Anda di halaman 1dari 19

By wilda Hanim,SST,MKM

Usia 0-1 tahun maka peran ibu sangat vital.


Berikan anak asupan gizi yang terbaik. Tentu
pemberian ASI ekslusif sangat dianjurkan.
Selain itu orangtua sudah bisa mempersiapkan
berbagai pengetahuan agar di usia selanjutnya
mampu berperan aktif.
Periode Emas 1000 Hari Pertama
Kehidupan

Adalah masa dimana anak usia dini


menjalani periode 1000 (seribu) hari
pertama kehidupannya dan dikatakan
sebagai masa “golden period” karena anak
mengalami pertumbuhan otak yang
sangat pesat sekali.
1000 hari pertama kehidupan apabila dirinci adalah
masa dalam kandungan 270 hari, usia 0-6 bulan 180
hari, dan usia 7-18 bulan 550 hari sehingga totalnya =
1000 hari.
Pada masa awal seribu hari ini seorang anak akan
mengalami pertumbuhan otak yang luar biasa yang
akan mempengaruhi tumbuh kembang fisik dan
psikisnya.
Oleh karena itu pemberian asupan gizi yang baik sejak
kandungan (misalnya ketika hamil, ibunya
mengonsumsi suplemen khusus kehamilan, atau
minimal susu hamil) akan membantu anak menjalani
kehidupannya kelak.
apa yang terjadi jika pada
periode emas anak
kekurangan gizi?
Kemungkinan akan
berpeluang anak pendek
(stunting) karena
pertumbuhan jasmani
terhambat, anak menjadi
tidak cerdas karena
pertumbuhan otak terhambat,
mudah sakit karena sistem
imunitasnya lemah, dan juga
sulit mengikuti pelajaran di
sekolah maupun kuliah
nantinya.
Cara Mengoptimalkan Periode Emas Anak
Usia Dini

Dalam hal berkaitan dengan tumbuh kembang,


berikut ini adalah tips mengoptimalkan masa emas
seribu hari pertama perkembangan anak:
Memenuhi nutrisi yang baik selama kehamilan, berikan
suplemen hamil, susu kehamilan, madu, propolis, sari
kurma, dan konsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna
Rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan, guna
memantau perkembangan dan kesehatan janin. Selain
itu juga akan terlihat jenis kelamin sehingga bisa
mempersiapkan kebutuhannya sejak kandungan
Melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) segera setelah lahir,
hal ini agar mendapatkan air susu yang berwarna
kekuningan (disebut kolostrum) karena banyak
mengandung zat yang menjadi kekebalan atau sistem imun
bagi sang bayi
Memberikan asi ekslusif selama 6 bulan, jangan berikan
makanan padat karena sistem pencernaan bayi belum siap
(meskipun pisang hijau, jangan ya) karena bayi berpeluang
susah buang air besar dan akhirnya rewel
Memberikan MPASI bergizi, jika sudah waktunya bayi makan
makanan padat berikanlah makanan pendukung ASI dari
bahan organik dan bergizi tinggi sehingga tumbuh
kembangnya optimal. Selain itu berikan madu putih
unprocessed (belum diproses, murni asli) karena membantu
perkembangan tumbuh kembang dan kecerdasan anak
Melengkapi imunisasi, pemberian imunisasi
adalah pemberian virus yang dilemahkan
sehingga sistem imun tubuh bayi akan
melawan virus tersebut. Jangan sekali-kali
melakukan imunisasi pada saat kondisi
kesehatan anak menurun ya karena akan
memperburuk keadaan
Rutin mengecek tumbuh kembang anak, ayah
bunda bisa mendatangi posyandu terdekat
atau apabila tidak sempat pergi saja ke dokter
spesialis anak, catat dan pantau
perkembangan fisiknya.
Masa Usia Golden Ages Adalah Balita
Pertumbuhan otak anak sampai usia berapa? Banyak
penelitian menunjukkan betapa masa dini usia, yaitu
masa lima tahun ke bawah, merupakan golden ages
(masa keemasan) bagi bagi perkembangan
kecerdasan anak. Salah satu hasil penelitian
menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kapasitas
kecerdasan anak telah mencapai 50%.
Seperti diungkapkan mantan Direktur Pendidikan
Anak Dini Usia (PADU), Depdiknas, Dr. Gutama,
kapasitas kecerdasan itu mencapai 80% di usia 8
tahun. Ini menunjukkan pentingnya memberikan
perangsangan pada anak dini usia, sebelum masuk
sekolah.
Setiap bayi memiliki potensi milyaran sel otak yang
siap mendapat rangsangan. Sentuhan, lingkungan
yang ramah otak, dan hands on, adalah beberapa
upaya yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan
fungsi otak anak. Sebagian ahli berpendapat, sel otak
seorang bayi sebanyak bintang yang bertebaran di
langit.
Ada pula yang menduga, jumlah sel otak kurang
lebih 100 milyar. Seluruh sel ini punya peran penting
dalam menunjang fungsi otak sebagai pengatur
semua kemampuan manusia di masa dewasa.
Namun, meski ada milyaran sel otak, nyatanya tak
semuanya berkembang sempurna, karena amat
tergantung pada stimulasi yang diterimanya.
Seorang Konsultan Keluarga,
menyatakan stimulasi ini memang amat
menentukan sejauh mana jaringan sel-
sel otak dapat berkembang. Jika sedikit
mendapat stimulasi, bisa jadi yang
berkembang hanya 1 persen dari sekian
milyar sel otak. Sebaliknya, bila
stimulasinya banyak, perkembangannya
pun bisa lebih besar lagi.
Maxwell Malt, seorang peneliti asal Amerika
mengemukakan pendapatnya tentang hubungan
sel otak yang aktif dengan kecerdasan. Bila
manusia dapat mengaktifkan sekitar 7 persen saja
dari sel otaknya, ujar Malt, maka gambaran
kecerdasan orang itu adalah bisa menguasai 12
bahasa dunia, memiliki 5 gelar kesarjanaan, dan
hapal ensiklopedi lembar-demi lembar, huruf
demi huruf, yang satu setnya terdiri dari beberapa
puluh buku. Menanggapi ini, Budi Darmawan
menyatakan, “Kalau kemampuan itu digunakan
seorang muslim untuk menghapal, tentu dia
mampu menghapal Qur’an dan sunnah Rasulullah
sekaligus.”
Lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa
pesat perkembangan otak hingga masa ini sering
disebut sebagai golden periode. Bahkan, anak di usia 5
tahun pertama diketahui punya kemampuan
photographic memory, mengingat seperti mata
kamera. Di atas lima tahun, kemampuan memorinya
menurun.
Tidak sehebat dan sepeka di masa keemasan ini. Lebih
jauh Emmy Soekresno, Konsultan pendidikan Jerapah
Kecil, menjelaskan, meski secara keseluruhan, fungsi
otak bekerja bersamaan, namun, ada penekanan-
penekanan atau waktu prima (prime time) bagi otak.
Itu sebabnya, target orang tua setiap hari
adalah bagaimana caranya mengisi otak
dengan maksimal dengan memberi stimuli
yang maksimal pula. Meskipun egitu, jangan
tergesa-gesa. Bila suatu ketika guru atau
orangtua ingin anaknya mampu menulis,
membaca dan berhitung di usia dini, sama saja
mereka tengah menghilangkan beberapa
aspek kehidupan anak.
Karena sebelum melakukan ketiga hal
tersebut, ada tahapan yang harus
dijalani.Sebelum bisa menghitung, anak
harus bisa menggambar. Sebelum bisa
menggambar, anak harus mampu memegang
pensil. Sebelum mampu memegang pensil,
maka anak perlu melatih motorik halusnya
misalnya dengan bermain pasir. Dengan
bermain pasir, anak sesungguhnya sedang
menghidupkan otot tangannya dan belajar
estimasi dengan menuang atau menakar,
yang kelak semua itu ada dalam matematika.
Oleh karena itu, ibarat sebuah bangunan,
pondasi amat menentukan kokohnya
bangunan tersebut. Bagi anak, menurut Fasli
Jalal, PhD, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan
Pemuda, Depdiknas, pendidikan di dini usia
merupakan pondasi yang amat menentukan
perkembangan selanjutnya. Sebab itu ia
mengingatkan, “Kalau tidak baik pondasi yang
kita bangun di usia dini, bangunan tidak akan
kokoh.”

Anda mungkin juga menyukai