Merawat Pasien Dengan Risiko Perilaku Kekerasan/ Marah
Oleh: Perawat Ruang Belibis
RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM
SAMARINDA TAHUN 2018 SASARAN PENYULUHAN
1. Keluarga pasien/ pengunjung
di poliklinik RSJD AHM TUJUAN PENYULUHAN
Diharapkan keluarga mampu:
Mengenal dan memahami tentang
masalah keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan (RPK) / marah yang dialami oleh pasien.
Memahami perawatan pasien di rumah
WAKTU & TEMPAT PENYULUHAN
HARI, TGL : JUM’AT, 04 Mei 2018
JAM : 08.30 – 09.00 WITA
TEMPAT: RUANG TUNGGU POLIKLINIK
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian, jenis, penyebab, proses terjadinya dan
perilaku yang muncul dari RPK/ Marah;
2. Kemampuan dalam merawat pasien RPK / Marah;
3. Keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien
dengan masalah RPK / Marah di rumah;
4. Peran keluarga sebagai sistem pendukung yang
efektif untuk pasien dengan RPK / Marah. PENGERTIAN Risiko Perilaku Kekerasan / Marah RISIKO PERILAKU KEKERASAN / MARAH merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan secara verbal dan fisik.
MARAH tidak harus memiliki tujuan khusus.
Marah lebih menunjuk kepada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu yang biasanya disebut dengan perasaan marah. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. EKSPRESI MARAH yang segera karena sesuatu penyebab adalah wajar dan hal ini kadang menyulitkan karena secara kultural ekspresi marah tidak diperbolehkan. Oleh karena itu marah sering diekspresikan secara tidak langsung.
MARAH adalah pengalaman emosi yang kuat dari individu
dimana hasil/tujuan yang harus dicapai terhambat.
KEMARAHAN yang ditekan atau pura-pura tidak marah
akan mempersulit sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal. Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya. JENIS Risiko Perilaku Kekerasan / Marah PERILAKU KEKERASAN VERBAL Contohnya: marah-marah, berteriak-teriak, mengancam, memaki, dan lainnya. PERILAKU KEKERASAN NON-VERBAL/ FISIK Contohnya: memukul benda, memukul orang lain, membanting pintu/ barang, melempar piring/ gelas, menyakiti binatang, dan lainnya PENYEBAB Risiko Perilaku Kekerasan / Marah PENYEBAB KEMARAHAN adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi.
BEBERAPA FAKTOR yang mempengaruhi terjadinya
kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang tidak terpenuhi.
FRUSTASI: sesorang yang mengalami hambatan dalam
mencapai tujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas, jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan. HILANGNYA HARGA DIRI: pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.
KEBUTUHAN AKAN STATUS DAN PRESTISE:
Manusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya. PROSES TERJADINYA Risiko Perilaku Kekerasan / Marah RESPON TERHADAP MARAH dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu :
- Mengungkapkan secara verbal
- Menekan - Menantang
Dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah konstruktif
Sedang dua cara yang lain adalah destruktif.
Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan
rasa bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan dan akan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan ngamuk. GEJALA Risiko Perilaku Kekerasan / Marah KEMARAHAN DINYATAKAN DALAM BERBAGAI BENTUK, ada yang menimbulkan pengrusakan, tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa. GEJALA-GEJALA atau perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam keadaan marah diantaranya adalah ;
Perubahan fisiologik : Tekanan darah meningkat, denyut nadi dan
pernapasan meningkat, pupil dilatasi, tonus otot meningkat, mual, frekuensi buang air besar meningkat, kadang-kadang konstipasi, refleks tendon tinggi.
Perubahan emosional : Mudah tersinggung , tidak sabar, frustasi,
ekspresi wajah nampak tegang, bila mengamuk kehilangan kontrol diri.
Perubahan perilaku : Agresif pasif, menarik diri, bermusuhan, sinis,
curiga, mengamuk, nada suara keras dan kasar. Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Pasien Risiko Perilaku Kekerasan / Marah KELUARGA MENGENALI RPK/ MARAH YANG DIALAMI PASIEN MELIPUTI:
* Jenis RPK/ Marah
* Penyebab RPK / Marah
* Proses Terjadinya RPK / Marah
* Gejala / Perilaku Yang Muncul dari
RPK / Marah KELUARGA MENGENAL 5 (LIMA) CARA KEPERAWATAN YANG TELAH DIAJARKAN KEPADA PASIEN DALAM MENGONTROL RPK/ MARAH YANG MUNCUL, YAITU:
1. Pasien akan melakukan cara
”Menarik Nafas Dalam”
2. Pasien akan melakukan cara
”Memukul Bantal atau Kasur”
3. Pasien akan melakukan cara
”Berbicara yang baik dan sopan jika meminta sesuatu atau menolak sesuatu” KELUARGA MENGENAL 5 (LIMA) CARA KEPERAWATAN YANG TELAH DIAJARKAN KEPADA PASIEN DALAM MENGONTROL RPK/ MARAH YANG MUNCUL, YAITU:
4. Pasien akan segera
”Beristigfar, Mengambil Air Wudhu, Melakukan Sholat atau Kegiatan Spiritual sesuai agamanya”
5. Pasien juga akan meminta kepada keluarga
‘’ obat-obatan untuk mengurangi gejala RPK/ Marah yang muncul. Keterlibatan Keluarga Dalam Perawatan Pasien Dengan Risiko Perilaku Kekerasan / Marah KELUARGA TERLIBAT MEMBANTU PASIEN DALAM MELAKUKAN EMPAT CARA KEPERAWATAN MENGONTROL RPK/ MARAH YANG TELAH DIAJARKAN.
1. Dihadapan anak Bapak/Ibu, dukung dan berikan pujian jika
pasien melakukan cara-cara menahan marah seperti ”Menarik nafas dalam, Memukul bantal kasur, Cara spiritual”.
2. Dihadapan anak Bapak/Ibu, dukung dan berbicara yang lembut
dan pernuh kasih sayang karena pasien telah diajarkan untuk ”Berbicara yang baik dan sopan jika meminta sesuatu atau menolak sesuatu”
3. Jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun dan sendiri,
upayakan ada orang yang mau bercakap-cakap dengannya. KELUARGA TERLIBAT MEMBANTU PASIEN DALAM MELAKUKAN EMPAT CARA KEPERAWATAN MENGONTROL RPK/ MARAH YANG TELAH DIAJARKAN.
4. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-
sama. Tentang kegiatan tersebut, perawat telah melatih anak Bapak/Ibu untuk membuat jadual kegiatan sehari-hari.
5. Tolong Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya dan berikan pujian
jika dia telah melakukan.
6. Bantu anak Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan
menghentikan obat tanpa konsultasi.
7. Terkait dengan obat ini, perawat juga sudah melatih anak
Bapak/Ibu untuk minum obat secara teratur. Jadi bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali. Peran Keluarga Sebagai Sistem Pendukung Yang Efektif Untuk Pasien Risiko Perilaku Kekerasan / Marah PERAN KELUARGA SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG YANG EFEKTIF UNTUK PASIEN ADALAH DENGAN MEMPERHATIKAN HAL-HAL LEBIH LANJUT ADALAH PERILAKU YANG DITAMPILKAN OLEH ANAK BAPAK/IBU SELAMA DI RUMAH.
1. Jika anak Bapak/Ibu terus menerus berperilaku marah
bahkan mengamuk dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak obat/ memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, segera hubungi Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/ Ibu.
2. Jika tidak teratasi, sebaiknya segera dibawa ke Rumah Sakit.
3. Untuk kelanjutan perawatan anak Bapak/ Ibu, perawat Rumah
Sakit dapat membantu memantau perkembangan anak Bapak/Ibu selama di rumah.
4. Jangan lupa selalu memberikan pujian atas berbagai