Anda di halaman 1dari 64

Alasan Pengembangan Kurikulum

Tantangan Masa Depan Kompetensi Masa Depan


• Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA • Kemampuan berkomunikasi
• Masalah lingkungan hidup • Kemampuan berpikir jernih dan kritis
• Kemajuan teknologi informasi • Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
• Konvergensi ilmu dan teknologi permasalahan
• Ekonomi berbasis pengetahuan • Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
• Kebangkitan industri kreatif dan budaya • Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
• Pergeseran kekuatan ekonomi dunia pandangan yang berbeda
• Pengaruh dan imbas teknosains • Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
• Mutu, investasi dan transformasi pada sektor • Memiliki minat luas dalam kehidupan
pendidikan • Memiliki kesiapan untuk bekerja
• Hasil TIMSS dan PISA • Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
• Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan

Fenomena Negatif yang Mengemuka Persepsi Masyarakat


 Perkelahian pelajar • Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
 Narkoba • Beban siswa terlalu berat
 Korupsi • Kurang bermuatan karakter
 Plagiarisme
 Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
 Gejolak masyarakat (social unrest)

1
Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21
Ciri Abad 21 Model Pembelajaran
Pembelajaran diarahkan untuk mendorong
Informasi peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber
(tersedia dimana saja, kapan saja) observasi, bukan diberi tahu

Pembelajaran diarahkan untuk mampu


Komputasi merumuskan masalah [menanya], bukan hanya
(lebih cepat memakai mesin) menyelesaikan masalah [menjawab]

Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir


Otomasi analitis [pengambilan keputusan] bukan berfikir
(menjangkau segala pekerjaan rutin) mekanistis [rutin]

Pembelajaran menekankan pentingnya


Komunikasi kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan
(dari mana saja, ke mana saja) masalah

2
Rasionalitas Penambahan Jam Pelajaran

No Rasionalitas
1 Perubahan proses pembelajaran [dari siswa diberi tahu menjadi
siswa mencari tahu] dan proses penilaian [dari berfokus pada
pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan
melalui penilaian proses dan output] memerlukan penambahan jam
pelajaran
2 Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam
pelajaran [KIPP (Knowledge Is Power Program) dan MELT
(Massachusetts Extended Learning Time) di AS, Korea Selatan]
3 Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam
pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat
4 Walaupun pembelajaran tatap muka di Finlandia relatif singkat, tetapi
didukung dengan pembelajaran tutorial

3
Jumlah Jam Belajar di Sekolah Negeri untuk Usia 7-14 Tahun
Ages 12 to 14
10 000
Total number of intended instruction hours

Ages 9 to 11
9 000 Ages 7 to 8
8 000
7 000
6 000
= 15%
5 000
4 000
3 000
2 000
1 000
0

Russian Federation
Turkey
Iceland
Italy

Hungary
Indonesia
Belgium (Fr.)3

Portugal

Germany
Australia

Ireland

Greece
France

Poland

Korea
Belgium (Fl.)

Estonia
Israel
Chile

Netherlands

England

Austria

Japan
Slovak Republic

Sweden2
Canada

Luxembourg

Denmark
Spain

Norway

Finland
OECD average

Czech Republic1
Slovenia
Mexico

1. Minimum number of hours per year.


2. Estimated because breakdown by age is not available.
3. "Ages 12-14" covers ages 12-13 only.
Countries are ranked in descending order of the total number of intended instruction hours.
Source: OECD. Table D1.1. See Annex 3 for notes (www.oecd.org/edu/eag2012). 4
Kebudayaan Pendidikan

Bangsa yang Cerdas

Sosial

Kultural
Spiritual

Kinestesis
Intelektual

Bangsa Berpengetahuan dan Berbudaya

Bangsa yang Beradab


Afektif
Kreatif

Inovatif
Produktif
Peran Pendidikan dan Kebudayaan

Bangsa yang
Kolaboratif-Kompetitif
5
Tema Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang:

Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif


melalui penguatan

Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan


yang terintegrasi

6
Posisi Kurikulum 2013

Produktif
Kreatif
Inovatif
Afektif

7
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Bus. Review:
• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3 dari
pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati]
- Questioning [menanya]
- Associating [menalar] Personal
- Experimenting [mencoba]
- Networking [Membentuk jejaring] Inter-personal

Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui


proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk
bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning 8
8
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn
from research?:
Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui:
• tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua
jawaban benar],
• mentolerir jawaban yang nyeleneh,
• menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
• memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang kurang
jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan
pengetahuan atau kejadian yang diamatinya
• memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif

Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup standar penilaian yang mencakup


pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll
9
9
Membentuk Kemampuan Pikir Order Tinggi Sejak Dini
Center on the Developing Child, Harvard University [2011]. Building the
Brain ‘ATC’ System: How Early Experiences Shape the Development of
Executive Function.
• Arsitektur otak dibentuk berdasarkan lapisan-lapisan yang berisi jaringan-jaringan
neuron yang terkait satu sama lain
• Jejaringan tersebut terbentuk mulai masih anak-anak, walaupun masih berkembang
sampai umur 30 tahun tetapi penambahannya tidak secepat pada saat anak-anak
• Kompleksitas jaringan tersebut menentukan tingkat kemampuan berfikir seseorang
[low order of thinking skills untukpekerjaan rutin sampai high order of thinking skills
untuk pekerjaan pengambilan keputusan eksekutif ]
• Untuk itu diperlukan sistem pembelajaran yang dapat membangun kemampuan high
order thinking skill tersebut [melalui mencari tahu bukan diberi tahu] sejak dini melalui
pemberian kebebasan untuk menentukan apa yang harus dilakukan

Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan proses mengamati, menanya,


menalar, menyimpulkan sampai memutuskan sehingga peserta didik sejak kecil sudah
terlatih dalam berfikir tingkat tinggi yang nantinya diperlukan untuk pengambilan 10
keputusan 10
Peran Kurikulum sebagai Integrator
Sistem Nilai, Pengetahuan dan Keterampilan

Watak/Perilaku Kolektif

Kompetensi: Watak/
Sistem -Sikap Aktualisasi Internalisasi
Perilaku
Nilai -keterampilan (Action) (Reflection)
-Pengetahuan Individu

Kurikulum
-Produktif
-Inovatif
-Peduli
-...
Pembelajaran
PTK dan dukungan lain: SarPras,...
11
AGENDA IMPLEMENTASI KUR.2013 Tahun 2017

1. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


2. PENGUATAN BUDAYA LITERASI
3. PEMBELAJARAN ABAD 21
Tiga hal yang akan dicapai
Kurikulum
KARAKTER
• Bagaimana menghadapi Penguatan
lingkungan yang terus Pendidikan Karakter
berubah?
Kecakapan Abad
KOMPETENSI 21/Pembelajaran
• Bagaimana mengatasi HOTS
tantangan yang kompleks?
LITERASI
• Bagaimana menerapkan Budaya Literasi
keterampilan inti untuk
kegiatan sehari-hari?
Mengapa Terjadi Pengembangan
Kurikulum 2013?
Tujuan Pendidikan Nasional :
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Pembelajaran Abad 21:


Berpikir kritis, Kreatif, Komunikatif, dan Kolaboratif

Kebijakan Pemerintah :
Revolusi Mental dan Literasi
Kecakapan Abad 21 yang dibutuhkan
1 2 3
Kualitas Karakter Kompetensi Literasi Dasar
Bagaimana Bagaimana mengatasi Bagaimana
menghadapi tantangan yang menerapkan
lingkungan yang terus kompleks. keterampilan inti untuk
berubah. kegiatan sehari-hari.
Agenda
1. Iman & taqwa 1. Berpikir 1. Baca tulis
2. Rasa ingin tahu kritis/memecahkan 2. Berhitung
3. Inisiatif masalah 3. Literasi sains
4. Gigih 2. Kreativitas 4. Literasi informasi
5. Kemampuan 3. Komunikasi 5. teknologi dan
6. beradaptasi 4. Kolaborasi 6. komunikasi
Kepemimpinan 7. Literasi keuangan
Kesadaran sosial Literasi budaya
dan budaya dan
kewarganegaraan
Kompetensi
Kompetensi Abad 21:

Kemampuan Konteks
Literasi
Belajar dan Kecakapan Hidup Lingkungan
Digital
Berinovasi Kualitas Hidup
HAM
•Berpikir Kritis dan •Literasi •Fleksibilitas dan Adaptabilitas
Penyelesaian Masalah Informasi •Inisiatif dan Mandiri SDG
•Kreativitas dan Inovasi •Literasi Media •Interaksi Lintas Sosial-Budaya Keberagaman
•Komunikasi •Literasi •Produktivitas dan Akuntabilitas Demokrasi
•Kolaborasi Teknologi •Kepemimpinan dan Tanggung
NKRI
Jawab

Seni Budaya &


Karakter

Keterampilan
Matematika
Bahasa

PJOK
• Ketaqwaan/religius, cinta tanah air, toleran, menghormati keberagaman,

PA-BP

PPKn

IPS
IPA
jujur, adil, empati, penyayang, rasa hormat, kesederhanaan, pengampun,
rendah hati, integritas, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab, kerja keras, sederhana, berani,
peduli dll.

Mata Pelajaran
Substansi Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

Permasalahan Hasil Perbaikan


 Isu keselarasan antara KI-KD dengan  Koherensi KI-KD dan penyelarasan
silabus dan buku. dokumen.
 Kompleksitas pembelajaran dan  Penataan kompetensi Sikap Spiritual
penilaian pada Sikap Spiritual dan dan Sikap Sosial pada semua mata
Sikap Sosial. pelajaran.
 Pembatasan kemampuan siswa  Penataan kompetensi yang tidak
melalui pemenggalan taksonomi dibatasi oleh pemenggalan
proses berpikir antar jenjang taksonomi proses berpikir (berpikir
(berpikir tingkat tinggi hanya untuk tingkat tinggi sejak SD).
jenjang menengah).
 Penerapan proses berpikir 5M sebagai  Pemberian ruang kreatif kepada guru
metode pembelajaran yang bersifat dalam mengimplementasikan
prosedural dan mekanistik. kurikulum.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

1. Koherensi KI-KD dan Penyelarasan Dokumen


2. Penataan Kompetensi Sikap Spiritual & S

Keselarasan antara dokumen Pada mata pelajaran


1 KI-KD, silabus, dan buku. 1 Pendidikan Agama-Budi Pekerti
dan mata pelajaran PPKn,
Koherensi vertikal: pembelajaran sikap spiritual dan
2 Kesinambungan cakupan sosial dilaksanakan melalui
(scope) dan urutan pembelajaran langsung dan
(sequence) KD sejak kelas I
Koherensi horizontal: tidak langsung.
3 s.d. XII.
Keselarasan cakupan 2 Pada mata pelajaran selain
mata pelajaran Pendidikan
(scope) dan urutan Agama-Budi Pekerti dan mata
(sequence) KD antar mata pelajaran PPKn, pembelajaran
pelajaran. sikap spiritual dan sosial
dilaksanakan melalui
pembelajaran tidak langsung.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013
Contoh Penataan KI-1: Sikap Spiritual Contoh Penataan KI-2: Sikap Sosial

Contoh Penataan Kompetensi Sikap Spiritual & Sosial


Mata Pelajaran Kimia SMA/MA Kelas XI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD

Lama Baru Lama Baru


KI-1 KI-1 KI-2 KI-2
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran tanggung jawab, santun, peduli, tanggung jawab, santun,
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. dan percaya diri dalam peduli, dan percaya diri dalam
KD KD berinteraksi dengan keluarga, berinteraksi dengan keluarga,
1.1 Menyadari adanya (KI-1 dicapai melalui teman, dan guru. teman, dan guru.
keteraturan dari sifat pembelajaran tidak
hidrokarbon, termokimia, langsung (indirect KD KD
laju reaksi, kesetimbangan teaching) yaitu 2.1 Memiliki kepedulian dan rasa (KI-2 dicapai melalui
kimia, larutan dan koloid keteladanan, pembiasaan, ingin tahu terhadap keberadaan pembelajaran tidak langsung
sebagai wujud kebesaran dan budaya sekolah, wujud dan sifat benda melalui (indirect teaching) yaitu
Tuhan YME dan dengan memperhatikan pemanfaatan Bahasa Indonesia keteladanan, pembiasaan,
pengetahuan tentang karakteristik mata pelajaran, dan/atau bahasa daerah. dan budaya sekolah, dengan
adanya keteraturan serta kebutuhan dan kondisi 2.2 Memiliki rasa percaya diri memperhatikan karakteristik
tersebut sebagai hasil peserta didik) terhadap keberadaan tubuh mata pelajaran, serta
pemikiran kreatif manusia melalui pemanfaatan Bahasa kebutuhan dan kondisi peserta
yang kebenarannya Indonesia dan/atau bahasa didik.)
bersifat tentatif. daerah.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

3. Penataan Kompetensi yang Tidak Dibatasi Pemenggalan Taksonomi


Proses Berpikir
Kerangka Kerangka Penyusunan
Penyusunan KD Lama KD Revisi
Dimensi Proses
Berpikir
SMA/SM
K
Dimensi Proses Berpikir

Keluasan &
SMP Kedalaman

SD SMA/SMK

SMP

S Faktual
Konseptual
D Prosedural
Metakognitif

Dimensi Pengetahuan
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

4. Pemberian Ruang Kreatif kepada Guru

Silabus yang disiapkan Pemerintah


1 merupakan salah satu model untuk memberi
inspirasi. Guru dapat mengembangkannya
sesuai dengan konteks yang relevan.
Dalam pembelajaran tematik (khusus jenjang SD),
2 guru dapat mengembangkan tema dan sub
tema sesuai dengan konteks yang relevan.
• 5M merupakan kemampuan proses berpikir yang
3 perlu dilatihkan secara terus menerus melalui
pembelajaran agar siswa terbiasa berpikir secara
saintifik.
• 5M bukanlah prosedur atau langkah-langkah atau
pendekatan pembelajaran.
TIGA Agenda Penting
1. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
Penumbuhan Karakter

Bahasa
Indonesi
a

Ekonomi,
1. Pembelajaran yang bermakna
Matematik Nilai-Nilai PPKn
2. Ekosistem dan budaya sekolah
a, dan
lain-lain
Karakter yang sehat
3. Guru sebagai panutan
4. Lingkungan keluarga dan
masyarakat yang memperkuat
Pendidik
penumbuhan nilai-nilai karakter
an dan budi pekerti anak
Agama
dan Budi
Pekerti
KARAKTER SEBAGAI POROS
PENDIDIKAN

Nawacita 8:
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
 Membangun pendidikan kewarganegaraan
(sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat
bela negara dan budi pekerti)
 Penataan kembali kurikulum pendidikan
nasional
 Mengevaluasi model penyeragaman dalam
sistem pendidikan nasional
 Jaminan hidup yang memadai bagi para guru
khususnya di daerah terpencil
 Memperbesar akses warga miskin untuk
mendapatkan pendidikan

“Gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter
sebagai fondasi dan ruh
utama pendidikan.”
24
IMPLEMENTASI KONSEP PPK
FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS KELUARAN
1. Struktur Program  Integrasi dalam mata pelajaran Pembentukan individu yang memiliki
 Jenjang dan Kelas  Optimalisasi muatan lokal karakter (Generasi Emas 2045) dengan
 Ekosistem Sekolah  Manajemen kelas dibekali keterampilan abad 21
 Penguatan kapasitas guru
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
HASIL
BUDAYA SEKOLAH
2. Struktur Kurikulum  Olah pikir: Individu yang memiliki
 Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian
 PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan ko- keunggulan akademis sebagai hasil
sekolah
kurikuler pembelajaran dan pembelajar sepanjang
 Keteladanan pendidik
 PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler hayat
 Ekosistem sekolah
 PPK melalui kegiatan non-kurikuler  Olah hati: Individu yang memiliki
 Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
kerohanian mendalam, beriman dan
3. Struktur Kegiatan PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT bertakwa
 Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di  Orang tua  Olah rasa dan karsa: Individu yang
lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi  Komite Sekolah memiliki integritas moral, rasa
pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara  Dunia usaha berkesenian dan berkebudayaan
(Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah  Akademisi, pegiat pendidikan  Olah raga: Individu yang sehat dan
raga)  Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra mampu berpartisipasi aktif sebagai
 Pemerintah & Pemda warga negara

PELIBATAN PUBLIK
Orang tua Komite Sekolah Dunia Usaha Akademisi/Pegiat Pendidikan Pelaku Seni & Budaya Pemerintah & Pemda
Komunikasi Mediasi CSR Partisipasi Sumber belajar Kolaborasi sumber daya:
Komitmen Mobilisasi sumber daya Sumber Belajar Advokasi ABK/kelompok Marjinal Komunitas Bahasa Kemdagri, Kemenag,
Konsistensi Pengawasan Media Massa Literasi Taman Budaya Kemenkes,
Kemenhan,
Finansial Program inovasi Sanggar Seni Kemenkopolhukam, TNI/Polri
Berbagi Pengetahuan Museum Pemprov/Kota/Kab
25
SISTEM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Input Process Output


Olah Hati
NON (Etika)
KURIKULER

INTRA
KURIKULER
Olah Olah
Raga Pikir
(Literasi)
KO - ESKTRA (Kinestetika Character
KURIKULER KURIKULER )

MASYARAKAT Olah Karsa


(Estetika)

1 2 3
Pengintegrasian Tri Pusat Pendidikan Penguatan Nilai-Nilai Karakter Membangun Generasi Emas 2045
dengan Intrakurikuler, dengan dibekali Keterampilan
Ko-kurikuler, Ekstrakurikuler, dan Abad 21
Nonkurikuler di Sekolah
Variasi Metode Pembelajaran:
PROSES: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER  Metode pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning)
 Metode pembelajaran berbasis proyek (project
based learning)
 Metode pembelajaran melalui penemuan/
pencarian/penelitian (inquiry/discovery learning)
 Dsb

Religius
Jujur
Toleransi
Disiplin
(Etika) Kerja Keras
Kreatif Religius
Olah Hati Mandiri
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
(Kinestetika)
Olah (Literasi) Integritas Nasionalis
Nilai
Cinta Tanah Air
Olah Menghargai Prestasi
Rag
Pikir Bersahabat/Komunikatif
a
Utama
Cinta Damai
Gemar Membaca
Peduli Lingkungan
(Estetika) Peduli Sosial
Olah Tanggung Jawab
Karsa (dan lain-lain) Gotong Mandiri
Royong

Filosofi Pendidikan Karakter Nilai-nilai Karakter


Ki Hajar Dewantara Kristalisasi Nilai-Nilai

*Nilai-nilai utama disesuaikan dengan GNRM, kearifan lokal dan kreativitas sekolah27
Tahapan Internalisasi Nilai-Nilai Karakter

Menjadi
Membiasak Karakter
an
Melakukan
Menerima
Memahami
Mengetah
ui

Sumber Gambar: http://1.bp.blogspot.com/-


vFUWWOPnK4c/VPhd7c3cOJI/AAAAAAAADKI/i5F7mkg1fus/s1600/Affective+Domain-
+Bloom's+et.+al.+Taxonomy+of+Educational+Objectives.jpg
Pembiasaan & Peneladanan Kemudian Pembudayaan

Permendikbud No. 23
Tahun 2015
Tentang Penumbuhan Budi
Pekerti
TIGA Agenda Penting
2. PENGUATAN BUDAYA LITERASI
LITERASI

Keber- Melek Melek Baca- Melek


aksaraan (keterpahaman) Tulis Multiliterasi
PERSIAPAN

Persiapan
Sosialisasi Sarana
Prasarana
Pembentukan Tim
Literasi Sekolah

Rapat
Koordinasi
Pelaksanaan Literasi Sekolah

Meningkatkan kemampuan literasi di


semua mata pelajaran: menggunakan
Meningkatkan buku pengayaan dan strategi
kemampuan membaca di semua mata pelajaran
literasi melalui
kegiatan
III
menanggapi
Pembelajaran
buku
Penumbuhan
pengayaan
minat baca II
melalui kegiatan Pengembangan
15 menit
membaca I
(Permendikbud Pembiasaan
23/2015)
TIGA Agenda Penting
3. PEMBELAJARAN ABAD 21
Pembelajaran abad 21
KUNCINYA 4 HAL (4 C);
1. Critical Thingking Skill dalam 5 M  problem dan projek
2. Creativity  produk
3. Communication  discovery + kemampuan bahasa + iT
4. Collaboration  work in group
Pembelajaran abad 21
Prosesnya:
 5 M DALAM RPP HARUS
HOTS
 MENEMUKAN MASALAH
 MENCARI SOLUSI
(PROBLEM SOLVING)
Kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall),
menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan (recite)

Penekanan HOTS diberikan terhadap :


1) transfer satu konsep ke konsep lainnya,
2) memproses dan menerapkan informasi,
3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,
4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah,
5) menelaah ide dan informasi secara kritis.
Table of Thinking
Krulik & Bloom Bloom Presseisen “HOTS”
Rudnick Orisinil Revisi
recall Pengetahuan Mengingat
basic Pemahaman Memahami
Penerapan Menerapkan
critical Analisis Menganalisis Berpikir kritis; Berpikir
creative Sintesis Mengevaluasi kreatif; Pemecahan
masalah; Pembuatan
Evaluasi Mencipta
keputusan
• Mengkreasi ide/gagasan sendiri.
Mengkreasi • Kata kerja: mengkonstruksi, desain, kreasi, mengembangkan,
menulis, memformulasikan.
• Mengambil keputusan sendiri.
HOTS Mengevaluasi • Kata kerja: evaluasi, menilai, menyanggah, memutuskan,
memilih, mendukung.
• Menspesifikasi aspek-aspek/elemen.
Menganalisis • Kata kerja: membandingkan, memeriksa, , mengkritisi,
menguji.
• Menggunakan informasi pada domain berbeda
Mengaplikasi • Kata kerja: menggunakan, mendemonstrasikan,
mengilustrasikan, mengoperasikan.
MOTS
• Menjelaskan ide/konsep.
Memahami • Kata kerja: menjelaskan, mengklasifikasi, menerima,
melaporkan.
• Mengingat kembali.
LOTS Mengetahui
• Kata kerja: mengingat, mendaftar, mengulang, menirukan.
Sumber: Anderson&Krathwohl
(2001)
@ Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan
Low Order VS Higher Order Thinking

Higher Order Thinking

Critical Thinking

Low Order Thinking


1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi,
meminimalkan aspek ingatan atau pengetahuan,
Ciri-ciri berpikir tingkat tinggi, kemampuan:
– menemukan
– menganalisis
– menciptakan metode baru
– merefleksi
– memprediksi
– berargumen
– mengambil keputusan yang tepat
2. Berbasis permasalahan kontekstual;
3. Stimulus menarik;
4. Tidak Rutin
PEMBELAJARAN HOTS
 Indikator Pencapain Kompetensi harus sampai HOTS
 Materi harus sampai HOTS
 Langkah pembelajaran HOTS
- Problem Based Learning
- Inquiry/discovery- based learning
- Projeck based learning
- Product based learning
- EklektRONik learning
 Penilaian HOTS
Kerangka Penyusunan IPKDimensi
Proses
Berpikir

SEMAKIN
S jelas
D
warnanya
SMP
SEMAKIN
Faktual HOTS
SMA/SMK
Konseptual
Prosedur
Metakogn
al
itif
Tipe dan Subtipe Dimensi Pengetahuan
(Kategori yang lingkup materi yang dipikirkan)
A. Pengetahuan Fakta
• Pengetahuan tentang terminologi
• Pengetahuan tentang bagian-bagian khusus.
B. Pengetahuan Konsep
• Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori.
• Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi.
PengetahuanProsedur
C.•Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
• Pengetahuan tentang suatu keterampilan dan algoritma.
• Pengetahuan tentang suatu metode dan teknik.
• Pengetahuan tentang kriteria menggunakan prosedur secara tepat.
D. Pengetahuan Metakognitif
• Pengetahuan strategik
• Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, berkaitan dengan konteks dan kondisi
pengetahuan yang tepat
• Self-knowledge (misalnya kesadaran tentang tingkat pengetahuan diri sendiri).
Enam Kategori Dimensi Proses Kognitif (berpikir)
dan beberapa proses kognitifnya
1. Mengingat (Remember) 4. Menganalisis (Analyze)
1.1. Mengingat kembali (recognizing) 4.1. Membedakan (differentiating)
1.2. Mengungkapkan kembali (recalling) 4.2. Mengorganisasikan (organizing)
4.3. Mengatribusi (attributing)
2. Memahami (Understand)
2.1. Menafsirkan (interpreting) 5. Menilai (Evaluate)
2.2. Memberikan contoh (exemplifying) 5.1. Mengecek (Checking)
2.3. Mengklasifikasikan (classifying) 5.2. Mengkritik (Critiquing)
2.4. Merangkum (summarizing)
6. Mencipta (Create)
2.5. Menyimpulkan (inferring)
6.1. Merumuskan (Generating)
2.6. Membandingkan (comparing)
6.2. Merencanakan (Planning)
2.7. Menjelaskan (explaining)
6.3. Menghasilkan (Producing)
3. Menerapkan (Apply)
3.1. Melaksanakan (excecuting)
3.2. Mengimplementasikan (implementing)
PESERTA DIDIK BERPIKIR DENGAN CARA:

1. MENGINGAT

2. MEMAHAMI

3. MENERAPKAN

4. MENGANALISIS

5. MENGEVALUASI

6. MENCIPTA (KREASI)
KATEGOR PENGETAHUAN YANG
DIPIKIRKAN PESERTA DIDIK:

1.FAKTA
2.KONSEP
3.PROSEDUR
4.METAKOGNITIF
Elemen Perubahan pada Kurikulum 2013

Elemen Perubahan

48
Elemen Perubahan
Elemen Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Kompetensi • Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi
Lulusan aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan mata • Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi
pelajaran matapelajaran dikembangkan dari kompetensi.
(ISI)
Pendekatan Kompetensi dikembangkan melalui:
(ISI) • Tematik Integratif • Mata • Mata pelajaran • Mata
dalam semua pelajaran wajib dan pilihan Pelajaran
mata pelajaran wajib, pilihan,
dan vokasi

49
Elemen Perubahan
Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
Struktur • Holistik dan • TIK menjadi media • Perubahan • Penyesuaian jenis
Kurikulum integratif berfokus semua sistem: ada keahlian
(Mata pada alam, sosial, matapelajaran matapelajaran berdasarkan
pelajaran dan budaya) • Pengembangan diri wajib dan ada spektrum kebutuhan
dan alokasi • Pembelajaran terintegrasi pada matapelajaran saat ini
waktu) dilaksanakan setiap pilihan • Penyeragaman mata
(ISI) dengan pendekatan matapelajaran dan • Terjadi pelajaran dasar
sains ekstrakurikuler pengurangan umum
• Jumlah • Jumlah matapelajaran • Produktif
matapelajaran dari matapelajaran dari yang harus disesuaikan dengan
10 menjadi 6 12 menjadi 10 diikuti siswa tren perkembangan
• Jumlah jam • Jumlah jam • Jumlah jam Industri
bertambah 4 bertambah 6 bertambah 2 • Pengelompokkan
JP/minggu akibat JP/minggu akibat JP/minggu mata pelajarn
perubahan perubahan akibat produktif sehingga
pendekatan pendekatan perubahan tidak terlau rinci
pembelajaran pembelajaran pendekatan pembagiannya
pembelajaran
50
50
Elemen Perubahan
Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menalar, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Proses • Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
pembelajaran
• Tematik dan • IPA dan IPS • Adanya mata • Kompetensi keterampilan
terpadu masing- pelajaran wajib yang sesuai dengan
masing dan pilihan standar industri
diajarkan sesuai dengan
secara bakat dan
terpadu minatnya

51
Elemen Perubahan
Deskripsi
Elemen
SD SMP SMA SMK
• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
Penilaian hasil
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian
Ekstrakurikuler • Pramuka (wajib) • Pramuka (wajib)
• UKS • OSIS
• PMR • UKS
• Bahasa Inggris • PMR
• Dll
• Perlunya ekstra kurikuler partisipasi aktif siswa dalam
permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari
pramuka)
52
Ruang Lingkup SKL
Dunia (Peradaban) Global
Negara Meta-kognitif PT
Sosial-Ekonomi-Budaya
SMA/K

Pendidikan
Keluarga

Peserta Prosedural
Sat
Didik
SMP
Konseptual
SD
Faktual
SD
SMP
PT SMA/K 53
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) - RINCI
DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Proses
Mengamalkan
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB, PEDULI, SANTUN),
SIKAP Individu RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL
Sosial TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH

Alam POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA PERDAMAIAN

Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta


Proses
KETERAMPILAN Abstrak MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG

MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI, MEMBUAT, MENCIPTA


Konkret
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
Proses
PENGETAHUAN Obyek ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA

Subyek MANUSIA, BANGSA, NEGARA, TANAH AIR, DAN DUNIA

Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;


1. Perkembangan psikologis anak
2. Lingkup dan kedalaman materi
3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan
5. Lingkungan 54
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) - RINGKAS
DOMAIN SD SMP SMA-SMK

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan

PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM
SIKAP
BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA

Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta

KETERAMPILAN
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH
ABSTRAK DAN KONKRET

Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi

PENGETAHUAN PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN
KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN

Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;


1. Perkembangan psikologis anak
2. Lingkup dan kedalaman materi
3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan
5. Lingkungan
55
Dampak Pengembangan Kurikulum 2013
No Entitas Perubahan Yang Diharapkan
Pendidikan
1 Peserta Didik Lebih produktif, kreatif, inovatif, afektif
Lebih bergairah dan senang di sekolah dan belajar
2 Pendidik dan Lebih bergairah dalam mengajar
Tenaga Lebih mudah dalam memenuhi ketentuan 24 jam per minggu
Kependidikan
3 Manajemen Lebih mengedepankan layanan pembelajaran termasuk bimbingan
Satuan dan penyuluhan
Pendidikan Antisipasi atas semaraknya variasi kegiatan pembelajaran
4 Masyarakat Memperoleh lulusan sekolah yang kompeten
Umum Kebutuhan pendidikan dapat dipenuhi oleh sekolah
Dapat meningkatkan kesejahteraannya
5 Negara dan Meningkatkan reputasi internasional dalam bidang pendidkan
Bangsa Meningkatkan daya saing
Berkembangnya Peradaban Bangsa 56
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
1 Kurikulum berbasis sains Pembelajaran dilakukan secara
rasional-empiris
2 Memasukkan pendidikan karater pada semua mata Pembelajaran menekankan
pelajaran pada contoh-contoh yang
konkrit dan operasional serta
kontekstual-religius
3 Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan Pembelajaran integratif,
hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi 6 melalui interdisipliner dan
pengintegrasian beberapa mata pelajaran: multidisipliner dengan
1. - IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa menggunakan BEBAS
Indonesia , Matematika, dll
2. - IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa
Indonesia, dll
- Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya
dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan
- Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke
semua mata pelajaran
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
4 Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran Perlu penataan jadwal yang
per minggu akibat perubahan proses tepat, agar pembelajaran
pembelajaran dan penilaian fungsional
5 Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata Sama dengan di SD,
pelajaran dengan hasil dari 12 dapat pembelajaran integratif,
dikurangangi menjadi 10 melalui interdisipliner dan
pengintegrasian beberapa mata multidisipliner dengan
pelajaran: menggunakan BEBAS
- TIK menjadi sarana pembelajaran Semua siswa harus menguasai
1. pada semua mata pelajaran, tidak TIK
2. berdiri sendiri
- Muatan lokal menjadi materi Penggalian budaya yang khas
pembahasan Seni Budaya dan Prakarya Indonesia atau islami
- Mata pelajaran Pengembangan Diri
diintegrasikan ke semua mata
pelajaran
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
6 Bahasa Inggris Akan Dihapus dari Jika dianggap perlu, masuk
Kurikulum SD ekstra kurikuler
7 Untuk SMP, menambah 6 jam Perlu penataan jadwal yang
pelajaran per minggu sebagai tepat, agar pembelajaran
akibat dari perubahan pendekatan fungsional
proses pembelajaran dan proses
penilaian
8 Pelajaran Agama Bertambah Harus ada kesesuaian
Menjadi 4 (Empat) Jam antara hal-hal yang
normatif dan empiris-
problematis
Madrasah dijabarkan
menjadi 10 jam (5 Mapel)
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
9 Kompetensi yang ingin dicapai Pembelajaran harus mampu
adalah kompetensi yang menumbuhkan berbagai
berimbang antara sikap, kecerdasan: SQ, EQ, IQ,
keterampilan, dan AQ, CQ
pengetahuan, disamping cara Menggunakan PAIKEMI
pembelajarannya yang holistik
dan menyenangkan.
10 Proses pembelajaran Menekankan proses dan
menekankan aspek kognitif, produk, bahkan
afektif, psikomotorik melalui mempertimbangkan perilaku
penilaian berbasis tes dan siswa di kelas sebagai
portofolio saling melengkapi bagian dari penilaian akhir
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
11 Alokasi waktu per jam pelajaran Sama dengan sekarang
 SD = 35 menit
 SMP = 40 menit
 SMA = 45 menit

12 Banyak jam pelajaran per minggu Perlu Penjadwalan Mata Pelajaran


 SD: yang lebih tepat
 Kelas I = 30 jam, Madrasah menambah masing-
 kelas II = 32 jam, masing 6 JP (5 mapel)
 kelas III =34 jam,
 kelas IV, V,VI =36 jam
 SMP = 38 jam
 SMA = 39 jam
NILAI STRATEGIS DALAM KURIKULUM 2013
DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN
NO. NILAI STRATEGIS IMPLIKASI
13 Guru tidak perlu menyusun silabus Penguasaan materi oleh guru harus
dan RPP, tetapi lebih terfokus pada dibuktikan dengan membuat peta
penguasaan materi konsep dalam setiap pembelajaran
14 Penilaian lebih ditekankan pada Penilaian integratif dengan
proses dan produk (siswa aktif menekankan pada PSKN dengan
bertanya dihargai sebagai bentuk menggunakan instrumen penilaian
kreatifitas) rubrik
15 Pembelajaran mengedepankan Pembelajaran mengembangkan daya
pengalaman personal melalui nalar dan berfikir kritis serta
observasi (menyimak, melihat, problematis
membaca, mendengar), asosiasi,
bertanya, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan.
16 Proses pembelajaran berpusat pada Pembelajaran aktual dan kontektual
peserta didik (student centered active (bisa dengan CTL
learning) dengan sifat pembelajaran
yang kontekstual
Rancangan Struktur Kurikulum SMP
No Komponen Rancangan
1 Sama dengan SD, akan disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik
SMP dalam ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan
2 Menggunakan mata pelajaran sebagai sumber kompetensi dan substansi pelajaran
3 Menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran [mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta] semua mata pelajaran
5 Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai menjadi 10
melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:
-TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri
-Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya, Prakarya dan Budidaya
-Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
6 IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan
integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya
sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir,
kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan alam dan sosial.
7 Bahasa Inggris diajarkan untuk membentuk keterampilan berbahasa
8 Menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses
pembelajaran dan proses penilaian 63
PENATAAN STRUKTUR KURIKULUM SMP
Struktur Kurikulum Sekarang Struktur Kurikulum Baru
ALOKASI ALOKASI WAKTU
KOMPONEN WAKTU MATA PELAJARAN PER MINGGU [JP]
MINIMAL PER
MINGGU [JP] VII VIII IX
VII VIII IX Kelompok A
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama ( 5 MP) 4/10 4/10 4/10
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Matematika 5 5 5
4. Matematika 4 4 4 5. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 7. Bahasa Inggris 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4 Kelompok B
8 Seni Budaya 2 2 2 1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 3 3 3
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 2 2 2 2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
(termasuk muatan lokal)
10 Keterampilan/Teknologi Informasi & Komunikasi 2 2 2 3. Prakarya (termasuk muatan lokal) 4 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38/ 38/
B. Muatan Lokal 2 2 2 /44 44 44
C. Pengembangan Diri 2* 2* 2*
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 32 32 32

64

Anda mungkin juga menyukai