Anda di halaman 1dari 13

Perkembangan Pendidikan

Teknologi Kejuruan di
Indonesia

Rizki Ilyas Dermawan 16504241043


Hasfi Nur Muharom 16504241044
Arga kuncoro Jati 16504244021
Fajar Indra Rahmana
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
16504244023
Nanja Dwi Kurniawan 16504244025
Pada zaman VOC sekolah kejuruan yang
pertama kali didirikan adalah Akademi
Pelayaran (1743- 1745).
Ketika kekuasaan beralih dari VOC ke
Pemerintah Hindia Belanda, didirikan juga
sekolah kejuruan pertama dijaman hindia
belanda yaitu Ambachts School Van Soerabaia
(Sekolah Pertukangan Surabaya) pada tahun
1853. Baru pada akhir abad ke 19 pemerintah
mendirikan sekolah kejuruan lainnya.
Menurut Supriadi (dalam Kaswana 2012: 192)
sampai pada akhir masa penjajahan belanda tahun
1940 telah didirikan beberapa sekolah kejuruan di
Indonesia, antara lain :
1). Technice School (7 lembaga)
2). Ambachts School (36 lembaga).
3). Handel School ( 21 lembaga).
4). Niverheids School (4 lembaga).
5). Niverheids School (4 lembaga).
6). Landbouw School ( 6 lembaga).
7). Middlebare Technise (2 lembaga).
8). Middlebare Handel (4 lembaga).
9). Middlebare Meisje (1 lembaga).
10). Kweek Scholl (4 lembaga).
11). Middlebare Kweek (3 lembaga)
Pada masa pemerintahan orde baru (PELITA), pemerintah menempatah
pendidikan kejuruan sebagai bagian dari integrasi Pembangunan Nasional.

Pada tahun pertama Pelita I didirikannya 8 STM Pembangunan.

Tahun kedua dibangunnya Technical Training Center (Balai Latihan


Pendidikan Teknik) atas bantuan pinjaman dari World Bank dan tenaga
ahli dari UNESCO.

Tahun keempat PELITA I diadakannya


proyek Peningkatan Mutu Pengajaran Teknik
(PMPT) dengan pusat penyelenggaraan di STM
Instruktor (bekas SGPT) di Jalan Dr. Rum No. 9
Bandung, dengan sasaran utama mendukung
peningkatan mutu guru teknik pada proyek-proyek
STM Pembangunan dan BLPT.
Dengan Semakin pesatnya perkembangan pendidikan
kejuruan maka perlu adanya pelembagaan proyek
penataaran guru teknik. Atas bantuan tenaga ahli dari
Australia dibentuklah Technical Teacher Upgrading
Center (TTUC).
Pra-Pelita I Pelita I Pelita II Pelita III Pelita IV Pelita V
Sekolah kejuruan yang dikenal pada Pra-Pelita I meliputi : ST, SMEP dan
SKKP pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan STM,
SMEA, SKKA pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Selain
itu ada SSRI, SMIND, KOKAR dan INRI yang berorientasi pada
pendidikan seni dan kerajinan, serta berbagai kursus-kursus antara lain
KPA, KPAA, KKP dan KkPA. Rencana Pembangunan Semesta Berencana
yang pernah dikenal pada zaman pemerintahan orde lama pernah
merencanakan pertumbuhan sekolah kejuruan secara besar-besaran
sehingga mencapai perbandingan 75 % : 25 % antara sekolah kejuruan
dengan sekolah umum.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun pertama, pembangunan
pendidikan kejuruan mulai dibenahi dan mulai diupayakan melalui suatu sistem
yang diharapkan dapat menunjang pembangunan nasional Berikut adalah
beberapa karakteristik program pembangunan pendidikan kejuruan yang
diharapkan menunjang pembangunan nastonal pada Pelita l.
Pembangunan pendidikan kejuruan pada Pelita II mulai dititik beratkan pada
kesesuaiannya dengan kebutuhan tenaga kerja dalam pembangunan nasional.
Upaya-upaya yang dilakukan adalah pembenahan pendidikan kejuruan untuk
diselaraskan dengan struktur piramida tenaga kerja Indonesia saat itu.
GBHN 1978 mengamanatkan bahwa pada Pelita III, Indonesia telah menetapkan dasar-dasar
yang kuat untuk memasuki tahap industrialisasi pada Pelita IV, V, dst. Karena itu, pertumbuhan
industri harus dipacu, dan ini membutuhkan sumberdaya manusia yang cukup banyak dan
bermutu tinggi. Sebagian sumberdaya manusia yang dimaksud dapat disiapkan melalui
pendidikan kejuruan.
Perubahan pendidikan kejuruan yang menonjol pada Pelita IV adalah penyempurnaan
Kurikulum SMK 1976 menjadi kurikulum SMK 1984. Berbeda dengan kurikulum SMK 1976,
maka jenis pengelompokkan pendidikan kejuruan Kurikulum SMK 1984 menjadi pertanian
dan kehutanan, rekayasa, usaha dan perkantoran, kesehatan dan kemasyarakatan,
kerumahtanggaan, dan budaya.
Adapun realisasi pembangunan pendidikan kejuruan pada Pelita V, antara lain:
(1) kemantapan sistem pendidikan menengah kejuruan yang tertuang dalam PP No.
29 tahun 1990, kelembagaan SMK dengan Kepmendikbud No. 490/U/1992, dan
Kurikulum 1994 SMK dengan Kepmendikbud No. 080/U/1993; (2) penataan dan
pemantapan manajemen sekolah yang dilakukan melalui pendekatan Pengembangan
Sekolah Seutuhnya (PSS); (3) pengembangan fungsi PPPG " Kejuruan" menjadi Pusat
Pengembangan Pendidikan Kejuruan; (4) perintisan unit produksi; (5) perintisan dan
pengembangan institusi pasangan; serta (6) melanjutkan program rehabilitasi
fasilitas fisik sekolah dan pembangunan sekolah baru.
Sekian & Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai