Anda di halaman 1dari 42

EJAAN

Oleh :
Didit prasetyo (130210102066)
Mohammad iqbal sulthoni (130210102068)
Definisi Ejaan

Ruang Lingkup Ejaan

Macam-macam Ejaan

EYD

NEXT
DEFINISI EJAAN :
 Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah
pelambangan bunyi bahasa, pemisahan,
penggabungan, dan penulisannya dalam suatu
bahasa.
 Secara teknis dapat dikatakan bahwa ejaan
adalah aturan penulisan huruf, kata, unsur
serapan, dan tanda baca.
 Berbeda dengan mengeja yang berarti melafalkan
(mengucapkan) huruf-huruf yang ada pada kata
atau frase.
X
RUANG LINGKUP EJAAN :
 Lambang fonem disertai dengan penulisannya
 Cara menulis satuan-satuan bentuk kata (misalnya:
kata dasar, kata turunan [kata berimbuhan, kata
ulang, kata majemuk], dan kata ganti)
 Cara menulis kalimat, bagian-bagiannya, dan
penggunaan tanda baca

X
MACAM-MACAM EJAAN :
 Ejaan fonetis: ejaan yg berusaha menyatakan setiap
bunyi bahasa (fonem) dengan lambang /huruf. Dlm
ejaan fonetis jumlah lambang yg diperlukan cukup
banyak.
 Ejaan fonemis: ejaan yg berusaha menyatakan setiap
fonem dengan satu lambang atau satu huruf. Dalam
ejaan fonemis jumlah lambang yg diperlukan tidak
terlalu banyak. Dlm BI (EYD) yg digunakan adalah
ejaan fonemis, namun masih terdapat beberapa
fonem yg dilambangkan dg dua tanda (misalnya: ng,
ny, kh, sy).
>>
EJAAN DI INDONESIA :

 Ejaan Van Ophuysen (1901 oleh Ch. A. Van


Ophuysen tercantum dlm Kitab Logat Melajoe.
Berkat pembakuan EVO kedudukan bahasa
Melayu semakin kuat sbg dasar pembentukan
bahasa Indonesia. Pd 28 Oktober 1928 bahasa
Indonesia ditetapkan sbg bahasa persatuan
dalam Sumpah Pemuda. EVO berlaku hingga
1947.

>>
Hal-hal Penting dlm EVO

 Huruf y ditulis j (mis: jakin, saja, dll.)


 Huruf u ditulis oe (mis: doeloe, soerat, dll.)
 Huruf j ditulis dj (mis: radja, djalan, dll.)
 Huruf c ditulis tj (mis: tjara, artja, dll.)
 Gabungan konsonan kh ditulis ch (mis: achir,
chawatir, chusus, dll.)
 Huruf k pd akhir kata atau suku kata ditulis
dengan tanda ( ‘ ) (mis: bapa’, ra’jat, ma’lum, dll.)

>>
 Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
ER disusun untuk menyederhanakan dan
menyempurnakan ejaan yang berlaku
sebelumnya. Ejaan ini diresmikan dan
ditetapkan berdasarkan SK Menteri P&K No.
264/Bhg.A, tanggal 19 Maret 1947.
 Perubahan:
o Oe dirubah menjadi u
o ‘ dirubah menjadi k
o Huruf e (taling dan pepet) tidak dibedakan
o Dll.
>>
Ada 3 rumusan ejaan yang belum
sempat diberlakukan
1. Ejaan Pembaharuan (1957) sebagai tindak lanjut
hasil keputusan KBI II th 1954 di Medan.
2. Ejaan Melindo (1959) disusun atas kerja sama
Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu
(Malaysia).
3. Ejaan LBK (1967) merupakan lanjutan dari
usaha yang dirintis oleh Panitia Ejaan Melindo.

X
EYD

 EYD diresmikan penggunaannya oleh Presiden


pada 16 Agustus 1972 melalui Kepres No. 57
Tahun 1972. EYD sebetulnya merupakan
kelanjutan dari Ejaan LBK.
 Perubahan:
dj menjadi j; tj menjadi c; nj menjadi ny
sj menjadi sy; ch menjadi kh; j menjadi y
GBP EYD
1. Pemakaian Huruf

2. Penulisan Huruf

3. Penulisan Kata

4. Penulisan Unsur
Serapan
5. Penggunaan
Tanda Baca
1. Pemakaian Huruf

A. Huruf Abjad
B. Huruf Vokal
C. Huruf Konsonan
D. Huruf Diftong
E. Gabungan Huruf Konsonan
F. Pemenggalan Kata
Huruf Abjad (alfabet)

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama


A a a J j je S s es
B b be K k ka T t te
C c ce L l el U u u
D d de M m em V v ve
E e e N n en W w we
F f ef O o o X x eks
G g ge P p pe Y y ye
H h ha Q q ki Z z zet
I i i R r er
Huruf Vokal [a, i, u, e, o]
Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf Vokal
Di Awal Di Tengah Di Akhir
a api padi lusa
i itu simpan padi
u ulang pulang ibu
e enak pena sore
emas senang tipe
o oleh kota radio
HURUF KONSONAN
[b,c,d,f,g,h,j,k,l,m,n,p,q,r,s,t,v,w,x
,y,z]
Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf Konsonan
Di Awal Di Tengah Di Akhir
b bahasa sabar sebab
c cahaya kaca -
d dalam padam abad
f fitnah sifat maaf
g garam target balig
h harum mahal murah
j jenis tajam mikraj
k kami makan politik
l lekas malam tebal
m malam demam tanam
n nama tanam hutan
p pandai dapat sedap
q Quran Furqan -
r ramah marah sadar
s salah basah bebas
t terima datar padat
v variasi lava -
w wahana tawar -
x xenon - -
y yakin payung -
z zat Lezat Juz
Huruf Diftong [ai, au, oi ]
Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf Diftong
Di Awal Di Tengah Di Akhir
ai - - pandai
au aula saudara kerbau
oi - boikot amboi
Gabungan Huruf Konsonan
[kh, ng, ny, sy]
Gabungan Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf Konsonan Di Awal Di Tengah Di Akhir
kh khusus makhluk tarikh
ng ngeri bunga tambang
ny nyanyi banyak -
sy syarat masyarakat -
Pemenggalan Kata

 Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan,


pemenggalan dilakukan di antara kedua vokal itu.
 Misal: ma-in; sa-at; bu-ah; dll.
 Catatan: huruf diftong (ai, au, & oi) tidak boleh
dipisah.
 Misal:
 au-la bukan a-u-la
 sau-da-ra bukan sa-u-da-ra
 ker-bau bukan ker-ba-u
 Jika di tengah kata ada konsonan di antara dua huruf vokal,
pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
 Misal: ba-pak; su-lit; tu-lis; ma-lam; dll.
 Jika di tengah kata ada dua konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan
di antara konsonan pertama dan kedua.
 Misal: tar-get; per-gi; at-las; Ap-ril; cap-lok; ben-trok; kon-trak; kon-
struk-si; kon-trol; dll.
 Imbuhan dapat dipisahkan dari kata dasar yang mengikuti atau
mendahuluinya.
 Misal: pengalam-an atau peng-alaman bukan pengala-man atau pe-
ngalaman
 Catatan:
 Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.
 Akhiran –i tidak dipenggal.
 Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan
sebagaimana pemenggalan bentuk dasar.
 Misal: te-lun-juk; ki-ner-ja; ge-ri-gi; dll.
 Jika sebuah kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di
antara kedua unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan
aturan pemenggalan di atas (sebelumnya).
 Misal:
 Bio-grafi atau bi-o-gra-fi bukan bi-og-ra-fi
 Foto-grafi atau fo-to-gra-fi bukan fo-tog-ra-fi
 Intro-speksi atau in-tro-spek-si bukan in-tros-pek-si
 Kilo-gram atau ki-lo-gram bukan ki-log-ram
 Infra-struktur atau in-fra-struk-tur
 Trans-migrasi atau trans-mi-gra-si bukan tran-smig-ra-si
 Keterangan:
 Nama orang, bangunan, jalan, badan hukum, dan nama diri yang lain
disesuaikan dengan aturan EYD kecuali jika ada pertimbangan khusus.
 Misal: Jalan Gajah Mada bukan Jalan Gadjah Mada

X
2. PENULISAN HURUF

I. Huruf Besar atau Huruf Kapital


II. Huruf Miring atau Huruf Italik
Penggunaan Huruf Kapital
 Sebagai huruf pertama pada awal kalimat
Contoh:
Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
 Sebagai huruf pertama petikan langsung
Contoh:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
 Sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan,
termasuk kata ganti untuk Tuhan
Contoh:
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Quran, Injil,
Islam, Kristen
Ampunilah hamba-Mu!
 Sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, ke-
agamaan, jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang atau
yang dipakai sbg pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat
Contoh:
Haji Agus Salim, Pangeran Diponegoro, Raden Ajeng Kartini,
Nabi Ibrahim, Sultan Hasanuddin, Gubernur Sukarwo, Jendral
Hartono, Profesor B. J. Habibie, Menteri Pendidikan Nasional;
Rektor Universitas Jember, Bupati Jember, Dekan FKIP
Universitas Jember
 Sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang
Contoh:
Fajar
Bima Satria
Hari Sudarto Haryono
Ahmad Rizal Hadi Sandhori

 Sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan


bahasa
Contoh:
bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Indonesia
 Sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah
Contoh:
tahun Hijrah, bulan November, hari Selasa, hari Natal,
Sumpah Pemuda, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

 Sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi


Contoh:
Asia Tenggara, Sungai Musi, Terusan Suez, Jember, Gunung
Ciremai, Jalan Diponegoro
 Sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen
resmi
Contoh:
Republik Indonesia
Kementerian Pendidikan Nasional
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Undang-undang Dasar 1945
Sebagai huruf pertama semua kata pada nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari,
dan, dalam, yang, untuk, pada, kepada, terhadap yang tidak
terletak pada posisi awal
Contoh:
Saya mau membaca buku Dasar-dasar Kependidikan.
Bacalah majalah Horison!
Setiap hari saya sempatkan membaca surat kabar
Kompas.
Makalah ini berjudul Peran Pemuda dalam Pembangunan.

Sebagai huruf pertama kata ganti Anda


Contoh:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
 Sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan
Contoh:
Dr Doktor
S.E. Sarjana Ekonomi
S.Pd. Sarjana Pendidikan
Prof. Profesor
Tn. Tuan
Ny. Nyonya
Bpk. Bapak
Sdr. Saudara
Kecuali:
dr. Dokter
drg. Dokter Gigi
Penggunaan Huruf Miring (Italik)
 Dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan
Contoh:
Informasi itu ada di majalah Horison.
Bacalah buku Menjadi PemimpinTeladan.
Surat kabar Sinar Harapan memberitakan ….
 Dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata
Contoh:
Huruf pertama kata bahasa adalah b.
Bagian ini tidak membahas penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan menggunakan kata akurat!
 Dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya
Contoh:
Hari ini di FKIP ada workshop tentang PTK.
Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana.
Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Komputer ini perlu di-upgrade.
Dia sedang men-download hasil-hasil penelitian terkini.

Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan
dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.

X
 Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan dan
akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Contoh: menandatangani, menggarisbawahi,
pertanggungjawaban, menyebarluaskan, dll.
 Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: infrastruktur, metafisika, subseksi, multilateral,
dasawarsa, nonakademik, ekstrakurikuler, dll.
 Kata Ulang
 Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
penghubung.
Contoh: anak-anak, berjalan-jalan, lauk-pauk, dll.
 Gabungan Kata
 Gabungan kata (kata majemuk) bagian-bagiannya ditulis terpisah
Contoh: duta besar, kambing hitam, sapu tangan, dll.
3. PENULISAN KATA

 Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
 Kata Turunan
 Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan
kata dasarnya
Contoh: berdoa, bergetar, berpakaian, dll.
 Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk
dasarnya berupa gabungan kata
Contoh: bertepuk tangan, bergaris bawah, garis bawahi,
tanda tangani, sebar luaskan, bertanggung jawab, dll.
 Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat
diberi tanda hubung.
Contoh: alat pandang-dengar, buku sejarah-baru, dll.
 Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis
serangkai.
Contoh: apabila, sekaligus, bagaimana, kepada, barangkali,
padahal, matahari, dll.
 Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
 Kata ganti ku, dan kau ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh: kuambil, kaubaca, bukuku, bukumu, dan bukunya
 Kata Depan
 Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya
Contoh: di rumah, ke pasar, dari pasar, dll.
X
4. PENULISAN UNSUR SERAPAN

 Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari


bahasa lain, baik bahasa daerah maupun dari bahasai asing
Sansekerta, Arab, Pertugis, Belanda, Inggris, dan bahasa
asing lain.
 Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesia dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1. unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia dan
2. unsur asing yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
 Di dalamPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Berikut ini contoh
unsur serapan itu.
Baku Tidak Baku
 apotek apotik
 atlet atlit
 atmosfer atmosfir
 aktivitas aktifitas
 arkeologi arkheologi
 Akhlak ahlak
 Februari Pebruari
 Foto photo
 hakikat hakekat
 ijazah ijasah
 Izin ijin
 Kuantum kwantum X
5. PENGGUNAAN TANDA BACA
A. Tanda titik (.)
Fungsi dan pemakaian tanda titik:
 Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan,
 Diletakan pada akhir sinkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
 Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
Contoh :
 Biarlah mereka duduk di sana.
 Dr. Adit senang mengobati orang sakit.
 Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.
B. Tanda Koma (,)
Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain:
 Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,
 Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimat,
 Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat, dll.
Contoh :
 Studio tersebut tersedia berupa gitar, drum dan bass.
 Apabila keliru memilih bidang spesialisasi, usaha tidak dapat
melaju.
 “Jangan buang sampah sembarangan,” kata Rudi.
C. Tanda Seru (!)
Fungsi dan pemakaian tanda seru :
 Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa
seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Contoh :
 Jangan letakan benda itu di depan saya !
D. Tanda Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
 Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara
 Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :
 Hari makin sore; kami belum selesai juga.
 Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola.
E. Tanda Titik Dua (:)
Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal sebagai berikut
 Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
 Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
 Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam
percakapan.
Contoh :
 Fakultas Ekonomi UPN Jogja memiliki tiga jurusan: Akuntansi,
Managemen, dan Ilmu Ekonomi.
 Project By: Alland Project
Penulis: Indra Lesmana
Editor: Wicak
 “Jangan datang terlambat.”
Budi: “Siap, Pak.”
F. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
 Menyambung unsur-unsur kata ulang.
 Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh :
 Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi.
 di- packing
G. Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut
 Mengambarkan kalimat yang terputus-putus
 Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan
Contoh :
 “PLAK ….. ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda itu berjalan dengan
cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di
depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.
H. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
 Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung
menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang
dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
 Siapa Presiden Indonesia saat ini?
I. Tanda Kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut
 Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
 Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok
pembicaraan
 Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan
Contoh :
 Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut
demand (permintaan).
J. Tanda Kurung Siku ( [..] )
Tanda kurung siku digunakan untuk:
 Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain.
 Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Contoh :
 Persamaan akuntansi ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman
38-40]) perlu dipelajari disini.
K. Tanda Garis Miring (/)
 Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per
atau nomor alamat
Contoh :
 Modem itu memiliki kecepatan sampai 7,2 Mb / s.

Anda mungkin juga menyukai