Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

RADIAL NERVE PALSY, ULNAR


NERVE PALSY, MEDIAN NERVE
PALSY

Oleh :
Femina Putri M / J510185108

Pembimbing :
dr. Tresna Angga B, Sp.OT

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo
Universitas Muhammadiyah Surakarta
BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

BAB III : KESIMPULAN


BAB I
PENDAHULUAN
Nervus perifer dapat cedera di bagian manapun sebagai dampak
dari trauma maupun kompresi. Manifestasi klinis bergantung
pada letak lesi. Sebagai aturan umum, lebih proksimal tempat
lesi, lebih besar otot ekstensor yang terkena dampaknya.

Lesi N.radialis menyebabkan wrist drop.


Lesi nervus ulnaris menyebabkan claw hand
Lesi nervus medianus menyebabkan ape hand.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Cedera nervus adalah kerusakan yang


menyebabkan suatu kelainan fungsional dan
struktural.Kelainan dapat dihubungkan dengan
adanya bukti klinis, elektrografis dan atau
morfologis yang menunjukkan terkenanya saraf
tersebut atau jaringan penunjangnya.
ANATOMI
ANATOMI

Nervus radialis adalah cabang terbesar dari pleksus brakhialis dan merupakan terusan dari
korda posterior, dengan serabut saraf dari C6, C7, C8 dan T1. Mulai pada tepi bawah muskulus
pektorialis minor sebagai lanjutan dari trunkus posterior pleksus brakllialis.

Nervus Ulnaris : Setelah keluar dari pleksus brachialis melewati axila dan berjalan di brachium
dan antebrachium pada bagian otot-otot flexor namun lokasinya agak ke sebelah medial
(mendekat ke bagian tubuh). Pada daerah siku (cubiti) nervus ulnaris melewati sebuah
cekungan (sulcus)diantara epicondilus medialis dan olecranon, sulcus tersebut dinamakan
sulcus ulnaris.

Nervus medianus tersusun oleh belahan fasikulus lateralis dan belahan fasikulus medialis. Ia
membawa serabut-serabut radiks ventralis dan dorsalis C.6, C.7, C.8, dan T.1.
ETIOLOGI
Kelainan nervus dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Trauma : fraktur dan dislokasi


menyebabkan neuropati, terjadi karena
penekanan saraf oleh fragmen tulang,
Posisi (Kompresi)
hematom, kallus yang berbentuk sesudah
fraktur, atau karena peregangan saraf
akibat suatu dislokasi.

Neoplasma
PATOFISIOLOGI
Saddon mengklasifikasikan cedera saraf menjadi 3 kategori

Neuropraxia : episode transien dari parese motorik dengan sedikit, atau tanpa
disfungsi sensorik dan/atau otonomik. Tanpa disrupsi dari saraf, hingga dengan
mengurangi tekanan kompresi, gejala akan segera menghilang.

Axonotmesis : biasanya terjadi setalah closed fracture atau dislokasi. Sebuah lesi saraf
dengan derajat lebih parah dimana dengan disrupsi axon namun selubung Schwann
masih baik. Terdapat parese motorik, sensorik, hingga otonomik. Penyembuhan dapat
terjadi dengan menghilangkan tekanan kompresi dan regenerasi axon.

neurotmesis adalah cedera paling serius, dimana saraf dan selimutnya terdisrupsi.
Sehingga ketika proses penyembuhan telah selesai, perbaikan tidak dapat kembali
sempurna, oleh karena hilangnya kontinuitas saraf.
MANIFESTASI KLINIS

Mati rasa, kesemutan, atau kelemahan otot


pada area target serta penurunan sensitivitas.
Jika ada cedera nervus, sangat penting untuk
mengecek adanya cedera vaskuler.
DIAGNOSIS

Anamnesis :
Tanyakan mekanisme injury. Jika ada cedera nervus, pada kebanyaka
n kasus selain harus menentukan level cedera, penting juga untuk m
endiagnosis tipe injuri dan derajat kerusakannya.
Low injury  neurapraxia
High injury dan luka terbuka  axonotmesis atau neurotmesis.
Pada kasus yang masih meragukan mungkin gejala perbaikan terjadi
beberapa minggu setelahnya, kecuali nervus yang terputus.
Musculus yang disuplai oleh nervus harus dicek ulang karena
regenerasi nervus terjadi 1 mm/hari sehingga dapat memberi estim
asi waktu perbaikan pada otot terdekat dengan injuri. Pada luka terb
uka sebaiknya Eksplorasi harus langsung dilakukan.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan kekuatan otot

Medical research council scale :


PEMERIKSAAN FISIK

Tinel sign Stereognosis

Tanda umum pada perbaikan nervus Tes kemampuan untuk mengenali


adalah rasa tersetrum pada perkusi obyek dengan meraba lalu
nervus. Setelah beberapa minggu, menyebutkan benda tersebut dengan
sensitivitas harus semakin terasa mata terpejam
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Electrodiagnostic test

Tes konduksi nervus dan EMG dapat membantu menentukan level dan
keparahan injuri, juga untuk mengetahui perkembangan perbaikan
nervus. Akan tetapi tes ini tidak terlalu akurat pada minggu awal setelah
injuri.
RADIAL NERVE PALSY
Nervus radialis mungkin terluka di elbow, lengan atas maupun pada axilla.

Low lesion : biasanya terjadi karena fraktur atau Dislokasi pada Elbow, atau
pada luka terbuka atau kecelakaan saat operasi. Pasien tidak bisa ekstensi
sendi metacarpophalangeal.

High lesion : Terjadi karena fraktur Humerus, setelah pemasangan


Tourniquet yang terlalu lama, saturday night palsy. Hal ini akan
menyebabkan Wrist drop

Very high lesion : biasanya terjadi karena tekanan di aksila (crutch palsy)
sehingga muskulus trisep menjadi lemah.
ULNAR NERVE PALSY

Injuri pada nervus ulnaris biasanya terjadi dekat dengan wrist atau dekat dengan elbow,
disamping itu luka terbuka dapat merusak nervus pada level apapun.

Low lesion dapat disebabkan oleh penekanan atau pada laserasi wrist. Membentuk claw
hand. Terjadi kelemahan abduksi jari Dan terjadi kesulitan untuk adduksi ibu jari
sehingga sulit untuk menjepit ( Froment's test ). Terjadi kehilangan sensasi pada Sisi
ulna dan sebagian jari.

High lesion biasanya terjadi pada fraktur elbow, juga pada malunion yang membuat
cubitus valgus dengan ketegangan pada nervus yang melewati epicondylus medial,
terjepitnya nervus pada cubital tunnel, terutama pada pasien yang berbaring dalam
waktu yang lama dengan Elbow flexi dan tertekan tempat tidur.
MEDIAN NERVE PALSY

Nervus medianus biasanya terluka jika dekat pada wrist atau diatas lengan bawah.

Low lesion mungkin bisa dikarenakan nervus terpotong di depan pergelangan atau
pada Carpal Dislokasi. Thenar eminence cekung dan abduksi ibu jari serta oposisinya
lemah.

High lesion biasanya terjadi pada fraktur lengan bawah atau Dislokasi elbow, tetapi
luka tusuk atau luka tembak juga dapat menyebabkan kerusakan pada level apapun.
Tanda dapat terlihat sama dengan low lesion tetapi sebagai tambahan, terjadi
kelumpuhan fleksor ibu jari, telunjuk dan jari tengah.
PROGNOSIS
Age : Anak-anak lebih baik dibanding dewasa

Time to repair : Prognosis lebih baik pada perbaikan segera

Distal > Proximal level of lesion : semakin tinggi lesi, semakin buruk
prognosis

Associated Vascular Injury : nervus dan muskulus membutuhkan suplai darah


yang adekuat.

Surgical techniques : Skill, pengalaman dan fasilitas yang memadai sangat


dibutuhkan dalam menangani injury nervus. Jika tidak memungkinkan, lebih
bijak untuk melakukan pembersihan luka lalu rujuk pasien ke RS yang
memadai.
BAB III
KESIMPULAN
Cedera nervus adalah kerusakan yang menyebabkan suatu kelainan fungsional
dan struktural. Cedera saraf pada ekstremitas superior meliputi cedera nervus
radialis, medianus dan ulnaris. Palsy nervus dapat disebabkan oleh mekanisme
trauma, infeksi, neoplasma, dan lain-lain.

Dari anamnesis ditanyakan mekanisme cedera, lalu apakah mati rasa, kesemutan
atau kelemahan otot dan gejala lain. Pemeriksaan sensorik dan motorik dilakukan
sesuai dengan bagian yang dipersarafi. Pemeriksaan penunjang juga dapat
dilakukan seperti EMG.

Penatalaksanaan cedera nervus sesuai dengan derajat keparahannya


(axonotmesis, neuropraxia dan neurotmesis). Pemeriksaan fungsi nervus harus
dilakukan sebelum dan sesudah operasi. Transfer tendon mungkin dapat menjadi
pilihan terapi, namun tidak memberikan perbaikan secara signifikan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai