MAKROSOMIA
ASFIKSIA
ERBS PALSY
NEONATAL INFEKSI
MAKROSOMIA ASFIKSIA
NEONATAL
ERBS PALSY
INFEKSI
MAKROSOMIA
MAKROSOMIA
Definisi
• American College of Obstetricians and Gynecologists
bayi dengan BBL > 4000 gram
FAKTOR RESIKO
Diabetes
Mellitus
Obesitas
Faktor genetik
Ibu
Riwayat Pertambahan
melahirkan bayi berat badan
makrosomia berlebih
Usia
kehamilan Kecukupan gizi
Pada kasus, BMI >30 seharusnya 5-9 kg, namun ibu pasien naik 25 kg.
PATOFISIOLOGI
trimester hiperglikemia
hiperinsulinemi
a pada janin
I
HPL dan
Prolaktin transfer
meningk glukosa ibu makrosomia
ke janin
at
hPL +
Prolaktin
hiperglikem
memicu
resistensi ia relatif
insulin
GAMBARAN KLINIS
Badan
wajah montok
berubi dan
bengkak
Organ
Kulit
internal Lemak
kemer Plasenta
membesar tubuh
ahan dan tali
(hepatosplen banyak
omegali, pusat lebih
spenomegali, besar dari
kardiomegali rata-rata
)
DIAGNOSA
Penilaian
faktor risiko
Pemeriksaan
3 metode fisik dengan
utama manuver
Leopold
Pemeriksaan
dengan USG
pengukuran
Diagnosa pasti BB setelah
bayi lahir
• bersihkan jalan nafas.
• potong tali pusat dan perawatan tali
pusat.
• lakukan inisiasi menyusui dini
• bersihkan badan bayi dengan kapas
PENATALAKSANA baby oil/minyak.
AN • memberi obat mata.
• memberi injeksi vitamin K
• bungkus bayi dengan kain hangat.
• kaji keadaan kesehatan bayi dengan
makrosomia dengan mengobservasi
keadaan umum dan vital sign serta
periksa kadar glukosa darah.
• terapi sesuai komplikasi yang
dialami bayi
KOMPLIKASI
janin
ibu
infeksi
perdarahan distosi Asfiks
post partum
post
a bahu ia
partu
m
robekan trauma
perineu rupur pleksus Kematian krn Patah
uterus tulang
m/ &
brakialis komplikasi
sfingter serviks hipoglikemia,
anus hipokalsemia
,
hiperviskosit
as,
hiperbilirubin
HIPOGLIKEMIA
Glukosa darah kurang
dari 25 mg/dl atau
terdapat tanda Glukosa darah 25-
hipoglikemia. 45 mg/dl tanpa
Jika kadar glukosa tanda hipoglikemia
• Berikan glucose 10 darah 25 - 45 mg/dl • Anjurkan ibu
% 2 ml/Kg secara • lanjutkan infus dan
intravena, bolus menyusui.
ulangi pemeriksaan • Pantau tanda
pelan dalam 5 kadar glukosa darah
menit hipoglikemia.
setiap 3 jam sampai • Periksa kadar
• periksa kadar kadar glukosa
glukoae darah satu glukosa darah
mencapai 45 mg/dl dalam 3 jam atau
jam setelah bolus atau lebih
glukose. Jika kadar sebelum
• Apabila kadar pemberian
glukosa darah glukosa darah 45
masih kurang dari minum
mg/dl atau lebih • Jika masih rendah
25 mg/dl, ulangi dalam 2 kali
bolus glukosa dan dapat di berikan
pemeriksaan susu formula
lanjutkan berturut turut,
pemberian infus lakukan
pemeriksaan tiap 12
jam sebanyak 2 kali
pemeriksaan.
Hipokalsemia
Pasien asimptomatik Cukup diberikan terapi oral dengan
menambahkan Ca Glukonas 10% dalam susu formula hingga kadar
kalsium dalam serum normal. Terdapat gejala seperti letargi, susah
minum, muntah, distensi abdominal.
udara
Cairan
paru-
paru
janin
(Activitys)
Pernafasan Tidak ada Menangis lemah / Menangis kuat
(Respiratory) terdengar seperti
meringis atau
mendengkur
PENATALAKSANAAN
Epinefrin : TERAPI MEDIKAMENTOSA
• Indikasi:
• Denyut jantung bayi <60x/m setelah paling tidak 30 detik dilakukan
ventilasi adekuat dan kompresi dada belum ada respons.
• Asistolik.
• Dosis: 0.1-0.3 ml/kg BB dalam larutan 1:10.000 (0.01 mg-0.03 mg/kg
BB)
• Cara: IV atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.
Indikasi:
• Asidosis metabolik secara klinis ( napas cepat dan dalam, sianosis)
• Prasyarat: Bayi telah dilakukan ventilasi dengan efektip
• Dosis: 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/KgBB (4.2%) atau 1 ml /kgbb (7.4%)
• Cara: Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5% sama banyak
diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit.
• Efek samping: Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari
bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak.
KOMPLIKASI
Sistem Pengaruh
faktor
faktor
saat
maternal
kelahiran
faktor dari
janin
OBPP
avulsi ruptur
neurapraksi
neuroma
a
GEJALA DAN TANDA
PENATALAKSANAAN
• Infeksi yang terjadi pada bayi baru lahir ada dua yaitu: early infection
(infeksi dini) dan late infection (infeksi lambat). Disebut infeksi dini
karena infeksi diperoleh dari si ibu saat masih dalam kandungan
sementara infeksi lambat adalah infeksi yang diperoleh dari lingkungan
luar, bisa lewat udara atau tertular dari orang lain.
JENIS NEONATAL
85% 24 hours
Early 5 % 24 – 48 hours
10% 48 – 72 hours
Sepsis berat
Infeksi proven bula disfungsi Syok seotik
infection bila organ hipotensi
bakteri kardiovaskuler sistolik < 65
penyebab Sepsis SIRS disertai mmHg
ditemukan dan disertai infeksi gangguan neonates < 7
suspect terbukti/ napas akut hari; < 75
infection bila tersangka atau gangguan mmHg pada
sindroma klinis 2 organ lain neonatus > 7
(gejala dan neurologi, hari
penunjang) hematologi,
urogenital,
hepatologi
DIAGNOSIS
laboratoriu
Anamnesis
m
Faktor
Gejala klinis
resiko
FAKTOR RISIKO IBU
Ibu febris
Partus macet
Partus lama
Partus
prematurus
Amnionitis;
kolonisasi
Streptococcus Beta
hemolythicus
Air ketuban
hijau, keruh, bau
FAKTOR RISIKO NEONATUS
prematuritas
BBLR
Asfiksia
berat
Lesi kuli/
Respirator mukosa
y Distress selama
Syndrome Tindakan persalinan
resusitasi
agresif
FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN
Penggunaan
Partus
alat-alat
tindakan
invasif
Penolong
persalinan
kurang higenis
SKORING FAKTOR RISIKO INFEKSI
NEONATUS GUPTE 2003
No Faktor Skor
1 Prematuritas 3
2 Cairan amnion yang berbau 2
busuk
3 Ibu demam 2
4 Asfiksia (Apgar I < 6) 2
5 Partus lama 1
6 Pemeriksaan vagina 2
yang tidak bersih
7 Ketuban pecah dini 1
Skrining sepsis dilakukan pada skor 3-5; skor > 5 dipertimbangkan pemberian terapi
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis bergantung pada virulensi mikroorganisme dan respon inflamasi
tubuh terhadap mikroorganisme tersebut.
Tidak
letargi
spesifik
Malas
rewel
minum
GEJALA KLINIK SPESIFIK
DIC
Takipneu, Vasodilatasi, SGOT,
(pembentu
hipoksemi hipoperfusi SGPT,
kan
Gangguan a, renal, ATN, bilirubin
tombus
koagulasi, alkalosis uropati serum,
mikrovasku
hipotensi, respiratori obstruktif, ammonia,
ler &
gg. Perfusi k, ARDS nefritis ALP
inhibisi
jaringan -> perlu interstitialis, fibrinolisis)
pemeriksa rabdomiolisis, peningkata
an BGA glomerulonefri n PT, APTT,
tis, hingga D-Dimer
gagal ginjal dan produk
akut -> BUN pemecaha
atau ureum n
creatinin di fibrinogen
Indonesia
ILUSTRASI KASUS
IDENTITA
S
Keluhan utama :
Bayi lahir tidak
langsung menangis
Sebelum MRS RPS
Ibu G2P1A0 hamil 40 minggu + 1 hari. BB
170 kg, TB 160 cm. BB sebelum hamil 145
kg. Pasien awalnya datang ke bidan
tanggal 18/10/2018 pukul 18.00 dengan
keluhan keluar darah dengan tekanan
darah 150/100 mmHg dan pembukaan 1
Masuk RS
cm. Pasien di bawa ke Puskesmas pukul
Pasien masuk ke PONEK
20.00 dan di cek protein urin dengan hasil
RSUD Dr. Soeselo Slawi
(+) 3. Kemudian pasien di rujuk ke PONEK
pada tanggal
RSUD Dr. Soeselo Slawi karena PEB.
18/10/2018 pukul 22.00
dengan pembukaan 4
cm. TFU 40 cm, Leopold:
puki, presentasi kepala.
JTHIU. DJJ 132x/ menit.
Kala I lama.
Pada tanggal 19/10/2018, bayi perempuan aterm
lahir spontan dengan Vacum Ekstraksi atas
indikasi Bayi besar dan PEB. APGAR Score 7-8-9.
Nadi 160 x/ menit. Pernapasan spontan teratur
68x/ menit. Tonus sedang. Menangis merintih
dengan rangsangan. Warna merah jambu
dengan ujung – ujung biru. Reflek gerakan
sedikit.
RPK
• Riwayat Ibu menderita PEB TD 150/100 mmHg
dengan proteinuria (+) 3, obesitas. Diabetes
Mellitus, asma, hipertensi, penyakit jantung
sebelum hamil disangkal.
Data Antropometri
Berat badan : 4500 g
Tinggi badan : 50 cm
Z SCORE : WAZ : 2,49 WHZ : 3,08
HAZ : 0,46 BMI : 3,22
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Sistematis
Kepala
Bentuk dan ukuran mesocephal, terdapat caput succadaneum, terdapat cephal
hematom , ukuran lingkar kepala 37 cm, ubun- ubun besar datar
tidak menutup.
Rambut & Kulit rambut hitam terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, kulit
kepala kepala tidak ada kelainan,
Mata Matasklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil bulat,
isokor, refleks cahaya positif normal di kedua mata, kornea jernih.
Telinga Serumen -/-, sekret -/-
Hidung Septum ditengah, sekret -/-, napas cuping hidung
(-) darah menetes (+),stolsel (-)
Mulut :
Bibir tidak tampak labioschizis, tidak tampak palatoschizis, bibir tidak
sianosis, bibir tidak kering
Leher Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening.
Thorax
Thorax
Paru-paru I : Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostal (-), pernafasan torakoabdominal, sela
iga melebar (-), pembesaran KGB axilla (-/-)
P : Stem fremitus paru kiri = kanan
P : Sonor di kedua lapang paru
A : Bunyi nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung I :Ictus cordis tidak terlihat
P :Ictus cordis tidak teraba
P : batas kanan : Linea sternalis dextra ICS V
Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas kiri : ICS V Linea midclavicularis sinistra
A : bunyi jantung I dan II reguler, tidak ada murmur, tidak ada gallop
Abdomen
Inspeksi perut datar, venektasi (-), caput medusae (-)
Palpasi Teraba soefel, massa (-), hepar/ lien tidak teraba
Perkusi Timpani pada seluruh lapang abdomen
Auskultasi Bising usus (+) normal
Tulang Belakang Spina bifida (-)
Genitalia Perempuan, tidak ada kelainan
Anus Lubang intak, tidak tampak massa yang keluar dari anus, perianal rash (-)
Anggota gerak Akral hangat, capillary refill time < 2 detik, lesi kulit (–), sianosis (-), edema (-), petechiae
(+), purpura (+)
Lemah pada anggota gerak atas sebelah kiri.
Kulit Tidak pucat, tidak sianosis, tidak ikterik, turgor baik.
• Pemeriksaan Reflek Primitif
• Refleks Moro (+/menurun)
• Reflek Palmar grasp (+/menurun)
• Reflek Plantar grasp (+/+)
• Refleks rooting (+)
• Reflek nouting (+)
• Reflek Tonic Neck (+)
LABORATORIUM (15/09/18)
Parameter Jumlah Satuan Nilai Rujukan
4. Hematokrit 66 % 44-72%
O2 2 liter/ menit
Infus D10% 8 miiliter/jam
Inj. Cefotaxim 2x225 mg
Inj. Dexamethason 3x1,5 mg
Inj. Piracetam 3x 100 mg
Inj sibital 60mg dilanjut 3x10 mg
Diet sonde 8x10 ml ASI perah
KASUS TEORI
Definisi
Berat bayi 4500 gr Berat Bayi >4000 gram
Komplikasi Komplikasi
Ibu: robekan jalan lahir Ibu: robekan , perdarahan,
Bayi: Asfiksia ringan, Erbs gangguan struktur tulang
Palsy, Hipoglikemia panggul
Bayi: Distosia bahu,
asfiksia, brachial palsy,
fraktur clavicula,
hipoglikemia,
hipokalsemia,
hiperviskositas
D10 % 8mililiter/jam
Penatalaksanaan
Asuhan perawatan
persalinan normal.
Mengobati jika ada
komplikasi.
KASUS TEORI
Preeklampsia dan
eklampsia
Perdarahan antepartum
abnormal
Partus lama atau macet
Demam
Infeksi berat
Kehamilan lebih bulan
KASUS TEORI
Asfiksia ringan
KASUS TEORI