Anda di halaman 1dari 9

HOMO LUDENS DALAM

PANDANGAN ISLAM
Disusun oleh :
Azkia Qurattu A (150610130013)
Fikia Doe’ana M (150610130134)
Hari Baku Pangestu (150610130130)
Karima Zahra S (150610130160)
PENGERTIAN HOMO LUDENS
Homo ludens, menurut Johan Huizingga,
seorang filsuf Belanda artinya Man the player
atau playing man. Naluri untuk bermain ini
tetap melekat sejak anak sampai orang tua.
Dan naluri ini bahkan telah ditangkap oleh
pebisnis kelas dunia. Salah satu contoh yang
paling spektakuler adalah permainan sepak
bola. Di situ bertemu sekian banyak variabel.
Ada unsur hobi,bisnis, seni ,nasionalisme,
politik, perang festival, rekreasi, dan sekian
banyak variabel lain.
HOMO LUDENS MENURUT AGAMA
ISLAM

Pembahasan mengenai homoludens dalam


islam merupakan hal yang urgent dalam
Agama Islam, yaitu dimana manusia itu
makhluk yang senang menciptakan
permainan. Hidup ini tidak saja diisi
dengan bekerja, tetapi juga bermain.
Bahkan bagi sekelompok orang, bekerja
dan bermain itu telah menyatu, bagaikan
gula telah menyatu dengan air di dalam
gelas, seperti halnya atlet dan seniman.
 Namun rupanya saat ini pembahasan
masalah homoludens dalam islam kurang
diketahui masyarakat, karena
kencenderungan masyarakat yang focus
dengan kesibukan hidup yang begitu banyak,
sehingga urusan-urusan dunia menjadi suatu
hal yang menyita perhatian manusia
daripada hal-hal lainnya, termasuk masalah
keagamaan, sehingga kita dapatkan banyak
sekali penyimpangan demi penyimpangan
yang terjadi di tengah-tengah umat Islam
 dengan keadaan yang semakin hari
semakin buruk ini rupanya lambat laun
akan menyadarkan kita semua akan
pentingnya peran agama Islam sebagai
agama yang tidak mengatur urusan
akhirat saja, namun juga dalam mengatur
urusan-urusan duniawi, yang menjadikan
aqidah sebagai landasan berfikirnya.
DAMPAK NEGATIF HOMO LUDENS

 Manusia sebagai homo ludens juga


ditangkap oleh pencipta teknologi telepon
genggam dan komputer. Di mana-mana
orang bisa hanyut asyik bermain-main
dengan fitur yang tersedia dalam telepon
genggam, yang menyajikan sekian ragam
permainan yang selalu berkembang dari
tahun ke tahun.
 Terkadang permainan ini sampai ke dunia
yang lebih dalam seperti dunia politik dan
merugikan bangsa. Haus kemenangan,
popularitas, dan uang merupakan
pemicunya
 Kebiasaan bermain ini terkadang
membuat kita lupa akan Allah SWT
PENUTUP
 Kesimpulannya adalah, homoludens memang naluri
manusia secara alamiah, dan tidak mungkin ada
manusia yang tidak memilikinya. Homoludens sendiri
termasuk bagian dari hidup kita semua karena
disamping memiliki homoludens, manusia pun
mempunyai rasa bosan, oleh karena itu diimbangi
dengan homoludens.
 Namun yang harus dipahami, homoludens harus
ada pada porsi yang cukup. Kembali ke hakikat hidup
bahwa yang berlebihan tentulah tidak baik. Maka dari
itu, ambil lah sisi positif dari homoludens agar hidup
ini tertata serta berpegang teguh kepada Allah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai