BERDASARKAN: 162/PMK.05/2013
PER-3/PB/2014
S
A Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM)
L
I
N
G
U Bendahara Penerimaan,
J
2
I Bendahara Pengeluaran, dan BPP
SEJARAH BENDAHARA
(MASA KOLONIAL BELANDA)
Sistem yang berlaku adalah desentralisasi kas, sehingga kas berada di tangan departemen
masing – masing. Proses penyelesaian tagihan dilakukan melalui proses pengujian oleh
ordonator, yang kemudian dilaksanakan pembayarannya oleh bendaharawan bila semua
persyaratan terpenuhi.
Bendahara memegang Uang-uang Untuk Diperhitungkan (UUDP) untuk mempercepat
proses pembayaran dan melakukan pembayaran pengeluaran yang tidak begitu besar.
Prosedur UUDP merupakan penyimpangan terhadap prinsip yang berlaku umum karena
kekuasaan ordonansering dan kekuasaan bendahara tercampur.
Untuk melakukan pembayaran atas perintah yang diterbitkan oleh kepala pemerintahan
daerah dibentuklah instansi yang bertindak sebagai bendahara untuk seluruh departemen
di daerah yang diberi nama Centraal Kantoor voor de Comptabiliteit (CKC), yang seluruh
pegawainya berasal dari departemen keuangan dan sebagai kasir negara dibentuklah ‘s
Landskas (Kas Negara).
3
SEJARAH BENDAHARA
(MASA SEBELUM UU NO 1 TAHUN 2004)
UUD Tahun 1945 membawa perubahan yang mendasar dalam sistem administrasi
keuangan negara. Sistem desentralisasi yang sebelumnya dilaksanakan pada masa
penjajahan dirubah menjadi sistem sentralisasi.
Menteri Keuangan, merupakan penguasa tunggal di bidang keuangan bertindak sebagai
ordonator bagi seluruh departemen dan sekaligus merupakan pemegang kas umum
negara.
Hal ini membawa dampak pada penyatuan kas umum yang dulunya berada di setiap
departemen dan dikelola oleh bendahara. Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya
pergeseran fungsi pemegang kas umum yang dulu berada di tangan bendahara masing-
masing departemen ke tangan menteri keuangan yang dilaksanakan oleh KPKN.
Oleh karena itu, maka di setiap departemen tidak lagi terdapat fungsi bendahara yang
menangani kas umum. Orang yang berada pada setiap departemen adalah para pegawai
yang bertugas mengelola UUDP (kini dikenal dengan nama UP), yang sebenarnya tidak
memiliki kualifikasi sebagai bendahara. 4
SEJARAH BENDAHARA
(MASA SETELAH UU NO 1 TAHUN 2004)
5
PENGERTIAN BENDAHARA
1. Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama
negara/daerah, menerima, menyimpan, dan membayar/menyerahkan uang atau surat
berharga atau barang-barang negara/daerah.
2. Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan
negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja
kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.
3. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja
kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.
6
BATASAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA
7
TANGGUNG JAWAB BENDAHARA
Bendahara
Penerimaan
LPJ
Kuasa
BUN
Bendahara
BPP
Pengeluaran
LPJ LPJ
Bendahara Penerimaan dan/ Guna kelancaran dapat mengangkat Dapat mendelegasikan kepada:
Pengeluaran BPP
Kepala Kantor/Satker
Jika tidak ada perubahan Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/BPP pada saat pergantian periode tahun
anggaran, Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/BPP tahun anggaran yang lalu masih tetap berlaku
9
SYARAT PENGANGKATAN BPP
10
GUNA KELANCARAN PELAKSANAAN PENERIMAAN, KEPALA KANTOR/SATKER
DAPAT MENUNJUK “PETUGAS PENERIMA SETORAN/PPS”
•Berfungsi untuk:
1.
•menerima uang dari wajib bayar;
•menyampaikan uang yang diterimanya kepada Bendahara
Penerimaan atau langsung menyetorkannya ke Kas Negara atas nama
Bendahara Penerimaan.
• Penyampaian uang oleh petugas ke Bendahara Penerimaan
3.
•Lokasi penerimaan berbeda dengan lokasi tempat Bendahara Penerimaan
berada;
•Beban kerja yang berat dan tidak memungkinkan untuk dilakukan sendiri oleh
Bendahara Penerimaan. 11
SYARAT PENGANGKATAN BENDAHARA
Pemberhentian Bendahara:
1
Uang yang dikelola Bendahara Pengeluaran/ BPP meliputi:
a. UP/TUP;
b. LS kepada Bendahara Pengeluaran (honor, perjadin);
c. Pajak (Bendahara sebagai Wajib Pungut);
d. Uang dari sumber lainnya yang menjadi hak negara, contoh:
PNBP yang dikelola Bendahara Pengeluaran;
e. Uang lainnya (hibah, bansos, dll).
3 Setiap akhir hari kerja, maksimal UP/TUP yang ada di brankas Bendahara
Pengeluaran/BPP adalah Rp 50.000.000,-
4 Bila pada akhir hari kerja UP/TUP melebihi Rp 50.000.000,- maka dibuat Berita
Acara Keadaan Kas.
7 Sedangkan sisa LS kepada Bendahara disetor paling lambat 90 hari kerja dari
tanggal SP2D.
20
PEMBUKUAN BENDAHARA
Dalam hal tidak memungkinkan maka bisa dengan manual tulis tangan/komputer
Pembukuan dilakukan pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu dan Buku Pengawasan
Anggaran 21
PEMBUKUAN BENDAHARA
Dalam hal Bendahara mengelola valuta asing, Bendahara membuat catatan atas
keadaan kurs transaksi penyetoran ke kas negara
Apabila Bendahara mengelola valas, pembukuan dilakukan terpisah untuk setiap valas
namun dituangkan dalam 1 LPJ Bendahara
22
LAPORAN (A)
23
LAPORAN (B)
Uang Persediaan
LS Bendahara
Lain-Lain
25
PEMERIKSAAN KAS BENDAHARA
• Pemeriksaan dilakukan oleh: KPA atau PPK atas nama KPA untuk Bendahara
Pengeluaran/BPP, Kepala Satker/pejabat yang bertugas melakukan pemungutan
1 penerimaan negara untuk Bendahara Penerimaan
• Pemeriksaan kas dilakukan dalam hal: (i) terjadi pergantian bendahara, (ii) dilakukan
rekonsiliasi internal, dan (iii) sewaktu-waktu.
2
•Hasil pemeriksaan kas dituangkan dalam Berita Acara dan memuat: kesesuaian kas tunai di
brankas dan rekening dengan pembukuan, penyetoran penerimaan negara/pajak,
4 penjelasan atas selisih.
26
REKONSILIASI INTERNAL
27
APA YANG HARUS DIUJI?
Bendahara Penerimaan:
Jumlah setoran penerimaan negara ke kas negara &
saldo penerimaan negara yang belum disetor ke kas
Rekonsiliasi negara
internal
dilakukan
untuk
meneliti Bendahara Pengeluaran:
kesesuaian Saldo UP/TUP dan saldo selain UP/TUP
atas:
28
Berita Acara
Dalam hal tanggal 10 hari libur maka penyampaiannya pada hari kerja sebelumnya.
31
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA
LPJ Bendahara
32
VERIFIKASI LPJ Bendahara
Atas Daftar LPJ Bendahara dari KPPN, Kanwil DJPBN melakukan pemeriksaan dalam
hal:
a. Perbedaan jumlah LPJ Bendahara yang diterima dengan yang seharusnya
b. Nilai jumlah pada saldo kas dengan saldo pada Saldo Penerimaan dan
Penyetoran
c. Nilai BP UP dengan Jumlah UP
Atas Daftar LPJ Bendahara dari KPPN, Kanwil DJPBN menyusun Rekapitulasi LPJ
Bendahara per Bagian Anggaran tingkat Wilayah dan menyampaikannya ke Dit. PKN
paling lambat 20 hari kerja bulan berikutnya.
36
VERIFIKASI LPJ BENDAHARA OLEH PKN
Atas Rekapitulasi LPJ Bendahara per Bagian Anggaran tingkat Wilayah dari Kanwil
DJPBN, Dit. PKN melakukan pemeriksaan atas:
a. Perbedaan jumlah LPJ Bendahara yang diterima dengan yang seharusnya.
b. Nilai jumlah pada saldo kas dengan saldo pada Saldo Penerimaan dan
Penyetoran.
c. Nilai BP UP dengan Jumlah UP.
Atas Rekapitulasi LPJ Bendahara per Bagian Anggaran tingkat Wilayah dari Kanwil
DJPBN, Dit. PKN menyusun Rekapitulasi LPJ Bendahara per Bagian Anggaran tingkat
Nasional
37
ALUR LPJ BENDAHARA
Pembinaan
Verifikasi
BPK 38
SANKSI
39
Terima Kasih
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Pengelolaan Kas Negara