium
Rekomendasi AAP 2011: anak usia 2-24 bulan
demam tanpa sebab yang jelas harus
dipikirkan kemungkinan ISK perlu dilakukan
kultur urin
Anak demam tanpa sebab yang jelas dan
memerlukan terapi antibiotik segera ambil
spesimen urin dengan Supra Pubic Aspirasi /
melalui kateter sebelum terapi antibiotik
dimulai
Pemeriksaan
Laboratorium
Anak demam tanpa sebab yang jelas
tetapi kondisi tidak buruk/ antibiotik
dapat ditunda pengambilan urin
dengan cara yang nyaman bila
urinalisis mengarah pada ISK ambil
ulang spesimen urin dengan SPA / kateter
Diagnosis pasti ISK: kultur urin 50.000
CFU + leukositosis + bakteriuria
Pemeriksaan
Laboratorium
Urinalisis pemeriksaan nitrit dan
leukosit esterase
Pemeriksaan mikroskopik urin:
minimum 5 leukosit/lapang pandang.
Silinder keterlibatan ginjal
Pemeriksaan Pencitraan
USG ginjal
dilakukan saat demam infeksi akut
cepat
Bila anak sakit berat
Bila kadar kreatinin serum meningkat
Pemeriksaan Pencitraan
Voiding cystourethrogram (VCUG)
Mendiagnosis vesikoureter refluks
Dilakukan bila USG ginjal menunjukkan
hasil hidronefrosis/ tanda lain dari
vesikoureter refluks
Diagnosis Banding
Radang genital eksternal, vulvitis,
vaginitis mirip sistitis
Ginjal hipoplastik/displatik mirip
pielonefritis kronis pada gambaran
radiologi
Pengobatan
Eradikasi Infeksi Akut
Sistitis akut: antibiotik oral 5-7 hari
Pengobatan
Eradikasi Infeksi Akut
Pielonefritis akut : antibiotik parenteral
sampai perbaikan klinis peroral 7-14
hari
Pengobatan
Deteksi Kelainan Anatomi dan
Fungsional serta tatalaksananya
Mencari faktor predisposisi ISK
Dengan Pemeriksaan fisik dan
Pemeriksaan Pencitraan
Pengobatan
Deteksi dan Mencegah Infeksi Berulang
40-50% ISK simtomatik akan mengalami
infeksi berulang dalam 2 tahun pengamatan
Biakan urin setelah 1 minggu pengobatan
ISK meyakinkan urin tetap steril
pemeriksaan urin & biakan urin setiap 3 bulan
selama 1-2 tahun
Pengobatan
Deteksi dan Mencegah Infeksi Berulang
Kekambuhan sering terjadi profilaksis
(kombinasi sulfametoksazol-trimetoprim
1/3 dosis teurapetik 1x/hari atau dengan
probiotik)
Refluks vesikoureter menetap profilaksis
Sistitis yang kambuh profilaksis
Rawat Inap
ISK Pada bayi < 3 bulan
Pielonefritis akut
ISK dengan komplikasi seperti gagal ginjal,
hipertensi
ISK + sepsis/syok
ISK dengan gejala klinis hebat (muntah-muntah,
dehidrasi, rasa sakit hebat)
ISK yang sudah diterapi, namun setelah 3 hari
pemberian antibiotik, demam masih +
Follow Up Jangka
Panjang
Infeksi saluran kemih sederhana tidak
memerlukan investigasi jangka panjang
Bayi dan anak dengan defek parenkim
unilateral: tidak memerlukan follow up jangka
panjang, kecuali menderita ISK berulang
Bayi dan anak dengan defek parenkim
bilateral, fungsi ginjal kurang, TD meningkat
+ proteinuria harus terus dipantau
Edukasi
Informasi tentang perlunya
pengobatan jangka panjang
Informasi mengenai cara berkemih
dan kebiasaan membersihkan
setelah BAB yang benar
Prognosis
Bila pengobatan cepat dan antibotik
adekuat prognosis baik
Pengobatan telat/antibiotik kurang
adekuat
Pielonefrosis akut transient renal damage
(40%)
Pielonefrosis akut permanen renal scaring
8-40%
Kesimpulan
Infeksi saluran kemih: penyakit yang sering ditemukan
pada anak
Sering merupakan tanda kelainan ginjal dan saluran
kemih
Berpotensial menjadi parut ginjal
Diagnosis dini dan terapi penting agar penyakit tidak
berlanjut
Deteksi kelainan saluran kemih dengan pencitraan dan
penggunaan antibiotik yang tepat akan menurunkan
komplikasi dan terjadinya parut ginjal.
Daftar Pustaka
Gomella RL, Gunningham MD, Eyal FG, Tuttle D. Neonatology management,
procedures, on-call problems, diseases, and drugs. 6 th ed. New York: Mc Graw
Hill; 2009. P.722-3.
Habib S. Highlights for management of a child with a urinary tract infection.
International Journal of Pediatrics: May 2012, diunduh dari
www.hindawi.com/journals/ijpedi/2012/943653/ tanggal 4 Februari 2015.
Nelson WE, Kliegman R, Arvin M, et al. Nelson ilmu kesehatan anak. Edisi ke15. Jakarta: EGC; 2002. h.1863-68.
Editors. Urinary tract infection: clinical practice guideline for diagnosis and
management of the initial UTI in febrile infants and children 2 to 24 months.
American Academy of Pediatrics. Pediatrics: 2011 (128); p.595-610.
Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus Infeksi
Saluran Kemih pada Anak. Jakarta: IDAI; 2011. h.23-48.
Ammenti A, Cataldi L, Chimenz R, Fanos V, Manna AL, Marra G, et al. Febrile
urinary tract infection in young children: recommendation, diagnosis,
treatment, and follow up. Januari 2012. Diunduh dari
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22122295 tanggal 4 Februari 2015.
Fisher DJ. Pediatric urinary tract infection. Agustus 18, 2014. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/969643 tanggal 5 Februari 2015.