Anda di halaman 1dari 19

Pendidikan Inklusif

KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Gangguan Emosional
dan Perilaku (Tunalaras)
Anggota Kelompok
1. Afdila Raudlatun Ni’mah
(1601421058)
2. Hidayatur Rohmah
(1601421071)
3. Salsabilla Rizkytanova Rahmadya
(1601421080)
Gangguan Emosional dan Perilaku
Gangguan emosional dan perilaku (Emotional And Behavioral Disorder) di Indonesia
dikenal dengan istilah Tunalaras. Anak tunalaras adalah anak yang mengalami
hambatan emosi dan tingkah laku sehingga kurang dapat atau mengalami kesulitan
dalam menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya dan hal ini akan
mengganggu situasi belajarnya. Anak tunalaras merupakan anak yang memiliki
gannguan serta hambatan dalam pengendalian emosi serta kontrol
sosial. Hambatan dalam pengontrolan sosial ini akan berakibat pada
prilaku yang menyimpang dalam kegiatan sosial
Karakteristik Anak Tingkah laku yang tidak terarah atau agresif: tidak

dengan Gangguan Emosional patuh, perkelahian, perusakan, pengucapan kata-


kata kotor dan tidak senonoh, senang memerintah,
dan Perilaku berperilaku kurang ajar.
Memiliki gangguan kepribadian: merasa rendah diri,
cemas, pemalas, depresi, kesedihan yang mendalam,
menarik diri dari pergaulan.
Tidak matang atau tidak dewasa dalam bersikap:
pasif, kaku dalam bergaul, cepat bingung, perhatian
terbatas, senang melamun, berkhayal.
Melakukan pelanggaran sosial
Prestasi belajar dan motivasi belajar cenderung
rendah
Faktor Penyebab
Gangguan Emosional dan Perilaku (Tuna Laras)
FAKTOR BIOLOGIS FAKTOR KELUARGA

Faktor genetik, neurologis atau biokimia, atau Penerapan pola asuh yang kurang tepat, tidak
bahkan kombinasinya faktor tersebut. konsisten, dan kesalahan dalam penerapan
Kecacatan, keterbelakangan mental, atau disiplin.
kerusakan otak Penolakan dan pengabaian dari orang tua.
Sindrom alkohol janin, yang menunjukkan Orang tua atau anggota keluarga lainnya
masalah dalam pengendalian impuls dan menjadi model negatif bagi anak.
hubungan interpersonal yang dihasilkan dari Adanya perlakuan yang tidak adil oleh orang
kerusakan otak. tua kepada anak.
Malnutrisi dapat menyebabkan perubahan Terjadi hukuman fisik yang mengarah ke
perilaku dalam penalaran dan berpikir. tindakan kekerasan,
Kelainan seperti skizofrenia mungkin memiliki Keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasar genetik. anak dengan baik.
Faktor Penyebab
Gangguan Emosional dan Perilaku (Tunalaras)
FAKTOR SEKOLAH FAKTOR MASYARAKAT

Disiplin dan tata tertib yang Masalah masyarakat, seperti


terlalu kaku. kemiskinan ekstrim disertai
Inkonsistensi pelaksanaan disiplin dengan gizi buruk, keluarga yang
dan tata tertib. tidak berfungsi, berbahaya dan
Tuntutan yang terlalu berlebihan lingkungan yang penuh
terhadap prestasi anak. kekerasan, dan perasaan putus
Kepribadian guru yang negatif. asa, dapat mengakibatkan atau
Perlakuan guru yang tidak adil memperburuk gangguan emosi
terhadap siswa. atau perilaku.
Kemampuan manajemen waktu
guru yang rendah.
Klasifikasi Gangguan Emosional dan Perilaku (Tunalaras)
Berdasarkan Ukuran
Perilaku yang digunakan untuk menggambarkan bentuk hambatan, yaitu
perilaku khas yang umum dalam situasi kelas yang diamati. Pendidik sering
menggunakan perilaku ini sebagai bukti masalah. Perilaku yang dimunculkan
yaitu tidak sabar atau bereaksi berlebihan, tidak hormat, provokasi dan
keengganan, menyalahkan orang lain, mengkhawatirkan prestasi akademik,
ketergantungan pada orang lain, salah paham, menunjukan reaksi yang tidak
sesuai, menatap dengan tatapan kosong serta melamun, tidak memperhatikan,
dan tidak ingin bergaul dengan lingkungan sosial.
Klasifikasi Gangguan Emosional dan Perilaku (Tunalaras)
Berdasarkan Jenis & Derajat Penyimpangan
TUNALARAS
TUNALARAS TARAF BERAT
TUNALARAS TARAF SEDANG
TARAF RINGAN Menunjukkan pelanggaran
Menunjukkan penyimpangan emosi ketertiban umum dan telah ditandai
Menunjukkan penyimpangan emosi dan penyesuaian terhadap sebagai tindak pidana. Ini termasuk
dan penyesuaian masih dalam taraf lingkungan bertaraf sedang. Pada anak-anak yang terlibat dalam
permulaan dan ringan, namun ada taraf ini anak memerlukan pelayanan kegiatan narkoba dan kriminal.
gangguan dalam perkembangan tersendiri dalam belajarnya. Anak Tingkat ini mengharuskan anak-anak
dirinya. Pada taraf ini anak masih ada yang masih dalam lingkungan dipisahkan dari keluarga dan sekolah
berada dalam lingkungan keluarga keluarga dan ada yang harus masuk umum. Mereka dapat tinggal di
dan sekolah biasa, anak asrama untuk keperluan asrama atau fasilitas
membutuhkan usaha bimbingan penyembuhan. Namun dalam pemasyarakatan dan rehabilitasi
dan penyuluhan dasar, menengah, kegiatan belajarnya harus dipisah khusus
dan keluarga. dengan anak normal.
Kebutuhan Pembelajaran
Kebutuhan Pembelajaran Bagi Tingkat Gangguan Emosi Ringan

Kebutuhan pembelajaran anak pada dengan tingkat gangguan emosi ringan kurang
lebih sama dengan anak lain pada umumnya. Pada tingkatan ini anak dapat mengikuti
pelayanan pendidikan khusus di kelas reguler.Pendidikan inklusif ini sendiri merupakan
pendidikan tidak berpihak pada homogenitas sekelompok siswa. Pendidikan ini
memungkinkan siswa untuk belajar bersama dengan anak normal lainnya, dan
menyatakan penerimaan sepenuhnya pada anak berkebutuhan khusus, termasuk di
dalamnya anak-anak dengan gangguan emosi dan perilaku.Dalam konteks pendidikan
anak berkebutuhan khusus dengan gangguan emosi dan perilaku, checks dan balances
sangat berarti.
Kebutuhan Pembelajaran
Kebutuhan Pembelajaran Bagi Tingkat Gangguan Emosi Sedang & Berat

Pada tingkat gangguan emosi sedang dan berat anak sudah memerlukan pendidikan
khusus yang lebih lanjut. Sistem layanan pendidikan segregasi merupakan sistem
pendidikan yang terpisah dari sistem pendidikan anak pada umumnya. Bagi anak-anak
dengan gangguan emosi dan perilaku yang harus dipisahkan dari anak-anak lain dalam
pendidikan karena perilaku buruknya serius atau merugikan teman sebayanya. Sistem
pembelajarannya lebih berorientasi pada sistem individualisasi.Terdapat empat bentuk
pendidikan dengan sistem diferensiasi, yaitu: Sekolah Luar Biasa Penyandang Disabilitas
(SLB-E), Sekolah Khusus Penyandang Disabilitas (SLB-E), Sekolah Berasrama Kelas
Tamu/Jarak Jauh, dan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB).
Layanan Kekhususan ABK Tunalaras

Modifikasi Perilaku
Modifikasi Perilaku merupakan upaya, proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku dengan
menerapkan prinsip-prinsip belajar yang teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku maladaptif,
kebiasaan-kebiasaan yang tidak adaptif dilemahkan dan dihilangkan menjadi perilaku adaptif yang
dimunculkan dan dikukuhkan. Perubahan perilaku dalam modifikasi perilaku tidak hanya memfokuskan
pada perilaku defisit namun juga dapat diterapkan pada peningkatan perilaku, pemeliharaan perilaku,
maupun perkembangan atau perluasan perilaku. Teknik-teknik dalam melaksanakan modifikasi perilaku
yaitu teknik bermain dan bercerita, teknik modelling, teknik asertivitas, teknik token ekonomi, teknik
kepingan, teknik chaining, teknik prompting, fading, dan shaping.
Literatur 1
Subjek penelitian berupa Lembaga PAUD
yang mempunyai anak usia dini dengan
gangguan EBD dalam wilayah Kecamatan
Majalaya. Pada observasi dan wawancara
Penerapan Pendekatan Best
lapangan, responden adalah 5 orang guru
in Class Dalam Menangani
yang memiliki siswa dengan gangguan
Anak Usia Dini Dengan
EBD serius dan mengindikasikan ke arah
Gangguan EBD (Emotional
Behavioral Disorders) Di menyakiti diri sendiri

PAUD Kecamatan Majalaya


1
Implementasi Menyediakan struktur yang jelas dan teratur
dalam pembelajaran untuk membantu

strategi yang
mengurangi stres dan ketidakpastian yang
mungkin dialami oleh anak-anak dengan
gangguan emosional, sehingga membantu

digunakan mereka untuk merasa lebih tenang dan


terfokus dalam belajar.

2
Menggunakan metode best in class Memfokuskan pada pengajaran yang sesuai
(pendekatan yang menekankan pada dengan kebutuhan dan gaya belajar anak-
pengajaran yang fokus dan terfokus anak, yang dapat membantu mereka untuk
pada satu topik atau konsep tertentu merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam
dalam waktu yang lebih lama). belajar.
Literatur 2
Berisi tentang strategi guru dalam
memberikan pembelajaran pada anak yang
dimungkinkan mengalami gangguan
Strategi Guru dalam perilaku dan emosi, yaitu hiperaktif dan
Meningkatkan tuna laras.
Perkembangan Sosial Anak
Usia 5-6 Tahun di TK PGRI
Dahlia Lombok
Implementasi Strategi yang
Dilakukan Guru
POINT 1

POINT 2
Proses pembelajaran
POINT 3
disamakan dengan Terkait dengan penilaian,
pembelajaran anak pada anak yang hyperaktif dan Guru cenderung menerapkan
umumnya, tetapi diberikan tunalaras tetap dapat model pembelajaran kelompok
perhatian lebih, seperti memperoleh nilai yang sama dengan kegiatan pengaman,
penyesuaian dalam sebagaiamana anak lainnya dimana pola pembelajaran
penggunaan alat dan sumber dengan indikator pencapaian anak dibagi menjadi 3 dengan
belajar, materi dan penilaian disesuaikan dengan kegiatan yang berbeda
terhadap kondisi anak. kemampuan anak.
Implementasi Strategi yang Dilakukan Guru

POINT 4 POINT 5

Menggunakan metode bermain Strategi guru dalam mengatasi anak


karena anak yang memiliki dalam pembelajaran yakni terlebih
hambatan sosial emosional dahulu guru mengatasinya dengan
lebih menyukai metode cara ditenangkan dengan pelukan
bermain, karena anak dapat kasih sayang, kemudian anak diajak
menyalurkan kebutuhan berbicara dengan tenang. Guru juga
psikisnya baik emosional dapat membantu anak untuk
maupun keinginan yang belum mengenal lingkungan, hal ini bisa
terpenuhi dalam kehidupan membantu anak dalam bersosialisasi
sehari-hari. dan membangun hubungan baik
dengan teman sebayanya
Sumber 2 Literatur
LITERATUR 1 LITERATUR 2

Kurniasih, K., Nurbidayah, G. A., Z, Bintang S.M., Ali, N., Ramdhani, S.,
Yuningsih, S. F., Puspitasari, I., & & Hasanah, U. (2022). Strategi Guru
Napitupulu, R. H. M. (2023). Penerapan dalam Meningkatkan Perkembangan
Pendekatan Best in Class Dalam Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK
Menangani Anak Usia Dini Dengan PGRI Dahlia Lombok. Ash-Shobiy:
Gangguan EBD (Emotional Behavioral Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia
Disorders) Di PAUD Kecamatan Dini dan Al-Qur’an, 1(1), 1-7.
Majalaya. JUTEKBIDIK : Jurnal Teknologi, Retrieved from
Bisnis & Pendidikan, 1(1), 185–193. https://www.ejurnal.iiq.ac.id/index.ph
Retrieved from https://ejurnal- p/Ash-Shobiy/article/view/433
wit.ac.id/index.php/JTBP/article/view/81
Gangguan Emosional dan Perilaku (Tunalaras)

Daftar Pustaka
Anggraeni, Dini & Putro, Khamim Zarkasih. (2021). Strategi Penanganan Hambatan Perilaku Emosi
pada Anak Hiperaktif dan Tunalaras. JAPRA: Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal, 4(2), 43-57.
Asri, D. N., & Suharni. (2021). Modifikasi Perilaku: Teori dan Penerapannya. In D. Apriandi (Ed.),
UNIPMA Press.
Widiastuti, N. L. G. K. (2020). Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dengan Gangguan
Emosi dan Perilaku. Indonesian Journal Of Educational Research and Review, 3(2), 1-11.
Pendidikan Inklusif

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai