Anda di halaman 1dari 26

FISIOLOGI

HEWAN AIR
“PENYU”
KELOMPOK 11 :
 Dewi Intan Permatasari Ramdhani 230110180137
 Nabila Marissa Farhah 230110180156
 Muhamad Fitra Ramadha 230110180163
 Lingga Ananda Riyani 230110180164
FISIOLOGI HEWAN AIR

Fisiologi hewan air adalah Ilmu yang mempelajari


fungsi, mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan
dan sel dari suatu organisme (ikan sebagai hewan air).
Termasuk dalam Fisiologi Hewan Air adalah
Penyesuaian diri terhadap lingkungan (adaptasi),
Metabolisme, Peredaran darah, Respirasi, Reproduksi
dan Pengambilan makanan (nutrisi) (Zaldi, 2010).
FISIOLOGI PENYU
KLASIFIKASI PENYU

Menurut Jatu (2007), taksonomi penyu digolongkan dalam:


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Sauropsida
Order : Testudines
Suborder : Cryptodira
Superfamily : Chelonioidea(Bauer,1893)
Family : Cheloniidae(Oppel,1811)
SISTEM PERNAFASAN
Penyu bernapas menggunakan paru-paru. Namun, pada penyu dan
kura-kura mempunyai alat bantu pernafasan tambahan pada kloaka.

Selain itu, pada penyu terdapat hubungan antara jumlah udara


dalam kantung panjang dan cairan disimpan dalam kandung kemih dan
kantung kloaka.

Dalam hal ini paru-paru penyu menyediakan permukaan yang luas


untuk pertukaran gas dan dalam pendistribusian serta penyerapan
oksigen yang tinggi. Paru-paru penyu yang halus secara ekstensif
diinfiltrasi dengan otot polos dan serat struktural.
Fase Inspirasi dan Ekspirasi
 Fase Inspirasi – Otot tulang rusuk berkontraksi –> rongga dada
membesar –> paru-paru mengembang –> O2 masuk melalui lubang
hidung –> rongga mulut –> anak tekak –> trakea yang panjang –>
bronkiolus dalam paru-paru –> O2 diangkut darah menuju seluruh tubuh.

 Fase Ekspirasi – Otot tulang rusuk berelaksasi –> rongga dada mengecil
–> paru-paru mengecil –> CO2 dari jaringan tubuh menuju jantung
melalui darah –> paru-paru –> bronkiolus –> trakea yang panjang –> anak
tekak –> rongga mulut –> lubang hidung.
SISTEM PEREDARAN DARAH PENYU
Sistem peredaran darah pada penyu merupakan model squamata. Ciri khas
dari sistem ini yaitu hanya memiliki tiga ruang jantung yaitu 1 bilik (ventrikel) dan
2 serambi (atrium).

Right Atrium
Left Atrium

Cavum Ateriosum

Cavum Pulmonale
Cavum Venosum
Sirkulasi peredaran Darah Penyu

Ruang serambi kanan (atrium kanan) yang membawa banyak


karbondioksida (CO2) masuk menuju cavum venosum ventrikel. Serambi
kiri ini terdapat banyak O2 dari paru-paru menuju cavum arteriosum.
Tekanan dalam bilik pada model ini akan menyebabkan tercampurnya darah
yang kaya oksigen dengan darah yang sedikit oksigen pada bilik (ventrikel).
Sehingga kontraksi ini berakibat pada tercampurnya darah miskin oksigen
dan darah kaya oksigen.
SISTEM PENCERNAAN
Saluran pencernaan pada penyu terdiri dari mulut → faring → kerongkongan
yang berdinding tebal → lambung → usus halus → usus besar → kloaka. Dan
kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
SISTEM METABOLISME DAN BIOENERGETIC

Penyu memiliki system metabolisme yang lambat. Mereka membakar


energy lebih lambat mulai dari proses pencernaan makanan. Karena penyu juga
bisa bertahan tanpa makanan dalam waktu yang lama.

Penyu juga tidak membutuhkan energy yang terlalu besar untuk


bergerak, karena mereka bergerak dengan lambat. Metabolisme yang lambat
juga membuat penyu menjadi hewan poikiloterm.
SISTEM OSMOREGULASI PENYU
Di lingkungan dengan konsentrasi cairan yang rendah, osmoregulator akan
melepaskan cairan berlebihan dan sebaliknya. Sebagian besar penyu hanya
menghabiskan 3-6% waktunya untuk berada di permukaan. Kemampuan menyelam
yang hanya dimiliki penyu ditunjang oleh sistem transport oksigen yang efesien dan
memaksimalkan penggunaan simpanan oksigen yang terbatas.
Untuk dapat menghemat air hewan ini menghasilkan zat sisa
bernitrogen dalam bentuk asam urat, sehingga pengeluaran air hanya
sedikit. Saat mengalami dehidrasi di darat penyu mampu memanfaatkan
urin encer yang dihasilkan dan disimpan di kandung kemihnya dengan
cara mereabsorbsi.
SISTEM OTOT PENYU

Penyu merupakan salah satu hewan


reptilia. Untuk bergerak, penyu mempunyai alat
gerak aktif berupa susunan otot-otot dan alat
gerak pasif berupa susunan kerangka. Penyu
mempunyai dua pasang kaki dengan otot yang
kuat untuk merayap, mendayung dan untuk
menggali tanah.
Penyu memiliki alat gerak berupa sepasang flipper (tungkai).
Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung dan flipper
pada bagian belakang berfungsi sebagai alat kemudi.

Otot-otot kulit, kepala, leher, dan kaki tumbuh dengan baik.


Segmentasi otot jelas pada kolum navertebralis dan rusuk (Sonic, 2008).
Gerakan otot kurang berkembang di bagian badan dikarenakan adanya
tempurung karapaks dan plastron, hanya pada bagian leher dan
keempat kakinya otot tersebut berkembang dengan baik karena
gerakannya tidak dibatasi tempurung.
SISTEM SARAF PENYU

Sistem saraf dari penyu terdiri dari otak, saraf dan sumsum tulang belakang.
SUSUNAN SARAF
 Saraf Pusat

Penyu memiliki cairan serebrospinal yang berfungsi sebagai berikut:


• Menyerap goncangan akibat benturan dari luar terhadap kepala dan tulang
belakang.
• Menerima sisa – sisa metabolisme dari otak dan sumsum tulang belakang.
• Menghantarkan zat makanan ke jaringan sistem saraf pusat.
 Saraf Tepi
12 pasang urat saraf otak (kranial)
• Merupakan pasangan – pasangan urat saraf yang keluar dari otak, berhubungan erat
dengan otot panca indra, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit.
• Sifatny ada yang sensoris saja misalnya saraf pembau, saraf pendengaran, dan saraf
penglihatan.
• Bersifat majemuk misalnya saraf muka dan saraf perantau / kembara.
 Saraf Tak Sadar
• Merupakan saraf yang menghubungkan pusat saraf dengan otot jantung, pembuluh darah, usus,
kelenjar dan organ dalam lainnya.

• Terdiri dari saraf simpatik dan parismatik yang pada umumnya bekerja secara berlawanan /
antagonis.

 Saraf Simpatik  Saraf Parasimpatik


• Mempercepat denyut jantung • Memperlambat denyut jantung
• Mempelebar pembuluh darah • Mempersempit pembeluh darah
• Melebarkan pupil • Mengecilkan pupil
• Menghambat sekresi dan peristaltic • Merangsang sekresi dan peristaltic
lambung lambung
• Mengerutkan penyu • Mengembangkan penyu
SISTEM SENSORI PENYU
 Indra Penciuman
Penyu memiliki kuncup-kuncup perasa pada lidah namun tidak dapat dijjulurkan.
Penyu menciumi air dengan cara membuka mulut sedikit, menghirup air ke hidung, dan
mengeluarkannya melalui mulut. Organ olfaktorius terdapat pada hidung.

 Indra Penglihatan
Indra penglihatan penyu menggunakan mata. Penyu memiliki kelenjar lakrimal
yang berfungsi berfungsi untuk melindungi kornea atau lensa dari kekeringan ketika berada
di darat. Pada mata juga terdapat membran niktitan yang berfungsi untuk melindungi mata
pada saat berenang di air, membran ini terletak di sudut anterior mata.
 Indra Pendengaran
Penyu dapat mendengarkan suara namun kurang begitu baik, Telinga, memiliki
membran timpani pada bagian dalamnya, dilanjutkan dengan telinga tengah dan telinga
dalam, dan tidak memiliki daun telinga.

 Indra Peraba
Penyu memiliki saraf yang tersebar di permukaan tempurung mereka. Berarti,
mereka dapat merasakan apapun yang menyentuh mereka.
SISTEM ENDOKRIN PENYU
Kelenjar pada penyu:
• Gland Tiroid: Mengatur detak jantung, metabolisme dan reproduksi.
• Pankreas: Membuat insulin (menyebabkan sel mengambil glukosa dari
darah dan menyimpannya sebagai glikogen) dan glukagon (menyebabkan
sel melepaskan glukosa yang disimpan kedalam aliran darah).
SISTEM REPRODUKSI PENYU
1. Perkawinan 3. Pertumbuhan Embrio

2. Perilaku Peneluran
4. Proses Penetasan

5. Tukik Menuju Laut


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai