OBAT SISTEM SARAF OTONOM

obat kolinergik dan anti adrenergik

KELOMPOK 1

1. NI WAYAN SRI TANJUNG

(15160007)
2. EKA ERVIANDA (15160035)
3. NINI SAPUTRI (17160070)
4. ALDO (17160072)
5. FEBRI (
 OBAT KOLINERGIK

 Spesifikasi
1. Bekerja Langsung
2. Bekerja Tidak langsung
 penghambat ACh- esterase reversible
 penghambat ACh- esterase ireversibel
 Mekanisme kerja
semua inervasi kolinergik pada pembuluh darah
hanya menghasilkan vasodilatasi setempat yang
mempengaruhi tekanan darah secara umum
 Indikasi Dari Obat Kolinergik
masa kerja pendek sehingga jarnag digunakan
sistemik. Ex: Betanekol dapat diberikan oral untuk
merangsang saluran cerna dan saluran kemih
 Efek Samping dan Efek toksik Kolinergik
perangsangan para simpatis yang berlebihan
 Interaksi Obat Kolinergik
Kerja agonis kkolinergik dibatasi oleh interaksinya
dengan obat-obat antimuskarinik, seperti atropine
memblok kerja agonis kolinergik pada efektor
otonom. Simpatomimetik memberikan respon yang
berlawanan terhadap agonis kolinergik pada
reseptor-reseptor muskarinik
 OBAT ANTIKOLINERGIK

 Klasifikasi
1. Bloker secara selektif sinaps muskarinik pada saraf
parasimpatik, yang disebut sebagai antimuskarinik.
2. Bloker ganglionik, yang lebih banyak bekerja pada reseptor
nikotinik pada ganglia simpatik dan parasimpatik
3. Penyekat neuromuscular yang menggangu transmisi
implus eferen yang menuju otot rangka.

 Mekanisme kerja
Obat penghambat kolinergik akan terikat dengan reseptor
muskarinik dan disebut sebagai obat kolinergik atau
parasimpatoliptik
 Efek farmakodinamik Obat Antikolinergik
1. kardiovaskulas
2. saluran pernafasan
3. saluran cerna
4. System urogenital
5. padaSusunan saraf pusat
6. Efek terhadap mata
 Indikasi obat antiadrenergik
 Atropine
efek midriasis stropin digunakan untuk diagnose tes pada
kelainan dalam mata/ retina
 bloker neuromuscular
otot skelet, sebagai obat tambahan pada anestesi
pembedahan dan pada pasien dengan kelemahan respirasi
berat pada ventilator mekanik.
 Efek Samping dan Efek toksik Antikolinergik
penghambatan system parasimpatis yang berlebihan
dengan gejala mmulut kering, gangguan penglihatan,
retensi, konstipasi, kulitkering, demam dan takikardia