Anda di halaman 1dari 8

MEMAHAMI GEJALA ALAM BIOTIK DAN ABIOTIK

Kompetensi Dasar
3.1.Memahami Gejala Alam Biotik dan Abiotik

Indikator:

3.1.1. Menjelaskan gejala alam biotik.

3.1.2. Menjelaskan gejala alam abiotik.

4.1.1. Melakukan klasifikasi gejala alam biotik.

4.1.2. Melakukan klasifikasi gejala alam biotik.

IV. Gejala Alam


Gejala alam dapat berupa gejala kejadian dan gejala kebendaan. Gejala alam adalah
kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam seperti terjadinya hujan, kebakaran,
perkaratan, pengendapan, kelahiran, metamorfosis, pernapasan, dan sebagainya.
Sedangkan gejala alam kebendaan menunjukkan benda-benda yang ada di alam seperti
tanah liat, besi, kapur, burung, siput, pohon mangga, dan sebagainya.
Di alam ini, banyak gejala abiotik yang menyebabkan timbulnya gejala abiotik baru,
demikian juga banyak pula gejala alam biotik yang menyebabkan timbulnya gejala biotik
baru. Contohnya gejala alam panas matahari menyebabkan air menguap, uap air di udara
berkumpul membentuk awan, ketika awan telah jenuh, akan turun menjadi hujan. Selain
itu ada pula gejala alam abiotik yang mempengaruhi gejala alam biotik atau sebaliknya.
Contohnya fotosintesis merupakan gejala biotik yang dipengaruhi oleh gejala alam abiotik
seperti intensitas sinar matahari dan suhu. Gejala abiotik pelapukan batuan yang
ditumbuhi lumut disebabkan oleh gejala biotik pertumbuhan lumut tersebut.
a) Gejala Alam Biotik
Komponen biotik adalah mahluk hidup yang ada disekitar lingkungan kita, meliputi
jenis tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Gejala alam biotik berhubungan dengan
mahluk hidup dan hanya dapat dilakukan oleh mahluk hidup. Contoh gejala alam biotik
antara lain sebagai berikut.
 Tumbuh dan berkembangbiak
Semua mahluk hidup memiliki kemampuan tumbuh dan berkembang. Biji sawi
yang disemaikan di media yang baik akan berkecambah dan seiring waktu akan
tumbuh menjadi besar yang akan membentuk akar, daun dan bunga. Tanaman
muda akan menyerap makanan dan air dari dalam tanah melalui akar melalui
proses fotosintesis akan membentuk zat makanan. Tanaman muda akan tumbuh
menjadi tanaman dewasa. Pada masa dewasa, tanaman akan berbunga. Dari
bunga tersebut terjadi penyerbukan. Pada fase dewasa manusia akan
mempunyai kemampuan bereproduksi yang disebut berkembang biak. Begitu
juga untuk hewan, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya akan mengalami
gejala alam yang relatif sama dengan yang dialami manusia.
 Semua mahluk hidup mampu melakukan gerak dan untuk tumbuhan
gerakannya terbatas.
 Mahluk hidup mempunyai kemampuan bernapas, yaitu kemampuan
mengambil oksigen dari udara dan melepaskannya dalam bentuk
karbondioksida.
 Peka terhadap rangsangan, dan lain sebagainya.

Gejala alam biotik adalah gejala alam yang timbul akibat interaksi antar komponen
biotik di suatu ekosistem. Contoh gejala alam akibat interaksi antar komponen tersebut
antara lain:
 Meningkatnya hama tanaman
Hama tanaman yang berkembangbiak begitu cepat terjadi antara lain karena
penggunaan pestisida yang berlebihan mengakibatkan jenis hama tertentu
resisten (kebal). Penyebab lainnya adalah karena matinya predator alami
musuh hama tersebut.
 Penyebaran virus HIV
Penyebaran virus HIV ini sulit dikendalikan karena cara penularannya yang
berbeda. Ditambah belum ditemukannya vaksinnya.
 Populasi eceng gondok yang meningkat akibat adanya polusi air karena
mengandung unsur nitrogen yang tinggi. Melimpahnya eceng gondok
menyebabkan pendangkalan (eutrofikasi) danau.
 Kepunahan species langka akibat perburuan liar, ditambah lambatnya
untuk berkembangbiak yang membuat jenis hewan tersebut menjadi langka.
Misalnya: badak cula satu, cendrawasih, komodo, dan lain-lain.

b) Gejala Alam Abiotik


Komponen abiotik adalah semua benda tidak hidup yang ada di lingkungan sekitar
kita. Gejala alam abiotik adalah suatu keadaan lingkungan di sekitar yang menunjukkan
keadaan benda tidak hidup. Gejala alam abiotik ini berhubungan dengan sifat fisik dan
kimia di luar mahluk hidup. Contohnya adalah erosi, gunung meletus, dan pelapukan.
Kerusakan pada komponen biotik akan berpengaruh terhadap komponen abiotik,
demikian pula sebaliknya. Contohnya penebangan hutan, pada saat hujan akan terjadi
banjir karena tidak ada peresapan air oleh pohon sebagai komponen biotik. Air sebagai
komponen abiotik yang merupakan komponen yang dibutuhkan mahluk hidup menjadi
penyebab banjir. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya lahan resapan akibat
penggundulan hutan atau penebangan tanaman (komponen biotik). Ditambah kebiasaan
buruk manusia pada lingkungan yang dapat mengakibatkan banjir. Contohnya membuang
sampah sembarangan.
Contoh gejala alam abiotik, antara lain adalah sebagai berikut.
 Gunung meletus
Gunung meletus timbul akibat terdorongnya endapan magma perut bumi oleh
gas bertekanan tinggi di dalam gunung berapi.
 Tsunami
Tsunami terjadi akibat pergeseran lempeng batuan bumi di dasar laut.
 Terjadinya hujan
Hujan terjadi akibat penguapan air melalui siklus hidrologi.
 Gempa
Penyebab gempa karena adanya pergeseran lempeng bumi.

Beberapa peralatan yang digunakan untuk mengamati gejala alam biotik atau
abiotik antara lain sebagai berikut.
 Teropong/binokuler
Dengan alat ini kita dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya jauh.
Hal ini sangat berguna ketika mengamati sesuatu yang tidak memungkinkan
untuk melakukannya dari dekat, contohnya mengamati burung yang hinggap di
pohon, binatang buas, gunung meletus, antena parabola di puncak menara, dan
sebagainya.
 Kamera
Alat ini bermanfaat untuk mengambil gambar objek-objek yang tidak
memungkinkan dibawa ke laboratorium untuk dikaji lebih mendalam atau
untuk mengabadikan kegiatan maupun hasil kegiatan yang dilakukan. Misalnya
untuk mengambil gambar batuan di sungai yang besar, pagar berkarat,
hewan/tumbuhan langka atau bagian-bagiannya yang ada di kawasan
konservasi, pembedahan katak, serangga, dan sebagainya.
 Berbagai alat ukur
Ketika mengamati objek biotik maupun abiotik, maka kita perlu
mendeskripsikan ukurannya seperti panjang, luas, volume, berat, dan
sebagainya. Karena itu, penggunaan alat ukur yang tepat sangat diperlukan.
Misalnya rol meter cocok untuk mengukur lebar lapangan, penggaris sesuai
untuk mengukur panjang buku, sedangkan mengukur diameter sekrup lebih
tepat menggunakan jangka sorong atau micrometer. Untuk mengukur volume,
dapat digunakan labu ukur atau gelas ukur. Untuk mengukur berat digunakan
timbangan atau neraca. Untuk mengukur suhu benda maupun lingkungan
digunakan termometer. Sedangkan untuk mengukur waktu dapat digunakan
stopwatch.
 Lup
Alat ini merupakan sebuah lensa cembung yang berguna untuk mengamati
benda-benda kecil agar tampak lebih besar, misalnya untuk mengamati
permukaan batu apung, lumut kerak, tubuh serangga, dan sebagainya.
 Mikroskop
Mikroskop merupakan alat yang berguna untuk mengamati benda-benda renik
seperti bakteri, irisan penampang melintang daun, permukaan kristal
garam dapur, dan sebagainya. Untuk menggunakan mikroskop, kita dituntut
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup.
 pH meter
pH meter merupakan alat untuk mengetahui derajat keasaman suatu objek atau
lingkungan di sekitar objek.
 Kompas
Jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara – selatan medan magnet bumi.
Oleh karena itu kompas cukup berguna sebagai penunjuk arah ketika
melakukan pengamatan di alam. Selain kompas, saat ini tersedia teknologi
penentu lokasi yang menggunakan satelit sehingga lebih akurat, yaitu
GPS (Global Positioning System). Selain tersedia dalam sebuah alat, teknologi
GPS juga telah diadopsi dalam handphone.
 Barometer dan Altimeter
Barometer merupakan alat untuk mengukur tekanan udara. Biasanya pada
barometer sekaligus terdapat altimeter, yaitu alat untuk menentukan ketinggian
tempat dari permukaan air laut. Namun demikian ada juga barometer dan
altimeter yang terpisah. Barometer dan altimeter terutama berguna ketika
melakukan pengamatan objek di alam.
V. Merencanakan Penelitian Ilmiah
Untuk memperoleh informasi gejala alam diperlukan pengamatan melalui langkah
yang sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
mendapatkan pengetahuan yang diperoleh secara sistematis berdasarkan bukti fisik dalam
usahanya untuk mendapatkan jawaban akibat fenomena alam. Metode ilmiah adalah cara
atau teknik untuk memecahkan masalah ilmiah melalui langkah-langkah tertentu yang
sistematis. Langkah-langkah metode ilmiah yang umum digunakan adalah sebagai berikut.
 Merumuskan masalah
Rumusan masalah dibuat bertujuan untuk memperjelas masalah yang akan
dipecahkan.Untuk merumuskan masalah dimulai dengan serangkaian
pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan. Dimulai dengan
menggunakan kalimat tanya ABDIKASIM (Apa, Bagaimana, Dimana, Kapan,
Siapa, dan Mengapa).
o Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat,
dan jelas
o Rumusan masalah dapat dicari penyelesaiannya atau solusinya
o Rumusan masalah menyatakan adanya keterkaitan antara berbagai variabel
Contoh: Apakah penyebab terjadinya banjir di daerah Kabupaten Deli Serdang?
 Menyusun kerangka berpikir
Kerangka berpikir merupakan kegiatan mengumpulkan keterangan atau data
yang berhubungan dengan masalah yang bertujuan untuk menemukan jawaban
sementara. Data-data yang didapatkan hal-hal yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti.
 Membuat hipotesis (dugaan sementara)
Dari data-data yang diperoleh dapat disusun suatu hipotesis. Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap masalah dan fakta yang ada. Kalimat yang
digunakan adalah pernyataan. Ada dua jenis hipotesis, yaitu:
o Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh.
Misal: Tidak ada pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah.
o Hipotesis alternatif (H1) adalah dugaan yang menyatakan ada pengaruh.
Misal: Ada pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah.
 Menguji dugaan dengan melakukan eksperimen
Eksperimen berfngsi untuk menguj hipotesis yang diajukan dengan didukung
oleh bukti empris yang cukup dari hasil percobaan.
o Menentukan variabel
Variabel adalah faktor-faktor yang berpengaruh dan memiliki nilai (ukuran
tertentu) dan dapat diubah atau berubah. Ada tiga jenis variabel yang sering
digunakan yaitu:
 Variabel bebas adalah faktor yang dibuat bervariasi (mempengaruhi).
 Variabel terikat adalah faktor yang muncul akibat variable bebas
(dipengaruhi).
 Variabel kontrol adalah faktor lain yang ikut berpengaruh dan dibuat
sama dan terkendali.
Misalnya kita buat rumusan masalah sebagai berikut.
Adakah pengaruh deterjen B terhadap banyaknya kematian ikan lele?
Maka, yang menjadi variabel bebasnya adalah deterjen B.
Variabel terikatnya adalah banyaknya kematian.
Objeknya adalah ikan lele.
o Melakukan pengamatan
Pengamatan dapat dilakukan secara langsung (observasi kualitatif) dan
pengamatan tidak langsung (observasi kuantitatif).
 Kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan
berupa simbol, angka atau bilangan. Misalnya daun jambu batu
berwarna hijau.
 Kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol, angka dan
bilangan.
Misalnya daun jambu batu itu panjangnya 15 cm.
o Menyiapkan alat dan bahan
 Mengumpulkan dan mengelompokkan data
 Mengolah dan menafsirkan data
Analisis data yang dilakukan secara tuntas adalah dengan cara statistik. Tetapi
untuk tingkat SMK/SMA cukuplah dengan mengolah semua data dengan
mencari rata-ratanya dan diubah ke dalam bentuk persen kemudian dibuat
grafiknya. Hasil rata-rata dapat dibuat sebagai kesimpulan.
 Menarik kesimpulan
 Mempublikasikan hasil

SISTEMATIKA PEMBUATAN LAPORAN ILMIAH

Judul Penelitian
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Hipotesis Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai