Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sarda Ika Devi

NIM : 101911535019
TUGAS MATA KULIAH DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Berilah narasi secara ringkas dan jelas tentang siklus biogeokimia yang terdiri dari siklus
oksigen dan karbon, siklus nitrogen, siklus fosfor, siklus sulfur dan siklus air
 DAUR KARBON DAN OKSIGEN.
Organisme yang bisa fotosintesis menghasilkan oksigen seperti alga laut,
tumbuhan dan sebagainya. Tumbuhan dan alga berfotosintesis dengan bantuan cahaya
matahari dan gas CO2 kemudian hasil dari fotosintesis menghasilkan gas O2. Gas O2 ini
kemudian digunakan untuk respirasi hewan dan manusia. Hewan dan manusia melakukan
respirasi, dan menghasilkan gas CO2 lalu dilepas ke udara. Hewan dan manusia
kemudian mati lalu terkubur selama jutaan tahun dan menjadi fossil. Fossil inilah
kemudian dijadikan sebagai bahan bakar dalam industri yang mana juga menghasilkan
gas CO2. Gas CO2 dari sisa hasil respirasi hewan, manusia dan hasil industri dilepaskan
ke atmosfer dan kemudian difiksasi oleh tumbuhan kembali untuk menjadi bahan
berfotosintesis lagi. Fotosintesis tumbuhan dan alga menghasilkan gas O2 yang dihirup
kembali oleh hewan dan manusia.
 DAUR NITROGEN
Gas nitrogen (N2) adalah gas terbanyak yang ada di alam. Gas nitrogen ini dapat
difiksasi oleh bakteri Rhizobium dan Azotobacter yang ada ditanaman polong-polongan
(bintil-bintil akar). Tumbuhan dan hewan yang mati kemudian didekomposisi oleh
dekomposer yaitu jamur dan bakteri dekomposisi. Hasil dekomposisi menghasilkan
bahan organik. Kemudian bahan organik jasad renik masuk ke tahap amonifikasi yaitu
proses pembentukan amoniak (NH4+). Kemudian Amoniak diubah menjadi nitrit
(NO2-). Proses ini disebut nitritasi. Nitrisasi dibantu oleh bakteri nitrosomonas dan
nitrosococcus. Nitrit diubah menjadi nitrat. Proses ini disebut nitrasasi yang dibantu
nitrobacter. Nitrat kemudian dipakai kembali oleh tumbuhan untuk membantu proses
metabolisme yang ada di dalam tumbihan. Proses ini disebut asimilasi. Selain untuk
tumbuhan, nitrat juga dapat dilepaskan kembali ke udara menjadi gas nitrogen, proses ini
disebut denitrifikasi.
 DAUR FOSFOR
Fosfor akan memasuki air dan tanah melalui proses terjadinya pelapukan suatu
batuan. Tanaman kemudian akan mengambil ion fosfor yang ada dari tanah. Sesudah itu
fosfat akan dipindahkan dari tanaman ke hewan jenis herbivora. Lalu hewan herbivora
akan dimakan oleh hewan lainnya dengan jenis karnivora. Kemudian proses selanjutnya
yaitu dikembalikan lagi ke tanah lewat ekskresi maupun dekomposisi tumbuhan atau
bahan mati oleh suatu mikroba. Bahan tanaman nantinya akan mati dan berbagai macam
produk limbah lainnya akan membusuk lewat aksi bakteri. Lalu fosfat akan dilepaskan ke
lingkungan. Fosfat yang ada di dalam tanah kemudian akan terkikis ke dalam air. Air ini
yang nantinya dipakai oleh ganggang serta tanaman sebagai sumber nutrisi. Jika terjadi
adanya kekurangan fosfat di dalam tubuh suatu tumbuhan, maka pertumbuhan suatu
tanaman bisa menjadi terhambat atau pertumbuhannya bisa menjadi lambat.
 DAUR SULFUR
-Aktivitas vulkanis gunung berapi dan penggunaan bahan bakar fosil akan
melepaskan sulfur atau belerang ke atmosfer dalam bentuk gas SO2, gas SO2 di udara
akan menjalani oksidasi sehingga membentuk gas sulfat (SO4). Selain itu, dalam proses
pembusukan bahan organik yang dikerjakan oleh mikroorganisme pun akan
membebaskan belerang, baik ke atmosfer maupun ke dalam tanah dalam bentuk H2S.
Mikroorganisme yang berperan untuk mengubah protein dalam bahan organik menjadi
senyawa H2S ialah Aspergillus spp., Neurospora spp., Escherichia spp., dan Proteus spp.,
sementara mikroorganisme pengurai yang berperan merombak karbohidrat dalam bahan
organik menjadi H2S dan senyawa lainnya ialah Vibrio desulphuricans, Aerobacter, dan
Desulphovibrio (Ghopal dan Bhradwaj 1979). Gas H2S tersebut nantinya akan
mengalami oksidasi di atmosfer sehingga membentuk gas Sulfat SO4. Gas Sulfat lalu
akan kembali ke permukaan bumi diikuti dengan presipitasi (kejadian hujan). Oleh sebab
itu, apabila kandungan gas sulfat di udara sangat tinggi maka presipitasi yang diciptakan
akan sangat masam dan fenomena ini disebut sebagai hujan asam. Gas H2S dalam tanah
lalu akan mengalami reduksi yang menghasilkan unsur tunggal Sulfur (S) lalu akan
mengalami oksidasi oleh bakteri Thiobacillus denitrificans dan Thiobacillus thiooxidans
menghasilkan SO4. Sesudah itu, SO4 di dalam tanah akan tereduksi kembali menjadi
H2S oleh bakteri Thiobacillus thioparus.
 DAUR AIR
Daur air dimulai dari evaporasi atau penguapan air yang ada di permukaan air laut
karena panas sinar matahari yang kemudian uap air naik ke lapisan atmosfer. Transpirasi
sama dengan penguapan namun ini terjadi pada tanaman yang ada di atas permukaan
tanah. Uap air akan naik ke atmosfer. Kondensasi, uap air tadi kemudian berubah menjadi
partikel titik-titik air dengan ukuran sangat kecil setelah proses penguapan. Kemudian
partikel kecil ini saling berdekatan dan membentuk awan yang semakin tebal dan
menghitam. Presipitasi atau hujan, proses mencairnya awan tadi menjadi butiran air
akibat suhu udara yang tinggi. Dan kemudian jatuh kembali ke permukaan bumi. Runoff,
pergerakan air hujan dari tempat tinggi ke tempat rendah. Pergerakan le reservoir di bumi
seperti danau, sungai, dan laut. Infiltrasi, proses absorsi air hujan ke dalam pori pori air
tanah, tahap ini adalah tahap terakhir dalam siklus hidrologi dimana air akan kembali ke
laut dan memulai tahapan siklus air seperti semula.
2. Sebutkan dan terangkan jenis bioindikator menurut (a) tujuannya (b) kategorinya (c)
kriterianya

MENURUT TUJUANNYA
1. Indikator kepatuhan. Indikator kepatuhan, misalnya atribut populasi ikan
diukur pada tingkat populasi, komunitas atau ekosistem, dan
difokuskan pada isu-isu seperti keberlanjutan populasi atau masyarakat
secara keseluruhan.
2. Indikator diagnostik. Indikator diagnostik dan peringatan dini diukur pada
tingkat individu atau suborganisme (biomarker).
3. Indikator peringatan dini. Indikator peringatan dini berfokus pada tanggapan
cepat dan sensitif terhadap perubahan lingkungan. Akumulasi
bioindikator misalnya kerang, lumut) dibedakan
dari efek toksik bioindikator, dengan efek yang dipelajari pada tingkat
organisasi biologis yang berbeda.

MENURUT KATEGORINYA
(1) Indikator lingkungan: adalah spesies atau kelompok spesies merespons
seperti yg diduga untuk gangguan / perubahan lingkungan (misalnya
pengawal, detektor, eksploiter, akumulator, pemeriksaan biologis
organisme). Sistem indikator lingkungan adalah indikator yang bertujuan
untuk diagnosis keadaan lingkungan untuk pembuatan kebijakan
lingkungan;
(2) Indikator ekologis: adalah spesies yg dikenal rentan terhadap pencemaran,
fragmentasi habitat atau tekanan lingkungan lainnya. Respons dari
indikator ini mewakili komunitas;
(3) Indikator keaneka-ragaman hayati: kekayaan spesies dari taksonomi
indikator digunakan sebagai indikator untuk kekayaan komunitas
spesies. Definisi telah diperluas menjadi "parameter keanekaragaman
hayati yg dapat diukur", termasuk kekayaan, spesies, endemisitas, parameter
genetik, parameter populasi, spesifik dan parameter lanskap.

MENURUT KRITERIANYA
1. Distribusi
Luas, kosmopolitan, berguna untuk perbandingan internasional
2. Karakteristik Ekologis
-Ketepatan: sangat berlimpah dan tersebar luas di suatu jenis
lingkungan tertentu
-Spesifisitas
-Mobilitas terbatas, spesifisitas lokasi
-Variabilitas genetik dan ekologi rendah, yaitu indikator harus sempit
dan spesifik sesuai kebutuhan ekologi dan toleransi
-Posisinya jelas dalam sistem trofik
-Strategi makan yang jelas, yaitu bukan hewan omnivora
-Laju metabolisme konstan, yaitu tidak ada tahapan diapause
-Lama waktu untuk generasi menengah sampai lama
-Posisi jelas dalam satu kompartemen ekosistem
-Pengetahuan yang baik tentang ekologi, fisiologi dan distribusi spesies.
-Posisi ekologis relevan dalam ekosistem (misalnya spesies kunci)
-Sensitivitas: sensitif terhadap polutan spesifik (hanya indikator efek)
3.Keterwakilan
Respons bioindikator harus mewakili respons taksa lain atau bahkan
ekosistem
4. Kepraktisan
-Mudah disampling, disortir dan disimpan
-Taksonominya mudah dan mudah dikenali oleh non-spesialis
-tahan selama penanganan
-Mudah dibiakan dakam laboratirium
-Biaya rendah dan efektivitas tenaga kerja
5. Kepentingan masyarakat
-Relevansinya thd kebijakan atau keputusan managemen (berhub dgn
pengguaan air)
-Kepentingan ekonomi sebagai sumber daya atau hama
-Kepentingannya dalam bidang pertanian atau lingkungan
6. Sebagai Penjaga Lingkungan (kriteria tambahan)
-Organisme tidak terganggu oleh polutan lingkungan
-Spesies harus bisa mengakumulasi dan mengkonsentrasikan toksikan
sampai pada tingkat yang dapat diukur yang melebihi dari
konsentrasi di sekitarnya.
3.Terangakan secara ringkas mekanisme terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim
MEKANISME PEMANASAN GLOBAL
Bumi kita tetap hangat di tengah suhu di luar angkasa yang dingin karena adanya
proses efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini terjadi ketika adanya radiasi matahari
menuju bumi ketika sampai pada atmosfer bumi sebagian dari radiasi tersebut
dipantulkan melalui sinar infra merah dan sebagian lagi diteruskan melalui permukaan
bumi. Panas tersebut dipantulkan oleh permukaan bumi dan sebagian di serap oleh gas-
gas rumah kaca. Penyerapan panas yang dilakukan oleh gas rumah kaca ini menyebabkan
bumi kita menjadi hangat. Namun yang tejadi saat ini dengan bertambahnya gas-gas
rumah kaca membuat bumi menyerap lebih banyak panas dan dan terjadilah apa yang
kita sebut dengan pemanasan global.
MEKANISME PERUBAHAN IKLIM
Perubahan iklim dapat disebabkan oleh pemanasan global, curah hujan yang
meningkat lalu suhu atau temperatur udara yang meningkat mengakibatkan naiknya air
laut yang disebabkan pelelehan gunung es di kutub utara.

4.Berilah contoh konkrit dari dampak pemanasan global dan perubahan iklim terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan.
Dampak dari perubahan iklim untuk masalah kesehatan manusia adalah
meluasnya penyakit. Karena suhu bumi menjadi lebih hangat, ini dapat mempengaruhi
kesehatan manusia dan meluasnya penyakit yang mereka hadapi. Dengan peningkatan
curah hujan, penyakit yang terbawa air cenderung menyebar, seperti penyakit malaria,
demamberdarah.
Selain itu, perubahan iklim menjadi salah satu penyebab terjadinya kebakaran
hutan. Walaupun kebakaran hutan adalah kejadian alami, namun dengan bertambahnya
jumlah karbon dioksida di udara, dan musim panas yang lebih panas, menyebabkan
kebakaran hutan lebih mudah dan sering terjadi. Kebakaran hutan yang lebih sering terus
muncul dalam jumlah besar setiap tahun, seperti di Indonesia, australia dan amerika.
Setiap kali api membakar, semakin sedikit oksigen yang ada untuk melawan jumlah
karbon dioksida yang berbahaya yang dilepaskan ke atmosfer. Gas karbon dioksida dapat
menyebabkan asma dan gangguan pernapasan, selain itu juga merusak habitat satwa.
A) Pulau-pulau yang menghilang atau tenggelam karena pemanasan global
 Pulau Tebunginako di Kiribati
 Mioswekel di Papua
 Pulau Betet
 Pulau Gundul
 Pulau Solomon
 Pulau Gosong Sinjai di NAD

Anda mungkin juga menyukai