Anda di halaman 1dari 46

PENYULUHAN

Oleh:

dr. Evi
dr. Monica Andalusia

Departemen Medik Ilmu Kesehatan Jiwa


Divisi Psikiatri Anak dan Remaja
FKUI – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
ADHD
Prevalensi

• Indonesia, dalam populasi


anak sekolah, ada 2-4 % anak
menderita ADHD
• Jakarta  26,2 % (Skala
Penilaian Perilaku Anak
Hiperaktif (SPPAHI))
• Salah satu studi  di sekolah
dasar diperkirakan 2 – 3 anak
dengan GPPH atau 1 – 2
diantara 10 anak sekolah
dasar mengalami GPPH
Slide Title

• Karakteristik (DSM – V):


1. Inatensi
2. Hiperaktivitas - Impulsivitas

• Kondisi kesehatan kronik pada anak yang paling sering dijumpai di


institusi pelayanan rumah sakit.
• Rujukan GPPH dilaporkan sekitar 5 – 10 % pada anak dan remaja di
seluruh dunia yang datang ke klinik psikiater anak dan remaja
Inatensi Hiperaktivitas Impulsivitas
• Mudah terdistraksi, • Hiperaktif (gelisah, • Tidak sabar
sering beralih dari satu menggeliat) saat duduk • Berkata tanpa berpikir
kegiatan ke kegiatan atau tidak dapat duduk • Bertindak Impulsif
lainnya di kelas dengan tenang • Beraksi tanpa
• Kesulitan untuk fokus • Bicara terus – menerus memikirkan
pada tugas atau saat • Menyentuh/bermain konsekuensi dari aksi
bermain dengan apapun yang • Kesulitan dalam
• Cepat bosan dilihat menunggu giliran
• Kesulitan dalam • Selalu bergerak • Sering menyela
mengorganisasi • Terdapat kesulitan pembicaraan
tugas/aktivitas dalam mengerjakan
• Kesulitan dalam tugas dengan tenang
menyelesaikan tugas
• Menghindari tugas yang
membutuhkan atensi
• Kesulitan dalam
memroses informasi
• Intervensi farmakologi  keberhasilan dapat mencapai
80 %

• Menyeluruh
• Kolaboratif
• Pendekatan Multi modal

Hub teman sebaya


Penggunaan intervensi farmakologi dan
intervensi psikososial lebih baik digunakan Disfungsi keluarga
untuk mengelola GPPH
Fungsi akademis
FARMAKOLOGI
FARMAKOLOGI (2)
NON-FARMAKOLOGI
 Psikoedukasi: Strategi pendekatan  memberikan pengetahuan
tentang ADHD dan resiko yang dapat terjadi (untuk anak usia ≥ 8 thn)
 Intervensi perilaku:
 pada semua usia
 Aplikasi  Memberikan reward, konsekuensi, sistem poin, token
ekonomi (setting: classrooms)
 Manajemen lingkungan
 Modifikasi gaya hidup
 Intervensi Sosial
 Social skills training
 Parent, teacher training
 Psikoterapi  dokter spesialis
 Educational/Vocational Accommodations
 Pendidikan berkebutuhan khusus
TIPS Pemberian Instruksi Oleh Guru
• Memberikan arahan yang jelas dan tepat
• Membantu anak memusatkan perhatian saat ingin diberikan
arahan
• Memastikan anak memahami arahan yang diberikan dengan
mengulang instruksi dan memberikan klarifikasi (jika
dibutuhkan)
MANAJEMEN PERILAKU LINGKUNGAN KELAS
• Memberikan feedback segera • Mengatur tempat duduk anak
dalam merepons anak yang jauh dari distraksi
 Feedback positif > • Lebih dekat dengan guru
feedback negatif • Menyediakan tempat di kelas
 Spesifik untuk tenang dan bekerja
“Terima kasih sudah • Duduk dengan teman yang
mengangkat tangan memiliki atensi yang baik.
dahulu untuk bertanya, • Meningkatkan perubahan dan
Budi” memperkenalkan hal yang
 Memberikan petunjuk baru
yang jelas di dalam kelas
Tips Memperbaiki Kemampuan Akademis
Strategi
• Mahasiswa dengan ADHD • Secara aktif menyesuaikan level
memiliki komorbiditas fungsi pendidikan
dengan gangguan belajar • Memberikan perpanjangan
waktu untuk menyelesaikan
(motorik halus, proses pikir tugas atau ujian
lambat, lemahnya daya ingat) • Mengizinkan mahasiswa untuk
mengerjakan tugas/ujian dalam
ruangan yang tenang
• Memperbolehkan penggunaan
ear-plugs/head-phones untuk
membantu menurunkan
kebisingan
Strategi Intervensi lainnya
• Fungsi eksekutif dibutuhkan
Strategi
di dalam kelas, untuk:
– Kemampuan mengorganisasi • Mencari tutor/pendamping
– Manajemen waktu
untuk belajar

• Membuat rutinitas
Menentukan prioritas

• Mengorganisasi apa yang
Menyelesaikan tugas
dibutuhkan untuk sekolah
• Defisit fungsi eksekutif: pada malam sebelumnya
– Fungsi Kognitif • (orang tua/guru) memantau
– Tidak produktif dan segera memulai
mengerjakan tugas
• Mengajarkan tentang
manajemen waktu
DETEKSI DINI
◂ Menggunakan instrument/alat ukur

◂ CONNERS’
◂ (Abbreaviated Conners’ Rating Scale)

 Diisi oleh Orang tua/guru


 Hasil >12  Rujuk
16
DEPRESI
• Depresi akan menjadi masalah kesehatan nomor
dua dari berbagai macam penyakit pada tahun
2020 I&
I
KENAL A
D
WASPA

Anak

Remaja

WHO: bunuh diri menjadi penyebab nomor TIGA


kematian remaja.
Definisi:
Gangguan suasana perasaan dengan gejala
utama berupa mood depresi, kehilangan
minat (anhedonia) dan/ kehilangan energi
(anergia) yang terjadi sepanjang hari,
hampir setiap hari sekurang-kurang
selama (min) 2 minggu.
Gejala Lainnya..
Orangtua/Guru perlu waspada
terhadap gangguan depresi pada anak-
anak mereka.

• Anak/Remaja dengan gangguan depresi


akan mengatakan keinginannya untuk
mengakhiri hidup atau berbicara tentang
bunuh diri.
• Anak/Remaja yang merasa tertekan dan
tidak memiliki dukungan sosial yang
memadai  memiliki risiko untuk
melakukan bunuh diri.
STRATEGI TATALAKSANA
PSIKOEDUKASI
• Berikan dukungan • Memberitahu
secara sosial kepada anak/remaja depresi
anak/remaja depresi cara mencari bantuan
• Secara aktif, guru/orang • Kolaborasi orang tua
tua terus memberikan dan guru/tim dari
pandangan yang positif sekolah dalam
kepada anak/remaja mengelola anak/remaja
depresi depresi
• Memberikan apresiasi • Rujuk ke spesialis
dari apa yang telah
dilakukan, dimulai
dengan hal kecil
DETEKSI DINI
◂ Menggunakan instrument/alat ukur

◂ SDQ
◂ (Strengths and Difficulties Questionnaire)
4 – 10 tahun > 10 tahun
Emotional 0-4 Emotional 0-5
Conduct Problems 0-2 Conduct Problems 0-3
Hyperactivity 0-5 Hyperactivity 0-5
Peer Problems 0-3 Peer Problems 0-3
Pro Social 6 - 10 Pro Social 6 - 10 25
AUTISME
DEFINISI

• Autisme/Gangguan spektrum autisme


• Gangguan perkembangan pervasif, yang mencakup
gangguan dalam interaksi sosial yang bermakna dan
menetap, terlihat pada usia 3 tahun atau
sebelumnya.

27
GAMBARAN KLINIS
TINGKAT KEPARAHAN GEJALA
Tingkat beratnya gejala

Tingkat Komunikasi Sosial Perilaku terbatas, repetitif


Tanpa bantuan  defisit pada Infleksibilitas perilaku 
1 komunikasi sosial terlihat. gangguan bermakna dalam
Kesulitan memulai interaksi berfungsi pada satu atau lebih
sosial, respon gagal terhadap situasi. Kesulitan beralih dari satu
upaya sosial dari orang lain. aktivitas ke aktivitas lain
Penurunan minat dalam
interaksi sosial

29
TINGKAT KEPARAHAN GEJALA
Tingkat beratnya gejala

Tingkat Komunikasi Sosial Perilaku terbatas, repetitif


Defisit bermakna pada Infleksibilitas perilaku, kesulitan
2 komunikasi sosial verbal dan beradaptasi dengan perubahan,
non-verbal. Inisiasi interaksi atau perilaku terbatas dan
sosial yang terbatas, penurunan repetitif yang sering muncul
atau abnormalitas respons sehingga dapat diobservasi oleh
terhadap upaya sosial dari orang orang awam dan mengganggu
lain fungsi pada berbagai situasi,
hendaya dan atau kesulitan
berpindah fokus atau aksi

30
TINGKAT KEPARAHAN GEJALA
Tingkat beratnya gejala

Tingkat Komunikasi Sosial Perilaku terbatas, repetitif


Defisit berat pada komunikasi Infleksibilitas perilaku, kesulitan
3 sosial verbal dan non-verbal ekstrim beradaptasi dengan
yang menyebabkan gangguan perubahan, atau perilaku terbatas
berat dalam fungsi, interaksi dan repetitif yang secara
sosial yang sangat terbatas, bermakna mempengaruhi fungsi
respons minimal terhadap upaya dalam setiap bidang, hendaya
sosial dari orang lain dan atau kesulitan yang hebat
untuk berpindah fokus atau aksi

31
DETEKSI DINI
◂ Menggunakan instrument/alat ukur

◂ CHAT
◂ (Checklist for Autism in Toddlers)

Terdiri dari:
9 pertanyaan kepada orang tua/pengasuh utama
5 hal yang perlu diamati dari perilaku anak

32
TATALAKSANA
• Tujuan tatalaksana :
1. Mengurangi perilaku disruptif
2. Meningkatkan pembelajaran  khususnya kemahiran
dalam berbahasa , komunikasi, self-help skill

• Untuk mencapai tujuan  penilaian secara komprehensif


1. Profil kekuatan dan kebutuhan
2. Program intervensi terstruktur dan individual (melihat
kelemahan anak dan memaksimalkan aset anak
• Tujuan pengobatan selalu diperbaharui secara reguler
sesuai dengan prioritas dan pekembangan fungsi yang
sudah tercapai, profil kemajuan dan usia

• Contoh pada anak sekolah  independent living skill harus


ditingkatkan secara agresif

• Pengobatan  diberikan bila gejala tertentu tidak dapat


teratasi

PENGOBATAN

Farmakologi Non-Farmakologi
• Antipsikotik • Terapi perilaku
• Antidepressan • Terapi Wicara
• Pengobatan lainnya • Terapi lainnya
(sesuai kebutuhan)
Non – Farmakologi
•Fokus pada speech-language therapy  penggunaan kata
untuk melakukan komunikasi yang mempunyai arti 
language acquisition harus seiring dengan tujuan anak untuk
berkomunikasi dengan orang lain.

•Anak yang tidak bisa memvokalisasi kata-kata fokus


program pada bentuk alternatif komunikasi : tanda, papan
komunikasi, atau bentuk lain komunikasi tambahan.

•Anak dengan fungsi yang lebih baik  fokus pada


keterampilan sosial dan komunikasi termasuk kontak mata,
modulasi suara, komunikasi gestur, memberi salam, aturan
dalam percakapan dan ekspektasi lingkungan sosial
PENDIDIKAN
• Kebutuhan pendidikan khusus yang intensif dan terstruktur
harus diberikan secepatnya setelah anak dapat mentoleransi
rutinitas sekolah

• Belajar dalam lingkungan dengan distraksi minimal (dekat


jendela, dekorasi dinding yang ramai)

• Rutinitas yang dapat diprediksi dan konsisten  penting agar


anak dapat meningkatkan rasa keteraturan pada dirinya, dengan
kegiatan terjadwal dan teratur  meningkatkan pembelajaran
yang sistematis

• Kemampuan untuk mengekspresikan keinginan dan


mengungkapkannya agar mengurangi frustrasi dan perilaku
disruptif.
TERAPI PERILAKU

• Terapi ini berdasarkan prinsip teori pembelajaran ,


menggunakan teknik modifikasi perilaku  mendapatkan
perilaku yang diinginkan dan membatasi masalah perilaku.

• Dibuat analisis fungsional dari target perilaku dan identifikasi


pola reinforcement  lakukan teknik shaping, prompting,
extinction untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan lalu
dikuatkan dengan reward

• Terapi perilaku juga dapat digunakan untuk memfasilitasi


proses pembelajaran
• Orang tua sering tertarik dengan terapi alternatif seperti diet
dan vitamin dibandingkan obat lain.

• Data lengkap masih sangat kurang dan biasanya berupa laporan


kasus tunggal/studi tak terkontrol yang melaporkan dan
biasanya diikuti oleh orang tua yang antusias.

• Contohnya sekretin, peptida usus dalam studi kontrol, double-


blind gagal menunjukkan perbaikan signifikan dibanding
plasebo.

• Karena prognosis yang relatif buruk pada autisme maka orang


tua dengan mudah tertarik dengan terapi penyembuhan
cepatorang tua perlu didukung untuk melanjutkan terapi
yang telah diketahui efikasinya
RETARDASI
MENTAL
DEFINISI

Retardasi mental adalah


disabilitas/keterbatasan pada fungsi intelektual
dibanding rata-rata dan perilaku adaptif yang
rendah, yang telah ada sebelum usia 18 tahun.
TES INTELEGENSI
Derajat Keparahan Perkiraan Rentang IQ

Mild 50-55 to 70

Moderate 35-40 to 50-55

Severe 20-25 to 35-40

Profound <20

• Pada tes ini akan dinilai dalam berbagai domain 


Conceptual domain, social domain dan practical domain
TINGKAT KEPARAHAN GEJALA
Mild Moderate Severe Profound
• IQ 50 – 69 • IQ 35 – 49 • IQ 20 – 34 • IQ <20
• 85% dari • 10% dari • 3 – 4% dari • 1 – 2% dari
seluruh seluruh seluruh seluruh
disabilitas disabilitas disabilitas disabilitas
intelektual intelektual intelektual intelektual
• Sering tampak • Membutuhkan • Membutuhkan • Membutuhkan
normal dan layanan supervisi yang pelatihan yang
dapat berbaur pendidikan kuat dan ekstensif untuk
dengan baik, khusus pengasuhan perawatan diri
namun terlihat • Membutuhkan khusus
lebih lambat dukungan
dibandingkan sosial
yang lain dan (keluarga,
butuh bantuan sekolah)
orang lain
Pendekatan Biopsikososial Dalam
Penanganan Anak dengan Retardasi Mental
American Association on Mental Retardation
 Kemampuan intelektual
 Perilaku adaptif
 Partisipasi, interaksi dan peran sosial
 Kesehatan (Mental dan Fisik)
 Konteks (Lingkungan dan Budaya)
Apa yang bisa dilakukan ?
1. Mengidentifikasi
– Tingkat perkembangan anak
– Mendapatkan riwayat anak melalui keluarga
2. Mengobservasi
– Mengevaluasi perkembangan selama di sekolah
– Fungsi akademis, sosial
3. Merujuk
– Layanan kesehatan terdekat (informasi)
– Layanan kesehatan dokter spesialis (tatalaksana
lebih lanjut)

Anda mungkin juga menyukai