Anda di halaman 1dari 91

Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

MODUL 8

Perkembangan Peserta Didik pada


Remaja Berbasis Islamic Sciences
Comic
Izza Afkarina M., Fiska Anjani, Dewi Sinta T., Dika Rovitya D.,
Nur Fadilah, Laily Ramadhanty

PENDAHULUAN

D
i dalam ayat Al Quran telah dijelaskan tahapan-tahapan perkembangan
manusia sejak di dalam kandungan sampai kembali ke Sang Pencipta
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pembahasan pada bab ini yaitu perkembangan pada remaja yang telah
dijabarkan dijelaskan dalam firman Allah dalam QS. Gafir (40) ayat 67 dan QS.
Al Hajj (22) ayat 5. Capain pembelajaran yang hendak dicapai setelah

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

mempelajari modul ini adalah Anda diharapkan dapat memaparkan perkembangan


peserta didik pada remaja serta implikasinya pada pendidikan.
Secara lebih spesifik, Anda diharapkan mampu menjelaskan:
1. Pertumbuhan fisik
2. Perkembangan intelektual, sosial, dan bahasa
3. Perkembangan afektif
Pada Modul 8 ini dibahas mengenai perkembangan peserta didik pada
remaja dengan karakteristik-karakteristiknya, tahapan-tahapan, dan implikasinya
terhadap pendidikan. Untuk memudahkan Anda mempelajari dan memahami
materi pada Modul 8 dan bisa tercapai kompetensi yang ditentukan, maka modul
ini disusun secara sistematis dalam 3 kegiatan belajar yaitu:
Keguatan Belajar 1 : Pertumbuhan fisik pada remaja
Kegiatan Belajar 2 :
Kegiatan Belajar 3 : Implikasi perkembangan peserta didik pada remaja dalam
pendidikan

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Kegiatan Belajar 1

Pertumbuhan Fisik Remaja

A. Pengertian Remaja
Setelah melewati fase perkembangan di usia MI/SD, anak akan mengalami
perkembangan remaja dengan kisaran usia 12 hingga 22 tahun. Yang tergolong
remaja ialah peserta didik di jenjang SMP/MTs, di mana saat awal remaja dikenal
dengan istilah ABG (Anak Baru Gede). Pada rentang usi ini, anak memiliki
bentuk fisik yang sempurna dengan ditandai dengan ciri-ciri berupa bentuk dan
ciri khas yang membedakan dirinya dengan individu lain, contohnya: bentuk dan
ukuran hidung. Dengan pengertian lain yaitu siswa yang berbakat di bidang
olahraga memiliki potensi tubuh yang lebih besar dibandingkan temannya yang
memiliki bakat di bidang eksakta.
Menurut Papalia dan Old (dalam Putro, 2017: 25), masa remaja
merupakan masa transisi atau pergantian perkembangan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa dengan rentang usia berkisar 12 atau 13 tahun sampai

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

belasan tahun biasanya 20 tahunan. Tokoh lain juga memberikan pendapatnya


perihal pengertian remaja, yaitu Anna Freud (dalam Putro, 2017: 25), saat masa
remaja terdapat proses perkembangan dimana dalam tahap perkembangan ini
terdapat parameter perubahan-perubahannya di antaranya ialah perubahan yang
berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, perubahan dalam hal hubungan
dengan orang tua dan cita-cita masing-masing individu, kita ketahui bahwa cita-
cita berorientasi pada masa depan masing-masing individu. Selain itu Badan
Kesehatan Dunia (WHO), menjelaskan bahwa remaja memiliki batasan yang
dijelaskan secara konseptual yang terdiri atas tiga kriteria yang terbagi ke dalam
segi biologis, psikologis, dan sosial ekonomi yaitu individu yang berkembang
sejak menunjukkan adanya tanda-tanda perkembangan seksual sekunder hingga
mencapai tahap kematangan seksual, individu yang mengalami perkembangan
psikologis dan menunjukkan pola identifikasi dari anak-anak menuju dewasa, dan
individu yang menunjukkan tahap peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi
menjadi lebih mandiri (Wirawan, 2002).
Dalam mengidentifikasi perkembangan remaja kita tidak boleh
menyamaratakan setiap individu mengalami perkembangan yang sama, terdapat
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam mengidentifikasi perkembangan
remaja salah satunya dengan memperhatikan budaya setempat di mana remaja
tersebut berada. Untuk di Indonesia sendiri, perkembangan masa remaja dibatasi
pada umur 11-24 tahun dan belum berstatus menikah memiliki pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut ini:
a. Di usia 11 tahun, tanda-tanda perkembangan seksual sekunder mulai
muncul
b. Di masyarakat Indonesia, umur 11 tahun sudah dianggap akil baligh baik
ditinjau dari sisi adat maupun agama sehingga mereka tidak dianggap menjadi
anak-anak lagi
c. Selain mulai muncul perkembangan sekunder, di usia 11 tahun mulai
muncul juga tanda-tanda perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas ego
(Ericson), tercapainya puncak perkembangan kognitif (Piaget), tercapainya fase
genital dari perkembangan psikoseksual (Freud), serta perkembangan moral
(Kohlberg)

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

d. Batasan usia remaja ialah maksimal 24 tahun yang artinya untuk usia
sebelum batas ini masih memiliki kesempatan dan peluang untuk
menggantungkan diri kepada orang tua dan belum mempunyai hak sebagai orang
tua selama belum menikah
e. Sehingga dengan adanya definisi di atas, status perkawinan menentukan
seorang individu tergolong masih remaja atau sudah dewasa
Menurut Jatmika (dalam Putro, 2017: 26), setiap perkembangan manusia
memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan satu masa perkembangan dengan
masa perkembangan lainnya, kita ketahui bahwa masa remaja merupakan masa-
masa sulit antara anak dengan orang tua, mengapa demikian? Sebab pada masa-
masa ini remaja memiliki perilaku khusus yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Remaja mulai mempunyai hak dan keberanian untuk menyampaikan
pendapatnya sendiri sehingga tidak jarang timbul perselisihan maupun ketegangan
di antara anak dan orang yang dapat menyebabkan anak menjadi jauh dari
keluarganya
b. Remaja mudah dipengaruhi oleh teman-temannya dibandingkan ketika
masa kanak-kanak, dengan demikian pengaruh orang tua menjadi lemah. Terdapat
kesenangan dan perilaku yang berbeda antara anak dengan kebiasaan yang ada di
keluarga, contohnya ialah dalam model fashion (pakaian), model rambut, dan
aspek-aspek lainnya
c. Remaja mengalami perubahan fisik yang cukup besar baik dalam
pertumbuhan maupun perkembangan seksualitasnya, hal ini ditandai dengan
perasaan seksual yang menakutkan, membingungkan, apabila perasaan ini tidak
bisa dikendalikan dengan baik dapat berujung pada pergaulan bebas dan frustasi
atau stres pada remaja
d. Remaja memiliki rasa kepercayaan diri yang berlebihan (over confidence),
hal ini juga diikuti dengan peningkatan emosi yang menyebabkan remaja menjadi
sulit untuk dinasehati orang tua
Selain memiliki perilaku khusus, perkembangan normal pada masa remaja
ialah mengalami kesulitan dan potensi bahaya di antaranya ialah:
a. Perubahan kondisi kejiwaan. Seorang remaja dapat mengalami variasi
kondisi kejiwaan sebagai berikut: kadang ia terlihat riang gembira, berseri-seri,
dan berapi-api, namun pada kondisi lain mereka terlihat pendiam, cemberut,
sedih, dan menyendiri. Kondisi yang berubah-ubah dan perilaku yang sulit ditebak
inilah kondisi yang normal dialami oleh setiap remaja. Namun setiap orang tua

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

harus tetap mengawasi dan memperhatikan setiap gerak-gerik dan perilaku anak,
sebab apabila salah pengawasan maka dapat menjerumuskan anak pada jalan yang
tidak benar
b. Rasa keingintahuan yang besar dan niatan untuk mencoba. Rasa perasaan
tentang seksual merupakan hal yang normal dan lumrah (sehat). Perilaku untuk
tertarik pada seksual merupakan tanda-tanda perkembangan masa remaja yang
normal dialami setiap remaja
c. Keinginan untuk membolos sekolah (baik ikut-ikutan teman maupun
keinginan sendiri)
d. Perilaku lainnya ialah anti sosial, seperti suka menggangu, berbuat kejam
dan seenaknya sendiri, suka berbohong, dan perilaku agresif (sensitif). Untuk
perilaku anti sosial ini juga dipengaruhi oleh budaya setempat, namun untuk
penyebab timbulnya perilaku anti sosial ini secara umum hampir sama yaitu
pengaruh buruk dari teman, pengawasan dan pendisiplinan orang tua yang kurang
tepat pada anak, mungking saja terlalu keras, terlalu dimanjakan, bahkan tidak
diawasi sama sekali oleh orang tuanya
e. Penyalahgunaan obat, contohnya obat sakit kepala yang dikonsumsi
berlebihan agar memberikan efek ketenangan
f. Psikosis, yaitu suatu perilaku yang kebanyakan orang mengenalnya
dengan istilah skizofrenia (perilaku setengah gila bahkan mendekati benar-benar
gila)
Setelah dijelaskan kesulitan dan bahaya yang akan dihadapi anak ketika
masa remaja, maka Hurlock menjabarkan bahwa (dalam putro, 27-28) dapat
digambarkan ciri-ciri masa remaja ialah sebagai berikut:
a. Masa remaja merupakan masa yang penting
Masa perkembangan fisik dan perkembangan mental pada masa remaja
merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua, terutama ketika
masa remaja awal. Semua perkembangan ini menuntut orang tua untuk benar-
benar memperhatikan pembentukan sikap, nilai, minat, dan cita-cita anak
b. Masa remaja merupakan masa peralihan
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa, artinya seorang anak bukan lagi dianggap sebagai anak-anak dan
juga bukan menjadi orang dewasa. Pada masa kanak-kanak, seorang anak
harus berperilaku layaknya anak-anak pada umumnya, sedangkan fase
dewasa merupakan masa memiliki kebebasan untuk memilih dan melakukan
segala sesuatu atas dasar kehendak masing-masing individu. Namun apabila

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

seorang anak remaja berperiluka layaknya orang dewasa maka akan dianggap
berperilaku yang tidak sesuai umur dan dewasa belum pada usianya. Di sisi
lain, pada masa remaja seorang anak memiliki kesempatan untuk mencoba
gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola dalam berperilaku, bersikap,
serta nilai dan sifat yang sesuai dengan masing-masing individu
c. Masa remaja merupakan masa perubahan
Perubahan dalam sikap dan perilaku pada remaja diikuti dengan perubahan
fisik, artinya apabila perubahan fisik seorang anak di awal remaja pesat, maka
perubahan fisik juga berlangsung pesat, begitu juga sebaliknya apabila
perubahan fisik yang dialami remaja lambat, maka perubahan fisik yang
dialami remaja juga lambat
d. Masa remaja merupakan masa bermasalah
Setiap perkembangan tentunya menemui permasalahan yang akan dihadapi,
tidak terkecuali pada perkembangan di masa remaja. Masa remaja merupakan
masa sulit yang akan dihadapi baik laki-laki maupun perempuan, apabila
mereka tidak mampu menghadapi kesulitan persoalan tersebut, banyak dari
mereka menyelesaikan persoalan tersebut dengan solusi di luar harapan
mereka
e. Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri
Pada masa awal remaja, melakukan penyesuaian diri terhadap kelompok
merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu. Namun seiring
berjalannya waktu, mereka akan mulai menginginkan mempunyai identitas
diri dan ingin lebih dibandingkan dengan teman-temannya. Oleh karena
itulah, banyak anak yang dilema atau galau pada masa remaja
f. Masa remaja merupakan masa timbulnya ketakutan
Masa remaja yang dikenal sebagai masa dimana anak berperilaku semaunya
sendiri, kurang dapat dipercaya, dan cenderung berpotensi merusak
menjadikan orang tua harus benar-benar intensif dalam mengawasi dan
membimbing anak
g. Masa remaja merupakan masa yang tidak realistik
Setiap remaja menilai orang lain sesuai dengan apa yang dipikirkan dan
diinginkan bukan bagaimana keadaan konkretnya, terutama dalam perihal
cita-cita dan harapan. Remaja yang memiliki cita-cita dan harapan yang tidak
sesuai dengan keinginan dan harapan keluarga maka akan menyebabkan
timbulnya emosi pada anak. Sehingga mereka akan sering mengalami kecewa

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

dan sakit hati apabila ada yang mengecewakan mereka dan apa yang mereka
targetkan tidak dapat terwujud
h. Masa remaja merupakan masa ambang menuju kedewasaan

Pada masa akhir remaja dimana kematangan usia untuk menuju fase
kedewasaan sudah sempurna justru menjadikan remaja menjadi gelisah untuk
meninggalkan masa belasan tahun dan masa remaja. Selain adanya perubahan
dalam hal berpakaian dan berperilaku layaknya orang dewasa, mereka akan
berperilaku yang dihubungankan dengan orang dewa di antaranya ialah
merokok, menggunakan obat-obatan, minum-minuman keras, dan terlibat
dalam pergaulan bebas yang meresahkan setiap orang tua.
Selain memiliki ciri-ciri, remaja juga memiliki tugas di perkembangan masa
remaja, Jahja mengemukan argumentasinya dari Luella Cole yang
mengklarifikasikan tugas-tugas perkembangan tersebut dalam beberapa kategori,
yaitu:
1. Kematangan emosional
2. Pemantapan dalam minat-minat yang berhubungan dengan heteroseksual
(ketertarikan dalam percintaan dan seksual)
3. Kematangan sosial
4. Keterlibatan dari pengontrolan orang tua
5. Kematangan intelektual (kecerdasan)
6. Pemilihan pekerjaan yang cocok
7. Penggunaan waktu luang dengan tepat
8. Memiliki pedoman hidup yang kuat
9. Memiliki identitas diri dengan mantap
Secara rinci Cole yang kemudian dijelaskan lagi oleh Jahja (dalam Putro,
2017: 30) klasifikasi tersebut dalam tabel di bawah ini:

Dari Arah Ke Arah


Kematangan emosional
Tidak toleransi dan sikap semaunya Bersikap lebih toleran dan memiliki
sendiri (berkuasa) sikap lebih menghargai hak orang lain
Kaku dalam pergaulan dengan orang Luwes dalam bergaul dengan orang lain
lain
Mengikuti perilaku teman sebaya Mengurangi keinginan untuk ikut-
ikutan dan memiliki jati diri lebih
sempurna
Kontrol penuh dari orang tua Kontrol dari diri sendiri
Adanya perasaan yang tidak jelas Perasaan untuk menerima posisi diri

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

tentang diri sendiri maupun orang lain sendiri dan keberadaan orang lain
Pengontrolan diri dalam segi Mampu meluapkan emosi dengan
pengendalian diri dari sikap marah dan proporsional dengan memperhatikan
rasa permusuhan masih lemah situasi dan kondisi
Perkembangan heteroseksualitas
Belum terlalu menyadari perubahan Menerima identitas seksual sebagai
seksual yang hendak dialami seorang laki-laki dan perempuan
Menganggap laki-laki dan perempuan Memperhatikan jenis kelamin dalam
sama dalam bergaul bergaul dengan orang lain
Memiliki banyak teman karena bergaul Memiliki kriteria dalam memilih teman
dengan siapa saja sehingga lebih bergaul dengan orang-
orang tertentu saja
Kematangan kognitif
Lebih menyukai prinsip-prinsip umum Membutuhkan penjelasan yang rinci
dan jawaban akhir (final) perihal fakta dan teori yang mendasari
suatu konsep
Menerima kebenaran berdasarkan Menerima sesuatu setelah ditunjukkan
otoritas (kewenangan) bukti yang akurat
Memiliki minat dan ketertarikan yang Memiliki sedikit perhatian/minat
besar pada orang lain terhadap lawan jenis dalam bergaul
Menafsirkan sesuatu dengan Bersikap objektif dalam menafsirkan
mengedepankan aspek subjektivitas sesuatu
Filsafat hidup
Berperilaku sesuai dengan keinginan Berperilaku sesuai dengan umur yang
untuk menyenangkan diri dimiliki
Memiliki sikap acuh tak acuh pada Peduli terhadap suatu prinsip ideologi
suatu prinsip ideologi dan etika dan etika
Berperilaku sesuatu karena adanya Berperilaku sesuai dengan batasan
dorongan dari luar umur yang memperhatikan nilai dan
moral yang berlaku

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cornejo dkk (2017, 1600)


memberikan hasil bahwa remaja laki-laki memiliki skor yang lebih tinggi dalam
hal kemampuan verbal, numerik, kemampuan, dan kognitif kerja dibandingkan
perempuan. Sedangkan dalam kemampuan bernalar, perempuan lebih unggul
dibandingkan laki-laki. Dengan demikian, pemerintah dihimbau untuk membuat
kebijakan di bidang pendidikan dan kesehatan masyarakat untuk mempromosikan

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

program aktivitas fisik untuk setiap remaja sehingga mereka terdorong untuk ikut
andil berpartisipasi dalam program pemerintah tersebut sebagai sarana untuk
menghasilkan kebermanfaatan peran remaja, selain itu aktivitas tersebut dapat
memberikan dampak positif terhadap kemampuan kerja kognitif dan dapat
meningkatkan aktivitas fisik.
Pengetahuan dan pemahaman terhadap perkembangan remaja merupakan
hal yang harus dimiliki oleh setiap anak, orang tua, orang dewasa, dan juga guru
sekolah. Karena sering kita jumpai dalam kehidupan nyata, masa remaja
merupakan masa di mana menemui suatu kesulitan dan kebingungan yang dapat
mengganggu kondisi psikologis remaja dan juga orang-orang di sekitar remaja
tersebut. Pengetahuan dan pemahaman terhadap perubahan fisik remaja
merupakan hal yang sangat penting, sebab perubahan fisik remaja memperngauhi
perkembangan lainnya,seperti perkembangan moral, sosial, kognitif, dan religius.
Selain memberikan pengetahuan dan pemahaman, orang tua bisa mendapatkan
informasi dan dapat meminimalisir permasalahan yang akan dihadapi oleh remaja.
Dalam perkembangan fisik terdapat beberapa kajian yang akan dibahas, di
antaranya ialah posisi remaja dalam berbagai segi aspek, faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan fisik, ciri-ciri remaja, proses perkembangan fisik
remaja, dampak psikologis terhadap perubahan fisik remaja, hambatan atau
permasalahan yang di alami remaja dalam proses perubahan fisik, dan gambaran
remaja serta perilakunya.
Sebelum meninjau perkembangan fisik pada remaja, maka kita harus
memahami definisi remaja itu sendiri. Menurut Piaget (dalam Hartini, 2017: 28-
29), masa remaja merupakan usia di mana seorang individu membaur dengan
masyarakat dewasa, usia yang menyatakan bahwa anak tidak lagi merasa di
bawah tingkatan orang yang lebih tua, mereka merasa bahwa mereka memiliki
tingkatan yang sama seperti orang dewasa.
Fase puber (puberitas) yang dialami oleh setiap remaja merupakan suatu
fase untuk menuju kedewasaan dalam segi kerangka tubuh dan seksualitas,
terutama di tahap awal remaja, perkembangan pada tahap ini sangat pesat (John
dalam Putro, 1993). Selain itu pada fase ini disebut juga sebagai fase peralihan
dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Di mana untuk fase pertumbuhan,
pengembangan, dan pengembangan dimulai sejak usia berkisar 10 tahun. Selain

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

dianggap masa yang sulit dan membingungkan, masa remaja juga membuat
remaja menjadi stres. Mengapa demikian? Sebab pada masa ini, remaja sulit untuk
menyesuaikan perilaku yang harus mereka miliki. Selain berkembang pada aspek
fisik, masa remaja merupakan periode di mana biologis, kognitif, emosional, dan
fungsi sosial berkembang, Selama fase pubertas, terjadi hubungan interaktif antara
hormon, perubahan fisik, perubahan emosi, perilaku, kognitif, dan aktivitas sosial.
Perubahan khusus yang terjadi pada fase pubertas ialah pertambahan
tinggi badan yang pesat, perkembangan seksual sekunder, perkembangan organ-
organ reproduksi, perubahan komposisi, serta perubahan sistem sirkulasi dan
sistem respirasi yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh.
Perubahan pada masa ini berlangsung sangat cepat, progresif, dan berkelanjutan.
Tahap perkembangan pubertas remaja laki-laki menurut Tanner:

Tahap Genitalia (alat kelamin) Rambut pubis (rambut kemaluan)


Tahap 1 Prapubertas Prapubertas: belum muncul
rambut pubis
Tahap 2 Pertambahan pada volume testis, Jarang, rambutnya sedikit ikal
skrotum membesar, menipis, dan terutama pada pangkal penis
kemerahan
Tahap 3 Volume testis dan skrotum terus Tebal, meluas, ikal
bertambah membesar, serta penis
mulai bertambah panjang dan
besar
Tahap 4 Testis, penis, dan skrotum terus Bentuk menyerupai miliki orang
bertambah besar, warna skrotum dewasa namun belum meluas ke
menjadi sedikit gelap. medial (garis tengah) paha
Tahap 5 Bentuknya seperti orang dewasa Bentuknya meluas sampai ke
medial (garis tengah) pubis

Sedangkan tahap perkembangan pubertas pada remaja perempuan menurut Tunner


ialah:

Tahap Genitalia (alat kelamin) Rambut pubis (rambut kemaluan)


Tahap 1 Prapubertas Tidak muncul rambut pubis
Tahap 2 Breast budding, menonjol seperti Tidak terlalu banyak, berpigmen
bukit kecil, dan areola (daerah sedikit dan lurus
gelap pada puting payudara)

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

membesar
Tahap 3 Payudara dan areola (daerah gelap Warna menjadi lebih hitam,
pada puting payudara) bertambah sedikit ikal, dan semakin banyak
membesar
Tahap 4 Areola dan papilla (alat sekresi Lebih kesar dan berbentuk
yang mengeluarkan sejenis lender) keriting, tidak terlalu banyak
membentuk bukit kedua
Tahap 5 Papilla lebih menonjol dan areola Bentuknya seperti segitiga dan
sebagai bagian dari buah dada hampir menyerupai miliki
perempuan dewasa dan tersebar
di sekitar medial paha

B. Perubahan Fisik Dalam Remaja


Pada masa remaja, seluruh tubuh mengalami perubahan baik di dalam
tubuh maupun di luar tubuh, baik struktur maupun fungsinya. Beberapa perubahan
fisik yang dihadapi remaja ialah sebagai berikut:
a. Perubahan Ukuran Tubuh
Pertumbuhan pada remaja terjadi dua tahun lebih awal dari usia yang
sebenarnya untuk tumbuh. Satu tahun sebelum usia kematangan, anak akan
bertambah 10-15 cm untuk tingginya sedangkan berat badan akan naik 5-10 kg
setelah kematangan. Pertumbuhan akan terus terjadi namun tidak sepesat ketika
fase awal remaja. Selama 4 tahun, remaja akan bertambah tinggi sebanyak 25
persen dan berat badan naik sampai dua kali lipat. Pertumbuhan pada laki-laki
jauh lebih cepat dibandingkan pada perempuan. Batas maksimal pertumbuhan
pada laki-laki yaitu usia 19-20 tahun, sedangkan perempuan usia 18 tahun
b. Perubahan Proporsi Tubuh
Pada awal remaja, proporsi tubuh tampak tidak bisa berlangsung seimbang
namun seiring berjalannya waktu, tubuh remaja akan mencapai proporsi tubuh
yang seimbang. Contohnya ialah ketika masa kanak-kanak jantung anak kecil dan
pembuluh darah kulit tidak terlau tampak, namun sebaliknya saat masa remaja.
Selain itu, panjang kaki dan tangan menjadi lebih panjang dibandingkan tubuh
c. Ciri-ciri Kelamin
Ciri-ciri kelamin terbagi menjadi dua, yaitu ciri kelamin yang utama dan
kedua.
1. Ciri kelamin yang utama
Saat usia anak-anak, alat kelamin mereka masih belum
berkembang dengan baik dan sempurna. Namun setelah memasuki masa

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

remaja dengan kisaran usia 14 tahun, remaja laki-laki akan mengalami


mimpi basah, sedangkan pada perempuan indung telur mulai berfungsi
sebagai pertanda akan mengalami menstruasi dengan kisaran usia 13 tahun
2. Ciri kelamin kedua
Pada remaja perempuan yang dimaksud dengan ciri kelamin kedua
yaitu mulai munculnya buah dada (payudara), pinggul menjadi lebih lebar
dibandingkan lebar bahu, munculnya bulu atau rambut di sekitar daerah
kemaluan dan ketiak, dan suara yang dihasilkan menjadi lebih nyaring.
Sedangkan pada remaja laki-laki ditandai dengan tumbuh jenggot dan
kumis, otot mulai nampak, bahu lebih lebar dibandingnya dengan pinggul,
tumbuh jakun, mulai tumbuh bulu atau rambut di sekitar daerah kemaluan,
dada, dan ketiak, dan perubahan pada jaringan kulit yang menjadi lebih
kasar dan lebh terbuka pori-pori.
Secara umum, perubahan fisik pada remaja meliputi percepatan
pertumbuhan dan proses kematangan seksual.
a. Percepatan Pertumbuhan
Setiap individu memiliki pertumbuhan yang berbeda-beda sehingga fase
awal dan akhir remaja setiap indvidu tidak sama. Sebenarnya untuk fase
permulaan awal remaja memiliki pertumbuhan yang tidak berbeda, hanya saja
kecepatan pertumbuhan masing-masing individu yang berbeda. Bagi remaja
perempuan, percepatan pertumbuhan dimulai pada usia sekitar 7,5 tahun sampai
11,5 tahun dengan usia rata-rata 10,5 tahun. Untuk klimaks pertumbuhan ukuran
fisik pada usia 12 tahun dengan pertambahan lebih kurang 6-11 cm untuk setiap
tahunnya. Sedangkan bagi remaja laki-laki, percepatan pertumbuhan berkisar 10,5
tahun sampai 16 tahun.
b. Proses Kematangan Seksual
Setiap remaja mengalami kematangan sosial yang berbeda-beda
bergantung masing-masing individu. Dalam proses kematangan sosial, terdapat
tiga kriteria yang membedakan laki-laki dan perempuan, yaitu:
1. Kriteria kematangan seksual
Seorang remaja perempuan lebih jelas telah matang secara seksual
disbanding remaja laki-laki. Kematangan seksual pada remaja perempuan
ditandai dengan menstruasi. Hanya saja menstruasi yang dialami remaja
perempuan belum benar-benar matang, diperkirakan satu sampai satu
setengah tahun remaja perempuan telah benar-benar matang untuk

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

bereproduksi. Sedangkan pada laki-laki, ciri-ciri yang merekan tunjukkan


tidak sejelas pada remaja perempuan. Pada remaja laki-laki ditandai dengan
ejakulasi, hanya saja masih dalam jumlah sedikit sehingga tidak jelas
2. Permulaan kematangan seksual
Selain kriteria kematangan seksual pada remaja perempuan lebih jelas,
permulaan kematangan seksual pada remaja perempuan juga jauh lebih cepat
dibandingkan remaja laki-laki yang diperkirakan dua tahun lebih cepat.
Menstruasi yang dialami remaja perempuan berkisar pada usia 13 tahun.
Sedangkan pada remaja laki-laki, mereka mulai memproduksi sperma di usia
14 tahun
3. Urutan gejala-gejala kematangan
Pada remaja perempuan untuk tanda kelamin sekundernya ialah mulai
muncul buah dada dengan kisaran usia 8-13 tahun. Barulah menjelang
menstruasi, jaringan pengikat pada remaja perempuan menjadikan bentuk
buah dada yang dimiliki menyerupai orang dewasa. Sedangkan pada remaja
laki-laki, kematangan seksual dimulai sejak pertumbuhan testes dengan
kisaran umur 9,5 tahun – 13,5 tahun dan berakhir pada usia 17 tahun. Di usia
15-16 tahun, remaja laki-laki mulai memiliki jakun yang disertai dengan
suaranya menjadi lebih berat (besar). Hal tersebut berbanding terbalik dengan
remaja perempuan, sebab suara yang dihasilkan oleh mereka justru semakin
lebih tinggi dan nyaring.
Selain berkaitan dengan kematangan seksual, pertambahan berat badan
pada laki-laki dan perempuan juga berbeda. Pada mayoritas remaja
perempuan, pertambahan berat badan karena menimbunnya lemak dan
pertumbuhan kerangka (membesarnya pinggul). Sedangkan pada remaja laki-
laki, pertambahan berat badan dikarenakan pertumbuhan kerangka, penguatan
urat daging, pertambahan kekuatan otot.
Kondisi-kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik pada remaja ialah
sebagai berikut:
1. Pengaruh keluarga
Keluarga memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
yang dialami oleh anak. Apabila dalam suatu keluarga, ayah dan ibu atau kakek
dan neneknya tinggi dan panjang. Apabila keluarga menentukan pertumbuhan
pada anak, faktor lingkungan mempengaruhi tercapai tidaknya potensi faktor
keturunan yang akan dibawa oleh anak tersebut. Faktor lingkungan lebih

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

berpengaruh terhadap pertambahan berat badan dibandingkan pertambahan tinggi


badan pada remaja
2. Pengaruh gizi
Pada kebanyakan anak yang memperoleh gizi yang cukup memiliki
potensi untuk lebih tinggi dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja
dibandingkan dengan anak yang memperoleh gizi yang kurang
3. Gangguan emosional
Remaja yang mengalami gangguan emosional akan memiliki steroid
adrenal yang berlebih sehingga dapat menyebabkan hormon pertumbuhan
menjadi berkurang di kelenjar pituitari, hal ini dapat menyebabkan remaja
mengalami hambatan dalam proses pertumbuhan dan memiliki ebrat badan yang
tidak sesuai
4. Jenis kelamin
Laki-laki cenderung lebih cepat tinggi dan lebih berat dibanding dengan
perempuan. Namun di usia 12-15 tahun , perempuan justru lebih tampak lebih
tinggi dan lebih berat dibandingkan laki-laki. Mengapa terdapat perbedaan tinggi
dan berat antara laki-laki dan perempuan? Hal ini disebabkan oleh bentuk tulang
dan otot pada laki-laki berbeda dengan yang dimiliki perempuan
5. Status sosial ekonomi
Penentuan pertumbuhan remaja juga dipengaruhi oleh status sosial yang
dimiliki oleh remaja yang bersangkutan. Remaja yang berasal dari keluarga yang
berstatus sosial rendah cenderung memiliki pertumbuhan yang lambat, akibatnya
ukurannya lebih kecil dibandingkan remaja yang berasal keluarga dengan status
sosial yang tinggi
6. Kesehatan
Remaja yang jarang sakit dan sehat, memiliki potensi untuk memiliki
tubuh yang lebih proporsional dibandingkan remaja yang kurang sehat dan sering
sakit-sakitan

7. Bentuk tubuh

C. Faktor-Faktor Perkembangan Fisik Remaja


Fase remaja terbagi menjadi tiga tahap, yaitu masa awal remaja (10-13
tahun), masa remaja pertengahan (13-17 tahun), dan masa akhir remaja (17-21
tahun). Seorang anak dikatakan memasuki remaja ketika telah memiliki usia
berkisar 13 tahun. Remaja laki-laki memiliki perkembangan kematangan yang

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

lebih lambat dibandingkan remaja perempuan sehingga fase awal remaja untuk
laki-laki terhitung singkat, oleh karena itu laki-laki cenderung lebih kurang
matang dibandingkan perempuan.
1. Fase Puber (Awal remaja)
Pada fase ini digambarkan dengan adanya pertumbuhan dan perubahan
yang cepat pada individu, pada fase awal remaja berlangsung singkat dikarenakan
disertai dengan fase peralihan dari masa akhir kanak-kanak. Seorang individu
dikatakan remaja ketika telah mengalami menstruasi bagi perempuan dan mimpi
basah pada laki-laki. Pada fase puber ini, seorang indvidu akan mengalami empat
perubahan tubuh yang meliputi perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi
tubuh, pertumbuhan seksual primer, dan pertumbuhan seksual sekunder. Tapi
perubahan yang paling mencolok pada fase ini ialah berkembangnya dorongan
yang berkaitan dengan seksualitas. Selain itu, pada masa ini remaja akan
mengalami penurunan daya kreatif dan ketekunan. Kondisi yang akan dihadapi
remaja pada fase ini ialah:
a. Sikap menentang orang tua
Pada fase ini, tidak sedikit remaja yang berani menentang nilai-nilai hidup
yang diberikan oleh orang tua. Hal ini berkaitan dengan pencarian jati diri remaja
sehingga remaja akan cenderung melihat tokoh-tokoh seperti guru, tokoh idola,
tokoh film, dan lain-lain
b. Perubahan badan
Remaja akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran tubuh yang pesat
sehingga banyak remaja yang sangat memperhatikan perhatian agar Nampak enak
dipandang.
c. Memiliki teman akrab
Pada fase ini, remaja akan tertarik pada temannya yang memiliki
keterikatan dan kebersamaan
d. Kemampuan berpikir abstrak
Semakin bertambhnya usia, kemampuan berpikir semakin berkembang
sehingga remaja harus sering-sering mengikuti kegiatan yang dapat meningkatkan
kepercayaan diri
e. Perilaku yang labih dan terkesan berubah-ubah (plin-plan)
Banyak sekali remaja yang menunjukkan perilaku tidak bertanggungjawab
dikarenakan perilaku yang dimiliki tidak sesuai dengan lingkungan. Akibatnya
mereka akan gelisah dan merasa cemas pada perubahan yang mereka alami

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

sehingga akan muncul konflik yang memerlukan perhatian penanganan yang


bijaksana dari orang tua.
Pada tahap ini, orang tua harus benar-benar mengawasi dan mengontrol
anak dengan sebaik-baiknya. Salah satu pendekatan yang dianggap efektif yaitu
dengan mengajak anak untuk emngerti sulitnya orang tua saat proses melahirkan
dan menyusui mereka. Penjelasan ini berkaitan dengan firman Allah pada QS.
Luqman (31) ayat 14 yang artinya:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orang
ibu bapakny; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah dan menyapihnya pada usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-
Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKu-lah kembalimu”.
Dengan mengingatkan anak akan besarnya perjuangan ibu untuk melahirkan anak
mereka dan saat menyusui mereka hingga usia dua tahun, diharapkan anak
menjadi lebih terarah hatinya untuk senantiasa menghargai dan menghormati
orang tua, serta senantiasa berbuat baik dan istiqomah di jalan yang benar.
2. Fase Remaja Pertengahan (15-18 tahun)
Pada fase ini, remaja akan memiliki kemampuan untuk berpikir yang baru.
Selain itu, peran teman sebaya juga sangat berpengaruh terhadap penentuan
identitas diri. Remaja mulai mengembangkan kematangan perilaku, berani
memberikan keputusan. Hubungan dengan lawan jenis juga semakin jelas,
ketertarikan pada musik dan lainnya memiliki posisi yang memiliki prioritas yang
kuat, politik dan kebudayaan menjadikan remaja berani menyalahkan atau tidak
membenarkan sesuatu yang dianggap tidak selaras dengan apa yang mereka
pahami
3. Fase Remaja Akhir (19-21 tahun)
Fase remaja merupakan fase di mana seorang individu memiliki
kematangan secara seksual dengan kisaran usia maksimal 21 tahun. Perubahan
penting dalam fase ini berkaitan dengan adanya pengaruh kelompok sebaya, pola
perilaku sosial yang lebih matang, dan memiliki kriteria dalam memilih teman dan
pemimpin. Dalam segi asmara (percintaan), seorang remaja dapat tertarik pada
lawan jenis muncul dari adanya saling pandang (eye contact). Namun pada fase
ini, remaja tidak memaknai cinta pada arti yang sebenarnya. Remaja hanya
berpandangan bahwa cinta itu berkaitan dengan adanya rasa saling memiliki dan
terikat oleh sebuah status sehingga cinta pada masa remaja tergolong cinta yang
tidak waktunya. Sebab cinta yang sebenarnya akan diperoleh setelah mereka

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

menikah. Rasulullah pernah bersabda: “Aku belum pernah melihat ke dua orang
yang saling mencintai seperti nikah” (HR. Ibnu Majah). Artinya makna cinta
sebelum menikah hanyalah suatu perbuatan yang sia-sia, membebani pikiran dan
perasaan, menyiksa jiwa, dan banyak membuang waktu secara percuma. Allah
telah berfirman dalam QS. Yusuf (12) ayat 32, yang artinya:
“Wanita itu berkata, “Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik)
kepadanya dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan
dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak
menaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan
dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina”.
Dari ayat tersebut dapat kita fahami bahwa mengenal cinta itu tidaklah apa-apa,
namun cinta itu harus kita waspadai agar tidak terjerumus pada cinta yang salah.
Karena kebanyakan remaja menganggap perbuatan seks sebagai bentuk cinta di
antara dua sejoli yang sedang dilanda mabuk asmara. Oleh karena itulah,
pengawasan dan kontrol responsif dari orang tua harus benar-benar dilakukan.
Pada fase ini, remaja mulai lebih luas, mantap, dan dewasa dalam ruang
lingkup penghayatannya. Mereka lebih condong menerima, mengerti, menghargai
sikap orang lain. Mereka memiliki karir dan kedudukan, budaya, etika, politik
sehingga mereka lebih mendekatkan diri dengan orang tua. Namun apabila
menemui kendala, maka mereka sebenarnya membutuhkan bimbingan dari orang
di sekitarnya seperti:
a. Kebebasan dari orang tua
Remaja memiliki dorongan untuk menjauhkan diri dengan orang tua,
mereka menginginkan kebebasan yang luas, selain itu pada diri mereka muncul
keinginan untuk menjalin cinta dengan lawan jenis
b. Ikatan terhadap pekerjaan
Remaja akan menunjukkan minat terhadap suatu tugas tertentu dengan
mendalami tugas yang bersangkutan. Mereka juga mulai merencanakan cita-cita
untuk masa depan yang lebih terarah seperti mulai memikirkan melanjutkan
sekolah kemana atau menginginkan langsung bekerja untuk mencari nafkah
c. Nilai moral dan etis
Remaja akan mulai menyusun nilai-nilai moral dan etis yang sesuai
dengan cita-cita masa depan yang direncanakan oleh remaja yang bersangkutan
d. Pengembangan hubungan diri yang labil

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Remaja akan mulai memiliki tokoh dan idola panutan sebagai model untuk
menentukan identitas diri, selain itu mereka juga mulai memikirkan hubungan
cinta yang stabil
e. Menghargai orang tua

Menurut Neil J. Salkind (dalam Putro, 2017: 30), fase untuk


perkembangan fisik remaja dimulai di usia 10-14 tahun yang disebut sebagai fase
awal remaja. Pada fase ini, remaja akan mengalami peningkatan pertumbuhan
fisik dan kematangan seksual. Kemudian remaja juga mengalami fase remaja
tengah dengan usia berkisar 14-17 tahun, pada fase ini remaja mengalami
peningkatan dalam keterampilan motorik kasar, massa otot, kekuatan, serta daya
tahan (power). Tidak sedikit remaja yang mengalami kesulitan pada fase,
akibatnya banyak remaja yang merasa canggung dan janggal dengan apa yang
sedang dialami. Pada fase ini, banyak remaja melakukan program diet dan
olahraga karena mengalami peningkatan berat badan dan ukuran. Sedangkan pada
fase akhir remaja, mereka mengalami peningkatan pada motorik, visual, serta
kemampuan untuk ebrbicara di hadapan publik (umum). Fase akhir remaja ini
berkisar usia 17-21 tahun, kita ketahui untuk usia ini remaja akan dihadapi dengan
kelulusan SMA, tes penempatan kerja, kegiatan di perguruan tinggi, serta kegiatan
yang mengarah pada karir. Pada fase ini pula, remaja berada pada tahap
penyempurnaan fisik, kognitif, serta kematangan sosial dan emosional.
Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya perkembangan fisik pada
remaja ialah adanya produksi hormon dalam jumlah banyak. Hormon ialah suatu
bentuk zat-zat kimia yang disekresikan oleh kelenjar endokrin yang dibawa ke
seluruh tubuh melalui darah. Hormon yang bekerja pada fase perkembangan fisik
ialah hormon testosteron (hormon yang berkaitan dengan alat kelamin laki-laki,
pertambahan tinggi, dan perubahan suara pada laki-laki) dan hormon estrogen
atau estradiol (hormone yang berkaitan dengan perkembangan buah dada, Rahim,
dan kerangka tubuh anak-anak perempuan).
Perubahan fisik pada remaja ditandai oleh 2 komponen yaitu adrenarche
dan gonadarche. Adrenarche merupakan proses pematangan di mana adanya
peningkatan sekresi androgen adrenal yaitu dehydoepiandrosterone (DHEA),
dehydoepiandrosterone sulfat (DHEAS), dan androstenedion yang ditandai
dengan tumbuhnya rambut di daerah kemaluan. Komponen selanjutnya yaitu

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

gonodarche, gonodarche merupakan proses pengaktifan ulang hipotalamus-


hipofisis gonadotropin-gonadal yang menghasilkan dua perkembangan fisik yaitu
secara primer dan sekunder. Hasil pematangan fisik berkaitan dengan karakteristik
seksual yaitu testis dan ovarium, sedangkan untuk karakteristik seksual sekuunder
yaitu muunculnya rambut atau bulu di kemaluan, bulu di tubuh, pertumbuhan
genital, dan buah dada. Terdapat perbedaan dalam perubahan hormonal antara
laki-laki dengan perempuan, perempuan jauh lebih cepat yaitu berkisar usia 10,5
tahun dibandingkan laki-laki yang baru mengalami di usia 12,5 tahun.

D. Ciri-Ciri Perkembangan Fisik Pada Remaja


Setiap remaja memiliki perubahan dan perkembangan fisik yang berbeda-
benda antara satu remaja dengan remaja lainnya, namun secara umum setiap
remaja akan mengalami penurunan laju pertumbuhan dan perkembangan internal
yang lebih menonjol dibandingkan perkembangan ekternal. Perubahan yang
sangat nampak pada perempuan yaitu pertambahan tinggi badan yang pesat,
menstruasi (haid), mulai tumbuh buah dada (payudara), dan muncul rambut atau
bulu-bulu halus di daerah kemaluan. Sedangkan perubahan pada laki-laki yaitu
pertambahan tinggi badan yang pesat, pertumbuhan penis, testis, dan muncul
rambut atau bulu-bulu halus di daerah kemaluan (Santrock dalam Putro, 2017:
31).
Remaja yang sedang mengalami perubahan fisik dan psikis menjadikan
tingkah laku mereka menjadi labil dan penuh dengan emosi. Perubahan-perubahan
yang umum terjadi pada remaja ialah:
a. Terjadi perubahan jasmani yang cepat dibanding masa sebelumnya
b. Terjadi perkembangan intelektual yang lebih mengarah pada refleksi diri
c. Terjadi perubahan hubungan dan interaksi antara anak dengan orang tua
serta anak dengan lingkungan
d. Terjadi perubahan tuntutan sebagai pengemban status remaja
e. Terjadi perubahan perilaku dan kebutuhan seksual
Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja menjadikan mereka mudah
terombang-ambing dan labil dalam memberikan keputusan dan bertindak
sehingga tidak sedikit remaja bingung dengan apa yang mereka inginkan.
Keadaan seperti itu menjadikan mereka merasa tidak ada yang mengerti mereka
dan seolah-olah tidak ada seorangpun yang memahami perasaan mereka. Gejolak
diri yang dialami oleh kebanyakan remaja dikarenakan:
a. Penderitaan dan kekecewaan

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

b. Munculnya pertentangan antara apa yang hendak diinginkan dengan


kenyataan dan mulai menyesuaikan dengan keadaan
c. Harapan dan impian
d. Pacaran dan asmara
e. Merasa dirinya terasingkan dari orang lain
Bimbingan, perhatian, dan pengawasan dari orang tua yang intensif harus
dilakukan oleh setiap orang tua. Remaja memiliki tugas-tugas di fase
perkembangannya, yaitu:
1. Menerima perubahan fisik yang dialami
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja berhubungan dengan pertumbuhan dan
kematangan sosial, perubahan tinggi badan merupakan pertumbuhan remaja yang
sangat nampak terlihat. Apabila terjadi penyimpangan antara harapan dan
lingkungan dengan perubahan fisik yang terjadi pada remaja dapat menimbulkan
masalah. Banyak remaja yang menjadi murung akibat belum bisa menyesuaikan
diri dengan perubahan fisik yang sedang dialami
2. Memperoleh kebebasan dalam mengekspresikan emosional
Kebebasan emosional pada remaja bertujuan untuk membiasakan remaja memilki
tanggungjawab dengan apa yang telah mereka putuskan dengan bijaksana
sehingga remaja harus memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan untuk
memberikan keputusan yang tepat dengan apa yang sedang dihadapi. Apabila
kebebasan emosional ini tidak dikendalikan baik, maka dapat ini memberikan
dampak hubungan anak dan orang tua menjadi kurang baik, tidak sedikit remaja
yang menentang keinginan orang tua yang tidak selaras dengan keinginan hatinya.
Sikap orang tua yang acuh tak acuh dengan keadaan ini dapat menjadikan anak
semakin menjadi-jadi, bisa saja anak memutuskan ingin meninggalkan rumah dan
bergabung dengan teman-temannya
3. Kemampuan untuk bergaul
Setiap individu harus mampu untuk memperluas pergaulannya dengan orang lain,
namun kebanyakan remaja menemukan kesulitan dalam memilih teman dalam
bergaul. Apabila perubahan fisik yang dihadapi remaja tidak sesuai dengan
keinginan hati, maka dapat menghambat kemampuan mereka untuk bergaul
dengan orang lain. Oleh karena itulah, remaja yang telah mampu menyesuikan
dirinya dengan perubahan fisik yang mereka alami menjadikan mereka dengan
mudah untuk bergaul dengan orang lain
4. Kemampuan untuk menemukan identitas diri

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Tujuan fase penemuan identitas diri ini memberikan remaja memiliki identitas diri
yang khas kelak ketika sudah dewasa. Tanda-tanda pada fase ini ialah remaja
menjadi meminimalisir ketegangan emosional dengan orang tua dan kembali
mengingat landasan hidup dan nasehat orang tua yang telah diberikan saat masa
kanak-kanak. Remaja juga mulai muncul keinginan untuk meninggalkan sifat
kekanak-kanakan, namun mereka masih membutuhkan penyesuaian secara
bertahap. Remaja juga mulai memiliki tokoh idola sebagai model tingkah laku
yang baik untuk membentuk kepribadiannya, umumnya tokoh yang dipilih ialah
orang yang sukses dalam hidupnya. Namun orang tua tetap harus mengawasi dan
memperhatikan anak agar tepat dalam mengidentifikasi model tingkah laku yang
tepat dengan diri anak
5. Memahami kemampuan diri
Kemampuan berpikir abstrak pada remaja menjadikan mereka memiliki pola
pemikiran yang positif dan negatif. Apabila kemampuan yang dimiliki remaja
tidak sesuai dengan harapan masyarakat menjadikan mereka menjadi frustasi,
kecewa, dan putus asa. Oleh karena itulah, mereka harus diberikan bimbingan
agar dapat menerima segala kemampuan yang dimiliki dengan wajar
6. Menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang ada
Fase remaja merupakan fase yang penting dalam pembentukan interaksi sosial.
Dalam proses penyesuaian ini, remaja menginginkan pandangan hidup yang
dimiliki sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianutnya, hanya saja mereka masih
belum memiliki pandangan hidup yang kuat sehingga keingingan untuk
meninggalkan sifat kekanak-kanakan sedikit menemui kendala.

E. Proses Perkembangan Fisik Pada Remaja


Remaja mengalami pubertas pada rentang usia 8 sampai 15 tahu untuk
perempuan, sedangkan pada laki-laki berkisar usia 9,5 tahun sampai 15 tahun.
Masa pubertas ini bisa dikatakan sebagai fase awal remaja. Sedangkan untuk fase
akhir remaja berkisar usia 17 sampai 21 tahun. Sebenarnya fase remaja terbagi
menjadi tiga tahapan, yaitu awal remaja (masa pubertas), tengah (pertumbuhan
pesat dan kematangan fisik), dan akhir remaja (akhir dari masa pubertas dan
peningkatan kesempurnaan keterampilan fungsional pada remaja).
Saat masa remaja, anak akan mengalami beberapa dampak psikologis
terhadap perubahan bentuk tubuh yang tengah dialami. Dampak tersebut meliputi:
penampilan, perilaku, budaya, perubahan peran, pengalaman pribadi, dan sikap.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Remaja akan melakukan banyak cara agar menampilkan penampilan yang enak
untuk dipandang sehingga banyak remaja yang melakukan perubahan pada
penampilan. Perilaku yang kurang baik pada masa pubertas remaja tentu
memberikan efek yang kurang menyenangkan bagi orang di sekitarnya. Budaya di
mana remaja tersebut berada menentukan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh
remaja. Setiap nilai-nilai kebudayaan dikaitkan dengan masing-masing usia
sehingga usia menentukan nilai budaya apa yang harus dimiliki oleh orang yang
bersangkutan. Perubahan peran yang diartikan pada masa remaja yaitu peran
untuk memberikan perubahan positif dan kemajuan untuk keberlangsungan hidup
individu yang bersangkutan dan untuk lingkungan. Pengalaman pribadi masing-
masing remaja menentukan bagaimana remaja dalam menghadapi perubahan-
perubahan yang terjadi pada masa perkembangan.

F. Kendala Perkembangan Fisik


Remaja perempuan memiliki potensi lebih rentang terkena masalah saat
fase pubertas dibandingkan laki-laki, di antaranya adalah merokok, depresi,
gangguan makan, perilaku kurang patuh dan lebih membangkang saat dinasehati,
dan pergaulan bebas. Sedangkan pada perkembangan biologis, seorang remaja
yang mengalami hambatan kekurangan hormon menjadikan mereka tidak
memiliki tinggi tubuh yang proporsional sesuai usianya. Apabila remaja kelebihan
hormon gonad maka mereka akan tumbuh lebih besar dari usia yang semestinya.
Persediaan hormon gonad yang berlebihan, menjadikan anak mengalami masa
pubertas lebih awal yaitu berkisar usia 5-6 tahun, masa pubertas yang lebih awal
disebut dengan puberity precox. Meskipun mereka sudah matang secara seksual
dengan ditandai mulai berfungsinya organ-organ seks, tapi ukuran tubuh mereka
masih kecil dan ciri-ciri perkembangan sekunder belum berkembang dengan baik.
Namun sebaliknya, apabila remaja kekurangan hormon gonad maka sikap mereka
tetap kekanak-kanakan.
Menurut Aquino dkk (dalam Putro, 2017: 46), remaja akan mengalami
body image yaitu perasaan yang muncul pada setiap individu terhadap penampilan
yang dimiliki. Selain tentang penampilan diri, body image mengarah pada
pandangan individu terhadap daya tarik tubuh yang dimiliki, penyimpangan
ukuran tubuh yang tidak ideal, serta berkaitan pada perasaan jasmani atau fisik
yang diikuti dengan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Menurut

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Grogran (dalam Putro, 2017: 46-47), body image terbagi menjadi tiga aspek, yaitu
persepsi (meliputi penilaian terhadap ukuran tubuh yang dimiliki, biasanya
membandingkan dengan orang lain), pemikiran (berkaitan dengan daya tarik
tubuh yang dimiliki), dan perasaan (berhubungan dengan bentuk dan ukuran
tubuh yang dimiliki). Perempuan cenderung lebih dominan pada aspek perasaan,
mengapa demikian? Sebab perasaan perempuan yang negatif menjadikan mereka
stres dan cemas terhadap bentuk dan ukuran tubuh yang tidak ideal. Cash (dalam
Putro, 2017: 47) menambahkan pendapat Grogran dengan dua aspek tambahan
yaitu kepercayaan (meliputi cara pandang dan perasaan individu terhadap bentuk
tubuh sehingga mereka akan beradaptasi dengan bentuk tubuh yang mereka
miliki) dan perilaku (muncul dari perasaan dan pemikiran individu terhadap
bentuk tubuh yang dimiliki).
Pada realitanya perempuan cenderung lebih memperhatikan penampilan
fisik dibandingkan laki-laki, hal ini bukan berarti semua laki-laki tidak
memperhatikan penampilan fisik, namun terkadang laki-laki juga memperhatikan
penampilan fisik mereka. Perempuan cenderung menginginkan body image yang
langsing, sedangkan laki-laki justru menginginkan body image yang tinggi, lebih
besar, dan berotot. Berdasarkan uraian pertumbuhan fisik pada remaja di atas
menunjukkan bahwa remaja baik laki-laki maupun perempuan sangat
memperhatikan gambaran tubuh mereka. Tingkat kepuasan terhadap pertumbuhan
fisik yang remaja miliki akan mempengaruhi padaperasaan, persepsi, pemikiran,
kepercayaan, dan perilaku setiap remaja. Sehingga tidak sedikit remaja yang
melakukan berbagai macam usaha untuk mendapatkan gambaran tubuh yang
proporsional dan ideal.

LATIHAN

1. Jelaskan arti dan ciri-ciri pertumbuhan fisik pada remaja!


2. Mengapa setiap remaja memiliki pertumbuhan fisik yang berbeda-beda?
Jelaskan secara singkat dengan menggunakan bahasa Anda sendiri!

RANGKUMAN

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

1. Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada setiap


fasenya yang berlangsung secara sistematik, progresif, dan
berkesinambungan. Penjabaran di atas telah dijelaskan dalam firman Allah
dalam QS. Gafir (40) ayat 67 dan QS. Al Hajj (22) ayat 5
2. Masa remaja merupakan masa transisi atau pergantian perkembangan dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa dengan rentang usia berkisar 12 atau
13 tahun sampai belasan tahun biasanya 21 tahunan
3. Ciri-ciri masa remaja yaitu masa remaja merupakan masa yang penting, masa
peralihan, masa perubahan, masa bermasalah, masa pencarian jati diri, masa
timbulnya ketakutan, masa yang tidak realistik, masa ambang menuju
kedewasaan
4. Fase perkembangan remaja berkisar usia 12 sampai 21 tahun yang secara fisik
memiliki ciri-ciri muncul bulu atau rambut di sekitar daerah kemaluan dan
ketiak
5. Masa pertumbuhan fisik remaja merupakan fase yang menentukan remaja di
kemudian hari. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergitas dari banyak pihak yang
meliputi orang tua, guru, keluarga, lingkungan, dan masyarakat
6. Remaja laki-laki memiliki skor yang lebih tinggi dalam hal kemampuan
verbal, numerik, kemampuan, dan kognitif kerja dibandingkan perempuan.
Sedangkan dalam kemampuan bernalar, perempuan lebih unggul
dibandingkan laki-laki.
7. Fase puber (puberitas) yang dialami oleh setiap remaja merupakan suatu fase
untuk menuju kedewasaan dalam segi kerangka tubuh dan seksualitas,
terutama di tahap awal remaja, perkembangan pada tahap ini sangat pesat
yang ditandai dengan pertambahan tinggi badan yang pesat, perkembangan
seksual sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi, perubahan
komposisi, serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi yang
berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh
8. Perubahan fisik pada remaja meliputi perubahan ukuran tubuh, perubahan
proporsi tubuh, dan ciri-ciri kelamin

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

9. Fase remaja terbagi menjadi tiga tahap, yaitu masa awal remaja (10-13
tahun), masa remaja pertengahan (13-17 tahun), dan masa akhir remaja (17-
21 tahun). Seorang anak dikatakan memasuki remaja ketika telah memiliki
usia berkisar 13 tahun. Remaja laki-laki memiliki perkembangan kematangan
yang lebih lambat dibandingkan remaja perempuan sehingga fase awal remaja
untuk laki-laki terhitung singkat, oleh karena itu laki-laki cenderung lebih
kurang matang dibandingkan perempuan
10. Tugas-tugas remaja di fase perkembangannya yaitu menerima perubahan fisik
yang dialami, memperoleh kebebasan dalam mengekspresikan emosional,
kemampuan untuk bergaul, kemampuan untuk menemukan identitas diri,
memahami kemampuan diri, dan menyesuaikan diri dengan nilai dan norma
yang ada

TES FORMATIF 1

1. Fase perkembangan remaja berkisar antara 12 sampai 21 tahun yang secara


fisik ditandai dengan tumbuhnya?
a. Bulu/rambut di ketiak dan kepala
b. Bulu/rambut di sekitar alat kelamin dan kepala
c. Bulu/rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak
d. Buah dada dan bulu/rambut di kepala
e. Buah dada dan bulu/rambut di sekitar alat kemaluan
2. Manakah di antara pernyataan-pertanyaan di bawah ini yang benar?
a. Fase perkembangan remaja awal (usia 12-15 tahun) ditandai dengan
bentuk fisik yang menunjukkan ciri khas yang membedakan individu satu
dengan lainnya

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

b. Apabila seorang peserta didik yang berbakat memiliki postur tubuh yang
tinggi besar dan memiliki hidung mancung
c. Berubahnya suara laki-laki menjadi lebih berat dan membesarnya buah
dada (payudara) merupakan ciri remaja yang mendekati fase dewasa
d. Meskipun hampir mendekati fase dewasa, perkembangan otak remaja
belum selesai dalam artian belum sempurna seperti orang dewasa
e. Masa akhir remaja merupakan puncak semua fase perkembangan
3. Manakah pernyataan di bawah ini yang salah?
a. Setelah melewati fase remaja, seorang individu akan menjalani fase
dewasa
b. Perkembangan tidak berlangsung secara bertahap (development doesn’t
take gradually)
c. Peserta didik remaja bukanlah anak-anak dan bukan pula orang dewasa
yang masih muda
d. Prinsip perkembangan ialah berbeda satu sama lain yang disesuaikan
dengan tahapan yang logis, dan berlangsung secara bertahap
e. Perkembangan remaja berlangsung secara spontan
4. Pada dasarnya perubahan fisik disebabkan oleh kelenjar?
a. Kelenjar pituitari dan hypothalamus
b. Kelenjar pituitari dan estrogen
c. Kelenjar pituitari dan testosteron
d. Kelenjar estrogen dan testosterone
e. Kelenjar hypothalamus dan kelenjar estrogen
5. Ciri-ciri yang dialami remaja pada pertumbuhan fisik ialah?
a. Perubahan perilaku, kedekatan dengan orang tua, dan proporsi tubuh
b. Perubahan bentuk tubuh, sikap, dan kebiasaan
c. Perubahan proporsi tubuh, kematangan seksual, dan kebiasaan
d. Perubahan ukuran tubuh, proporsi tubuh, ciri kelamin utama dan kedua
e. Perubahan proporsi tubuh, kebiasaan, intelektual
6. Mengapa masa perkembangan remaja sering menemui kesulitan?
a. Sebab sedang berada di persimpangan jalan antara dua fase yaitu anak-
anak dan dewasa

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

b. Sebab sedang menginginkan kemewahan


c. Sebab menginginkan kedewasaan
d. Sebab sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah
e. Sebab remaja sedang mencari identitas diri
7. Manakah pernyataan di bawah ini yang benar?
a. Tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan dari perkembangan
lainnya
b. Kemampuan memahami orang lain terlepas dari perkembangan fisik
remaja
c. Setiap individu memiliki lama perkembangan yang sama
d. Tahapan perkembangan terlepas dari tahapan dari perkembangan lainnya
e. Pertambahan tinggi sangat bergantung pada gen
8. Dalam suatu forum diskusi, seorang individu aktif dalam berdiskusi dan
bekerja sama karena termotivasi dengan lawan jenis. Gambaran tersebut
berkaitan dengan karakter perkembangan fisik yang berhubungan dengan?
a. Sistem syaraf d. Kelenjar endokrin
b. Organ indrawi e. Hormon
c. Struktur fisik

Daftar Pustaka
Batubara, J.RL. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari
Pediatri. Vol 12 (1): 21-29
Cornejo, I.E., Martinez, S.G., Gonzalez, C.M.T., Castillo, R., Saiz, R.L.,
Rodriguez, G.V., Marcos, A., Gomez, D.M. 2014. Characteristics of
extracurricular physical activity and cognitive performance in adolescents.
The AVENA study, Journal of Sport Sciences. Vol 32 (17): 1596-1603
Hartini. 2017. Perkembangan Fisik dan Body Image Remaja. Islamic Counseling.
Vol 1 (2): 27-54
Huda. 2013. Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Intelektual Usia Remaja. Al
‘Ulum. Vol 2. 1-15
Jahja, Y. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Nasution, S. 2014. Perkembangan Remaja (Suatu Tinjauan Psikologis). Jurnal


Darul ‘Ilmi. Vol 2 (1): 74-85
Putro, K.Z. 2017. Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama. Vol 17 (1): 25-32
Sunarto dan Hartono, B.A. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.

Syah, M. 2014. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali


Pers.

Kegiatan Belajar 2

Perkembangan Intelek dan


Intelegensi Remaja

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

A. Perkembangan Intelek

a. Penegrtian Intelek
Istilah intelek berasal dari bahasa inggris yaitu “Intellect” yang menurut
Chaplin (1981) diartikan sebagai:

1. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan


menilai, dan kemampuan mempertimbangkan

2. Kemampuan mental atau intelgensi

Menurut Mahfudin dan Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa “intelek”


adalah akal budi atau intelegensi yang berarti kemampuan dalam meletakkan
hubungan dari proses berpikir. Selanjutnya, dikatakan bahwa orang yang
intellegent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam waktu yang
lebih singkat, dalam memahami masalah yang dihadapi lebih cepat dan cermat,
serta mampu bertindak dengan cepat.
Istilah intelegensi, semua berasal dari bahasa latin yaitu intelligere yang
berarti menghubungkan atau menyatukan sama lain (Bimo Waalgito, 1981).
Menurut William Stern, salah seorang pelopor dalam penelitian intelegensi,
menyatakan intelegensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat alat-

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru
(Kartini Kartono, 1984). Sedangkan Leis Hedison Terman berpendapat bahwa
intelegensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak (Patty F, 1981).
Terman membedakan antara concrete ability yaitu kemampuan yang berhubungan
dengan hal-hal yang bersifat konkret abstract ability yaitu kemampuan yang
bersifat abstrak. Orang dikatakan inteligen, menurut Terman, jika orang tersebut
mampu berpikir abstrak dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek
tidak berbeda jauh dengan pengertian intelegensi yang memiliki arti kemampuan
untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak
dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Jean Piaget
mendefinisikan intellect adalah akal budi berdasarkan aspek-aspek kognitifnya,
khususnya proses berpikir yang lebih tinggi (Bybee dan Sund,1982). Sedangkan
intellegence atau inteligensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan
kecerdasan yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif,
termasuk kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir mempertimbangkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan.
Jean Piaget mengatakan bahwa intelegensi adalah seluruh kemungkinan
koordinasi yang memberi struktur kepada tingkah laku suatu organisme sebagai
adaptasi mental terhadap situasi baru. Dalam arti sempit, intelegensi operasional,
termasuk dalam tahapan-tahapan yang sejak dari periode sensorimotoris sampai
dengan operasional formal.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek


Menurut Sudjana (2005) dalam (Veriansyah dkk, 2018:2) hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa (internal) sebesar 70% dan dipengaruhi
lingkungan (eksternal) 30%. Akan tetapi, faktor eksternal dan internal akan saling
berhubungan dan saling mendukung untuk pencapaian hasil belajar siswa. Tingkat
intelegensi seseorang khususnya siswa dapat diukur melalui tes IQ. Untuk
mengetahui tingkat kecerdasan siswa, sekolah biasanya menggunakan teori Alfred
Binet yang biasa kita kenal dengan Intellegency Quotient (IQ). Pengelompokan
tingkat intelegensi (IQ) dapat di lihat dalam tabel di bawah ini :

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Kriteria Skor
Sangat Superior >130
Superior 120-129
Di atas rata – rata 110-119
Rata – rata 90-109
Di bawah rata – rata 80-89
Batas lemah
70-79
mental/pikiran
Debil 50-69
Imbecil 26-49
Idiot =25

Andi Mappiare menyatakan bahwa beberapa hal yang mempengaruhi


perkembangan Intelek itu antara lain :

a. Semakin bertambah pengetahuan dan informasi yang disimpan (dalam


otak) oleh seseorang, sehingga orang tersebut mampu berpikir reflektif.
b. Banyak pengalaman dan latihan – latihan memecahkan masalah yang
dialami sehingga seseorang dapat berpikir proporsional.
c. Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam
menyusun hipotesis – hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki
masalah secara keseluruhan dan menunjang keberanian anak memecahkan
masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.
d. Peran pengalaman dari sekolah terhadap Intelegensi
Tingkat intelegensi atau kecerdasan intelektual merupakan salah satu
faktor internal yang secara umum dikenal dapat mempengaruhi hasil belajar.
Pencapaian hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu
pengalaman yang diperolehnya dari sekolah, dalam hal ini adalah proses
pembelajaran yang terjadi di kelas yang disampaikan oleh guru. Douglas H.
Brown (1985) menyatakan “The teacher plays major role in designing classroom
activity”. Mengacu pada pendapat Brown di atas, dapat kita ketahui bahwa guru
memerankan peran penting dalam mendesain aktivitas di kelas dalam rangka
menciptakan suasana belajar yang kondusif, efektif dan efisien (Veriansyah,
2018:3). Dari suasana belajar yang seperti itulah diharapkan siswa dapat mencerna
materi yang disampaikan oleh guru. Ketika siswa memperhatikan penjelasan dari
guru dan melakukan aktivitas – aktivitas ilmiah di kelas, sebenarnya siswa

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

tersebut sedang menggunakan indera yang dimilikinya dalam proses pembelajaran


tersebut. Seperti saat siswa mendengarkan penjelasan dari guru, siswa
menggunakan indera penglihatan dan indera pendengarannya agar informasi yang
disampaikan oleh guru dapat diserap dengan baik.
Pengaruh belajar dalam arti faktor lingkungan terhadap perkembangan
intelegensi ternyata cukup besar. Oleh karena itu seorang remaja harus
bersemangat menuntut ilmu salah satunya dengan belajar yang rajin.

Allah SWt. Berfirman yang artinya :

‫الااا بب خم اَ تخ عع خم لل وُ خن خخ بب يِ رر‬ ‫الااا ا لا بذ يِ خن آ خم نل وُا بم عن لك عم خو ا لا بذ يِ خن أل و تل وُا ا عل بع عل خم خد خر خج اَ ت‬


‫ت ٍ خو ا‬ ‫يِخ عر فخ بع ا‬...

“........niscaya Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman


diantara kamu dan orang – orang yang diberikan ilmu beberapa
derajat.”(Q.S Al – Mujadilah :11).

Dalam suatu Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori yang artinya :
"Barang siapa yang akan diberikan kebaikan oleh Allah maka ia akan diberikan
pemahaman, cara untuk mendapatkan ilmu adalah dengan belajar." (Al Bukhari
al-Ja'fi, Al-Bukhari, bi Hasyiati Sanadi, (Beirut: Dar al-Fikr, 1991), Jilid I, hal 24
Bab Ilmu).

Telah banyak hasil penelitian – penelitan mengenai pengaruh belajar


(faktor lingkungan) terhadap tingkat perkembangan Intelegensi. Jika dua anak
kembar diasuh dalam lingkungan yang berbeda, maka nilai IQ antara keduanya
akan memilki perbedaan. Akan tetapi, jika kedua anak yang berbeda diasuh dalam
lingkungan yang sama maka nilai IQ antara keduanya akan hampir sama. Contoh
peristiwa ini menunjukkan bahwa lingkungan berpengaruh terhadap
perkembangan intelegensi remaja. Dari kedua kasus tersebut dapat disimpulkan
bahwa IQ tidak terdapat pada hubungan genetik, akan tetapi dari faktor
lingkungan dan pengalaman belajar yang sama.
Semakin tinggi kualitas lingkungan rumah, cenderung semakin tinggi juga
IQ anak. Tiga unsur penting dalam keluarga yang amat berpengaruh, yaitu
(Hidayat, 2014:63):

a. Jumlah buku, majalah, dan materi belajar lainnya yang terdapat dalam
lingkungan keluarga.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

b. Jumlah ganjaran dan pengakuan yang diterima anak dari orangtua atas
prestasi akademiknya. Harapan orangtua akan prestasi akademik anaknya

c. Karakteristik Perkembangan Intelektual Remaja


Intelektual umumnya diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam
berpikir, termasuk pada remaja tentunya kemampuan dalam memahami hal-hal
yang berkaitan dengan sekitarnya cenderung semakin kompleks. Kemampuan
tersebut sulit diukur dengan acuan tertentu karena perubahan perkembangannya
memiliki tingkat kecepatan yang bervariasi antara individu satu dengan individu
yang lainnya. Umumnya perkembangan akan sangat pesat pada 3-4 tahun pertama
saat anak mulai memasuki masa remaja, selanjutnya perkembangan akan relatif
teratur. Masa remaja adalah suatu masa dimana sang anak bertambah
kemampuannya dalam mengatasi suatu masalah yang dialaminya. Biasanya masa
remaja dialami pada usia 12-13 tahun, dimana pada masa tersebut disebut masa
operasi formal atau yang biasa disebut sebagai berpikir abstrak. Masa remaja
adalah masa yang sangat rawan, karena pada masa remaja anak mulai mencari
teman yang apabila salah dalam memilih pergaulan akan dapat mempengaruhi
anak hingga ia dewasa nanti, selain itu pada masa remaja anak mulai mampu
mempertimbangkan akan suatu hal atau keputusan yang akan ia ambil. Pada usia
remaja anak sudah dapat berpikir abstrak dan hipotek, yang tentunya terdapat
beberapa sifat penting dalam berpikir operasional diantaranya ialah
a. Sifat Deduktif Hipotesis
Remaja dalam menyelesaikan suatu masalah yang pertama menjadi awalan
dalam suatu pemikirannya adalah pemikiran teoretik. Masalah akan dianalisis dan
mengajukan cara-cara penyelesaian terhadap masalah yang dinilai masih mungkin
dapat dilakukan dengan hipotesis tertentu. Pada dasarnya pengajuan hipotesis
menggunakan cara berpikir induktif di samping berpikir secara deduktif. Oleh
karena itu analisis yang telah ia lakukan akan dapat memicu timbulnya suatu
strategi yang dapat digunakan dalam penyelesaian suatu masalah. Analisis teoretik
dapat dilakukan dengan cara verbal, yaitu cara dimana anak akan mengajukan
beberapa pendapat yang disebut proporsi, kemudian mencari hubungan antara

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

beberapa proporsi yang telah ia dapatkan sebelumnya. Berhubungan dengan itu


dengan hal itu maka berpikir operasional juga sering disebut proposisional.
b. Berpikir Operasional juga Berpikir Kombinatoris
Sifat ini merupakan pelengkap sifat deduktif hipotesis, dalam sifat ini anak
akan mencari cara bagaimana dalam mengaplikasikan analisis yang telah ia buat
sebelumnya. Anak-anak yang berpikir secara operasional formal, akan lebih
dahulu membuat matriks mengenai segala macam kombinasi yang mungkin.
Kemudian akan mengisi matriks secara sistematis dan empiris. Berpikir
operasional formal memungkinkan seseorang untuk bertingkah laku problem
solving yang benar-benar ilmiah. Cara berpikir terlepas dari tempat dan waktu,
artinya cara hipotesis, deduktif atau cara-cara yang lain tidak selalu bisadicapai
oleh masing-masing remaja, sebab setiap remaja mempunyai kemampuan berpikir
yang berbeda-beda, sebab hal itu dipengaruhi oleh tingkat intelegensi dan
kebudayaan sekitar yang melekat pada dirinya. Misalnya saja seorang remaja yang
memiliki nilai IQ dibawah 90%, tidak akan mencapai untuk dapat berpikir abstrak
karena tingkat intelegensi anak tersebut terletak di bawah normal. Atau misalnya
remaja yang lain dengan tingkat kemampuan berpikir normal namunremaja
tersebut hidup di lingkungan yang tidak merangsang untuk berpikir, maka dapat
dipastikan remaja tersebut hingga dewasa pun tidak sampai pada taraf berpikir
secara abstrak.

B. Perkembangan Sosial
a. Pengertian Sosial
Pengertian Perkembangan sosial menurut beberapa ahli:
1. Menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan
sesorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dalam
unsur sosialisasi didalam masyarakat.
2. Singgih D. Gunarsah, perkembangan sosial adalah kegiatan yang
dilakukan manusia sejak ia lahir, dewasa, remaja, sampai akhir hidupnya akan
terus melakukan penyesusaian diri dengan lingkungan sosialnya yang menyangkut
norma-norma dan sosial budaya dalam masyarakatnya.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

3. Abu ahmadi, berpendapat bahawa perkembangan sosial telah dimulai sejak


manusia itu lahir. Sebagai contoh saat anak dilahirkan maka ia akan menangis,
saat anak itu diajak jalan-jalan maka anak itu akan tersenyum. Hal itu
membuktikan adanya interaksi sosial antara anak dan lingkungannya.
4. Fatimah, Enung (2006:88), berpendapat bahwa hubungan sosial
merupakan manusia yang tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa
melalui beberapa langkah, tahapan, dan jenjang. Hubungan sosial merupakan
hubungan antar manusia yang saling membutuhkan dimulai dari tingkat yang
sederhan dan terbatas sampai pada tingkat yang luas dan kompleks. Pada jenjang
remaja, seorang remaja bukan hanya memerlukan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan pribadinya, tetapi untuk berpartisipasi dan berkontribusi memajukan
kehidupan masyarakatnya.
Pada dasarnya perkembangan sosial itu merupakan suatu kemajuan
kegiatan yang progresif serta terarah dari suatu individu saat berusaha
memeahami warisan sosial dan pola tingkah laku yang disebabkan oleh adanya
penyesuaian yang baik antara remaja dengan warisan sosial tersebut. Mayoritas
remaja zaman sekarang lebih memilih dalam mengedepankan kehidupan sosial
diluar lingkungan keluarga. Mereka merasa lebih memilih memiliki kepuasan
tersendiri yang didiapatkan dalam kelompok diskusi yang bertujuan memecahkan
suatu masalah. Disaat memasuki usia remaja pergaulan serta interaksi sosial
dalam teman satu kelompok diskusi lebih kompleks dan lebih luas. Dalam suatu
kelompok diskusi remaja dibutuhkan kompetemsi sosial seperti keterampilan dan
kemampuan berhubungan dengan satu sama lain, dengan mengkiti berbagai
organisasi dapat menguntungkan remaja dalam proses pengembangan sosial yang
baik.
Manusia dapat tumbuh dan berkembang pada masa bayi ke masa dewasa
melalui beberapa langkah dan jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri
perkembangan pada dasarnya kemampuan mereka berinteraksi didalam suatu
lingkungan. Interaksi sosial merupakan proses sosialisasi yang mendudukkan
anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. Bersosialisasi
pada dasarnya penyesuaian diri dengan lingkungan kehidupan sosial. Pada masa
remaja, interaksi dan pengenalan atau pergaulan dengan teman sebaya terutama

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

dengan lawan jenis menjadi sangat penting. Pada akhirnya pergaulan sesama
manusia merupakan suatu kebutuhan. Dalam kehidupan pada masa apapun
manusia tidak akan pernah lepas dari kehidupan sosialnya. Karna memang
manusia diciptakan untuk hidup bermasyarkat dan bergotong royong.
Dalam dalil hadits Nabi dijelaskan :
‫ رواه بخاَرى ومسلم‬.‫انن من شرالنناَس من بتركه النناَس اتقاَء فحشه‬
Artinya : Sesungguhnya di atara seburuk-buruk manusia ialah orang yang
ditinggalkan orang lain karena kejahatannya, (HR. Bukhari-Muslim).

Islam mengajarkan perihal pencapaian kesejahteraan dan perdamaian


dalam hidup bermasyarakat baik antara perorangan maupun secara berkelompok.
Oleh sebab itu orang Islam harus mampu menjadi pelopor dalam pembinaan
perdamaian yang menuju ketentraman bagi masyarakat.
Dalam hadits Nabi diriwayatkan :
Artinya : “hindarilah prasangka, karena prasangka itu adalah berita yang paling
bohong. Jangan saling mencari keburukan-keburukan orang, jangan suka
mengorek-korek rahasia orang lain, jangan saling menyaingi, dan jangan saling
membenci, dan jangan saling marah dan jangan saling acuh tak acuh, Jadilah
kamu semua sebagai hamba Allah yang bersaudara”. (HR. Bukhari-Muslim)
Kemudian pada akhir dari hadits ini, dijelaskan :
‫ رواه بخاَرى ومسلم‬. ‫ا نن ا ليِنظر الى صوُركم واموُالكم ولكن يِنظر الى قلوُبكم واعماَلكم‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan hartamu. Tetapi
Allah melihat pada hati dan amalmu”.
Dari keterangan hadits di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa,
ketentraman hidup bermasyarakat itu didorong oleh hati yang baik dan amal yang
baik pula. Maka dalam hal ini yang dipandang oleh Allah bukanlah dari segi rupa
atau harta dan wajah, tetapi yang dipandang dan diperhitungkan adalah justru hati
dan amaliahnya.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan sosial pada remaja


Tingkah laku manusia dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

a. Faktor internal
Faktor internal berasal dari dalam diri remaja itu sendiri atau dapat dikatakan
suatu kepribadian yang dimilikinya yang dapat mempengaruhi perilaku remaja.
Berikut beberapa faktor internal tersebut:
1)Kebutuhan biologis merupakan kebutuhan dalam diri individu yang harus
terpenuhi. Seperti lapar yang mendorong manusia untuk makan dan minum serta
nafsu seks yang mendorong manusia melakukan hubungan seksual. Faktor
dalam kebutuhan ini disebut faktor biologis atau faktor pembawa. Faktor ini
sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan tingkah laku remaja dan tidak
dapat disanggal pengaruh tersebut terhadap tingkah laku dimisalkan dimisalkan
pada hormon – hormon yang bekerja dalam tubuh manusia. Karena kebutuhan
biologis sangat besar pengaruhya, maka kebutuhan ini cepat atau lambat harus
segera terpenuhi.
Setiap jenis kebutuhan biologis memiliki waktu dan cara pemenuhan yang
berbeda. Seperti kebutuhan remaja yang sedang lapar akan berbeda dengan
kebutuhan remaja yang ingin pemuasan nafsu seks. Ketika kita lapar kita bisa
makan apa saja dan dimana saja, berbeda halnya dengan kebutuhan pemuasan
nafsu seks, karena pemenuhan kebutuhan ini tidak serta merta harus terpenuhi
saat itu juga. Dibutuhkan prosedur – prosedur khusus dalam pemenuhan
kebutuhan ini. Dalam islam, pernikahan adalah salah satu jalan terbaik dalam
pemenuhan kebutuhan ini.
Perlu digaris bawahi bahwa terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi
jika seorang remaja menginginkann kebutuhan ini terpenuhi. Nabi Muhammad
SAW bersabda : “wahai para pemuda! Barang siapa di antara kalian
berkemampuan untuk menikah, menikahlah, karena nikah itu lebih
menundukkan pandangan, dan lebih membentengi kemaluan. Dan barang siapa
belum mampu, hendaklah ia shaum(puasa), karena shaum itu dapat
membentengi dirinya.”(HR. Bukhori dan Muslim)
Nah, dari hadist tersebut jelas bahwa remaja yang sudah mampulah yang
dapat menjalankan pernikahan. Kemampuan yang dimaksud di di sini bukanlah
dilihat dari harta, keturunan atau status sosial, melainkan dari agama semata.
Apabila dari segi agama belum mampu, maka alangkah baiknya jika remaja

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

tersebut berpuasa dan memperdalam keimanan dalam diri. Sehingga nantinya


juga akan berdampak baik bagi perkembangan moral remaja dan kembalikan
pada niat di dalam hati bahwa perikahan yang dilakukan tidak hanya sekedar
pemenuhan kebutuhan biologis saja, tetapi niatkan semua hanya untuk beribadah
kepada Allah SWT.
2) Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan akan rasa aman, nyaman,
penghargaan, penerimaan dan aktualisasi diri. Kebutuhan ini tidak muncul
secara merata atau bersamaan dan setiap remaja memiliki kadar kebutuhan
psikologi yang berbeda. Contohnya jika remaja dengan latar belakang orang tua
yang harmonis akan berbeda dengan remaja dengan berlatar belakang broken
home. Seorang remaja berlatar belakang keluarga yang harmonis akan mudah
tercukupi kebutuhan psikologisnya berbeda dengan remaja yang berlatar
belakang broken home, remaja dari keluarga seperti ini akan sangat
membutuhkan kebutuhan psikologis dari orang tua. Hal ini juga dapat
mempengaruhi pembentukan tingkah laku remaja.
b. Faktor Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri manusia atau
lingkungan sekitar. Lingkungan tersebut menjadi 3, yaitu keluarga, institusional
dan masyarakat.
1) Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang membentuk
perilaku sosial remaja. Keluarga memiliki peranan penting dalam upaya
mengembangkan pribadi remaja. Perawatan orang tua yang penuh kasih
sayang dan memberikan pendidikan, baik pendidikan agama maupun
pendidikan sosial budaya sebagai faktor untuk mempersiapkan anak
menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat(Syamsu, 2001:37).
2) Lingkungan Instisusional berupa institusi formal seperti sekolah dan
institusi nonformal seperti organisasi. Wahjoetmo mengatakan fungsi
sekolah antara lain:
 Menyempurnakan tugas keluarga dalam hal pendidikan
 Memperluas wawasan dan pengalaman anak didik melalui transfer nilai
dan peradaban
 Sebagai wahana penyucian dan pembersihan ilmu – ilmu dari
penyelewengan akidah Islam (Rehani, 2001:95-96).

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

3) Lingkungan masyarakat sebagai institusi ketiga setelah keluarga dan


sekolah. Masyarakat sangat berpengaruh terhadap perilaku seorang anak
atau remaja. Pengaruh yang diberikan oleh masyarakat bisa positif dan bisa
juga negatif(Rehani, 2001: 96). Anak yang hidup di daerah pegunungan
akan berbeda sikap sosialnya dengan anak yang hidup di daerah laut.

c. Karakteristik Perkembangan Sosial pada Remaja


Remaja merupakan suatu tahap dimana anak mengalami suatu proses
peralihan dari anak-anak menuju kedewasaan. Remaja adalah masa dimana anak
akan mulai belajar bergaul dan mulai menyesuaikan diri terhadap lingkungannya,
kebutuhan remaja akan lebih kompleks dari pada anak-anak, cakrawala interaksi
sosial dan pergaulan remaja akan cukup luas. Pada tahap remaja, akan mulai
memperhatikan dan mengenal norma-norma yang berlaku pada cakupan yang
lebih luas, tidak hanya norma yang berlaku dikeluarganya. Hal itu akan cukup
dirasakan oleh orang tua karena akan terjadi beberapa perubahan pada tingkah
laku sang anak, dari yang awalnya ia hanya tau beberapa hal dalam cakupan
sempit menjadi lebih komplek dari hasil pergaulan dengan beberapa kelompok
usia. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis akan berkembang pesat pada
tahap remaja, karena remaja akan mulai berpikir tentang kebutuhan masa depan
untuk menentukan teman hidup. Hal tersebut sangat sulit, karena selain harus
memperhatikan etika dan norma yang berlaku, anak masih teralalu labil untuk
berpikir hal tersebut. Pengaruh dari pergaulan yang biasanya menjadi pemicu
utama.
Kehidupan sosial remaja akan lebih terlihat berfungsinya intelektual dan
emosional. Pada tahap remaja, anak akan lebih menganggap bahwa masalah yang
dialaminya bersifat pribadi. Sifat tertutup inilah yang sering disebut dengan krisis
identitas. Orang tua akan lebih kesulitan dalam memantau perkembangan anak-
anaknya. Bahkan tak jarang orang tua akan mengetahui permasalahan sang anak
setelah masalah tersebut telah menjadi suatu permasalahan yang cukup besar dan
rumit. Konsep pembentukan diri anak tidak hanya berasal dari asumsi tentang
bagaimana dirinya namun juga asumsi dari orang lain tentang bagaimana
pengaruh tentang keberadaan dirinya

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Menurut Erik Erickson (dalam Lefton, 1982 : 281) perkembangan anak


dalam menuju kedewasaan akan terbagi menjadi 8 tahap. Pada remaja terjadi pada
tahap keenam dan ketujuh, yaitu tahap dimana anak akan mencari tentang jati
dirinya dan memilih teman akrabnya. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam
bentuk kelompok, baik itu kelompok besar maupun kelompok kecil yang telah
ditetapkan berdasarkan kesamaan bakat, kecocokan dalam berinteraksi, kesamaan
moral, kesamaan pendangan, dan sosial ekonomi. Munculnya kelompok kecil
umumnya terjadi karena perpecahan yang terjadi pada kelompok besar yang
mayoritas individu akan bersaing untuk lebih menonjol dan ingin dihargai
sehingga terjadi persaingan berat dan muncullah kelompok kecil yang timbul
berdasarkan beberapa hal tersebut. Dalam hal hubungan sosial yang lebih khusus,
yang mengarah pada pemilihan pasangan hidup, pertimbangan yang rawan terjadi
adalah faktor agama dan suku, karena kedua hal tersebut bukan hanya menjadi
kepentingan masing-masing individu melainkan kepentingan seluruh keluarga
besar dari setiap individu.
C. Perkembangan Bahasa
a. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Tanpa bahasa seseorang
tidak dapat menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Bahasa juga dijadikan
sebagai sarana dalan pergaulan. Sejak seorang bayi mulai melakukan komunikasi
dengan orang lain, dan pada saat itu bahasa diperlukan. Sejalan dengan
perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang (bayi anak)
dimuali dengan meraba dan diikuti dengan bahasa satu suku kata dalam
penyusunan menjadi kalimat yang sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi
dan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.
Perkembangan bahasa selalu terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti
faktor intelek/kognisinya sangat berpengaruh terhadap perkemabngan kemampuan
berbahasa. Seseorang yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih
sangat sederhana, bahasa yang digunakannya juga sangat sederhana. Sesuai
dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikais yang digunakan oleh
seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain.
Pengertian Perkembangan Bahasa menurut pendapat beberapa ahli:

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

1. Menurut Hurlock (1980:2), perkembangan adalah serangkain perubahan


progresif yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman.

2. Menurut Santrock (2002:20), perkembangan adalah pola gerakan atau


perubahan yang dimulai dari pembuahan dan akan terus berlanjut sepanjang
siklus kehidupan.

3. Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia, bahasa adalah penggunaan kode yang


merupakan gabungan dari fonem sehingga membentuk kata dengan aturan
sintaks yang meiliki arti.

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yaitu pada


faktor intelek atau kognisinya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
berbahasanya. Bayi yang tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih
snagat sederhana, bahasa yang digunakan nya pun juga sangat sederhana.
Semakin bayi itu berkembang serta mampu memahami lingkungan sekitar maka
bahasa yang digunakan juga mulai berkembang dari tingkatannya menjadi lebih
kompleks lagi. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,
karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan.
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis maupun
menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa memegang peran penting dalam
kehidupan bermasyarakatnya. Karena tanpa bahasa seseorang kurang bisa
menyampaikan maksud dan tujuannya kepada orang lain. Yang biasa disampaikan
melalui kegiatan yang dinamakan bicara. Dimana dalam penyampaian bicara nya
harus memahami apa yang disampaikan dan mampu memahami apa yang
disampaikan orang lain. Bahasa bukan hanya ditunjukkan dari omongan tetapi
bisa diekspresikan melalui mimik wajah dan gerakan tangan.

b. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Remaja


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada
remaja, antara lain :
a. Usia

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan


pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik ikut mempengaruhi sehubungan
semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan
gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang
menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan
bersamaan dengan perkembangan tingkat intelektual, remaja akan mampu
menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.
b. Kondisi Lingkungan
Lingkungan memberikan andil cukup besar dalam berbahasa.
Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan
pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan
daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
c. Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda,
memerlukan kemampuan motorik yang baik, kemampuan intelektual atau tingkat
berpikir dan Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang
diingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik dan memahami atau
menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir
atau kecerdasan seseorang anak.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan
situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota
keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga
yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah.
Hal ini akan tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di
dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga
berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.
e. Kondisi Fisik
Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk
berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak sempurna akan
mengganggu perkembangan dalam berbahasa. Sehingga, kemampuan bahasa yang

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

dimilikinya rendah. Akan tetapi, orang yang cacat masih memiliki kelebihan di
bidang yang lain.

c. Karakteristik Perkembangan Bahasa pada Remaja


Bahasa dalah suatu alat yang digunakan oleh individu untuk berinteraksi.
Bahasa pada remaja adalah bahasa yan telah berkembang dari beberapa hal seperti
dari keluarga, teman sebaya, lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan
masyarakat luas. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa proses pembentukan
karakter merupakan hasil yang didapatkan dari pergaulan dengan masyarakat
sekitar maupun teman bergaul individu. Lembaga pendidikan memberikan
memberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah yang benar. Proses
pendidikan tidak hanya memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan saja,
namun juga berencana untuk merekayasa perkembangan sistem budaya,termasuk
perilaku berbahasa. Pengaruh lingkungan yang berbeda pada setiap individu, akan
memeberikan kemampuan yang berbeda pula dalam kemampuan berbahasa, yang
terlihat dari kemampuan berkosakata serta aturan-aturan dalam penggunaan
kosakata yang baik. Umumnya anak akan berbeda dalam berbicara, misalnya saja
individu yang berbahasa lembut, menandakan bahwa ia lahir di keluarga serta
hidup di lingkungan yang memiliki kondisi sosial yang baik, begitu pula
sebaliknya.

D. Perkembangan Emosi
a. Pengertian Emosi
Remaja berada pada periode perkembangan yang banyak mengalami
masalah pertumbuhan dan perkembangan khususnya menyangkut penyesuaian
diri terhadap tuntutan lingkungan dan lingkungan serta orang dewasa. Masalah
yang sering terjadi pada perkembangan intelektual dan emosional remaja adalah
ketidakseimbangan antara keduanya. Kemampuan intelektual mereka telah
dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang
disiapkan di rumah dan di sekolah dengan berbagai media.Pembelajaran kadang
tidak selalu disukai oleh peserta didiknya, sehingga banyak tujuan pembelajaran
yang tidak tercapai. Ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman dari sang

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

pendidik akan perkembangan emosi dan jiwa peserta didiknya, khususnya remaja.
Sebab, dalam usia remaja perubahan emosi dan psikologis sangat pesat sekali.
Gejala- gejala emosi para remaja misalnya perasaan sayang, marah, takut,
bangga dan rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu
dicermati dan dipahami dengan baik. Sebagai pendidik mengetahui setiap aspek
tersebut dan hal yang lain merupakan sesuatu yang terbaik sehingga
perkembangan remaja sebagai peserta didik berjalan dengan normal tanpa ada
mengalami gangguan.Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan emosi
jiwa remaja ini, sang pendidik kemungkinan besar akan mengulangi kesalahan
dengan memberikan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kondisi perubahan
yang ada pada diri remaja itu sendiri. Kalau kita melihat pada hakekat pendidikan
yang merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan
penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk
memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, maka
diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa
lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang, telah sangat tertinggal baik
kualitas kehidupan maupun proses-proses pemberdayaannya. Secara ekstrim
bahkan dapat dikatakan, bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban
suatu masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang
dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut. Disinilah pendidik dituntut untuk
mampu membawa peserta didik dapat mencapai peradaban tertinggi, dengan
menerapkan proses pendidikan yang sesuai dengan kondisi kejiwaan dan emosi
yang dialami oleh peserta didik.
Pengertian Emosi menurut beberapa ahli:
1. Hathersall (1985), merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis
yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah
dan tubuh seseorang
2. Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh
perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena
sedih, tertawa itu karena gembira
3. Menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau
keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan


sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak,
maka hal itu menimbulkan emosi
Jadi emosi merupakan pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari
dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah
laku yang tampak. Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling):
misalnya pengalaman-pengalaman afektif, kenikmatan atau ketidaknikmatan,
marah, takut, bahagia, sedih dan jijik. Emosi juga sering berhubungan dengan
ekspresi tingkah laku dan respon-respon fidiologis. Berasarkan sebab dan reaksi
yang ditimbulkan, emosi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Emosi yang berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah), misalnya
perasaan dingin, panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti
ini lebih banyak dirasakan karena faktor fisik diluar individu, misalnya cuaca,
kondisi ruangan dan tempat dimana individu itu berada.
b. Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang dan
sebagainya. Munculnya emosi sepertinini lebih banyak dirasakan karena faktor
kesehatan.
c. Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang,
benci dan sejenisnya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena
faktor hubungan dengan orang lain.

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada remaja.


Sejumlah penelitian tentang emosi menunjukkan bahwa perkembangan
emosi remaja sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan faktor
belajar(Hurlock, 1960:266). Sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan
emosi remaja adalah sebagai berikut :
a. Perubahan Jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan
yang sangat cepat dari anggota tubuh dan hormon – hormon tertentu yang
mulai berfungsi. Ketidakseimbangan tubuh pada pertumbuhan remaja ini
sering mempunyai akibat yang tak terduga pada perkembangan emosi remaja.
Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tuuh remaja


dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosi.
b. Perubahan pola interaksi dengan orang tua
Pola asuh orang tua terhadap anak maupun remaja sangat bervariasi.
Perbedaan pola asuh orang tua dapat berpengaruh terhadap perbedaan
perkembangan emosi remaja. Orang tua yang memiliki pola asuh otoriter
akan sangat berbeda dengan orang tua yang memiliki pola asuh permisif.
Pemberontakan terhadap orang tua menunjukkan bahwa mereka berada dalam
konflik dan ingin melepaskan diri dari pengawasan orang tua. Keadaan
semacam ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi remaja.
Sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau memberikan contoh yang baik dalam mendidik anak. Beliau
dikenal penyayang dan penyabar. Tidak suka membentak anak. Namun juga
tegas dalam urusan agama. Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip dengan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam cara bicara maupun duduk daripada
Fathimah.” ‘Aisyah berkata lagi, “Biasanya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam melihat Fathimah datang, beliau mengucapkan selamat datang
padanya, lalu berdiri menyambutnya dan menciumnya, kemudian beliau
menggamit tangannya hingga beliau dudukkan Fathimah di tempat duduk
beliau. Begitu pula apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang
padanya, maka Fathimah mengucapkan selamat datang pada beliau,
kemudian berdiri menyambutnya, menggandeng tangannya, lalu
menciumnya.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani).
c. Perubahan Interaksi Teman Sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayannya
secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama.
Faktor yang sering menimbulkan masalah emosi pada masa ini adalah
hubungan cinta dengan teman lawan jenis. Alah SWT. Berfirman :

‫خو خل تخ عق خر بل وُا ال زز نخ اَ إب نا هل خك اَ خن فخ اَ بح خش ةل خو خس اَ خء خس بب يِ لل‬

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

“dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adallah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ :32). Nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan tentang batasan-batasan
berteman antara laki-laki dan perempuan, tentang pentingnya menjaga
pandangan, tentang besarnya dosa zina dan sebagainya. Batasan – batasan ini
bukan ditujukan untuk mengekang dan menyusahkan, tetapi menjaga
kehormatan dan kemuliaan wanita itu sendiri, menjaga masa depannya agar
penuh kebaikan.
Namun islam tidak menyusahakan lelaki maupun wanita. Dalam hal –
hal yang memang jelas dan perlu, syariat membolehkan interaksi antara
keduanya. Contohnya seperti jual beli, belajar – mengajar, berjihad di jalan
Allah dan lain sebagainya.
d. Perubahan Pandangan Luar
Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat
menyebabkan konflik-konflik emosional, yaitu sikap dunia luar terhadap
remaja sering tidak konsisten, dunia luar atau masyarakat masih menerapkan
nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan, seringkali
kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung
jawab.
e. Perubahan Interaksi dengan Sekolah
Dalam pembaruan, para remaja sering terbentur pada nilai-nilai yang
tidak dapat mereka terima atau yang sama sekali bertentangan dengan nilai-
nilai yang menarik bagi mereka. Pada saat itu, timbullah idealisme untuk
mengubah lingkungannya. idealisme yang dikecewakan dapat berkembang
menjadi tingkah laku emosionalnya yang destruktif. Sebaliknya, kalau remaja
berhasil diberikan penyaluran yang positif untuk mengembangkan
idealismenya akan sangat bermanfaat bagi perkembangan mereka sampai
memasuki masa dewasa.

c. Karakteristik Perkembangan Emosi pada Remaja


Masa remaja sering diartikan sebagai masa yang rawan terjadi badai dan
tekanan, suatu masa dimana kekuatan emosi akan sangat mudah meluap akibat

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

dari perubahan fisikdan kelenjar. Memuncaknya emosi yang terjadi pada remaja,
baik laki-laki maupun perempuan sebenarnya karena anak di bawah pengaruh
tekanan sosialdan kondisi baru dimana yang awalnya hanya hidup di lingkup
keluarga kemudian hidup di kalangan yang lebih kompleks. Tidak semua remaja
akan mudah terpancing emosinya, namun karena pada remaja mengalami
ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi usaha penyesuaian diri
terhadap pola perilaku baru dan harapan sosial baru. Beberapa kondisi emosional
yang dialami oleh remaja
a. Cinta / Kasih Sayang
Remaja mungkin terlihat berbeda dari masa kanak-kana yang umumnya
masih manja, namun tanpa orang tua sadari justru pada masa ni seorang remaja
sangat membutuhkan dukungan, perhatian, kasih sayang yang lebih dari orang-
orang terdekatnya. Baik itu orang tua, kerabat, saudara, dan orang-orang
terdekat lainnya. Mungkin sekilas remaja terlihat mulai cuek apabila orang
terdekatnya memberikan suatu perlakuan khusus, namun dibalik pada kondisi-
kondisi tertentu remaja sangat membutuhkan masukan tentang apa yang telah
ia lakukan sebagai kontrol atas tindakannya. Walaupun kebutuhan akan
perasaan-perasaan dapat disembunyikan dengan amat baik oleh remaja yang
umumnya berontak secara terang-terangan, nakal, dan mempunyai sikap
permusuhan besar, disitulah rasa cinta dan dicintai kurang ia dapatkan.
b. Gembira
Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatu berlangsung dengan
baik dan berjalan tanpa kendala apapun. Remaja umumnya akan merasa
gembira apabila ia telah menemukan teman yang cocok,diterima menjadi
sahabat, atau bahkan pada saat sang remaja mulaimerasakan jatuh cinta.
Umumnya individu akan mampu mengingat kembali pengalaman-pengalaman
yang cukup menggembirakan dan menyenangkan yang dapat menjadi cerita
panjang dalam perkembangan emosional pada remaja. Dalam QS Ali Imran :
14, dijelaskan “dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang dingini yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sis Allah-lah tempat kembali yang

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

baik (surga)” pada ayat tersebut sangat jelas dinyatakan bahwa emosi
merupakan fitrah manusia, yang di dalam kehidupan berisikan kegiatan
kerohanian yang tercermin dari aktivitas sehari-hari.
c. Kemarahan dan Permusuhan
Sejak kanak-kanak, rasa marah berkaitan erat dengan usaha remaja
untuk mencapai dan memiliki kebebasan sebagai pribadi yang mampu
menyelesaikan masalah secara pribadi. Rasa marah merupakan gejala yang
timbul dari hasil ketidak cocokan terhadap sesuatu yang dinilai kurang pas oleh
remaja. Rasa marah penting dalam proses kehidupan seseorang, karena rasa
marah dapat mempertajam kepekaan individu untuk lebih bertindak lebih baik
dan memiliki prinsip dalam menguasai minat-minat dan bakatnya.
d. Ketakutan dan Kecemasan
Proses pencapaian masa remaja, anak akan mengalami serangkaian
perkembangan panjang yang mempengaruhi kecemasan yang terjadi pada
dirinya. Ketakutan yang muncul pada anak umumnya akan datang silih
berganti, ketakutan yang terjadi pada masa lampau mungkin sudah teratasi dan
kini individu akan mengalami kecemasan dan rasa takut baru yang baru saja
dialaminya. Remaja tidak jarang yang takut pada waktu, beberapa di antaranya
takut pada kejadian-kejadian yang dinilai sebagai hal yang membahayakan
dirinya, seperti mimpi, pikiran-pikiran mereka sendiri atau kejadia-kejadian
yang pernah terjadi dan terulang kembali. Sama seperti anak-anak dan orang
dewasa, remaja seri gkali berusaha mengatasi ketakutan dengan mandiri yang
mungkin dapat terselesaikan dari pengalama yang pernah didapatkan
sebelumnya.
Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi 2 rentang usia,
yaitu 12-15 tahun dan usia 15-18 tahun.
1. Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun
Perubahan biologis banyak terjadi pada usia ini, sehingga wajar bila
pada usia ini anak akan murung dan sulit ditebak masalah yang sedang terjadi
padanya. Individu juga mungkin seringkali bertingkah laku kasar sebagai
usaha menutupi kekurangan dirinya dan agar ia lebih percaya diri menghadapi
sesuatu. Meluapnya rasamarah juga akan lebih sering terjadi karena pada usia

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

ini anak belum mahir dalam mengolah informasi yang didapatkan untuk
dicerna menjadi masukan positif yang dapat membangun, ketidakstabilan
biologis atau pola hidup yang kurang sehat juga dapat menjadi pemicu
kemarahan anak. Sikap toleransi belum terlihat mendominasi pada tahap usia
ini, mereka akan berjuang mati-matian agar pendapat yang telah ia sampaikan
adalah pendapat absolut, hal tersebut dilakukan karena kurangnya rasa percaya
diri dan keegosian yang masih sangat umum terjadi pada usia ini. Pada usia ini
anak akan lebih sensitif serta akan mengamati objek secara detail, sehingga
anak akan lebih mudah menjudge seseorang maha tau atau bertindak serba tau
namun menurut remaja tersebut hal itu merupakan sandiwara belaka.
2. Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun
Pada usia ini, anak akan lebih mudah memberontak terhadap sesuatu
yang dinilai tidak sesuai dengan pemikirannya. Mereka menganggap
kebebasan mereka dalam berekspresi akan lebih dominan. Konflik-konflik
yang muncul menjadikan remaja mengharapkan simpati khusus dan masukan
secara bijaksana dari orang tua dan guru. Usia ini juga merupakan tahapan
dimana anak sudah mulai berandai-andai tentang masa depan yang akan anak
raih, sehingga tidak jarang akan banyak anak melamunkan suatu penafsiran
tinggi dari pemikiran-pemikiran remaja seperti berkhayal menjadi direktur,
atau menjadi orang kaya raya namun anak tidak memikirkan proses panjang
menuju hal itu.

E. Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap


a. Pengertian Nilai, Moral, dan Sikap
a) Pengertian Nilai
Dalam kamus bahasa Indonesia, nilai adalah harga, angka kepandaian.
Adapun menurut Spranger, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang
dijadikan panduan oleh individu dalam menimbang dan memilih alternatif
keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dalam perspektif Spranger,
kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai dan
kesejahteraan. Meskipun menempatkan konteks sosial sebagai dimensi nilai
dalam kepribadian manusia, tetapi spranger tetap mengakui kekuatan

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

individual yang dikenal dengan istilah “ roh subjektif” (subjective spirit) dan
kekuatan nilai-nilai budaya merupakan “roh objektif” (objevtive spirit). Roh
objektif akan berkembang manakala didukung oleh roh subjektif, sebaliknya
roh subjektif terbentuk dan berkembang dengan berpedoman kepada roh
objektif yang diposisikan sebagai cita-cita yang harus dicapai.
Menurut Harrocks, Nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan
individu atau kelompok sosial dalam membuat keputusan mengenai apa yang
dibutuhkan atau sebagai suatu yang ingin dicapai. Dalam buku psikologi
perkembangan peserta didik oleh Prof. Sinolungan mengatakan nilai adalah
suatu yang diyakini kebenarannya, dipercayai dan dirasakan kegunaannya,
serta diwujudkan dalam sikap atau perilakunya. Jadi, nilai bersifat normatif,
suatu keharusan yang menuntut diwujudkan dalam tingkah laku, misalnya
nilai kesopanan dan kesederhanaan. Seperti, seseorang yang selalu bersikap
sopan santun akan selalu berusaha menjaga tutur kata dan sikap sehingga
dapat membedakan tindakan yang baik dan yang buruk. Dengan kata lain,
nilai-nilai perlu dikenal terlebih dahulu, kemudian dihayati dan didorong oleh
moral, baru kemudian akan terbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilai
tersebut. Secara dinamis, nilai dipelajari dari produk sosial dan secara
perlahan diinternalisasikan oleh individu serta diterima sebagai milik bersama
dengan kelompoknya. Nilai merupakan standar konseptual yang relatif stabil
dan emplisit membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin
dicapai serta aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan psikologisnya.
Spranger menggolongkan nilai itu kedalam enam jenis, yaitu:
1. Nilai teori atau nilai keilmuan (I) : Mendasari perbuatan seseorang
atau kelompok orang yang bekerja terutama atas dasar pertimbangan rasional.
2. Nilai ekonomi (E) : Suatu nilai yang mendasari perbuatan
seseorang atau kelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya
keuntungan finansial sebagai akibat dari perbuatannya.
3. Nilai sosial atau nilai solidaritas (Sd): Suatu nilai yang mendasari
perbuatan seseorang terhadap orang lain tanpa menghiraukan akibat yang
mungkin timbul kepada dirinya sendiri, baik berupa keberuntungan atau
ketidakberuntungan.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

4. Nilai agama (A) : Suatu nilai yang mendasari perbuatan seseorang


atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu dipandang benar
menurut ajaran agama.
5. Nilai seni (S) : Suatu nilai yang mendasari perbuatan seseorang
atau kelompok atas dasar pertimbangan rasa keindahan atau rasa seni yang
terlepas dari berbagai pertimbangan material.
6. Nilai politik atau nilai kuasa (K) : Suatu nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atau kelompok orang atas dasar pertimbangan baik
buruknya untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya.

b) Pengertian Moral
Istilah moral berasal dari kata Latin Mores yang artinya tata cara dalam
kehidupan, adat istiadat, atau kebiasaan. Maksud moral disini adalah sesuai
dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia mana yang
baik dan wajar. Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur
perilaku individu dalam kehidupannya dengan kelompok sosial dan
masyarakat. Moral merupakan standar baik-buruk yang ditentukan bagi
individu sebagai anggota sosial. Moralitas merupakan aspek kepribadian yang
diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara
harmonis, adil, dan seimbang. Perilaku moral diperlukan demi terwujudnya
kehidupan yang damai penuh keteraturan, ketertiban, dan keharmonisan.
Perubahan pokok dalam moralitas selama masa remaja terdiri dari mengganti
konsep-konsep moral khusus dengan konsep-konsep moral tentang benar dan
salah yang bersifat umum, membangun kode moral berdasarkan pada prinsip-
prinsip moral individual, dan mengendalikan perilaku melalui perkembangan
hati nurani.
Tokoh yang paling terkenal dalam kaitannya dengan pengkajian
perkembangan perkembangan moral adalah Lawrence E. Kohlbert (1995).
Berdasarkan penelitiannya, Kohlbert (1995) menarik sejumlah kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penilaian dan perbuatan moral pada intinya bersifat rasional.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

2. Terdapat sejumlah tahap pertimbangan moral yang sesuai dengan


pandangan formal harus diuraikan dan yang biasanya digunakan remaja
untuk mem pertanggung jawabkan perbuatan moralnya.
3. Membenarkan gagasan Jean Piaget bahwa pada masa remaja
sekitar umur 16 tahun.
Berdasarkan tingkatan dan tahapan perkembangan moral, kohlberg
(1995) menerjemahkannya ke dalam motif-motif individu dalam melakukan
perbuatan moral. Sesuai dengan harapan perkembangan moral, motif-motif
perilaku moral manusia adalah sebagai berikut:
Tahap 1: Perbuatan moral individu dimotivasi oleh penghindaran
terhadap hukuman dan suara hati yang pada dasarnya merupakan ketakutan
irasional terhadap hukuman.
Tahap 2: Perbuatan moral individu dimotivasikan oleh keinginan untuk
mendapat ganjaran dan keuntungan. Sangat boleh jadi reaksi rasa bersalah
diabaikan dan hukuman dipandang secara pragmatis (membedakan rasa takut,
rasa nikmat, atau rasa sakit dari akibat hukuman).
Tahap 3: Perbuatan moral individu dimotivasi oleh antisipasi terhadap
celaan orang lain, baik yang nyata atau yang dibayangkan secara hipotesis.
Tahap 4: Perbuatan moral individu dimotivasi oleh antisipasi terhadap
celaan yang mendalam karena kegagalan dalam melaksanakan kewajiban
dan rasa bersalah diri atas kerugian yang dilakukan terhadap orang lain.
Tahap 5: Perbuatan moral individu dimotivasi oleh keprihatinan
terhadap upaya mempertahankan rasa hormat terhadap orang lain dan
masyarakat yang didasarkan atas akal budi dan bukan berdasarkan emosi ,
keprihatinan terhadap rasa hormat bagi diri sendiri (misalnya, untuk
menghindari sikap menghakimi diri sendiri sebagai makhluk yang tidak
rasional, tidak konsisten, dan tanpa tujuan).
Tahap 6: Perbuatan moral individu dimotivasi oleh keprihatinan
terhadap sikap mempersalahkan diri karena melanggar prinsip-prinsipnya
sendiri. Individu cenderung membedakan rasa hormat dari diri sendiri. Selain
itu juga dibedakan antara rasa hormat terhadap diri karena mencapai

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

rasionalitas dan rasa hormat terhadap diri sendiri karena mampu


mempertahankan prinsip-prinsip moral.

c) Pengertian Sikap
Fishbein (1975) mendefenisikan sikap adalah predisposisi emosional yang
dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap
merupakan variabel laten yang mendasari, mengarahkan dan mempengaruhi
perilaku. Sikap tidak identik dengan respons dalam bentuk perilaku, tidak
dapat diamati secara langsung tetapi dapat disimpulkan dari konsistensi
perilaku yang dapat diamati. Secara operasional, sikap dapat diekspresikan
dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang merupakan respons reaksi dari
sikapnya terhadap objek, baik berupa orang, peristiwa, atau situasi.

Menurut Chaplin (1981) dalam Dictionary of Psychology menyamakan


sikap dengan pendirian. Chaptin menegaskan bahwa sumber dari sikap
tersebut bersifat kultural, familiar, dan personal. Artinya, kita cenderung
beranggapan bahwa sikap-sikap itu akan berlaku dalam suatu kebudayaan
tertentu, selaku tempat individu dibesarkan. Jadi, ada semacam sikap kolektif
(collective attitude) yang menjadi stereotipe sikap kelompok budaya
masyarakat tertentu. Sebagian besar dari sikap itu berlangsung dari generasi
ke generasi di dalam struktur keluarga. Akan tetapi, beberapa darin tingkah
laku individu juga berkembang selaku orang dewasa berdasarkan pengalaman
individu itu sendiri. Para ahli psikologi sosial bahkan percaya bahwa sumber-
sumber penting dari sikap individu adalah propaganda dan sugesti dari
penguasa-penguasa, lembaga pendidikan, dan lembaga-lembaga lainnya yang
secara sengaja diprogram untuk mempengaruhi sikap dan perilaku individu.
Sikap merupakan salah satu aspek psikologi individu yang sangat penting
karena sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku sehingga akan
banyak mewarnai perilaku seseorang. Sikap setiap orang berbeda atau
bervariasi, baik kualitas maupun jenisnya sehingga perilaku individu menjadi
bervariasi. Pentingnya aspek sikap dalam kehidupan individu, mendorong
para psikolog untuk mengembangkan teknik dan instrumen untuk mengukur
sikap manusia. Beberapa tipe skala sikap telah dikembangkan untuk

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

mengukur sikap individu, kelompok, maupun massa untuk mengukur


pendapat umum sebagai dasar penafsiran dan penilaian sikap.

b. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai, Moral dan Sikap


pada Remaja
1. Faktor tingkat harmonisasi hubungan antara orang tua dan anak.
Rasulullah pernah membariskan Abdulullah, Ubaidillah dan sejumlah
anak-anak pamannya, Al Abbas, dalam suatu barisan, kemudian beliau
bersabda: “Siapa yang paling dahulu sampai kepadaku, dia akan
mendapatkan (hadiah) ini. Mereka pun berlomba lari menuju tempat
Rasulullah berada. Setelah mereka sampai di tempat beliau, ada yang
memeluk punggung dan ada pula yang memeluk dada beliau. Rasulullah
menciumi mereka semua serta menepati janji kepada mereka.” (Majmu’uz
Zawaid). Dalam hadist tersebut menggambarkan salah satu cara Rasulullah
SAW menjaga keharmonisan antara keluarga serta antara anak dan orang tua.
2. Faktor seberapa banyak model (orang-orang dewasa yang simpatik, teman-
teman, orang-orang yang terkenal dan hal-hal lain) yang diidentifikasi
oleh anak sebagai gambaran- gambaran ideal.
3. Faktor lingkungan memegang peranan penting. Unsur lingkungan berbentuk
manusia yang langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai
perwujudan dari nilai-nilai tertentu.
4. Tingkat penalaran. Perkembangan moral yang sifatnya penalaran
menurut Kohlberg, dipengaruhi oleh perkembangan nalar sebagaimana
dikemukakan oleh Piaget. Makin tinggi tingkat penalaran seseorang menrut
tahap-tahap perkembangan Piaget, makin tinggi pula tingkat moral
seseorang.
5. Faktor Interaksi sosial dalam memberikan kesepakatan pada anak untuk
mempelajari dan menerapkan standart perilaku yang disetujui masyarakat,
keluarga, sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain.

c. Karakteristik Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap


a) Karakteristik Perkembangan Nilai pada Remaja

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Nilai-nilai yang perlu ditanamkan pada remaja bukan hanya mengenai adat
istiadat dan sopan santun saja, namun nilai dalam cakupan luas yaitu seperangkat
nila-nilai yang terkandung dalam pancasila. Nilai-nila yang harus dimiliki oleh
remaja adalah nilai terhadap rasa kepercayaan kepada Tuhannya, juga hubungan
yang perlu di kokohkan kepada setiap sesamanya dan rasasaling menghargai.
Remaja akan mengalami banyak kendala apabila nilai-nila yang seharusnya
diperkuat justru ditiadakan, orang tua dan lembaga pendidikan adalah forum
terkuat yang mampu menerapakan kepada anak tentang bagaimana seharusnya
anak berperilaku, menghormati orang lain, bersikap kepada yang lebih tua dan
sebagainya. Remaja juga harus tidak asing kepada sikap tenggang rasa, saling
gotong royong, membela keadilan dan kebenaran, mengakui kebebasan orang lain
serta tidak memaksa orang lain agar menyetujui pendapat yang telah ia buat.
Orang tua harus menanamkan keseimbangan antara hak dan kewajiban sejak
kecil, karena nilai-nilai pada remaja adalah cerminan pada masa kanak-kanak saat
anak mulai belajar dan diajari tentang bertanggung jawab.
b) Karakteristik Perkembangan Moral pada Remaja
Moral diartikan sebagai ajaran tentang baik atau buruknya perbuatan dan
kelakuan, akhlak dan kewajiban. Moral erat kaitannya dengan kemampuan
individu memebedakan perbuatan yang benar dan salah atau suatu hal yang pantas
atau tidak dilakukan. Moral merupakan pengendali dalam berperilaku. Remaja
yang bermoral baik, kemungkinan akan baik dalam berperilaku, remaja
diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang berlaku umum menjadi lebih
spesifik sebagai pedoman dalam berperilaku. Moral yang terbentuk pada anak
bukan hanya berasal dari pengaruh interaksi anak, melainkan juga kemampuan
anak menerjemahkan informasi dan mengolah informasi tersebut untuk dijadikan
pedoman dalam berperilaku. Individu dapat dikatakan telah mengalami
perkembangan moral apabila remaja tersebut telah sadar akan kewajiban
mempertahankan harga diri serta tahta yang mungkin saat ini telah dimiliki.
Sehingga seorang individu akan bersikap tegas apabila individu telah merasa
bahwa ada suatu hal yang telah mengancam harga dirinya. Berdasarkan hadis
yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a., ia berkata bahwa Rasulullah SAW.
Bersabda “Malu itu pertanda dari iman.” (HR. Buhari dan Muslim). Dari hadis

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

tersebut remaja yang telah paham tentang moral akan memiliki rasa malu,
termasuk malu terhadap lawan jenisnya.
c) Karakteristik Perkembangan Sikap pada Remaja
Sikap adalah keterkaitan antara motif dan tindakan seseorang dalam
bertindak. Sikap diartikan sebagai reaksi terhadap pemikiran yang menurut remaja
baik untuk dilakukan, sikap bukan suatu tindakan melainkan berupa
kecenderungan tingkah laku. Dalam menentukan sikap, umumya remajabelum
sepenuhnya memahami kode etik yang pantas yang harus ia terapkan dalam
mengambil sikap. Remaja cenderung bersikapsemena-mena dan belum mampu
berpikir secara jauh tentang berbagai konsekuensi yang akan ia dapatkan apabila
ia salah mengambil sikap dalam suatu permasalahan. Orang tua serta guru sangat
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian remaja yang nantikan akan
menjadi cerminan saat individu harus menerapkan sikap bijaksana dalam
pengambilan suatu keputusan.

LATIHAN

1. Berdasarkan pengertian inteligensi yang telah dikemukakan :


a. Diskusikan dengan teman, kemukakan pengertian yang paling tepat
dan jelaskan rasionalnya!
b. Rumuskan dalam bahasa anda sendiri pengertian intelegensi!
2. Diskusikan dengan teman Anda apa saja yang dapat dilakukan guru untuk
meningkatkan taraf kecerdasan peserta didik!

RANGKUMAN

1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan baik di bidang intelektual,


emosi, sosial, nilai, moral, dan sikap adalah faktor internal dan faktor eksternal.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri remaja. Faktor eksternal
merupakan faktor dari luar individu itu sendiri atau dapat dikatakan lingkungan
sekitar individu
2. Perkembangan pada masa remaja saat ini dipengaruhi oleh perkembangan
intelek dan intelegensi yang dimiliki oleh Individu. Orang yang dikatakan
intelegen adalah orang yang bisa berpikir dalam tingkat abstrak. Perkembangan
intelek dan intelegensi tidak jauh berbeda karena sama-sama berpikir. Dalam
menghadapi suatu masalah akan lebih cermat dan cepat
3. Dari pengertian intelek dan intelegensinya merupakan aspek-aspek
kognitif, yang ditinjau atau dibagi dalam beberapa perkembangan yaitu
perkembangan sosial, perkembangan emosi, perkembangan bahasa,
perkembangan nilai, perkembangan moral, dan perkembangan sikap
4. Perkembangan yang baik sangat diepengaruhi oleh faktor dalam keluarga,
tetapi bila tahap remaja, perkembangan akan langsung dipengaruhi oleh faktor
diluar lingkungan keluarga. Karena pada masa remaja bisa menentukan sendiri
mana yang baik dan tidak baik baginya

TES FORMATIF 2

1. Kemampuan seseorang untuk bisa memberikan persepsi, melakukan


sentuhan, mulai mencoba untuk belajar mengkoordinasikan tindakan yang akan
dilakukan merupakan ciri-ciri tahap perkembangan?
a. Sensor motorik
b. Formal Operational
c. Concret Operational
d. Informal Operational
e. Real Operational
2. Perasaan bahagia, gembira, sedih, kesal, stres, dan merasa tidak ada
mengerti perasaan merupakan contoh bentuk emosi. Berdasarkan gambaran
contoh di atas yang tergolong ke dalam bentuk emosi “malu” yaitu?
a. Kekesalan hati

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

b. Sedih
c. Gembira
d. Mudah tersinggung
e. Stres
3. Perkembangan kemampuan berpikir formal ditandai dengan ciri-ciri di
bawah ini, kecuali ?
a. Mempunyai kemampuan berpikir ilmiah
b. Dapat mengkolaborasikan gagasan secara masuk akal (logis)
c. Mampu memperkirakan atau meramalkan sesuatu
d. Remaja menjadi terbiasa menyelesaikan suatu permasalahan
e. Mampu berpikir kritis
4. Seorang anak yang mempunyai suatu bakat khusus yang paling tampak
disebut dengan ?
a. Skilled Children
b. Gifted Children
c. Talented Children
d. Smart Children
e. Clever Children
5. Seorang remaja yang meniru penampilan dan perilaku tokoh idolanya,
merupakan salah satu proses perkembangan moral. Hal tersebut bisa terjadi
dengan cara?
a. Rasa ingin tahu
b. Asosiasi
c. Mengidentifikasi
d. Direct education
e. Proses kedewasaan
6. Proses untuk mencari identitas atau makna hidup yang mengandung
keinginan untuk mengatur, memahami, serta menganalisis untuk menemukan
identitas dan makna serta membentuk filsafat hidup disebut sebagai?
a. Proses kedewasaan
b. Suatu sifat hidup individu
c. Penyelesaian

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

d. Rasa keingintahuan
e. Mengidentifikasi
7. Selain orang tua siapakah yang bisa mempengaruhi pembentukan karakter
pada remaja?
a. Lingkungan, teman sebaya, pemerintah
b. Lingkungan, teman sebaya, pendidikan
c. Teman media sosial, pemerintah, teman kecil
d. Pak ustadz, pemerintah, teman ngaji
e. Pendidikan, pemerintah, masyarakat
8. Apabila seseorang melakukan hal-hal atau tindakan yang tidak sesuai
dengan norma kesopanan didalam masyarakat, misalanya merokok di tempat
banyak anak kecil. Perkembangan apakah yang salah yang terjadi pada remaja
tersebut?
a. Perkembangan moral
b. Perkembangan sikap
c. Perkembangan bahasa
d. Perkembangan nilai
e. Perkembangan fisik

Daftar Pustaka
Ali, M & Ansori, M. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). 2000.
Bandung: Bumi Aksara.
Hidayat, S. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Tangerang : PT Pustaka Mandiri.
Piaget, J. 1947. La Psychologie de Intelligene. Paris: Librairie Armand Colin.
Rehani. 2001. Keluarga Sebagai Institusi Pendidikan Dalam Perspektif Al-
Qur’an. Padang : Baitul Hikmah Press.
Syamsu., Yusuf. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Kegiatan Belajar 3

Implikasi Perkembangan Peserta


Didik pada Masa Remaja dalam
Pendidikan

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Kurt Lewin menyatakan bahwa manusia itu selalu ada dalam


lingkungannya, dan tidak pernah lepas dari lingkungan yang mengelilinginya.
Oleh sebab itu, implikasi atau akibat perkembangan remaja dalam dunia
pendidikan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, baik dari lingkungan
internalnya yaitu keluarga maupun lingkungan eksternalnya yaitu masyarakat.
Sejalan dengan hal ini, Ibn Khaldun pernah mengatakan bahwa “manusia dicetak
berdasarkan perkembangan lingkungannya”. Tentu saja, manusia tidak akan bisa
hidup dengan baik apabila dirinya mengisolasi dengan lingkungan tempat ia
berada. Itulah sebabnya, kita diperkenalkan oleh Allah SWT. melalui kata “alam”
yang berasal dari bahasa Arab yaitu, ‘alam yang artinya seakar dengan kata ‘ilm
(pengetahuan) dan ‘alamat (tanda). Pengertian ini memberikan petunjuk bahwa
alam ini adalah sebagai produk pengetahuan dan sebagai pertanda bahwa ada yang
menciptakannya, yaitu Allah SWT. Seperti yang dijelaskan dalam Surah Al-
Anbiya/21:16

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

(۱۶) َ‫سمماَمء مخلمققمناَ مومما‬ ‫لبعببيمن بمقينمههمماَ مومماَ موالقر م‬


‫ض ال س‬
Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada
diantara keduanya dengan bermain-main”.

Menurut John Locke, perkembangan pribadi manusia sangat ditentukan


oleh keberadaan lingkungan, salah satunya adalah pendidikan. Setiap individu
manusia yang lahir ke dunia ini dibaratkan seperti kertas putih yang siap diberi
warna atau coretan dari faktor lingkungan. Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa
kehadiran Tuhan ada dalam setiap manusia dan merupakan fitrah (bawaaan)
manusia sejak asal mula kejadiannya.

Secara psikologis, remaja merasa menghadapi tuntutan yang melebihi


kemampuan mereka. Tugas perkembangan mereka bertambah dengan rencana
masa depan, mencari pekerjaan, hingga menikah dan membangun keluarga baru.
Di saat yang sama, naluri kanak-kanak mereka juga masih kuat. Kondisi fisik dan
psikis seperti inilah yang sering membuat mereka gemang, dan perbengaruh
terhadap sikap maupun keseharian mereka. Sehingga tidak heran jika dalam
kenyataannya, terdapat ketidak selarasan dalam perkembangan remaja yang
akhirnya akan menimbulkan suatu permasalahan di lingkungan dan berdampak
pada pendidikan.

Dalam kaitan dengan pendidikan, peran sekolah hampir sama dengan


peran keluarga yaitu sebagai tempat pelindung bagi anak jika mereka mengalami
suatu masalah. Itulah mengapa di setiap sekolah menengah disediakan guru
bimbingan konseling dengan tujuan untuk membantu anak-anak yang tumbuh
remaja dalam mengatasi dan mencegah permasalahan yang timbul. Conger
menyatakan bahwa untuk menghadapi pemahaman dan pemecahan masalah yang
dialami oleh remaja harus dilaksanakan secara disiplin dan menyeluruh antar
lembaga atau bidang yang bersangkutan. Namun, peran pendidikan juga tidak
lepas dari upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, karena
sebagian besar remaja bersekolah dan para pendidik akan mempunyai peluang
lebih banyak untuk berkomunikasi dan bergaul dengan remaja di sekolah.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

1. Implikasi Perkembangan Sosial Moral Remaja Dalam Pendidikan

Masa remaja cenderung bergejolak karena merupakan masa mencari jati


diri, sehingga mereka memiliki sikap yang terlalu tinggi dalam menilai dirinya
atau sebaliknya. Mereka ingin menunjukkan bahwa “Aku ada, dan aku bukan
anak-anak lagi. Aku bisa mengambil keputusan sendiri. Aku ingin jadi diriku
sendiri”. Ada remaja yang mampu menjalani tugas perkembangan dengan sangat
baik, disebabkan oleh bimbingan yang baik pula di masa anak-anak. Namun, ada
pula remaja yang tumbuh di luar batas kewajaran, yang menyebabkan mereka
mampu bahkan terbiasa melakukan tindakan kriminal dan asusila.
Remaja umumnya belum memahami dengan benar tentang nilai dan
norma sosial yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Hal ini menimbulkan
hubungan sosial yang kurang serasi antara remaja dengan kondisi masyarakat.
Pola kehidupan remaja yang berbeda dengan kehidupan orang dewasa dan anak-
anak karena merupakan peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dapat
menimbulkan konflik sosial. Ketika seorang remaja telah melakukan beberapa
tindakan yang menyimpang dan dapat mengganggu kehidupan sosial di
lingkungannya, maka akan berdampak buruk pada pendidikan remaja tersebut.
Misalnya, seorang remaja yang suka mengejek temannya di sekolah, atau suka
bergaul dengan sekelompok orang yang merokok, dia akan dinilai sebagai remaja
yang nakal dan dapat berpengaruh pada hasil belajarnya.
Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial moral
dapat dimanfaatkan oleh pendidik melalui pemberian tugas-tugas kelompok, baik
yang membutuhkan tenaga fisik maupun pikiran remaja. Sehingga, tugas-tugas
kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada setiap remaja untuk
menunjukkan prestasinya, namun tetap diarahkan untuk mencapai tujuan yang
sama. Dengan kerja kelompok, peserta didik dapat belajar tentang kebiasaan
dalam bekerja sama, saling menghormati, dan bertanggung jawab.
Menurut Budiamin, dkk (2009:128), terdapat beberapa implikasi
perkembangan sosial moral remaja dalam pendidikan, yaitu:

1) Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyadari dan


menghayati pengalaman hubungan sosialnya, dapat dilakukan melalui

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

aktivitas-aktivitas bermain peran yang ditindak lanjuti dengan pembahasan


antar peran

2) Diperlukannya aktivitas-aktivitas pendidikan yang dapat memberikan


kesempatan kepada remaja untuk berdialog antar sesamanya, karena
keberadaan teman sebayanya merupakan hal yang sangat berarti, bukan
hanya sebagai kesenangan saja melainkan juga semangat dalam
mengenyam pendidikan

Pembentukan kelompok sosial remaja perlu dilakukan untuk memberikan


ruang kepada para remaja, agar mereka mampu berperilaku yang bermanfaat dan
dapat diterima oleh masyarakat umum. Selain itu, di sekolah tempat mereka
belajar pun perlu sering diadakan kegiatan-kegiatan sosial seperti bakti sosial,
kelompok belajar, dan kegiatan lainnya dibawah asuhan guru pembimbing.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan agar remaja mampu berkembang positif
dalam hubungan sosial moral, yaitu:

a) Memberikan teladan yang baik kepada remaja tentang apa yang baik bagi
remaja. Misalnya, kita berusaha menjadi orang dewasa yang empatik. Ketika ada
salah satu murid yang ayahnya meninggal dunia, ajak murid yang lain membahas,
kira-kira bagaimana keadaan dan nafkah keluarga murid yang ditinggalkan
ayahnya saat ini. Apa yang bisa kalian lakukan untuk teman kalian yang telah
kehilangan sang ayah. Sikap orang dewasa yang peduli kepada orang lain akan
tercatat dalam benak remaja dan akan melatih empatinya. Kemudian apresiasi
setiap usul yang mereka ajukan.

Bahkan praktik dan model akhlak mulia yang dikendaki oleh Allah SWT.,
keseluruhannya telah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. semasa hidupnya.
Karena itu, adalah tidak berlebihan jika Quraish Syihab (1996) berkata bahwa
“Muhammad bin ‘Abdullah itu adalah adalah Alquran berjalan”. Jadi, beliau
adalah teladan dan idola kita semua. Allah menegaskan hal tersebut melalui
firman-Nya pada Surah Al-Ahzab/33:21

‫سوبل بفيِ لمهكقم مكاَمن لمقمقد‬ ‫سنمةة أه ق‬


‫سموةة اب مر ه‬ ‫اقلبخمر مواقليمقومم ال لا هخ يمقرهجو مكاَمن لبممقن مح م‬

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

(۲۱) ‫مكبثيررا ال لا هخ مومذمكمر‬


Artinya: “Sesungguhnya telah ada pula pada diri Rasulullah itu suri teladan yang
baik baginya, yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan
hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah” (QS. Al-Ahzab/33:21).

b) Membantu mengenali emosi dan mendampingi mereka tanpa diminta

c) Melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti menjadi


relawan saat ada banjir, ikut mengajar di taman bermain yang kurang mampu
(seperti membaca, bermain musik, mengaji, atau membuat kerajinan tangan).

Seperti yang diterangkan dalam Tafsir al-Qurthubi (6/45), Taisirul Karimir


Rahman halaman 182, dijelaskan bahwa orang berilmu membantu orang lain
dengan ilmunya. Orang kaya membantu dengan kejayaannya. Dan hendaknya
kaum muslimin menjadi satu tangan dalam membantu orang yang membutuhkan.
Jadi, seorang mukmin setelah mengerjakan suatu amal shalih, berkewajiban
membantu orang lain dengan ucapan atau tindakan yang memacu semangat orang
lain untuk beramal.

d) Mampu mengaktifkan dan mengaitkan hubungan rumah dengan sekolah


untuk saling mendekatkan dan menyelaraskan sistem nilai yang dikembangkan,
dengan tujuan untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin
timbul dengan perkembangan sosial siswa remaja

e) Memberikan pendidikan tentang nilai kehidupan dalam rangka


mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan, melalui organisasi
sekolah, pertemuan berkala dengan orang tua/wali murid, dan pemantapan
pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah

Meskipun Nabi Muhammad SAW. telah lama meninggalkan kita, namun


pedoman perilakunya tidak meninggalkan kita, yakni Alquran dan perilaku nyata
beliau sebagai yang terbaca dalam sabda-sabdanya. Disinilah kita perlu menjaga
hubungan sosial moral yang baik dengan lingkungan agar tidak membawa
pengaruh yang buruk dalam pendidikan.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

2. Implikasi Perkembangan Bakat Remaja Dalam Pendidikan

Pengembangan bakat seseorang masih memerlukan latihan dan pendidikan


agar dapat dilakukan pada masa yang akan datang, artinya sebuah bakat dapat
terwujud atau ditampilkan secara nyata dalam bentuk prestasi yang menonjol
apabila dilatih secara terus-menerus dan mengalami pengembangan lebih lanjut.
Bakat seorang remaja dapat dikenali melalui kegiatan observasi terhadap apa yang
selalu dikerjakan dan digemari oleh mereka. Dengan mengetahui ciri-ciri dari
bakat remaja, orang tua dapat menyediakan lingkungan pendidikan yang sesuai
dengan bakat yang dimiliki remaja tersebut. selain itu, dapat membantu remaja
dalam memahami potensi yang ada dalam dirinya, dan tidak melihatnya sebagai
suatu beban, melainkan sebagai anugrah yang harus dihargai dan dikembangkan.
Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT. dalam Surah Ar-Ra’d ayat 11

‫ت هممعقيمباَ لمهه‬ ‫اب أمقمبر بمقن نمهه يمقحفم ه‬


‫ظو مخقلفببه موبمقن يممدقيبه بمقيبن بمقن ة‬ ‫ام إبسن ۗ س‬
‫يهمغييهر مل س‬

‫اه مد اأممر اموإبمذ ۗببأ مقنفه ب‬


ۚ َ‫سبهقم مماَ ايهمغييهرو محتسىى ببقمقومم مما‬ ‫لمهه مممرسد فممل ه‬
‫سورءا ببقمقومم س‬

(۱۱) َ‫موامل بمقن هدونببه بمقن لمههقم مومما‬


Artinya : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d:11).

Ayat ini menjelaskan bahwa walaupun remaja tersebut telah memiliki


bakat sejak lahir, namun apabila ia tidak berusaha mengembangkan atau
memperbaiki bakat yang dimilikinya, maka bakat tersebut tidaklah akan berguna
bagi diri dan sekitarnya.

Manfaat lain dari kemampuan orang tua dalam mengenali bakat anaknya
ialah dapat membantu sekolah dalam menyusun program dan prosedur
pemanduan anak-anak berbakat, dengan cara memberikan infromasi yang
dibutuhkan tentang ciri-ciri dan keadaan mereka. Contoh keterangan yang
diberikan, seperti hobi dan minat yang dimiliki, jenis buku yang disenangi,

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

masalah dan kebutuhan pokok, prestasi yang pernah dicapai, pengalaman-


pengalaman khusus, kegiatan kelompok yang disenangi, kegiatan mandiri yang
disenangi, sikap anak terhadap sekolah dan guru, cita-cita masa depan, dll.
Melalui hal seperti ini, seorang remaja dapat mengembangkan dirinya sesuai bakat
yang dimiliki sehingga dapat menunjang pendidikan yang sedang dijalaninya,
bahkan hingga pendidikan jenjang berikutnya.
Dalam meningkatkan bakat seseorang supaya mencapai titik optimal
khususnya bagi remaja, terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan:

a) Menyediakan situasi dan kondisi yang dapat memberikan kesempatan bagi


remaja untuk mengembangkan bakat-bakatnya, dengan memberikan dukungan
psikologis maupun fisiologis

b) Berusaha untuk menumbuh kembangkan minat dan motivasi berprestasi


yang tinggi serta kegigihan dalam melakukan usaha di kalangan remaja, baik
dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat

c) Mengembangkan program pendidikan berdiferensi di sekolah (lembaga


pendidikan formal) dengan tujuan untuk memberikan pelayanan secara lebih
efektif kepada remaja yang memiliki bakat dalam dirinya

d) Lembaga pendidkan formal (sekolah) yang merupakan tempat para remaja


menempuh pendidikannya, perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan non akademis melalui berbagai perkumpulan
yang ada di sekolah, seperti perkumpulan penggemar olah raga sejenis, kesenian,
organisasi yang diminati, dll.

Upaya-upaya tersebut dapat terealisasikan apabila terdapat kerjasama yang


baik antara semua pihak yang berkaitan dengan perkembangan bakat remaja, salah
satunya adalah pendidik. Tugas utama seorang pendidik menurut Imam Al-
Ghazali adalah untuk menyempurnakan, menyucikan, serta membawa hati remaja
untuk dekat kepada Allah SWT. Dengan demikian, sangatlah diperlukan
pendidikan berbasis tauhid yaitu keseluruhan kegiatan pendidikan yang meliputi
pembimbingan, pembinaan, dan pengembangan potensi diri manusia sesuai

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

dengan bakat, kadar kemampuan, dan keahlian nya masing-masing yang


bersumber dan bermuara kepada Tuhan, Allah SWT.

3. Implikasi Perkembangan Motorik Remaja Dalam Pendidikan

Makhluk hidup selalu tumbuh dan berkembang. Dalam isla, pertumbuhan


dan perkembangan manusia berjalan dari fase ke fase lain. Secara biologis,
pertumbuhan digambarkan oleh Allah SWT dalam al-Quran sesuai firmannya
pada surat Al- Mu’min ayat 67 sebagai berikut

‫ﺏ ﺛلام بمعن نل ع‬
‫ﻄﻔختة ﺛلام بمعن خعلخقختة ﺛلام يِلعخبرلجلكعم بﻃعﻔل ﺛلام لبتخعبلللﻐوُا‬ ‫ﻫلخوُ الابذﻱِ خخلخقخلكعم بمعن تلخرا ت‬
‫أخلشاﺪلكعم ﺛلام لبتخلكوُلنوُا لشليِوُلخاَ خوبمعنلكعم خمعن يِلتخخوُافى بمعن قخعبلﻞ خولبتخعبلللﻐوُا أخخجل لمخس نلمى خولخخعلالكعم‬
( ٦٧ ) ‫تخععقبللوُخن‬

Artinya:
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada
masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara
kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu
sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya)” (QS.
Al-Mu’min:67).

Perkembangan Fisik yang dialami manusia meliputi perubahan yang


terjadi pada tubuh manusia, yaitu : pertambahan tinggi dan berat badan,
pertumbuhan otak, pertumbuhan organ, dan lain-lain. Pada fase remaja,
perkembangan fisik yang terjadi ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi
badan, serta pertumbuhan tanda-tanda seksual primer, maupun tanda-tanda
seksual sekunder.

Perkembangan psikomotorik yang dialami seseorang meliputi


perkembangan yang berlangsung dari hal sederhana hingga kompleks.
Perkembangan psikomotorik yang dialami remaja berjalan seiring dengan
perkembangan fisik yang dialaminya. Perkembangan terjadi pada tingkat

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

kelincahan, kekuatan dan daya tahan. Puncak perkembangan psikomotorik yang


terjadi pada manusia terjadi pada masa remaja.

Implikasi dari perkembangan fisik dan psikomotorik dalam pendidikan


sangat berkaitan erat pada perencanaan pendidikan yang akan diterapkan. Seorang
pendidik dapat merencanakan strategi pembelajaran yang digunakan dengan
melihat karakteristik perkembangan psikis dan psikomotorik. Perencanaan
pembelajaran yang digunakan untuk peserta didik pada masa kanak-kanak akan
berbeda dengan pada masa remaja, karena kondisi fisik dan psikomotorik yang
dimiliki masing-masing tingkatan berbeda pula.

4. Implikasi Perkembangan Kognitif Remaja Dalam Pendidikan

Setiap anak yang lahir ke dunia ini, dalam keadaan fitrah, tidak tahu apa-
apa, tetapi ia dibekali Allah SWT. potensi untuk menerima dan mengetahui semua
yang ada di dalam kehidupannya kelak. Baik konsep maupun prinsip pendidikan,
semua berawal dari perintah Allah SWT. yang pertama diberikan kepada umat
manusia melalui Nabi Adam as. dan keturunannya memiliki potensi berinisiatif
dan membentuk konsep. Sifat pengetahuan manusia hanayalah konseptual. Begitu
pula kepada nabi atau rasul Allah yang lainnya dan seluruh umat manusia, seperti
yang dijelaskan dalam firman Allah SWT.

‫يِخععلخعم لخعم مماَ نسخسخن ٱ ع بل خعلاخم‬


Artinya: “Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS.
Al-‘Alaq/96:5).

Manusia dilahirkan ke dunia bagai lembar kertas putih, belum mengetahui


apa-apa. Lalu kemudian Allah SWT.memberikan kepadanya penglihatan dan
pendengaran sebagai jalan untuk mendapat ilmu. Allah mengajarkan kepada
manusia Al-qur’an dan mengajarkan hikamah kepadanya yaitu ilmu.

Perkembangan kognitif setiap individu berkaitan erat dengan kemampuan


untuk mengembangkan kemampuan berpikir rasional (akal). Pada usia remaja,
perkembangan kognitif berpikirnya sudah sampai dalam tahap hipotesis, logis,
abstrak dan ilmiah. Berbeda halnya dengan masa kanak-kanak, Pada masa remaja

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

tahap perkembangan berpikir mulai meningkat pada hal-hal yang kompleks,


mereka lebih mampu berpikir secara logis dan bahkan memikirkan proses
berpikirnya sendiri. Yusuf (2012 : 195) menyatakan bahwa ditinjau dari
perkembangan kognitif kognitif Piaget. Masa remaja sudah mencapai tahap oprasi
formal(oprasi adalah kegiatan-kegiatan mental tentang berbagai gagasan). Remaja
secara mental telah dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak.
Dengan kata lain berpikir oprasi formal bersifat hipotesis dan abstrak serta
sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berpikir konkret.

Lingkungan sekolah dapat dikatakan merupakan rumah kedua bagi para


remaja yang berpengaruh besar dalam perkembangan kognitifnya. Pergaulan
disekolah dan Proses pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru berperan
penting untuk membantu siswa dalam penemuan jati dirinya. Peran pendidik
dalam penemuan jati diri peserta didiknya dalam usia remaja dapat dilakukan
dengan upaya berikut :

a. Seorang pendidik harus dapat memahami karakteristik perkembangan


kognitif remaja dengan baik. Pendidik diharapkan dapat bersikap fleksibel bagi
peserta didiknya, dengan menjadi penasihat yang baik selayaknya orang tua
mereka dan bahkan teman yang baik untuk mendengarkan cerita mereka.

b. Pendidik diharapkan dapat membimbing remaja dalam proses penemuan


jati diri, membantunya pada saat mengalami masalah dan mendukungnya untuk
menjadikan lebih lagi.

c. Fase remaja merupakan fase peralihan dimana kondisi emosional dan


perkembangan kognitif remaja masih sangat labil, guru harus dapat memahami
situasi tersebut dan membimbing peserta didiknya agar memiliki pengendalian
emosi yang lebih baik lagi.

d. Pendidik diharapkan melalui proses pembelajaran yang dilakukan dapat


mengajarkan siswa mengenai pentingnya memahami orang lain dan karakter diri
sendiri.

Pada Fase remaja yang dilalui peserta didik, kondisi perkembangan


kognitif terus berjalan hingga pada tahap akhir. Pendidik diharapkan dapat terus

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

memantau perkembangan tersebut hingga pada proses akhir pada penemuan jati
diri.

5. Implikasi Perkembangan Afektif Remaja Dalam Pendidikan

Menurut Hurlock, usia remaja merupakan masa angin ribut, badai pasang
surut, dan tiada pasti. Remaja seperti petasan yang sumbunya dapat menyala
otomatis. Perkembangan sikap seorang remaja sangat erat kaitannya dengan
faktor-faktor perubahan yang terjadi dalam diri mereka, seperti perubahan
jasmani, perubahan dalam hubungannya dengan orang tua dan keluarga,
perubahan dalam hubungannya dengan teman-teman, perubahan pandangan
mengenai dunia luar, perubahan dalam hubungannya dengan lingkungan
masyarakat, dan perubahan dalam hubungannya dengan sekolah.
Telah dijelaskan bahwa masa remaja merupakan peralihan dari masa anak-
anak menuju dewasa, dan dalam masa tersebut terjadi proses pematangan fisik
dan psikologis. Dalam rentang waktu ini, seorang remaja akan mengalami banyak
perubahan yang tidak mereka pahami dengan benar, bahkan mereka tidak sadar
akan perubahan yang terjadi dalam diri mereka. Ketika perubahan tersebut secara
langsung maupun tidak langsung terjadi, maka akan mempengaruhi sikap mereka.
Sehingga, bimbingan yang lebih intensif sangat diperlukan oleh remaja dalam
mengenyam pendidikan terutama di sekolah, karena dalam keseharian mereka
akan banyak melibatkan remaja lain dengan masalah yang sama.
Masa sekolah menengah merupakan masa paling berpotensi dalam
pembentukan karakter remaja. Karena, sifat-sifat dasar yang mereka miliki ketika
menjadi anak-anak akan menuju matang hingga menjadi sifat yang permanen di
masa dewasa. Pada masa inilah akhlak mulia mulai dilatih dan daya nalar remaja
mulai bisa dieksplorasi, dengan tujuan agar mereka memahami pentingnya
memiliki sikap dan karakter yang baik. Ketika seorang remaja dalam masa
pertumbuhan dan perkembangannya dibiarkan begitu saja tanpa ada bimbingan
dari pihak-pihak yang bersangkitan, maka secara tidak langsung telah
membiarkan remaja ini tumbuh tanpa arah, yang akan mempengaruhi dalam
pendidikannya. Apabila seorang remaja sudah terlanjur hidup tanpa arah, maka
pendidikannya pun tidak akan berkembang bahkan bisa saja akan berhenti. Oleh

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

karena itu, peran pendidik tidak lepas dari pembentukan karakter positif pada
remaja.
Tugas pendidik di masa ini adalah memberikan peluang sekaligus
panduang/bimbingan bagi remaja untuk mengembangkan potensinya secara
proporsional. Sebagian besar psikolog menyatakan bahwa kecerdasan emosi akan
menentukan keberhasilan remaja dalam menjalani tugas perkembangannya. Cara
mereka mengelola emosi akan membentuk sikap dan karakternya. Basic yang
telah mereka peroleh di masa anak-anak akan diaduk dan dimatangkan di masa
ini, sehingga jika berhasil maka perjalanannya akan sampai pada usia dewasa
dengan sikap dan karakter positif.
Karakter ini diharapkan timbul bukan hanya karena pembiasaan yang
dilakukan, akan tetapi karena kesadaran remaja untuk berbudi pekerti yang baik.
Hal ini dapat dilakukan remaja dengan mengikuti apa-apa yang telah dicontohkan
oleh Rasulullah SAW. dengan mengikuti petunjuk Allah SWT. sebagaimana yang
termaktub dalam kitab suci Al-Qur’an secara utuh. Seperti yang dijelaskan dalam
firman Allah SWT.

‫سقلبم بفيِ اهخهلو قدا اآممهنو السبذيمن أمييمهاَسيِيخأ خ‬


‫ت اهخطهمو اتمتسببهعو مول مكاَفسةر ال ي‬ ‫شقي م‬
‫طاَبن ب‬ ‫لمهكقم إبنسهه ال س‬

(۲۰۸) ‫همببيةن معهدوو‬


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam islam
keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah
syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu”
(QS. Al-Baqarah/2:208).

Beberapa upaya yang dapat dilakukan agar remaja dapat memiliki afektif
yang baik, sehingga berdampak baik pula pada pendidikannya antara lain:

a) Meyakinkan remaja akan nilai yang harus mereka pegang teguh, yaitu nilai
agama dan norma masyarakat yang luhur

b) Mendampingi remaja agar mampu menghargai dirinya sendiri dan orang


lain

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

c) Mengajak remaja agar bersikap baik, dan memperlihatkan bahwa terdapat


kaidah sebab akibat, seperti diperlakukan baik oleh orang lain yang merupakan
akibat bukan tujuan. Dengan demikian, remaja akan memiliki rasa hormat
terutama kepada yang lebih tua. Seperti firman Allah SWT.

‫ساَهن إبسل ا ق بلقح م‬


‫ساَبن مجمزاهء مهقل‬ ‫ا ق بلقح م‬
Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (QS. Ar-
Rahman: 60).

d) Tegaskan kepada remaja untuk tidak memberikan julukan buruk terutama


berdasarkan kriteria fisik

e) Mengajak remaja untuk berempati seperti mengubah cermin menjadi


jendela. Ketika bercermin, mereka hanya melihat dan merasakan diri mereka
sendiri, namun ketika melihat jendela mereka dapat melihat dan merasakan apa
yang orang lain rasakan

f) Membuka wawasan remaja bahwa mereka layak berpendapat dan layak


didengar, sehingga mereka akan berani berpendapat dan berani membela kebaikan
maupun menolak keburukan

g) Menghindari larangan yang tidak terlalu penting

h) Mengurangi pembatasan dan tuntutan terhadap remaja harus disesuaikan


dengan kemampuan remaja

i) Memahami sikap dan tingkah laku remaja dan menghadapinya dengan


penuh kasih sayang dan kesabaran

j) Memberikan kebebasan dan keteraturan serta pengarahan sikap, perasaan,


dan pendapat remaja

k) Untuk menghadapai remaja yang banyak melamun dan sulit ditebak, maka
pendidik perlu memperlakukannya seperti orang dewasa yang penuh tanggung
jawab

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

l) Untuk menghadapi remaja yang bertingkah laku kasar, maka pendidik


membantu dengan cara mendorong mereka untuk bersaing dengan dirinya sendiri

m) Mengikutsertakan remaja dalam beberapa pembicaraan dan pengambilan


keputusan keluarga, sedangkan dalam kelompok sebaya remaja turut aktif dalam
tanggung jawab dan penentuan keputusan kelompok. Remaja juga berpartisipasi
untuk mengembangkan aspek moral misalnya dalam kerja kelompok, sehingga
mereka belajar untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan anggota
kelompoknya

n) Memperhatikan dan memahami emosi remaja dengan menciptakan


kesenangan suasana dalam belajar, menjalin hubungan dengan remaja, dan
menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar, sehingga remaja akan lebih
ikut serta dalam kegiatan yang berhubungan dengan bahan pelajaran

6. Implikasi Perkembangan Bahasa Remaja Dalam Pendidikan

Manusia terlahir sebagai makhluk sosial, dalam menjalani aktivitasnya


manusia akan selalu berkomunikasi dengan manusia lain. Sarana komunikasi
manusia adalah bahasa. Bahasa tersebut merupakan salah satu alat komunikasi
yang diwujudkan dalam pembicaraan suara ataupun dalam bentuk isyarat bahasa
tubuh. Kemampuan berbahasa menjadi suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh
setiap orang. Seperti Halnya do’a Nabi Musa as dalam Qur’an surah 20 ayat 27
yang artinya “ Lepaskan kekuatanMu dari lidahku” Hal tersebut menyiratkan
makna yaitu permohonan Nabi Musa as kepada Allah SWT. untuk memberikan
Hamba-Nya kemampuan berbicara, agar manusia mampu memahami
perkataannya. Hikmah dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa peran berbicara
yang melukiskan kemampuan berbicara sangar penting dalam hal berkomunikasi
dengan orang lain.
Penggunaan bahasa yang digunakan oleh manusia akan berbeda-beda pada
tingkatan tertentu. Bahasa yang digunakan pada masa usia dini, masa anak-anak,
masa remaja dan masa dewasa akan berbeda satu sama lain. Semakin manusia itu
tumbuh dan berkembang dan mampu memahami lingkungannya, maka
perkembangan bahasa yang digunakan manusia tersebut akan berkembang pula
dari tingkatan sederhana menuju kompleks.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Prof. Dr Utami Munandar dalam bukunya mendeskripsikan bahwa bahasa


merupakan alat sosialisasi dan merupakan dasar pengembangan intelegensi.
Kemampuan berbahasa seseorang dapat menggambarkan kecerdasan dan
perkembangan intelek dari orang tersebut.
Bahasa remaja adalah bahasa yang berkembang pada usia remaja.
Perkembangan bahasa remaja dipengaruhi oleh lingkungan.Lingkungan remaja
sangat berperan penting dalam perkembangan bahasa yang digunakan.
Lingkungan remaja meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat sekitarnya. Pergaulan remaja dengan lingkungannya akan
memberikan ciri khusus terhadap perilaku berbahasa yang digunakan. Pada tahap
awal, kemampuan berbahasa didapat oleh didikan orang tua yang mulai diajarkan
sejak kita bayi, kemudian kemampuan berbahasa tersebut akan berkembangan
menjadi luas lagi pada saat sudah memasuki jenjang sekolah. Pendidikan bukan
hanya memperluas ilmu pengetahuan bagi seseorang saja, melainkan secara
bersamaan akan berpengaruh pada proses perilaku berbahasa bagi orang tersebut.
Selain hal tersebut, pergaulan remaja dengan masyarakat juga sangat
mempengaruhi bagi bahasa remaja yang digunakan. Masyarakat yang tinggal pada
suatu daerah tertentu dengan budaya tertentu akan memiliki ciri khas bahasa
tertentu. Perkembangan bahasa sangat berkaitan dengan pergaulan. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa remaja antara lain :

a. Usia : Perkembangan usia setiap manusia akan berpengaruh terhadap


perkembangan berbicara. Pada umumnya, manusia mulai belajar berbicara pada
umur 2 tahun. Semakin berkembang organ tubuh yang dimiliki meliputi
pertumbuhan organ berbicara dan organ tubuh lainnya.Pada kisah Nabi Isa as.
Beliau telah pandai berbicara sejak dalam masa buaian. Hal tersebut menunjukkan
kekuasaan Allah SWT. Hal tersebut merupakan kekuatan-Nya, kehendaknya dan
kemampuan-Nya yang tidak terbatas.

b. Kondisi Lingkungan : Perbedaan lingkungan akan berpengaruh terhadap


gaya bahasa yang tumbuh dalam diri setiap orang. Masyarakat yang tinggal
dilingkungan perkotaan akan memiliki gaya bahasa yang berbedea dengan
masyarakat yang tinggal dilingkungan pedesaan. Hal tersebut dapat dipahami

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

bahwa lingkungan memiliki peran yang penting terhadap perkembangan bahasa


yang dimiliki oleh seseorang.

c. Kecerdasan Intelek : Kemampuan sesorang untuk meniru, mengingat dan


menyusun kalimat dipengaruhi oleh kecerdasan setiap individu. Oleh karena itu,
kecerdasan intelek yang dimiliki setiap orang sangat berpengaruh pada
kemampuan bahasa yang dimilikinya.

d. Status sosial ekonomi keluarga : Pendidikan keluarga sangat berpengaruh


bagi perkembangan bahasa. Kondisi status sosial ekonomi keluarga yang baik
akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa.

e. Kondisi Fisik : Keadaan fisik yang baik, meliputi kelengkapan organ-


organ tubuh dan kesehatan yang baik akan berpengaruh terhadap perkembangan
komunikasi. Gangguan berbicara, mendengar, dan gangguan perkembangan organ
tubuh lain akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.

f. Pengaruh Kemampuan Berbahasa Terhadap Kemampuan Berpikir :


Kemampuan bahasa akan berkembang seiring dengan perkembangan pola pikir
setiap orang. Seseorang dengan perkembangan pola pikir yang rendah akan
berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa.

g. Perkembangan Individual dalam Kemampuan dan perkembangan bahasa.


Woolfolk dan kawan-kawannya mengatakan bahwa seorang anak dilahirkan ke
dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Kapasitas berbahasa setiap individu
berpengaruh terhadap tingkat perkembangan bahasa yang dimilikinya.

Upaya pengembangan kemampuan berbahasa remaja didapat melalui


lingkungan. Lingkungan remaja yang berpengaruh dalam perkembangan bahasa
meliputi lingkungan pergaulan dengan teman sebaya dan lingkungan sekolah.
Bahasa komunikasi remaja yang berkembang dengan teman sebaya masa kini
biasa dikatakan sebagai bahasa gaul. Bahasa gaul memiliki ciri khas tersendiri
bagi sang pengguna. Berkembangnya bahas gaul memiliki dampak positif dan
negatif tersendiri bagi kehidupan. Keberadaan bahasa gaul berdampak pada
penurunan tingkat sopan-santun anak masa kini dibandingkan generasi

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

sebelumnya. Pengaruh pendidikan sekolah diharapkan mampu untuk membenahi


perkembangan bahasa yang timbul pada pergaulan remaja.

Keadaan kelas dengan berbagai latar belakang siswa yang berbeda


menimbulkan variasi penggunaan bahasa yang berbeda pula bagi setiap siswa.
Guru harus memiliki strategi pembelajaran tersendiri untuk memberikan contoh
pengajaran bahasa yang baik bagi siswanya. Contoh yang baik dari seorang guru
akan diikuti oleh siswanya. Oleh karena itu, dalam melakukan pengajaran,
seorang guru harus mampu menyuguhkan contoh baik dalam hal berbahasa.

7. Implikasi Perkembangan Keagamaan Remaja Dalam Pendidikan

Umumnya, religiusitas terlihat dalam bentuk simbol-simbol keagamaan atau


ritual ibadah agama tertentu. Padahal, orang yang religius tidak selalu tekun dalam
menjalankan ritual keagamaannya. Demikian pula sebaliknya, orang yang tekun
dalam menjalankan ritual keagamaannya, namun kesehariannya tidak diwarnai
dengan nilai religius. Seharusnya, orang yang religius berarti menjadikan agama
sebagai panduan kesehariannya dalam tingkah laku maupun pemikiran.
Anak-anak sebenarnya sudah memiliki dasar kemampuan spiritual yang
dibawanya sejak lahir, seperti yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari:

‫صخرانببه أخعو يِلهخزوُخدانببه فخأ خبخخوُاهل اعلﻔب ع‬


‫ﻄخربةخعخلى ليِوُلخلﺪ خمعوُللوُتد لكلُﻞ‬ ‫يِلخمزجخساَنببه أخعو يِلنخ ز‬
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah
yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani, atau
Majusi (HR. Al-Bukhari 1296)

Seorang remaja yang taat beribadah dan memperlihatkan sisi spritual atau
keagamaannya sudah jelas akan menyejukkan hati. Ada rasa aman dalam
menyaksikan tumbuh kembangnya, karena hubungan vertikal antara remaja
tersebut dengan Tuhannya terjaga. Apabila kondisi seperti ini telah terjadi, maka
remaja tersebut hanya membutuhkan lingkungan yang suportif dan apresiatif
terhadap keyakinan religius yang sedang dibangunnya.
Sesuatu yang harus ditanamkan kepada remaja adalah pentingya nilai
religius, apapun agamanya, bukan hanya ritual semata. Pendidikan agama yang
ditetapkan dan dijalankan dalam kurikulum seharusnya memberikan porsi yang

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

lebih banyak pada penguatan nilai religius daripada teori-teori yang berkaitan
dengan ritual ibadah.
Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa remaja yang menjalankan
nilai-nilai religius biasanya memiliki konsep diri yang positif. Dengan nilai
religius yang mereka yakini, akan lebih mudah bagi mereka untuk menentukan
tujuan hidup dan memilih langkah-langkah yang benar dalam mencapainya.
Dalam pengembangan nilai keagamaan di sekolah, perlu diadakan adanya
program pembinaan karakter siswa yang bersifat terbuka dan bisa diterapkan oleh
siswa dengan latar belakang agama apapun.
Bagi para remaja, menjalankan nilai religius merupakan hal yang berat,
karena tidak semua teman akan menerimanya dengan anggapan yang bermacam-
macam. Tekanan dari kelompok dan teman sebayanya ini dapat menjadi tantangan
terbesar bagi remaja, sehingga tidak sedikit remaja yang terlibat dalam masalah
meskipun mereka dibesarkan dari keluarga yang taat agama. Itulah mengapa,
aspek keagamaan dalam pendidikan merupakan aspek yang paling penting dan
harus dinomor satukan, karena ketika nilai religiusnya baik maka keseluruhan
perkembangannya akan baik dengan bantuan dan dukungan dari pihak-pihak yang
berhubungan dengan remaja.

Karena Allah SWT. pun telah befirman:

ۚ ‫اب بعنخﺪ خملكعم أخعكخر إبان‬


‫ۚ أخعتقخلكعم ا‬

Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah
adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu” (QS. Al-
Hujurat/49:13).

Menurut Purwanto (2006:9), pendidikan yang dilaksanakan pada manusia


berbeda dengan pendidikan yang dilaksanakan kepada binatang. Menurutnya,
pendidikan pada manusia tidak hanya terletak pada perkembangan biologis saja,
melainkan berhubungan pula dengan perkembangan rohaninya. Itulah kelebihan
manusia yang diberikan oleh Allah SWT., yaitu dianugerahi perasaan dan
kemampuan untuk mengenal penciptanya, yang membedakan antara manusia
dengan binatang. Fitrah ini berkaitan dengan aspek spiritual atau keagamaan.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan nilai religius
remaja dalam dunia pendidikan, yaitu:

a) Menjadi teladan yang benar dengan keyakinan religius yang kita miliki
sendiri

b) Membiasakan kegiatan diskusi terbuka tentang agama dengan siswa


walaupun tidak semua ada jawabannya

c) Mendengar dan menghargai pendapat mereka, walaupun tidak semuanya


kita setujui

d) Memberikan peluang kepada remaja untuk mengekspresikan nilai religius


melalui tulisan, musik, dan karya yang lain

e) Memfasilitasi remaja untuk berdialog dengan pemuka agama

f) Mendorong remaja yang memiliki kecenderungan religius untuk


berkumpul dan saling menguatkan antar sesama

g) Menghadirkan suasana religius di kelas, namun tetap dengan saling


menghargai antar pemeluk agama yang berbeda

h) Menginternalisasi nilai religius tersebut dalam keseharian remaja, dan


menjadikannya sebagai nilai yang mereka yakini ketika bertindak

i) Menumbuhkan kecintaan remaja pada agamanya, bukan sekedar memasok


pengetahuan tentang agama yang dianutnya
Bagi remaja, belajar agama dan menjalankan nilai religiusnya bukanlah
hal yang mudah. Ketika ibadah masih menjadi urusan spiritual, maka tidak
banyak masalah yang timbul. Namun, ketika prinsip religius sudah menjadi aspek
komunal, maka remaja akan mulai terpengaruh untuk melakukan masalah.
Masalah yang sering muncul dan dialami oleh remaja adalah rasa segan
sampai antipati terhadap agama karena proses internalisasinya yang kurang
proporsional. Sehingga, tidak jarang remaja yang terlibat dalam masalah karena
saling mempertahankan keyakinan agamanya masing-masing. Kasus seperti ini

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

memerlukan mediasi yang pas, agar proses pendidikan yang berlangsung tidak
bersifat kontraproduktif terhadap nilai religius yang mereka yakini.
8. Implikasi Perkembangan Intelek Remaja Dalam Pendidikan

Perkembangan Intelektual merupakan faktor utama bagi perkembangan-


perkembangan hal lain yang dialami oleh setiap orang. Intelektual sendiri
didefinisikan sebagai kemampuan berpikir secara rasional yang dipengaruhi oleh
kematangan otak yang dialami orang tersebut. Pada Hadist riwayar At-tirmidzi
disampaikan betapa pentingnya tingkat kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam
hidupnya.

‫س ممقن مدامن نمقف م‬


‫سهه‬ ‫شسدابد قببن أمقو م‬
‫ مقاَمل » اقلمكيي ه‬-‫صلى ا عليه وسلم‬- ‫س معبن النسببيى‬ ‫معقن م‬
‫مومعبممل لبمماَ بمقعمد اقلممقو ب‬
(ِ‫[ )رواه الترمذﻱ‬12] ‫ت‬

“dari syaddad Ibn Aus, darr Rasulullah saw. Bersabda : orang yang Cerdas
adalah orang yang merendahkan dirinya dan bermal untuk persiapan
sesudah mati ( H.R. At-Tirmidzi)”

Masa remaja yang dialami setiap orang merupakan masa pencarian jati diri
yang berpengaruh bagi keadaan masa depan remaja tersebut. Proses pencarian jati
diri bukan proses yang mudah. Tingkat intelektual yang tinggi yang diiringi oleh
keadaan kematangan otak yang baik akan sangat mendukung bagi terbentuknya
sistem kepribadian yang baik yang menggambarkan jati diri remaja
tersebut.Implikasi perkembangan intelektual remaja dalam pendidikan dapat
dilihat pada berbagai hal berikut:
a. Implikasi Intelektual dalam kemampuan menggunakan pengetahuan :
Remaja yang memiliki kemampuan intelektual yang baik akan memanfaatkan
keadaan tersebut untuk diterapkan dalam kehidupan yang nyata. Pengetahuan
yang ada dalam dirinya akan digunakan sebaik mungkin dalam melakukan
kehidupan sehari-hari.

b. Implikasi intelektual dalam menemukan sesuatu yang baru : Proses belajar


yang dialami peserta didik akan tiba pada suatu situasi untuk menemukan sesuatu

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

yang baru. Proses tersebut akan berjalan dengan baik jika diiringi dengan
perkembangan intelektual yang baik pula.

c. Implikasi intelektual dalam kemampuan berkomunikasi : Komunikasi


merupakan suatu kebutuhan utama manusia sebagai makhluk sosial. Tingkat
intelektual akan menentukan kemampuan seorang remaja dalam
mengkomunikasikan apa yang ia inginkan. Oleh karena itu kematangan
intelektual menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam kemampuan
berkomunikasi setiap orang.

d. Implikasi Intelektual pada proses pemecahan masalah : Remaja yang


memiliki kemampuan intelektual yang baik akan dapat menyikapi setiap
permasalahan yang ada dengan baik pula. Ia akan berusaha mencari solusi
pemecahan masalahnya dan belajar dari pengalaman agara masalah serupa tidak
terjadi lagi dimasa depan.

e. Implikasi Intelektual dalam memahami orang lain : Manusia merupakan


makhluk sosial, dimana dalam menjalani kehidupannya tidak akan terlepas dari
interaksi dengan manusia lain. Agar selalu dapat hidup berdampingan dengan
rukun, maka setiap orang harus memahami orang lain disekitarnya. Pada fase
remaja, yang merupakan fase peralihan biasanya seorang remaja akan mengalami
banyak pengalaman yang akan mengajarkan dirinya untuk selalu belajar
memahami hidup. Pada proses ini, remaja akan berada pada fase pengamat yang
akan berhadapan dengan banyak individu lainnya. Pada fase anak-anak kita akan
cenderung tidak peduli dengan keadaan sekitar, masih belum dapat memahami
apa yang terjadi disekitar. Namun, pada masa remaja inilah, kita akan berada pada
tahap awal untuk peduli dengan apa yang ada disekitar dengan langkah awalnya
yaitu dengan memahami orang lain. Seseorang dengan tingkat intelektual yang
baik akan mudah untuk memahami orang lain, peka terhadap kejadian sekitar, dan
mampu belajar dari hal-hal yang terjadi disekitar.

f. Implikasi sosial dalam menciptakan dan mengkombinasikan sesuatu :


Salah satu ranah kognitif dalam proses pembelajaran adalah fase untuk dapat
menciptakan sesuatu. Bentuk implikasi intelektual remaja dalam fase ini yaitu

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

kemampuan remaja tersebut untuk menggunakan daya kekreatifitasannya dalam


mencinpatakan dan mengkombinasikan sesuatu untuk menghasilkan suatu karya.

g. Implikasi Intelektual remaja dalam pengembangan minat dan bakatnya :


Bakat dalam diri remaja dapat diasah apabila ada minat yang timbul dalam
dirinya. Implikasi intelektual dalam pengembangan minat dan bakat yang
ditunjukkan oleh remaja dapat kita lihat dari semangat mereka dalam
mengembangakan minat yang ada pada dirinya untuk mengasah bakat yang ada.

h. Implikasi Intelektual dalam perkembangan sosial : Tingkat intelektual


remaja yang baik dapat kita lihat dari kemampuan atau peran mereka saat berada
dalam lingkungan sosial. Hal itu dapat ditunjukkan melalui sikap sosial yang ada
pada remaja tersebut dan kemampuan remaja tersebut untuk bergaul atau
bersosialisasi dengan lingkungan sosial disekitarnya.

i. Implikasi Intelektual dalam menunjukkan simpati : Hal ini sangat


berkaitan dengan implikasi intelektual dalam perkembangan sosial remaja.
Seorang remaja yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi, maka ia akan
memiliki sikap simpati yang tinggi pula. Namun, dalam hal menunjukkan sikap
simpati tersebut juga harus menggunakan intelektual didalamnya. Remaja tidak
dapat secara langsung bertindak tanpa menggunakan intelektualnya untuk
memikirkan dampak dan akibat dari perbuatan yang dilakukan.

j. Implikasi Intelektual dalam kematangan bersikap : Kepandaian seseorang


dalam bersikap dapat menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki intelektual
yang baik.

Tahap perkembangan intelektual merupakan suatu hal yang sangat penting


dialami dalam masa proses pertumbuhan. Perkembangan intelektual yang baik
dapat dipengaruhi oleh faktor hereditas, pendidikan orang tua, status ekonomi
keluarga dan lingkungan disekitar.

LATIHAN

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

1. Apabila ada seorang remaja yang menempuh pendidikan di sekolah yang tidak
ada ajaran keagamaannya, lalu bagaimana implikasi perkembangan spiritual
remaja tersebut dalam pendidikan?

2. Jelaskan, bagaimana implikasi perkembangan intelektual remaja dalam


pendidikan?

RANGKUMAN

1. Implikasi perkembangan remaja dalam pendidikan sangat dipengaruhi


oleh keberadaan lingkungannya, mulai dari lingkungan keluarga hingga
lingkungan masyarakat. Implikasi perkembangan remaja dalam pendidikan
didefinisikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari perkembangan remaja
dalam berbagai aspek dalam dunia pendidikan. Secara psikologis, remaja merasa
menghadapi tuntutan yang melebihi kemampuan mereka. Sehingga tidak heran
jika dalam kenyataannya, terdapat ketidak selarasan dalam perkembangan remaja
yang akhirnya akan menimbulkan suatu permasalahan di lingkungan dan
berdampak pada pendidikan
2. Implikasi perkembangan remaja terbagi menjadi delapan aspek, yaitu,
Implikasi perkembangan sosial moral remaja dalam pendidikan, Implikasi
perkembangan bakat remaja dalam pendidikan, implikasi perkembangan motorik
remaja dalam pendidikan, implikasi perkembangan afektif remaja dalam
pendidikan, implikasi perkembangan kognitif remaja dalam pendidikan, implikasi
perkembangan bahasa remaja dalam pendidikan, implikasi perkembangan
keagamaan remaja dalam pendidikan dan implikasi perkembangan intelek remaja
dalam pendidikan.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

TES FORMATIF 3

1. Salah satu implikasi perkembangan sosial moral remaja yang positif dalam
pendidikan adalah .....
a. Sering melakukan tindak kriminal
b. Senang membully teman sebayanya
c. Aktif dalam kegiatan sosial di sekolah
d. Rajin dalam beribadah
e. Selalu membolos sekolah
2. Langkah-langkah dalam meningkatkan bakat remaja agar mencapai titik
optimal, kecuali .....
a. Mengembangkan program pendidikan berdiferensi di sekolah
b. Menyediakan situasi dan kondisi yang dapat memberikan kesempatan bagi
remaja untuk mengembangkan bakatnya
c. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan non akademis
d. Memaksa remaja untuk fokus dalam kegiatan akademis
e. Berusaha untuk menumbuh kembangkan minat dan motivasi berprestasi
yang tinggi serta kegigihan dalam melakukan usaha di kalangan remaja
3. Masa remaja merupakan masa paling berpotensi dalam pembentukan karakter,
karena .....

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

a. Sifat-sifat dasar yang mereka miliki ketika menjadi anak-anak akan


menuju matang hingga menjadi sifat yang permanen di masa dewasa
b. Bentuk tubuh mereka akan berubah secara drastis
c. Jenjang pendidikan yang mereka tempuh semakin tinggi
d. Kebutuhan mereka baik di sekolah maupun di luar sekolah akan lebih
banyak
e. Mereka hidup di masa peralihan
4. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan nilai keagamaan
remaja dalam dunia pendidikan adalah .....
a. Menempatkan diri sebagai penceramah agama tertentu
b. Memasok pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang agama tanpa
memperdalam nilai dan kecintaan terhadap agama
c. Mengadakan program pembinaan karakter siswa yang diarahkan pada nilai
religius agama tertentu
d. Menginternalisasi nilai agama dalam keseharian remaja, dan
menjadikannya sebagai nilai yang mereka yakini ketika bertindak
e. Pendidikan agama yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah memberikan
porsi yang lebih banyak pada teori-teori yang berkaitan dengan ritual
ibadah daripada penguatan nilai religius
5. Masa remaja sudah mencapai tahap oprasi formal(oprasi adalah kegiatan-
kegiatan mental tentang berbagai gagasan). Remaja secara mental telah dapat
berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain
berpikir oprasi formal bersifat hipotesis dan abstrak serta sistematis dan ilmiah
dalam memecahkan masalah daripada berpikir konkret, merupakan pernyataan
yang dibuat oleh...
a. Yusuf (2012)
b. Piaget (1986)
c. John Locke (1992)
d. Purwanto (2006)
e. Budiamin (2009)
6. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan bahasa remaja adalah sebagai
berikut, kecuali...

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

a. Usia
b. Kondisi lingkungan
c. Kecerdasan intelektual
d. Minat dan bakat
e. Kematangan fisik
7. Implikasi Perkembangan intelektual remaja dapat dilihat dari sepuluh aspek,
salah satu diantaranya adalah ...
a. Implikasi intelektual dalam memahami orang lain
b. Implikasi intelektual dalam kemampuan pengendalian diri
c. Implikasi intelektual dalam merubah nasib diri sendiri
d. Implikasi intelektual dalam meraih prestasi
e. Implikasi intelektual dalam menjalankan ibadah
8. Implikasi perkembangan remaja dalam hal perencanaan pendidikan, terjadi
pada ...
a. Implikasi perkembangan intelektual remaja
b. Implikasi perkembangan keagamaan remaja
c. Implikasi dalam perkembangan fisik dan psikomotorik remaja
d. Implikasi dalam perkembangan bahasa remaja
e. Implikasi dalam perkembangan afektif remaja

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Daftar Pustaka
Farida, A. 2014. Pilar-pilar Pembangunan Karakter Remaja;Metode
Pembelajaran Aplikatif untuk Guru Sekolah Menengah. Bandung:
NUANSA CENDEKIA.

Majid, A. 2014. Pendidikan Berbasis Ketuhanan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan
pertama, tahun 1431 H.

Yusuf, S. 2012. Psikologi Anak dan Remaja. Bandung. ROSDA.

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1
1. C
2. A
3. B
4. A
5. D
6. A
7. A
8. D
Tes Formatif 2
1. A
2. A
3. D
4. C
5. C
6. D
7. B
8. B
Tes Formatif 3

1. C

2. D

3. A

4. D

5. A

1
Modul Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan Peserta Didik pada Remaja Berbasis Islamic Sciences Comic

6. D

7. A

8. C

1
Modul Perkembangan Peserta Didik

Anda mungkin juga menyukai