Anda di halaman 1dari 17

Bioindikator dan

biomarker
NIWAYAN SRITANJUNG
15160007
Sejarah CPOB

APA ITU BIOINDIKATOR….?


Bioindikator adalah...

bioindikator adalah komponen biotik (mahluk hidup)


yang dijadikan sebagai indikator. Bioindikator juga
merupakan indikator biotis yang dapat menunjukkan
waktu dan lokasi, kondisi alam (bencana alam), serta
perubahan kualitas lingkungan yang telah terjadi karena
aktifitas manusia
Lanjutan...

Bioindikator dapat dibagi menjadi dua :


• bioindikator pasif, Bioindikator pasif adalah suatu spesies
organisme, penghuni asli di suatu habitat, yang mampu
menunjukkan adanya perubahan yang dapat diukur
(misalnya perilaku, kematian, morfologi) pada lingkungan
yang berubah di biotop (detektor).
• Bioindikator aktif adalah suatu spesies organisme yang
memiliki sensitivitas tinggi terhadap polutan, yang mana
spesies organisme ini umumnya diintroduksikan ke suatu
habitat untuk mengetahui dan memberi peringatan dini
terjadinya polusi.
Jenis bioindikator
1. Bioindikator hewan
bentos merukan organisme yang melekat dipermukaan
substrat dasar sungai. Sedangkan makrozoobhentos adalah bentos
yang dapatdilihat dengan mata biasa. Biasanya menempati ruang
kecil antara batuan di dasar dalam runtuhan bahan organi, diatas
batang kayu dan tanaman air atau didalam sedimen halus.
2. Bioindikator tumbuhan
tumbuhan dapat hidup dengan baik dilingkungan yang
menguntungkan. Suatu tumbuhan atau komunitas tumbuhan dapat
berperan sebagai pengukur kondisi lingkungan tempat tumbuhnya,
disebut indikator biologi atau bioindikator atau fitoindikator.
Ciri-ciri indikator...

1. Mudah diidentifikasi
2. Tersebar secara kosmopolit
3. Jumlah dan keberadaannya terpengaruhi oleh zat
pencemar dan/patogen
Contoh bioindikator....

1. Mikroorganisme perairan
Contoh : kolofrom,streptococcos, clostridium. Pada keadaan normal,
mikroorganisme terdapat di air dalam jumlah normal. Namun bila
terjadi pencemaran air, jumlah mikroorganisme akan menjadi banyak
dan dapat melebihi jumlah bakteri patogen lain.
2. Lichen (lumut kerak)
Sebagai bioindikator pencemaran udara, pada daerah
yangmempunyai kadar polusi yang udara yang berat, keberadaan lichen
sangat jarang. Karena lichen dapat menyerap dan mengendapkan
mineral dari air hujan dan udara. Tetapi tidak dapat mengeluarkannya,
sehingga konsentrasi senyawa yang mematikan sangat mudah masuk
dan mematikan jaringan tubuhnya.
Lanjutan...
3. Mikrozoobentos
Contoh : larva insekta, crustacea, mollusca, ologochaeta, dan arachnidae.
Sebagai indikator lingkungan air tawar, jika diversitas dan kelimpahannya
cukup tinggi dalam suatu perairan, maka perairan tawar tersebut belum
tercemar.

4. Insecta
• Capung : jumlah capung dewasa yang banyak diperairan atau komunitas
tertentu menunjukkan bahawa lingkungan tersebut masih alami
• Kupu-kupu : hilangnya salah satu jenis kupu-kupu menunjukkan
berkurangnya diversitas tumbuhan, karena satu jenis kupu-kupu hanya
akan mendekati satu jenis tumbuhan tertentu.
Biomarker adalah..

Biomarker didefinikan sebagai respon secara biologi


terhadap pencemaran lingkungan yang memberikan
besarnya pajanan dan pengaruh toksik bahan pencemar.
Biomarker merupakan akhir dari uji ekotosikologi yang
menunjukkan efek pada organisme hidup. Salah satu
kunci fungsi dari biomarker adalah sebagai tanda
peringatan awal dari pengaruh secara biologi.
Biomarker dipengaruhi..

Biomarker sangat dipengaruhi oleh kehadiran campuran


senyawa kimia (chemical mixtures) dalam suatu area
terkontaminasi yang menghasilkan peningkatan dampak
dalam aspek-aspek additif, sinergi dan/atau antagonis.
Oleh karena itu penilaian dampak biologis harus
didasarkan pada suatu seri dari sejumlah biomarker, karena
tidak ada satu jenis biomarker yang dapat secara tepat
mengukur degradasi lingkungan
Lanjutan...
• Dalam arti luas biomarker atau biological markers atau
marka biologis adalah suatu teknik pengukuran spesimen
biologis yang dapat menjelaskan hubungan antara
pemaparan lingkungan dan timbulnya kerusakan atau
dampak buruk pada organisme.
• Dalam biomarker, respon biologis yang diukur adalah
level terendah dalam organisasi biologis, seperti: respon-
respon molekuler, biokimiawi dan fisiologis, sehingga
hasil yang diberikan bersifat jangka pendek dan sangat
sensitif yang merupakan respon organisme terhadap
stressor di dalam lingkungan. Oleh karenanya, biomarker
merupakan indikator dini dari perubahan kondisi
fisiologis organisme akibat terdapatnya stressor dalam
lingkungan tempat hidupnya.
Lanjutan........

• Perbedaan signifikan lainnya antara biomarker dan


bioindikator adalah dalam fungsinya sebagai sistem
peringatan dini terhadap gangguan yang dapat berupa
potensi timbulnya suatu penyakit akibat tekanan yang
dialami oleh organisme.
• Biomarker secara umum dapat digolongkan sebagai
pemarka dari pemaparan, dampak atau kerentanan.
Pemilihan jenis biomarker yang tepat untuk digunakan
dalam evaluasi ancaman bahaya (hazard) dilakukan
berdasarkan pada mekanisme dari suatu kondisi
penyakit yang disebabkan oleh suatu bahan kimia.
Contoh kasus

KELIMPAHAN LUMUT KERAK (LICHENS) SEBAGAI


BIOINDIKATOR KUALITAS UDARA DI KAWASAN
PERKOTAAN KOTA MEDAN
Metode penelitian…
Pengambilan data penelitian dilakukan di sepanjang pinggir jalan dengan tiga
kawasan yang berbeda yaitu Jl. Dr. Mansyur, Jl. Jamin Ginting dan Jl. Willem
Iskandar Komplek LPP. Proses penelitian dilakukan selama tiga bulan (Oktober
2017-Desember 2017) dengan rincian yaitu perencanaan, pengambilan sampel,
pengolahan data dan pelaporan.
Alat yang digunakan selama pengamatan adalah alat tulis, kamera, meteran
jahit, tali plastik, cutter, dan plastik spesimen, sedangkan bahan yang digunakan
yakni lumut kerak yang ada di pohon sekitar Jl. Dr. Mansyur, Jl. Jamin Ginting dan
Jl. Willem Iskandar Komplek LPP Medan dengan panjang jalur yang digunakan
sepanjang 1 km. Ketiga kawasan tersebut selanjutnya dikonversi menjadi A1
untuk lumut kerak di Jl. Dr. Mansyur; A2 untuk lumut kerak di Jl. Jamin Ginting
dan A3 untuk lumut kerak di Jl. Willem Iskandar Komplek LPP Medan.
Pada penelitian ini terdapat dua variable yaitu variable terikat dan variable
bebas. Yang menjadi variable terikat adalah lumut kerak A1, lumut kerak A2 dan
lumut kerak A3. Sedangkan yang menjadi variable bebas adalah data pengukuran
diameter lumut kerak dan frekuensi kelimpahan lumut kerak yang ditemukan.
Hasil dan pembahasan...
• Berdasarkan hasil pengambilan data ditemukan adanya
perbedaan antara kawasan yang sedikit polusi (A3) dengan
daerah yang banyak polusi udara (A1 dan A2). Di kawasan A3
terdapat 232 lumut kerak dari 54 pohon. Sedangkan kawasan A1
terdapat 94 lumut kerak dari 38 pohon dan A2 terdapat 133
lumut kerak dari 39 pohon. Kondisi kawasan A3 memiliki
jumlah pepohonan yang lebih banyak, lebih rindang dan kurang
sering dilewati oleh kendaraan bermotor sehingga sesuai
dengan hasil pengamatan yang diperoleh bahwa kawasan
yang lebih sedikit terpapar polusi udara seperti pada A3
memiliki jumlah lumut kerak yang lebih banyak. Lumut kerak
yang berjumlah banyak tersebut menandakan bahwa kawasan
tersebut memiliki iklim udara yang baik (sehat).
Lanjutan…
Pada kawasan A1 merupakan kawasan yang sering dilalui oleh
kendaraan bermotor karena wilayah tersebut wilayah kampus yang
sangat ramai mahasiswa. Jumlah lumut kerak yang diperoleh juga
mengalami pengaruh dengan lebih sedikit. Sedangkan pada
kawasan dengan kategori sedang (kondusif dilalui kendaraan
bermotor), yaitu A2 memiliki lumut kerak berjumlah 133 lumut
kerak. Rata-rata diameter lumut kerak A1 adalah 2.25 cm; pada A2
adalah 3.3 cm,dan pada A3 adalah 1.75 cm. Perbedaan diameter
tersebut tidak berbeda signifikan diantara ketiga kawasan tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dapat
ditambahkan bahwa pencemaran udara adalah masuknya zat
pencemar ke dalam udara baik secara alamiah maupun oleh
aktivitas manusia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai