Anda di halaman 1dari 10

TUNALARAS

Kelompok 5
Ratih Tikawati 17144600252
Farisa Shinta Rochmana 17144600262
Abdul Aziz Fathurrahman 17144600267
 
Definisi Tunalaras

• Istilah resmi “tunalaras” baru dikenal dalam dunia Pendidikan Luar Biasa (PLB). Istilah
tunalaras berasal dari kata “tuna” yang berarti kurang dan “laras” berarti sesuai. Jadi, anak
tunalaras berarti anak yang bertingkah laku kurang sesuai dengan lingkungan. Perilakunya
sering bertentangan dengan norma-norma yang terdapat di dalam masyarakat tempat ia berada.

• Penggunaan istilah tunalaras sangat bervariasi berdasarkan sudut pandang tiap-tiap ahli yang
menanganinya, seperti halnya pekerja sosial menggunakan istilah social maladjustment terhadap
anak yang melakukan penyimpangan tingkah laku. Para ahli hukum menyebutnya dengan
juvenile delinquency. Dalam Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1991 disebutkan bahwa
tunalaras adalah gangguan atau hambatan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang dapat
menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Karakteristik
kondisi Tunalaras
Karakteristik Sosial
• Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain, dengan ciri-ciri: perilaku tidak diterima oleh masyarakat
dan biasanya melanggar norma budaya, dan perilaku melanggar aturan keluarga, sekolah, dan rumah tangga
• Perilaku tersebut ditandai dengan tindakan agresif, yaitu tidak mengikuti aturan, bersifat mengganggu,
mempunyai sikap membangkang atau menentang, dan tidak dapat bekerja sama
• Melakukan kejahatan remaja, seperti telah melanggar hukum.
Karakteristik emosional
• Adanya hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, seperti tekanan batin dan rasa cemas
• Adanya rasa gelisah, seperti rasa malu, rendah diri, ketakutan, dan sangat sensitif atau perasa.
Karakteristik Fisik/Kesehatan
Karakteristik fisik/kesehatan anak tunalaras ditandai dengan adanya gangguan makan, gangguan tidur, dan
gangguan gerakan (Tik). Sering kali anak merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada jasmaninya, ia mudah
mendapat kecelakaan, merasa cemas terhadap kesehatannya, merasa seolah-olah sakit. Kelainan lain yang berwujud
kelainan fisik, seperti gagap, buang air tidak terkendali, sering mengompol, dan jorok.
Karakteristik Akademik
 Pencapaian hasil belajar yang jauh di bawah rata-rata
 Sering kali dikirim ke kepala sekolah atau ruangan bimbingan untuk tindakan discipliner.
 Sering kali tidak naik kelas atau bahkan ke luar sekolahnya.
 Sering kali membolos sekolah.
 Lebih sering dikirim ke lembaga kesehatan dengan alasan sakit, perlu istirahat.
 Anggota keluarga terutama orang tua lebih sering mendapat panggilan dari petugas
kesehatan atau bagian absensi.
 Orang yang bersangkutan lebih sering berurusan dengan polisi.
 Lebih sering menjalani masa percobaan dari yang berwewenang.
 Lebih sering melakukan pelanggaran hukum dan pelanggaran tanda- tanda lalu lintas.
 Lebih sering dikirim ke klinik bimbingan.
Kebutuhan Layanan Pendidikan
Sesuai dengan karakteristik anak tunalaras yang telah dikemukakan maka kebutuhan
pendidikan anak tunalaras diharapkan dapat mengatasi problem perilaku anak tersebut. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut.
• Berusaha mengatasi semua masalah perilaku akibat kelainannya dengan menyesuaikan lingkungan
belajar maupun proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak tunalaras.
• Berusaha mengembangkan kemampuan fisik sebaik-baiknya, mengembangkan bakat dan kemampuan
intelektualnya.
• Memberi keterampilan khusus untuk bekal hidupnya.
• Memberi kesempatan sebaik-baiknya agar anak dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap
lingkungan atau terhadap norma-norma hidup di masyarakat.
• Memberi rasa aman, agar mereka memiliki rasa percaya diri dan mereka merasa tidak tersia-siakan
oleh lingkungan sekitarnya.
• Menciptakan suasana yang tidak menambah rasa rendah diri, rasa bersalah bagi anak tunalaras. Untuk
itu, guru perlu memberi penghargaan atas prestasi yang mereka tampilkan sehingga mereka merasa
diterima oleh lingkungannya.
Layanan Pendukung

1. Mengurangi atau menghilangkan kondisi yang tidak menguntungkan yang menimbulkan atau menambah adanya gangguan
perilaku

Adapun kondisi yang tidak menguntungkan itu adalah sebagai berikut.

 Lingkungan fisik yang kurang memenuhi persyaratan, seperti bangunan sekolah dan fasilitas yang tidak memadai, seperti ukuran
kelas yang kecil dan sanitasi yang buruk. Tidak jarang hal ini akan menjadikan anak merasa bosan dan tidak betah berada di sekolah.

 Disiplin sekolah yang kaku dan tidak konsisten, seperti peraturan sekolah yang memberi hukuman tanpa memperhatikan berat dan
ringannya pelanggaran siswa. Keadaan ini akan membuat anak merasa tidak puas terhadap sekolah.

 Guru yang tidak simpatik sehingga situasi belajar tidak menarik. Akibatnya, murid sering membolos berkeliaran di luar sekolah pada
jam- jam belajar, kadang-kadang digunakan untuk merokok, tawuran, dan lain-lain.

 Kurikulum yang digunakan tidak berdasarkan kebutuhan anak. Akibatnya, anak harus mengikuti kurikulum bagi semua anak
walaupun hal itu tidak sesuai dengan bakatnya. Demikian pula kurikulum yang berubah-ubah menjadikan anak merasa jenuh, dan
melelahkan.

 Metode dan teknik mengajar yang kurang mengaktifkan anak dapat mengakibatkan anak bosan dan merasa lelah.
Layanan Pendukung
2. Menentukan model-model dan teknik pendekatan

Model pendekatan

Model behavioral
Model biogenetik (tingkah laku]

Model Model ekologis


psikodinamika
Layanan Pendukung
Teknik Pendekatan

Perawatan Modifikasi
dengan obat perilaku

Strategi Strategi ekologi


psikodinamika
Layanan Pendukung
2. Tempat layanan

Tempat layanan pendidikan bagi anak yang mengalami gangguan perilaku adalah ditempatkan di sekolah khusus dan ada pu
yang dimasukkan dalam kelas-kelas biasa yaitu belajar bersama-sama dengan anak normal. Berikut ini akan dikemukakan
macam-macam tempat pendidikan anak tunalaras.

 Tempat khusus

Tempat ini dikenal dengan Sekolah Luar Biasa Anak Tunalaras (SLB-E). Sama halnya dengan sekolah luar biasa yang lain SLB
E memiliki kurikulum dan struktur pelaksanaannya yang disesuaikan dengan keadaan anak tunalaras. Anak yang diterima
pada lembaga khusus ini biasanya anak yang mengalami gangguan perilaku yang sedang dan berat. Maksudnya perilaku anak
telah mengarah pada tindakan kriminal dan sangat mengganggu lingkungannya. Pelaksanaan pendidikan anak tunalaras
dapat Anda baca pada pelaksanaan pendidikan anak luar biasa jenis lain karena pada prinsipnya adalah sama.

 Tempat integrasi (terpadu)

Dari banyak jenis anak tunalaras, ada 3 jenis, yaitu hyperactive, distraktibilitas, dan impulsitas yang kemungkinan banyak
dijumpai di sekolah biasa (umum), di mana mereka belajar bersama-sama dengan anak normal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai