Anda di halaman 1dari 7

X Gejala Alam Biotik dan Abiotik

Gejala Alam Biotik : Suatu keadaan lingkungan sekitar kita yang ditunjukkan oleh keadaan makhluk hidup. Gejala
Alam Biotik meliputi hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup, misalnya metamorfosis serangga, fotosintesis,
penyerbukan, pertumbuhan makhluk hidup, dan lain - lain .

Gejala Alam Abiotik adalah suatu keadaan lingkungan sekitar kita yang ditunjukkan oleh keadaan benda tak hidup.
Gejala alam abiotik berkaitan dengan sifat fisik dan kimia diluar makhluk hidup, seperti hujan, pelapukan, erosi,
ledakan dan sebagainya.

Contoh Gejala Alam Biotik

1. Hama tanaman yang merajalela 


Adapun faktor utama yang menyebabkan masalah iniadalah karena terbunuhnya musuh alami hama tersebut, baik
karena penggunaan pestisida yang berlebihan atau karena hadirnya predator musuh alami.
2. Penyebaran Virus Flu Burung 
Virus flu burung atau H5N1 muncul akibat terjadinya mutasi genetik pada berbagai jenis unggas.
3. Populas Eceng Gondok yang membeludak 
Diekosistem rawa populasi eceng gondok sering kali membeludak dengan begitu cepat. Keadaan ini juga contoh
gejala alami biotik yang patut diperhatikan.
4. Penyebaran virus HIV 
Virus HIV AIDS yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya juga merupakan salah satu masalah timbulnya gejala
alam biotik
5. Kepunahan spesies langka 
Kejadian ini timbul akibat dari lambatnya laju perkembangbiakan spesies-spesies tersebut.

Contoh Gejala Alam Abiotik Dalam Kehidupan Sehari - Hari


1. Gunung meletus  : Gunung meletus merupakan fenomena yang timbul akibat terdorongnya endapan magma perut
bumi oleh gas bertekanan tinggi di dalam gunung berapi. 
2. Tsunami : Terjadi akibat pergeseran lempeng batuan bumi di dasar laut.
3. Hujan : Hujan juga merupakan contoh gejala alam biotik.
4. Gempa : Gejala alam ini ditimbulkan karena beberapa penyeba, di antaranya karena pergeseran lempeng
bumi( tektonik ), letusan gung berapi ( vulkanik ) dan beberapa penyebab lainnya.
5. Angin : Terjadi karena interaksi komponen abiotik di alam.

Gejala Alam Biotik dan Abiotik


A. Komponen Biotik
Komponen biotik meliputi faktor hidup (organisme) yang terdapat di lingkungan sebagai makhluk tunggal
(individu) yang dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Berikut ini adalah komponen-komponen biotik yang

diklasifikasikan berdasarkan kedudukannya.  


1. Produsen
Makhluk hidup yang berperan sebagai produsen adalah kelompok makhluk hidup  yang mampu melaksanakan
proses fotosintesis, yakni tumbuhan yang memiliki klorofil. Dari proses tersebut dihasilkan bahan-bahan organik
yang dibutuhkan makhluk hidup lainnya, sehingga makhluk hidup mengonsumsinya dapat melakukan aktivitas
hidupnya dengan baik. Kemampuan tumbuhan menghasilkan bahan-bahan organik menegaskan bahwa tumbuhan
berperan sebagai produsen.  

2. Konsumen
Orgnanisme yang tidak memiliki klorofil (hewan dan manusia) tidak dapat menyediakan bahan organik yang
dibutuhkannya, sehingga kebutuhan akan bahan organik hanya dapat diproleh dengan mengonsumsi produsen.  

UJIAN SATUAN PENDIDIKAN SMK KRISTEN HUETALAN


2020/2021
3. Pengurai atau Dekomposer
Pengurai adalah kelompok mikroorganisme yang berperan menguraikan sisa tubuh makhluk hidup yang mati.
Beberapa mikroorganisme yang termasuk sebagai pengurai antara lain jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri 
hidupnya bergantung pada bahan-bahan organik yang terkandung dalam sisa-sisa makhluk hidup.  
B. Komponen Abiotik
Selain komponen biotik di alam juga terdapat komponen abiotik. Faktor lingkungan yang berkedudukan sebagai
komponen abiotik meliputi.  

1. Suhu
Suhu atau temperatur sangat berpengaruh pada metabolisme makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memerlukan
suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan penegmbangbiakan.  

2. Cahaya
Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi seluruh makhluk hidup  untuk beraktivitas sehari-hari. Cahaya
matahari digunakan oleh tumbuhan hijau untuk berfotosintesis. Pada proses fotosintesis ini akan menghasilkan gas
oksisgen (O2) dab berbagai bahan makanan, baik yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, maupun vitamin.

Kemampuan tumbuhan mengubah energi matahari menjadi bahan organik ini mengakibatkan tumbuhan
berkedudukan sebagai “produsen” dalam suatu ekosistem. Tetapi intensitas cahaya matahari yang terlalu tinggi juga
dapat mengakibatkan kebakaran hutan dan mencairnya gunung es di kutub yang mengakibatkan permukaan air laut
naik.  

3. Air
Air merupakan komponen abiotik yang sangat dibutuhkan oleh seluruh kehidupan di bumi ini. Setiap sel makhluk
hidup mengandung protoplasma dan di dalam protoplasma terdapat kandungan air yang cukup tinggi, yaitu setiap
sel diperkirakan memiliki 80%-90% kandungan air dan 10%-20% nya adlaah mineral.

Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas
dan kedalaman air.   Dapat disimpulkan bahwa air merupakan komponen abiotik yang sangat dibuutuhkan oleh
seluruh kehidupan di bumi ini. Walaupun komponen abiotik ini dapat mengakibatkan bencana dalam bentuk banjir,
tsunami, dan sebagainya.  

4. Tanah
Tanah adalah bagian dari bumi, sebagai tempat mkhluk hidup melakukan aktivitasnya. Hal penting pada tanah yang
mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu tanah, kadar mineral tanah, sifat fisik tanah, kadar air tanah,
dan topografi tanah.  

5. pH
Aktivtas sel makhluk hidup bergantung pada situasi pH, enzim, dan nutrisi. Misalnya ketika seseorang mengalami
sakit, komponen abiotik dalam tubuh akan mengalami perubahan. timbulnya gejala seperti mual, peningkatan suhu
tubuh, lesu serta hilangnya nafsu makan. Sebenarnya semua gejala tersebut diakibatkan oleh perubahan asam (pH)
dalam tubuh, sehingga keasamannya menjadi netral.   Aktivitas tubuh yang terencana akan dapat menjamin
terlaksananya proses kegiatan fisiologis secara baik. Hal ini hanya berlangsung apabila semua komponen abiotik
maupun komponen biotik ada dalam keadaan seimbang atau selaras.

UJIAN SATUAN PENDIDIKAN SMK KRISTEN HUETALAN


2020/2021
6. Udara
Udara membentuk atmosfer. Udara atmosfer mengandung gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup
untuk melakukan aktivitas hidupnya. Udara atmosfer terdiri dari Nitrogen  (78%), Oksigen (21%), Karbon dioksida
(0,03%), dan gas-gas lainnya.

Jadi gas Nitrogen merupakan komponen terbesar yang terkandung dalam udara di atmosfer bumi.  

a. Nitrogen Nitrogen adalah bahan dasar pembentuk asam amino atau protein. Protein sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup untuk melakukan reproduksi sel atau perbanyakan.Tidak semua mkhluk hidup dapat mengikat
Nitrogen secara langsung dari udara. Semua dibantu oleh adanya golongan bakteri yang dapat mengikat nitrogen
secara langsung dari udara bebas misalnya bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan tanaman kedelai atau
polong-polongan.  
b. Oksigen dan Karbon dioksidaOksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Pada umumnya
oksigen digunakan untuk melakukan metabolisme yaitu bernapas (kecuali pada organisme anaerob obligat).
Karbon dioksida sangat berguna bagi tumbuhan terutama dalam pelaksanaan fotosintesis. Karbon dioksida yang di
hasilkan dari proses respirasi oleh makhluk hidup (tumbuhan, hewan, dan manusia) akan digunakan tumbuhan
sebagai bahan baku pembentukan karbohidrat.
C. Gejala Alam  Biotik
Gejala alam biotik merupakan suatu keadaan lingkungan di sekitar kita yang di tunjukkan oleh keadaan makhluk
hidup.
Contoh:
1. Tertutupnya kolam oleh pertumbuhan ganggang yang menyebabkan warna air kolam yang tadinya jernih menjadi
warna hijau.

2. Timbulnya bercak-bercak hitam pada roti setelah beberapa hari dibiarkan pada tempat yang lembab. Bercak-
bercak tersebut merupakan jamur yang tumbuh pada permukaan roti.

D. Gejala Alam Abiotik


Gejala alam abiotik, yaitu suatu keadaan lingkungan di sekitar kita yang di tunjukkan oleh keadaan benda tak hidup.
Seperti halnya gejala alam biotik, gejala alam abiotik juga banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Hukum Archimedes, Contoh Soal dan Penerapannya!

Pada musim kemarau, kita sering mendengar berita di televisi, radio, surat kabar, atau media-media lainnya tentang
terjadinya kebakaran hutan di beberapa wilayah di Indonesia, misalnya Kalimantan dan Sumatra. Salah satu zat
yang di hasilkan dalam peristiwa kebakaran hutan adalah asap, asap merupakan salah satu komponen atau objek
abiotik.

UJIAN SATUAN PENDIDIKAN SMK KRISTEN HUETALAN


2020/2021
Materi IPA Kelas X Mitigasi Bencana Alam
Pengertian Mitigasi Bencana Alam dan Penanganannya
Mitigasi Bencana Alam –

Pengertian Mitigasi Bencana Alam


Mitigasi adalah  serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana, baik secara fisik struktural
melalui pembuatan bangunan-bangunan fisik, maupun non fisik-struktural melalui penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Secara konteks, Bencana dibagi menjadi dua macam:
– Bencana Alam
Bencana alam adalah suatu bencana yang disebabkan oleh faktor alam. Seperti gempa bumi, Tsunami, banjir,
gunung meletus, angin puting beliung, tanah longsor dan lain-lain.
– Bencana Sosial
Bencana sosial adalah suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia. Seperti penyakit masyarakat, konflik dan teror.
Jenis Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana terbagi menjadi dua macam, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. berikut
penjelasannya,
a) Mitigasi Struktural
Mitigasi strukural adalah serangkaian upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui pembuatan
bangunan-bangunan fisik serta dengan menggunakan pendekatan teknologi.
Contoh dari mitigasi struktural adalah pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi akitivitas
gunung yang masih aktif, bangunan yang tahan gempa, dan juga alat pendeteksi dan peringatan jika terjadinya
gelombang Tsunami.
b) Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi non –struktural adalah serangkaian upaya mengurangi dampak bencana selain dari mitigasi struktural.
Seperti upaya pembuatan kebijakan dan pembuatan suatu peraturan.
Contoh dari mitigasi non struktural adalah pembuatan Undang-Undang Penanggulangan Bencana, pembuatan tata
ruang kota yang baik, capacity building masyarakat, ataupun menghidupkan berbagai aktivitas lain yang berguna
untuk menambah pengetahuan masyarakat.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam Mitigasi Bencana Alam


Berdasarkan pengertian bencana alam diatas, di Dunia ini banyak sekali bencana-bencana yang diakibatkan oleh
alam. berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mitigasi bencana, agar resiko dari bencana tersebut
dapat diminimalisir

A. Mitigasi Bencana Banjir


Mitigasi bencana alam banjir dapat dilakukan dengan cara:
1.      Melakukan pengawasan penggunaan lahan serta perencanaan lokasi tepat untuk menempatkan fasilitas-fasilitas
vital yang rentan terhadap banjir kepada daerah yang aman
2.      Menyesuaikan desain bangunan di daerah banjir. didesain harus tahan terhadap banjir dan dibuat bertingkat
3.      Membangun segala infrastruktur kedap air
4.      Membuat tanggul atau tembok penahan disepanjang sungai serta membuat tembok laut sepanjang pantai yang
rawan badai atau tsunami. Karena Tanggul atau tembok penahan akan sangat membantu ketika bencana banjir
datang
5.      Melakukan Pembersihan sedimen
6.      Membuat saluran drainase yang baik
7.      Meningkatan kewaspadaan terhadap daerah rawan banjir
8.      Mendesain bangunan rumah yang tahan banjir (mengunakan material tahan air, membuat pondasi yang kuat)
9.      Selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar (seperti penggundulan hutan
10. Membuat pelatihan tentang kewaspadaan banjir, seperti cara penyimpanan perbekalan, tempat istirahat atau tidur di
tempat yang aman (daerah yang tinggi)
Baca Juga tentang Pemanasan Global

UJIAN SATUAN PENDIDIKAN SMK KRISTEN HUETALAN


2020/2021
B. Mitigasi Bencana Longsor
Mitigasi bencana alam Tanah Longsor dapat dilakukan dengan cara :
1.      Membuat permukiman dan fasilitas utama lainnya yang mendukung di daerah rawan bencana
2.      Menyarankan untuk merelokasi tempat tinggal ke tempat yang lebih aman dan jauh dari tebing.
3.      Menyarankan pembangunan pondasi tiang pancang di setiap bangunan untuk menghindari bahaya liquefation
4.      Menyarankan pembangunan pondasi yang menyatu di setiap bangunan, untuk menghindari penurunan yang tidak
seragam (differential settlement)
5.      Menyarankan pembangunan utilitas yang ada di dalam tanah harus bersifat fleksibel
6.      Mengurangi tingkat keterjalan lereng atau tebing

C. Mitigasi Bencana Gunung Berapi

Mitigasi bencana alam gunung berapi dapat dilakukan dengan cara:


1.      Membuat perencanaan lokasi terhadap pemanfaatan lahan untuk aktivitas harus jauh atau di luar dari kawasan
rawan bencana
2.      Hindari tempat-tempat yang sekiranya bakal menjadi aliran lava
3.      Membuat struktur bangunan yang tahan akan api
4.      Mendesain bangunan menjadi bangunan yang tahan terhadap tambahan beban akibat abu gunung api
5.      Membuat titik pengungsian yang permanen, terutama di sekitar gunung api yang sering meletus, misalnya Gunung
Merapi (DIY, Jateng), Gunung Semeru (Jatim), Gunung Sinabung (Sumatra Utara) dan lain sebagainya
6.      Meberikan sosialisasi, berupa penyuluhan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api, untuk
mengetahui posisi tempat tinggalnya pada peta kawasan rawan bencana gunung api
7.      Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api, tentang cara menghindar serta
tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi letusan gunung api
8.      Mensosialisasikan kepada masyarakat, tentang arti dari peringatan dini yang diberikan oleh petugas atau pengamat
gunung api
9.      Mensosialisasikan kepada masyarakat untuk melakukan koordinasi dengan petugas atau Pengamat Gunung api

D. Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Mitigasi bencana alam gempa bumi dapat dilakukan dengan cara :


1.      Memastikan bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran atau gempa
2.       Mengikuti standard kualitas bangunan untuk Memastikan bangunan kuat terhadap getaran atau gempa
3.      Membuat fasilitas umum dengan standard kualitas yang tinggi
4.      Memastikan bangunan-bangunan vital yang telah ada tebangun dengan kuat
5.      Merencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan bencana

E. Mitigasi Bencana Tsunami

Mitigasi bencana alam Tsunami dapat dilakukan dengan cara:


1.      Meningkatan kesiapsiagaan serta kewaspadaan terhadap bahaya tsunami
2.      Memberikanpenyuluhan kepada masyarakat tentang karakteristik dan pengenalan bahaya tsunami
3.       Membangun tembok penahan tsunami pada garis pantai yang berpotensi mengakibatkan bahaya

F. Mitigasi Bencana Kebakaran


Mitigasi bencana alam Kebakaran dapat dilakukan dengan cara:
1.      Memberikan sosialisasi terkait Pencegahan dan Penanganan Kebakaran
2.      Peningkatan penegakan hukum
3.      Membentuk pasukan pemadaman kebakaran khususnya untuk penanganan kebakaran secara dini
4.      Membuat waduk-waduk kecil, Bak penampungan air serta Hydran untuk pemadaman api
5.      Melakukan pengawasan terhadap pembakaran lahan serta memperketat perizinan bagi yang ingin pembukaan lahan
baru.
6.      Melakukan reboisasi terhadap daerah yang telah terbakar dengan tanaman yang beragam

UJIAN SATUAN PENDIDIKAN SMK KRISTEN HUETALAN


2020/2021
7.      Meningkatkan kesiapsiagaan serta partisipasi aktif dalam pemadaman awal kebakaran di daerahnya
G. Mitigasi Bencana Kekeringan

dapat dilakukan dengan cara:


1.      Melakukan pengelolaan air secara bijaksana, yaitu dengan mengganti penggunaan air tanah dengan penggunaan air
permukaan, dengan cara pembuatan waduk serta pembuatan saluran distribusi yang efisien
2.      Mengkonservasi tanah dan mengurangai tingkat erosi dengan pembuatan check dam ataupun reboisasi
3.      Mengganti penggunaan bahan bakar kayu menjadi bahan bakar minyak untuk menghindari penebangan hutan atau
tanaman
4.      Memberikan sosialisasi berupa Pendidikan dan pelatihan terkait dengan kekeringan
5.      Memperbaiki daerah yang tandus dengan memaksimalkan pengelolaan Iahan, pengelolaan hutan, waduk peresapan
dan irigasi
H. Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung/Topan

dapat dilakukan dengan cara:


1.      Memastikan struktur bangunan kuat serta memenuhi syarat teknis agar mampu bertahan terhadap gaya angin yang
kencang.
2.      Memperhitungkan beban angin khususnya di daerah yang rawan angin topan dengan cara menerapan aturan standar
bangunan yang ada
3.      Menempatkan lokasi pembangunan pada daerah yang terlindung agar terhindar dari serangan angin puting beliung
atau topan
4.      Melakukan Penghijauan dengan cara menanam pohon untuk meredam gaya angin
I. Mitigasi Bencana Wabah Penyakit

dapat dilakukan dengan cara:


1.      Menyiapkan masyarakat secara luas termasuk aparat pemerintah yang menangani masalah kesehatan dan juga
lintas sektor terkait, untuk memberikan pemahaman terhadap risiko bila wabah terjadi. Serta bagaimana cara-cara
menghadapinya bila suatu wabah terjadi melalui kegiatan sosialisasi yang berkesinambungan.
2.      Memberikan penyuluhan serta sosialisasi mendukung upaya-upaya pencegahan, respon cepat serta penanganan bila
wabah terjadi
3.      Mengupayakan tindak penanganan, seperti sumberdaya manusia yang profesional, sarana pelayanan kesehatan,
sarana transportasi, komunikasi, logistik serta pembiayaan operasional
4.      Upaya penguatan surveilans epidemiologi untuk mengidentifikasi risiko dan menentukan strategi intervensi dan
penanganan maupun respon dini di semua jajaran

TUGAS

1. Nasi yang basi mengalami perubahan kimia dari nasi yang berubah menjadi asam karena pH nasi
meningkat karena faktor suhu yang terjadi disekitar nasi tersebut.
 Nasi yang telah menjadi basi artinya sudah mengalami pembusukan akibat terlalu banyak
mengandung air sehingga menyebabkan adanya bakteri pembusuk. Akibatnya akan terjadi
perubahan warna nasi dari yang berwarna putih menjadi orange. Terjadinya perubahan warna
merupakan salah satu ciri perubahan kimia.
2. pembuatan kecap merupakan perubahan kimia kerena fermentasi
3. karena kayu hanya berubah warna tapi zatnya tetap kayu tidak berubah menjadi zat lain. 
4. beras yang ditumbuk menjadi tepung. Beras yang ditumbuk menjadi tepung, hanya menunjukkan bentuk
dan ukuran yang berubah, tetapi sifat molekul zat pada beras dan tepung tetap sama

UJIAN SATUAN PENDIDIKAN SMK KRISTEN HUETALAN


2020/2021
5. Perkaratan pada besi adalah reaksi oksidasi dan reduksi (redoks) spontan pada besi yang dikarenakan
kontak oleh air dan udara. Perubahan ini bersifat sementara dan tidak menghasilkan zat baru karena es
dapat kembali mencair menjadi air.

UJIAN SATUAN PENDIDIKAN SMK KRISTEN HUETALAN


2020/2021

Anda mungkin juga menyukai