Teknologi Dan Pembelajaran Bahasa Inggris
Teknologi Dan Pembelajaran Bahasa Inggris
WITH
TECHNOLOGY
SERIES
Teknologi
dan
Pembelajaran
Bahasa
Inggris
SERI
EDITOR
Gumawang Jati
Finita Dewi
EDITOR
Gumawang Jati
Finita Dewi
Editor:
Gumawang Jati
Finita Dewi
Kontributor Penulis:
Gumawang Jati
Yustinus Calvin Gai Mali
Made Hery Santosa
Finita Dewi
Shelia Anjarani
Roghibatul Luthfiyyah
Desainer Cover:
Grace Nathania Sabandar
Tata Letak:
Tia Citra Bayuni
Penerbit:
Perkumpulan Pengajar Bahasa Berbasis Teknologi Informasi
(iTELL)
Jl. Kartini Nomor 15-17, Kota Salatiga, Jawa Tengah
Webiste : http://itell.or.id/
Email : indonesia.tell@gmail.com
KATA PENGANTAR
Gumawang Jati
Presiden iTELL
6 Kata Pengantar
7
DAFTAR ISI
5
Kata Pengantar
Daftar Isi 7
Pendahuluan 8
1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) 15
untuk Menulis dalam Pembelajaran Bahasa
Inggris
Gumawang Jati
2. Membuat Podcast di Kelas Berbicara Bahasa 32
Inggris
Yustinus Calvin Gai Mali
3. Hyflex: Belajar di Konteks Hibrida dan 56
Fleksibel dengan Teknologi
Made Hery Santosa
91
4. Digital Storytelling Project: Kegiatan
Kolaboratif di Kelas Bahasa Inggris
Finita Dewi
5. Optimalisasi Teknologi dalam Pemberian 124
Feedback
Shelia Anjarani
6. Implementasi Assessment for Learning 149
dengan Bantuan Teknologi
Roghibatul Luthfiyyah
Tentang Kontributor 174
8
PENDAHULUAN
Gumawang Jati & Finita Dewi
Gumawang
Jati
&
Finita
Dewi,
Pendahuluan
cocok untuk banyak mata pelajaran, namun karena sifatnya yang
komunikatif, sangat cocok untuk pembelajaran Bahasa. Sebuah proyek
mendongeng digital memungkinkan pelajar untuk mengekspresikan
diri mereka secara kreatif dan menyampaikan makna dengan lebih dari
sekedar kata yang diucapkan. Melalui gambar, video, dan audio, siswa
dapat berbagi, sambil menjalin hubungan yang lebih baik dengan
penonton mereka. Dalam proses mengerjakan proyeknya, siswa akan
belajar tidak hanya Bahasa semata, tetapi juga belajar bekerjasama
dalam sebuah tim. Dalam buku ini langkah langkah melakukan
proyeknya diulas dengan detail, dari perancangan sampai
pembuatannya.
Dalam setiap pembelajaran, diperlukan feedback baik dari guru
atau teman. Tidak mudah untuk menentukan kapan memberi feedback,
menentukan jenis feedback, feedback secara individu, kelompok atau
kelas. Belum lagi ada ‘godaan’ bagi guru untuk memberikan nilai untuk
setiap tugas dan berharap siswa melakukan refleksi proses
pembelajaran berdasarkan nilai yang didapat. Dalam buku ini diulas
bagaimana teknologi bisa berperan dalam memberikan feedback yang
baik. Teknologi mempunyai fitur dasar yang sangat kaya untuk
berkomunikasi antara guru dan siswa, dan akan sangat bermanfaat
untuk digunakan dalam memberikan feedback.
Alat dan cara yang digunakan untuk penilaian kelas bisa
berdampak signifikan pada cara guru mengajar, cara siswa belajar dan
Daftar Pustaka
Ascough, R. S. (2002). Designing for online distance education: Putting
pedagogy before technology. Teaching Theology & Religion, 5(1), 17-29.
Fullan, M. (2013). Stratosphere: Integrating technology, pedagogy and change knowledge.
Pearson
Perrotta, C., Gulson, K. N., Williamson, B., & Witzenberger, K. (2021).
Automation, APIs and the distributed labour of platform pedagogies
in Google Classroom. Critical Studies in Education, 62(1), 97-113, DOI:
10.1080/17508487.2020.1855597
Tsui, A. B., & Tavares, N. J. (2021). The technology cart and the pedagogy
horse in online teaching. English Teaching & Learning, 45(1), 109-118.
Watson, D. M. (2001). Pedagogy before technology: Re-thinking the
relationship between ICT and teaching. Education and Information
Technologies, 6(4), 251-266.
Zhao, Y., Frank, K. A., & Ellefson, N. C. (2006). Fostering meaningful
teaching and learning with technology: Characteristics of effective
professional development. In E. A. Ashburn & Ro. E. Floden (Eds.),
Meaningful learning using technology (pp. 161–179). Teacher College,
Columbia University
1
KECERDASAN BUATAN
(ARTIFICIAL INTELLIGENCE) UNTUK MENULIS
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS
Gumawang Jati
Rekomendasi Sitasi
Jati, G. (2021). Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk menulis
dalam pembelajaran bahasa Inggris. In G. Jati & F. Dewi (Eds.),
Teknologi dan pembelajaran bahasa Inggris (Hal. 13-29). Perkumpulan
Pengajar Bahasa Berbasis Teknologi Informasi (iTELL).
2
MEMBUAT PODCAST DI KELAS BERBICARA
BAHASA INGGRIS
Yustinus Calvin Gai Mali
Gambar 11. Salah Satu Informasi Pada Web “Creative Common Licenses”
Bekar, M., Roe, M.F. & Huh, K. (2021). Language task engagement:
An evidence-based model. The Electronic Journal for English as a Second
Language, 24(4), 1-34.
Healey, D., Hegelheimer, V., Hubbard, P., Ioannou-Georgiou, S., Kessler, G.,
& Ware, P. (2008). TESOL technology standards framework. Teachers of
English to Speakers of Other Languages, Inc. (TESOL).
https://www.tesol.org/docs/default
source/books/bk_technologystandards_framework_721.pdf?sfvrsn=
4bd0bee6_2
Hew, K. F. (2009). Use of audio podcast in K-12 and higher education: A
review of research topics and methodologies. Educational Technology
Research and Development, 57(3), 333–357. https://doi.org/10.1007/s
International Society for Technology in Education (ISTE). (2021). ISTE
standards for students. https://www.iste.org/standards/for-students
mmmEnglish. (2017, January 13). Build your English confidence [Video].
YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=FfwwDCzs2vE
Rekomendasi Sitasi
Mali, Y, C, G. (2021). Membuat podcast di kelas berbicara bahasa Inggris. In
G. Jati & F. Dewi (Eds.), Teknologi dan pembelajaran bahasa Inggris (Hal.
30-53). Perkumpulan Pengajar Bahasa Berbasis Teknologi Informasi
(iTELL)
3
HYFLEX: BELAJAR DI KONTEKS HIBRIDA DAN
FLEKSIBEL DENGAN TEKNOLOGI
Made Hery Santosa
Gambar 15. Jajak Pendapat Asesmen di Konteks Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Nama
My Favourite Food
Kegiatan
Belajar bahasa asing seperti bahasa Inggris, hendaknya
menyasar keterampilan dan komponen berbahasa secara
Deskripsi komprehensif. Dalam kegiatan ini, fokus diarahkan pada
upaya membantu siswa mampu mendeskripsikan sesuatu
di sekitar mereka.
4
DIGITAL STORYTELLING PROJECT:
KEGIATAN KOLABORATIF DI KELAS BAHASA
INGGRIS
Finita Dewi
Dewi,
Digital
Storytelling
Project
100
bersama teman-teman dalam kelompoknya,
kemudian mendiskusikan alasan mereka memilih
“Hobby Ideas” tersebut.
d. Siswa diminta untuk menuliskan hasil diskusi
kelompok mereka dan mengunggahnya di Padlet
(https://padlet.com/)
5
OPTIMALISASI TEKNOLOGI PADA PEMBERIAN
FEEDBACK
Shelia Anjarani
Feedback
Pernahkah kita memberikan sebuah hadiah kepada orang
orang terdekat namun tidak ada respon apapun dari mereka?.
Mungkin kita akan bertanya-tanya, apakah mereka menyukai
hadiah yang kita berikan, apakah mereka sebelumnya sudah
memiliki barang tersebut, apakah barang tersebut perlu diganti,
apakah di masa mendatang kita harus memberikan hadiah yang
berbeda jenis, warna, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Analogi itu dapat kita gunakan juga saat siswa sudah
mengumpulkan tugas yang mereka kerjakan namun tidak ada
umpan balik atau feedback yang diberikan oleh guru. Mereka
mungkin akan bertanya-tanya apakah guru sudah cek tugas yang
dikumpulkan, apakah tugas yang mereka kerjakan sudah betul,
apakah ada yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan, dan lain-lain.
Umpan balik atau feedback merupakan bagian penting yang
tidak dapat dipisahkan pada proses pembelajaran, namun
mayoritas guru tidak mendapat banyak pelatihan bagaimana
memberikan feedback sehingga mengakibatkan feedback menjadi
tidak efektif yang nantinya akan berpengaruh pada hasil
pembelajaran siswa (Corwin & Lortie, 1976). Selain itu, masih
banyaknya miskonsepsi tentang feedback yang dipahami hanya
sebagai sebuah informasi atau komentar yang diberikan oleh guru
pada tugas yang dikerjakan siswa (Boud & Molloy, 2013). Selain
masih banyaknya miskonsepsi tentang feedback, tantangan lainnya
adalah bagaimana memberikan feedback kepada siswa.
Perubahan pedagogi dengan adanya teknologi juga
meluaskan pembahasan tentang feedback saat ini. Apalagi
tantangan yang dihadapi oleh guru saat ini adalah mengubah
proses pemberian feedback secara daring karena situasi pandemi
Covid-19. Sementara itu, pemberian feedback dengan
menggunakan teknologi belum banyak dibahas sebelumnya.
Oleh karena itu, melalui artikel ini kita akan bersama-sama
merefleksikan pemahaman kita tentang feedback dan bagaimana
cara memberikan feedback. Selain itu, artikel ini juga akan
mengeksplorasi beberapa teknologi yang dapat mendukung
Hal tersebut juga diperkuat oleh Boud & Molloy (2013) yang
mengemukakan bahwa hasil dari proses pembelajaran siswa akan
meningkat jika siswa terlibat aktif dalam proses feedback yang
sudah diberikan oleh guru. Terlibat aktif disini maksudnya adalah
siswa dapat memahami lalu menggunakan feedback yang sudah
diberikan. Walaupun guru memberikan feedback pada tugas siswa
secara detil dan menyeluruh, namun efek feedback pada proses
pembelajaran itu akan terlihat pada bagaimana siswa dapat
mengimplementasikan feedback yang diberikan.
Sekarang, kita dapat merefleksikan proses pemberian
feedback kita selama ini, apakah kita sudah benar-benar
memberikan feedback kepada tugas-tugas dan pemahaman siswa
2. Mote (https://www.justmote.me/)
Teknologi lain yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
audio feedback adalah Mote. Jika kita memberikan tugas
30 detik.
Melalui audio feedback, guru dapat menyampaikan feedback lebih
detail dan komprehensif daripada menggunakan feedback tertulis.
Audio feedback juga dianggap lebih efektif dan efisien jika
Rekomendasi Sitasi
Anjarani, S. (2021). Optimalisasi teknologi pada pemberian feedback. In G.
Jati & F. Dewi (Eds.), Teknologi dan pembelajaran bahasa inggris (Hal. 122
146). Perkumpulan Pengajar Bahasa Berbasis Teknologi Informasi
(iTELL).
6
IMPLEMENTASI ASSESSMENT FOR LEARNING
DENGAN BANTUAN TEKNOLOGI
Roghibatul Luthfiyyah
Teacher 1 success
of
intentions
Clarifying
and learning 2 Engineering
criteria classroom effective 3 Providing feedback
discussions
that moves learners
and other
tasks that learning
elicit forward
Peer Understanding
sharing
intentions and 4 Activating students as instructional resources
and learning
criteria
for one another (Peer-Assessment)
for success
Learner Understanding
sharing
intentions and 5 Activating students as the owners of their
and learning
criteria
own learning (Self-Assessment)
for success
Dari lima strategi utama AfL dapat diketahui bahwa praktik
AfL membutuhkan peran aktif guru, peserta didik, dan teman
sejawat untuk terlibat dalam proses penilaian. Penilaian bukanlah
sebuah proses yang membutuhkan interaksi satu arah, melainkan
interaksi dari berbagai arah, yaitu interaksi guru dengan peserta
didik, peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan
peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator yang memonitor,
Penutup
Assessment for Learning (AfL) menekankan pada penilaian
yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran
dengan tujuan untuk memonitor perkembangan belajar peserta
didik dengan cara memberikan umpan balik. Teknologi memiliki
potensi untuk membantu pelaksanaan kegiatan AfL menjadi
lebih efektif dan efisien, misalnya memfasilitasi jalannya diskusi,
pemberian umpan balik, penilaian sejawat, penilaian diri, dan
lain-lain. Namun, esensi dari AfL bukan hanya sebatas
melakukan kegiatan AfL dengan menggunakan teknologi,
melainkan bagaimana peserta didik dan pengajar dapat memaknai
informasi dari kegiatan-kegiatan tersebut untuk meningkatkan
dan memperbaiki kualitas belajar. Selain itu, pengajar perlu
mengenalkan dan melatih peserta didik untuk melakukan
kegiatan AfL yang jarang dilakukan, misal penilaian sejawat dan
penilaian diri. Kedua kegiatan tersebut penting dilakukan agar
Rekomendasi Sitasi
Luthfiyyah, F. (2021). Implementasi assessment for learning dengan bantuan
teknologi. In G. Jati & F. Dewi (Eds.), Teknologi dan pembelajaran bahasa
Inggris (Hal. 147-171). Perkumpulan Pengajar Bahasa Berbasis
Teknologi Informasi (iTELL).
Tentang Kontributor
Penerbit:
Perkumpulan Pengajar Bahasa Berbasis
Teknologi Informasi (iTELL)
Jl. Kartini Nomor 15-17, Kota Salatiga,
Jawa Tengah
Webiste : http://itell.or.id/
Email : indonesia.tell@gmail.com